Pages

Showing posts with label PEACKEEPER SENTUL. Show all posts
Showing posts with label PEACKEEPER SENTUL. Show all posts

Tuesday, December 20, 2011

Peacekeeping Center untuk Kesiapan RI Pelihara Perdamaian Dunia

Jurnas.com | PUSAT pasukan perdamaian (peacekeeping center) sengaja dibangun dengan taraf internasional. Alasannya, intensitas, partisipasi dan kontribusi Indonesia dalam berbagai tugas-tugas pemeliharaan perdamaian sangat tinggi.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan, Indonesia negara yang sangat aktif berkontribusi pada misi pemeliharaan perdamaian dunia. Di mana pun mengemban tugas, dunia menilai kontingen Indonesia berprestasi yang baik.

“Penilaian ini wajib kita pertahankan bahkan terus kita tingkatkan," kata Presiden, di Sentul, Bogor, Senin (19/12). Alasan lain adalah, pengalaman Indonesia dalam berbagai penugasan peace keeping association.

Di bekas negara Yugoslavia, Indonesia mendapat apresiasi tinggi karena disiplin, spirit, kinerja, bahkan hubungan para peacekeeper Indonesia dengan masyarakat lokal, baik. “Kita dinilai sebagai good luck,” kata Presiden.

Di Bosnia, Indonesia tidak terlalu banyak menempatkan posisi kepemimpinan. Padahal Indonesia punya 650 perwira dan military observer dari 38 negara. Tenyata ada hambatan bahasa dan pengetahuan tentang peacekeeping missionitu sendiri.

Pengalaman lainnya, 3-5 persen anggota Kontingen Indonesia, TNI dan Polri, perwira dan bintara yang dipulangkan kembali ke Indonesia. Padahal baru dua minggu berada di Bosnia. “Itu karena mereka tidak lulus mengemudi dan tidak lulus bahasa Inggris,” katanya.

Indonesia juga pernah mendapat penawaran menambah kontingennya satu batalyon mekanik karena akan didirikan komando baru. Indonesia ditawari untuk menempatkan jenderal berbintang dua untuk menjadi pos commander, jika satu batalyon itu bisa ditambahkan. “Ternyata kita tidak siap,” katanya.



jurnas

Monday, December 19, 2011

Jaga Merah Putih dan tetap waspada Senin, 19 Desember 2011



Bogor (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta kepada seluruh pasukan TNI yang tergabung dalam misi perdamaian PBB di mana pun untuk selalu menjaga kejayaan Merah Putih dan waspada guna keberhasilan misi.

"Jaga Merah Putih dan nama baik Bangsa Indonesia, serta tetap waspada," katanya saat melakukan telewicara dengan para prajutit TNI yang tergabung dalam misi perdamaian PBB di Lebanon, Kongo dan Haiti, di Sentul, Bogor, Senin.

Presiden Yudhoyono mengawali telewicaranya dengan Sekretaris PBB Untuk Misi Perdamaian Herve Ladsous didampingi Duta Besar RI untuk PBB Hasan Kleib.

Dalam perbincangan dengan Ladsous, Presiden menyampaikan visi dan misi Indonesia mendirikan Pusat Perdamaian dan Keamanan Indonesia, yang antara lain menyiapkan prajurit TNI yang akan bergabung dalam misi perdamaian PBB.

"Kami ingin menyiapkan prajurit kami untuk lebih siap dan lebih kapable, dalam menjalankan setiap misi perdamaian PBB di mana pun," katanya.

Terkait itu, Presiden Yudhoyono juga menyampaikan terimakasih atas kepercayaan PBB dalam mengikutsertakan Indonesia dalam setiap misi pemeliharaan PBB.

"Kami juga telah mengundang Sekjen PBB Ban Ki Moon untuk bisa melihat fasilitas di Pusat Pemeliharaan Perdamaian di Sentul, sekaligus membuka peluang apa saja yang bisa dikerjasamakan atau diberikan Indonesia dalam setiap misi perdamaian PBB," ujarnya.

Sedangkan kepada prajurit TNI yang tengah menjalankan misi pemeliharaan perdamaian PBB di Kongo, Lebanon, Haiti, Presiden mengingatkan untuk selalu menjaga nama baik bangsa dan menjaga profesionalisme sesuai kode etik misi pemeliharaan perdamaian PBB.

"Saya berharap, kalian dapat berbuat dan memberikan yang terbaik untuk setiap misi yang diemban di mana pun," katanya.

Khusus bagi prajurit yang tergabung dalam misi perdamaian di Lebanon, Kepala Negara mengatakan," perkembangan situasi di Timur Tengah senantiasa mendapat sorotan khusus internasional,".

"Karena itu, berbuatlah yang terbaik, jaga `Merah Putih` dan nama baik bangsa serta tetap waspada, jangan lengah, junjung tinggi nama baik Indonesia, karena misi perdamaian di Lebanon juga diprakarsai Indonesia dengan lebih dulu mengupayakan gencatan senjata," katanya.

Sedangkan untuk di prajurit TNI yang tergabung dalam misi perdamaian PBB di Haiti, Presiden meminta untuk berperan aktif dalam menciptakan perdamaian di wilayah itu, untuk mempermudah proses rekonstruksi dan rehabilitasi pascagempa bumi yang mengakibatkan 200 ribu orang meninggal dan 1,5 juta orang kehilangan tempat tinggal.

Didampingi Menhan Purnomo Yusgiantoro dan Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono dan beberapa menteri lainnya, Yudhoyono secara bergantian berbincang dengan Komandan Misi Perdamaian PBB di Kongo (Monusco) Jenderal Chander Prakash.

Pada kesempatan itu, Prakash menyampaikan awal mula dibentuknya misi perdamaian PBB di Kongo, dan perkembangan keamanan di wilayah itu terkait pelaksanaan Pemilu di negeri itu.

Kepala negara juga berbincang dengan Komandan Satuan Tugas (Satgas) Kompi Zeni TNI Konga XX-H/Monusco Letkol Czi Widiyanto, yang menyangkut tugas kontingen TNI dalam misi PBB di Kongo.

Presiden Yudhoyono juga berbincang dengan Wakil Komandan Misi Perdamaian PBB di Lebanon Selatan (UNIFIL) Brigjen Santi Bonfanti dan Komandan Kontingen Garuda Kolonel Darmawan Bakti terkait misi pemeliharaan perdamaian di Lebanon, dan tugas kontingen TNI di wilayah itu.

Terakhir Yudhoyono berbincang dengan Wakil Komandan Misi Perdamaian PBB di Haiti (Minustah) Felicio de Los Santos dan Komandan Konga XXXII-A Kolonel Winarno, terkait misi PBB di Haiti dan peran TNI yang dijalankan di wilayah itu.

Sejak 1957, Indonesia telah mengirimkan 24.284 personel militer dalam misi perdamaian PBB.



ANTARA

Sunday, December 18, 2011

Presiden Resmikan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian



 
Jurnas.com | PRESIDEN Susilo Bambang Yudhoyono akan meresmikan fasilitas Pendidikan dan Pelatihan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) di Indonesian Peace and Security Center (IPSC) di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Senin (19/12) pukul 09.00 WIB.

Presiden akan didampingi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh dan Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono.

Fasilitas diklat PMPP menjadi pusat pendidikan bagi prajurit TNI yang akan bertugas menjadi pasukan perdamaian PBB. Tempat ini memiliki fasilitas dan pendidikan, antara lain Pusat Pelatihan Penanggulangan Terorisme, Pusat Pelatihan Penanggulangan Bencana, Pusat Pelatihan Bahasa, dan Markas Pasukan Siaga TNI.

Pangkalan PMPP terletak di Desa Sukahati, Kecamatan Citeureup, Sentul, Kabupaten Bogor, dengan luas tanah 261,712 hektare. Kawasan IPSC terdiri dari lima areal atau 5 in 1, yaitu areal Pusat Pemeliharaan Perdamaian seluas 242,712 ha, Pusat Pelatihan Penanggulangan Terorisme (7 ha), Markas Pasukan Siaga TNI (4 ha), Pusat Pelatihan Penanggulangan Bencana (4 ha), dan Pusat Bahasa seluas 2,1 hektare. Selain itu juga dibangun rumah dinas di atas lahan seluas 18,2 ha.

Pada kegiatan tersebut, Presiden Yudhoyono akan meninjau sejumlah fasilitas yang dimiliki PMPP, sebagai salah satu fasilitas pendidikan misi perdamaian dan keamanan terbesar di Asia Tenggara.

Dalam peresmian itu Presiden juga dijadwalkan melakukan telewicara dengan prajurit TNI yang tengah menjalankan misi pemeliharaan perdamaian di Lebanon Selatan. Presiden juga akan menyerahkan baret biru PBB yang pernah digunakan Yudhoyono saat menjadi prajurit TNI yang tergabung dalam misi serupa di Bosnia, sebagai koleksi museum PMPP.

Seluruh pembangunan PMPP akan diselesaikan pada tahun anggaran 2013. Saat ini, proses pembangunan sudah mencapai 62 persen. Antara

JURNAS

Menhan: Tujuh Manfaat Kawasan Peacekeeping Center Sentul
 
Jurnas.com | MENTERI Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan sesuai arahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, kawasanpeacekeeping center akan digunakan untuk tujuh kegiatan. Pertama, Pusat Pemeliharaan Perdamaian. Kedua, Markas Pasukan Siaga; Ketiga, Pusat Latihan Penanggulangan Terorisme. Keempat, Pusat Pelatihan Penanggulangan Bencana; Kelima, Pusat Bahasa; Keenam, Kampus Universitas Pertahanan, dan Ketujuh, Kegiatan Olahraga Militer baik nasional dam internasional.

Demikian laporan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro pada acara Peresmian Fasilitas Pendidikan dan Latihan Pusat Pemeliharaan Perdamaian di Desa Sukahati, Kecamatan Citeureup, Sentul, Kabupaten Bogor, Senin (19/12).

Menurut Menhan, pada acara peresmian hadir sekitar 900 undangan, juga hadir para sesepuh Pasukan Pemelihara Perdamaian atau veteran perdamaian. Mereka pernah bertugas dalam misi perdamaian di berbagai negara.

Menurut Purnomo, pembangunan fasilitas pendidikan dan latihan Pusat Pemeliharaan Perdamaian secara bertahap dimulai dengan pembebasan tanah. Pada tahun 2010, pembangunan fisik dilaksanakan secara swakelola oleh Direktorat Zeni TNI AD dan secara kontraktual.

Menhan juga melaporkan bahwa pada akhir tahun 2011 ini pekerjaan fisik dari fasilitas perdamaian telah mencapai 70 persen selesai. Rencana ini ditargetkan selesai seluruhnya pada tahun 2013. Namun demikian, pada saat ini fasilitas opperasional pusat pemeliharaan perdamaian sudah dapat digunakan atau dimanfaatkan untuk pendidikan dan latihan.

Pada acara ini, hadir Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, para menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, para Duta Besar negara sahabat.

JURNAS

Besok, Presiden Resmikan Peacekeeping Center di Sentul



 
Rusman / presidensby.info
Jurnas.com | PRESIDEN Susilo Bambang Yudhoyono akan meresmikan penggunaan Peacekeeping Center di Sentul, Bogor, Senin (19/12) besok. Demikian informasi dari salah seorang Staf Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan di Jakarta, Minggu (18/12).

Sebelumnya, Presiden SBY dalam upacara HUT ke-66 TNI di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, pada Rabu (5/10) mengatakan, Peacekeeping Center di kawasan Santi Dharma, Sentul, Bogor sudah dapat digunakan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) akhir tahun ini untuk pendidikan dan pelatihan.

"Akhir tahun ini akan gunakan Peacekeeping Center di kawasan Santi Dharma Sentul sebagai sarana pendidikan dan latihan bersama untuk operasi perdamaian, penanggulangan bencana, penanganan terorisme dan stand by force atau satuan tempur mekanis," kata Presiden SBY.

Menurut Presiden, TNI juga telah menunjukkan kepatuhan pada politik negara dengan menjunjung tinggi demokrasi dan penghormatan HAM, serta patuh pada hukum nasional. TNI pun dinilai telah memberi komitmen terbaik, mengingat akhir-akhir ini menghadapi sejumlah gangguan keamanan dalam negeri. Sebagai contoh, gangguan ketertiban masyarakat baik berupa teror, benturan fisik masyarakat, konflik horizontal, dan aksi kelompok kecil separatis di Papua.

"Tentu harus kita cegah dan hentikan. Meski masalah keamanan dan ketertiban masyarakat jadi tanggung jawab polisi, tapi TNI harus ikut serta," kata SBY.

sumber : jurnas

BERITA POLULER