Indonesia Defence- Jet tempur
generasi 4,5 KF-21 “Boramae” berhasil menyelesaikan uji terbangnya yang
ke-1.000 pada tanggal 29 November tanpa kecelakaan apa pun, memperkuat
reputasinya sebagai salah satu pesawat tempur teraman yang sedang dikembangkan.
Tonggak sejarah ini menandai
pencapaian penting bagi Korea Aerospace Industries (KAI) dan jet tempur yang
sedang dikembangkan, yang menyoroti standar keselamatan, keandalan, dan
kesiapannya yang tinggi saat menjalani pengujian ketat untuk memenuhi tolok ukur
operasional yang ketat.
KAI sekarang bertujuan untuk
menyelesaikan 1.000 penerbangan uji tambahan untuk mencapai target 2.000
penerbangan yang direncanakan.
Sejak penerbangan perdananya pada
Juli 2022, KF-21 “Boramae” telah menjalani serangkaian penilaian komprehensif,
termasuk uji kecepatan supersonik, manuver ketinggian tinggi, dan pengujian
avionik.
Upaya ini menggaris bawahi peran
penting program tersebut dalam memperkuat kemampuan pertahanan Korea Selatan
dan memajukan kemandirian dalam teknologi militer.
“Menyelesaikan 1.000 penerbangan
bebas kecelakaan tidak hanya membuktikan keselamatan pesawat tetapi juga
mencerminkan keahlian teknis tim teknik dan pengujian KAI.
Pencapaian ini menunjukkan
komitmen Korea Selatan terhadap jaminan kualitas yang ketat dan pengembangan
pesawat militer kelas dunia.”
Saat KF-21 berkembang ke tahap
pengujian berikutnya, termasuk integrasi senjata dan evaluasi operasional, ia
terus melambangkan ambisi Korea Selatan untuk memimpin dalam teknologi pesawat
tempur generasi 4,5.
Kemajuan program ini memperkuat
keyakinan KAI dalam menyediakan pesawat terbang canggih yang mampu mengatasi
tantangan pertahanan modern sekaligus meningkatkan kemitraan keamanan regional
dan internasional.
Diluncurkan pada tahun 2015,
program pengembangan KF-21 diperkirakan menelan biaya $6,59 miliar (RM26,36
miliar).
KAI berencana untuk mengirimkan
20 jet KF-21 Blok 1, yang dirancang untuk misi udara-ke-udara, pada tahun 2026,
diikuti oleh 80 unit Blok 2 untuk misi udara-ke-darat pada fase berikutnya.
Kontrak senilai $1,41 miliar (RM 6,65
miliar) untuk produksi 20 jet KF-21 Blok 1 ditandatangani antara KAI dan
Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA) Korea Selatan.
“Berdasarkan perjanjian tersebut,
KAI akan memproduksi 20 jet tempur dan memberikan dukungan logistik, manual
teknis, dan pelatihan.
Pesawat ini akan bertugas di
Angkatan Udara Republik Korea (ROKAF) pada akhir tahun 2026,” menurut laporan
media Korea Selatan.
ROKAF berencana untuk
mengoperasikan 100 hingga 120 jet KF-21 “Boramae” pada tahun 2032, menggantikan
pesawat tempur F-4 “Phantom” dan F-5 yang sudah tua.
Korea Selatan bermaksud
menjadikan KF-21 “Boramae” sebagai tulang punggung ROKAF, memainkan peran
krusial dalam potensi konflik di Semenanjung Korea.
KAI juga dikabarkan berniat
mengekspor KF-21 “Boramae” kepada pembeli yang berminat.
Perusahaan telah mengidentifikasi
beberapa pelanggan potensial, terutama negara-negara yang sudah mengoperasikan
pesawat tempur ringan FA-50/T-50, seperti Thailand, Filipina, Polandia, dan
Malaysia.
Dengan perkiraan biaya per unit
sebesar $65 juta (RM 306 juta), sebagaimana dilaporkan oleh media pertahanan
internasional, KF-21 (kemungkinan Blok 10) dihargai lebih rendah daripada jet
tempur generasi 4,5 lainnya, seperti Rafale dan Eurofighter Typhoon.
Sementara itu, Hanwha Aerospace
baru-baru ini mengumumkan keberhasilan mendapatkan kontrak senilai $336,9 juta
dari KAI untuk memasok komponen bagi KF-21 “Boramae.”
Berdasarkan perjanjian tersebut,
Hanwha Aerospace akan mengirimkan komponen utama, termasuk unit daya tambahan,
serta komponen sistem propulsi, pendaratan, penggerak, dan bahan bakar, untuk
batch produksi awal KF-21 hingga tahun 2028.
Pada bulan Juni, Hanwha Aerospace
juga menandatangani kontrak dengan DAPA untuk memasok mesin bagi program KF-21.
– DSA
sumber : ASIA DEFENCE SCURITY
No comments:
Post a Comment
DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK