Pages

Thursday, June 20, 2024

Raja Salman Batal Beli Bila Korsel Mendepak Indonesia dari Program KF-21 Boramae

 


Korea Selatan tengah mempertimbangkan masak-masak untuk mengeluarkan Indonesia dari program KF-21 Boramae.  Alasan Korsel mengeluarkan Indonesia karena adanya tudingan pencurian data KF-21 Boramae. Tudingan pencurian data KF-21 Boramae yang diduga dilakukan insinyur Indonesia cukup membuat Korsel resah.

Akan tetapi sampai saat ini tak ada titik terang apakah insinyur Indonesia benar mencuri data KF-21 Boramae atau tidak.  Tudingan Korsel kepada Indonesia sangat serius. Bila tak terbukti bisa saja pemerintah Indonesia mengambil tindakan drastis yang akan mempengaruhi hubungan diplomatik antar kedua negara.

Sejatinya Korsel ingin mencari rekanan lain di KF-21 Boramae. Agar tidak tergantung dari iuran modal Indonesia. Uni Emirat Arab (UEA) disebut tertarik masuk ke program KF-21 Boramae. Ada pula Arab Saudi yang menyatakan ingin bergabung dalam proyek KF-21 Boramae.

"Korea Selatan disebut-sebut tengah mengintensifkan upaya untuk menarik perhatian dua negara Teluk Arab yang kaya, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) untuk menjadi mitra dalam program pengembangan pesawat tempur generasi 4,5 yang tengah dikembangkannya, KF-21 Boramae," lapor Defence Security Asia.

Manajer Regional KAI untuk Asia, Park Sangshin sudah mengetahui kabar di atas. Ia hanya mengatakan jika pengembangan KF-21 Boramae bakal sampai ke tahap jet tempur generasi keenam.

Maka jangan ragu akan roadmap keberlangsungan hidup KF-21 Boramae.

 

"KF-21 (Boramae) adalah pesawat tempur generasi 4,5 tetapi akan memiliki platform generasi ke-5, yang berarti tidak hanya generasi ke-5 tetapi dapat ditingkatkan menjadi pesawat tempur generasi ke-6 di masa mendatang," jelasnya.

 

Presiden UEA Mohamed bin Zayed Al-Nahyan sudah mengunjugi Korsel. Ia bertemu dengan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol untuk membahas investasi UEA ke Seoul.

Salah satu senjata yang dibeli UEA dari Korsel ialah sistem hanud jarak menengah KM-SAM II.

"Kunjungan Presiden Korea Selatan ke UEA tahun lalu juga terjadi setelah pemerintah Abu Dhabi dilaporkan menandatangani perjanjian dengan perusahaan pertahanan Korea Selatan untuk mengakuisisi sistem pertahanan udara jarak menengah KM-SAM Blok II senilai US$3,6 miliar," jelasnya.  Arab Saudi pun juga membeli KM-SAM II.

 

Akan tetapi berbeda dengan KF-21 Boramae. Raja Salman dari Arab Saudi akan memutuskan membeli KF-21 Boramae jika Indonesia tak didepak dari program. Hal ini supaya Arab Saudi bisa melihat sejauh mana performa KF-21 Boramae dari negara pelanggan pertama yakni Indonesia.

 

"Jika Indonesia mengkonfirmasi kinerja KF-21, kita dapat berada dalam posisi yang menguntungkan dalam negosiasi dengan negara-negara ekspor potensial seperti Polandia dan Arab Saudi," jelas seorang pejabat DAPA Korsel dikutip dari Biz New Daily pada 10 Mei 2024. Laku tidaknya KF-21 Boramae tergantung kesan pertama Indonesia memakainya.*


sumber zona jakarta

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

No comments:

Post a Comment

DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK

BERITA POLULER

BACA JUGA: