Pages

Showing posts with label LAPAN. Show all posts
Showing posts with label LAPAN. Show all posts

Sunday, August 5, 2012

Indonesia siap luncurkan roket RX-550




Jakarta (ANTARA News) - Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta, mengatakan tahun ini Indonesia sudah siap meluncurkan roket RX-550 (Kaliber 550mm) dengan jangkauan 300 km yang akan membawa peralatan pengukur atmosfer.

"Kita sedang mengembangkan roket RX-550 dan siap meluncurkannya tahun ini," kata Menristek dalam jumpa pers tentang peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-17 di Jakarta, Jumat.

Roket RX-550 yang merupakan roket terbesar yang pernah dikembangkan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menjadi bukti atas kemampuan bangsa Indonesia mengembangkan teknologi tinggi, ujarnya.

Sementara itu, Kepala Lapan Bambang Tedjasukmana mengatakan, setelah Idul Fitri atau sekitar akhir Agustus hingga September pihaknya akan melakukan uji statik roket RX-550 untuk yang kedua kalinya.

"Uji statik roket ini merupakan uji di darat untuk mengetahui kinerjanya misalnya daya dorongnya saat akan tinggal landas, atau kemulusannya saat dinyalakan," katanya.

Setelah uji statik bisa dilalui, RX-550 akan diuji terbang, agar tahun depan roket ini bisa diluncurkan, ujarnya.

Untuk peluncuran tersebut, ujar Bambang, pihaknya akan bekerja sama dengan Pemda Morotai, Maluku Utara, karena RX-550 akan diterbangkan dari Morotai yang lokasinya sangat bagus untuk peluncuran roket.

"Morotai itu langsung menghadap Pasifik, jadinya roket Sonda ini akan langsung dilepas di atas samudra Pasifik untuk keperluan pengukuran atmosfer," katanya.

Mobil Listrik

Menristek dalam kesempatan sama juga menyebutkan bahwa Indonesia menargetkan sudah bisa memproduksi mobil listrik sendiri pada 2018, setelah prototipe produksi dihasilkan.

"Saat ini kita baru di level lima dari sembilan level yang harus dilalui dalam technology readyness level," katanya.

Soal mobil listrik, ujarnya, segala komponennya sudah siap dibuat di dalam negeri, selain itu pemerintah juga sudah siap membangun stasiun-stasiun pengisian energi listrik bagi batere mobil tersebut, namun komponen baterenya yang masih tergantung pada impor akan terus dilakukan riset. 


sumber : ANTARA

Monday, July 23, 2012

TNI AL Manfaatkan Pesawat Tanpa Awak Milik Lapan


23 Juli 2012
Skywalker UAV (photo : Lapan)


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut akan memanfaatkan pesawat intai tanpa awak (UAV) milik Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) untuk menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pemanfaatan teknologi penginderaan jauh itu ditandai dengan penandatanganan Piagam Kesepakatan Bersama yang dilakukan oleh Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Soeparno dan Kepala LAPAN Bambang S Tejasukmana, di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi kedirgantaraan, di Mabesal, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin.
KSAL Laksamana TNI Soeparno, mengatakan, kerja sama yang dilakukannya itu ada jangka pendek dan jangka panjang. Jangka pendeknya, meningkatkan kapasitas atau kualitas SDM dengan cara pelatihan bersama, saling memberi, saling tukar informasi.
Sementara, jangka panjang memanfaatkan teknologi penginderaan jauh, seperti penggunaan satelit dan pesawat intai tanpa awak (UAV). "Kerja sama ini dapat membantu tugas TNI AL dalam menjaga kedaulatan negara, seperti pengawasan kapal-kapal yang melintas di perairan Indonesia. Pulau-pulau terluar juga akan diawasi," kata KSAL.
"Untuk pertama ini, kita akan coba lima tahun. Mungkin nanti ditambah lagi lima tahun. Mungkin setelah 10 tahun sudah tercapai apa yang kita inginkan," katanya seraya berharap melalui kerja sama ini pengamanan laut bisa lebih optimal.
Kepala LAPAN Bambang S Tejasukmana, mengatakan, teknis bantuan yang diberikan LAPAN kepada TNI AL, yakni pesawat intai tanpa awak (UAV) dan satelit sebagai penginderaan jauh untuk melakukan pengamatan di daerah laut.
Quadrotor UAV (photo : Lapan)


"Kita akan membangun satelit yang bisa dipakai angkatan laut, umumnya TNI. Kami mencoba membangun kemampuan LAPAN ini yang bisa mendukung kegiatan di TNI AL. Satelit yang akan dibangun membawa sensor sistem identifikasi otomatis," katanya
Menurut dia, tidak ada target pencapaian karena antariksa itu infrastruktur penting untuk pertahanan. "Jadi tidak terbatas. Proyeksi ini akan terus diulang lima tahun dan diulang lagi sampai jelas bentuknya. Lima tahun ini kita lebih fokus ke penginderaan jauh, pemantauan pulau kecil, pemanfaatan satelit untuk kegiatan TNI AL," kata Bambang.
Ruang lingkup kerja sama itu, meliputi bidang penelitian, pengkajian, pengembangan, pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) kedirgantaraan. Iptek kedirgantaraan itu sendiri mencakup, penginderaan jauh, sains dirgantara dan teknologi kedirgantaraan.
Selain itu, kedua instansi juga bekerja sama dalam bidang pertukaran ilmu pengetahuan, data, informasi, dan tenaga ahli serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia.

Friday, June 8, 2012

Geliat Roket Pertahan 122 ( R-Han 122)


7 Juni 2012, Yogyakarta: Kementerian Riset dan Teknologi akan mengembangkan sekitar 1.000 roket untuk melengkapi alat utama sistem persenjataan Tentara Nasional Indonesia sebagai pertahanan negara.


Kalau kita lihat di media eletronik ( Internet ) Indonesia Akan memproduksi 1000 unit Roket Pertahanan  kali ber 122( R-han 122) made In Indonesia hasil karya anak bangsa.  Tentunya kita sebagai anak bangsa turut berbangga hati karena kita bangsa Indonesia sudah mampu membuat Roket Pertahanan sendiri tanpa harus bergantung lagi oleh pihak luar negeri.
slv-1 lapan

Dengan munculnya Indonesia dikancah Internasional sebagai negara yang sedang mengembangkan Roket tentunya akan menambah produsen Roket yang telah ada (Beberapa negara yang telah memiliki program pengembangan roket diantaranya Rusia, Amerika, Perancis, China, India, Jepang Korea Utara, Iran dan Pakistan.). dan Indonesia akan sangat diperhitungkan di kawasan.
.

RX-520




Tidak hanya itu Indonesia Lewat Lapan sedang membuat program SLV-LAPAN rencana akan diluncurkan di tahun 2014 tepatnya di pulau enggano, Kalau lah sukses SLV Satellite Launch Vehicle ini hmm gak bisa dibayangkan kalau Roket tersebut di beri Warhead ( hulu ledak ) , R-han 122 memiliki jangkau 15-20 Km nah kalau SLV? anda sendiri yang menjawabnya.

Kemandirian Indonesia dalam membuat roket sontak membuat negara tetangga ingin mengamati perkembangannya bahkan ada yang berkunjung ke LAPAN dengan dalih kejasama dengan harapan mereka mendapat Ilmunya.

R-han 122 nantinya akan di pakai oleh TNI AL dan di pasang di kapal-kapal Perang Indonesia, Kita berharap SLV-LAPAN itu sebagai embrio dari S-300, S-400, S-500 bahkan tidak menutup kemungkinan kita bisa buat Rudal setara Rudal Balistik Iskander. 
. slv 1-lapan
Harapan Admin Geliat R-Han 122 ini mempunyai efek deterance dan menaikkan harga diri bangsa Indonesia , Kenapa Cina mau TOT Rudal C705? karena mereka tau Indonesia punya Ahli - Ahli Roket Yang mumpuni, Kita dukung terus peroketan Indonesia , Bravo LAPAN dan Industri Pertahanan lainya.
RX-420

 Kalau kita lihat Foto-Foto ROKET LAPAN diatas. Iskander,s300,s400.s500 dah di pelupuk mata kita, tinggal pemerintah melalui kemenhannya mau tidak?

By Indra wijaya
@Indonesia Defenece 2012

Wednesday, June 6, 2012

Indonesia Akan Orbitkan Satelit Bikinan Sendiri


05 Juni 2012
Satelit Lapan A2, 100% buatan Indonesia (photo : Lapan)
Indonesia Akan Terbitkan Satelit Baru 
TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Bidang Teknologi Dirgantara Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Soewarto Hardhienta mengatakan LAPAN akan mengorbitkan satu satelit bikinan Indonesia pada Agustus mendatang.
“Itu satelit seluruhnya bikinan Indonesia,” kata Soewanto di kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Senin siang, 4 Juni 2012.
Satelit yang akan diorbitkan itu diberi nama LAPAN-A2. Ia mengatakan LAPAN menyertakan tiga perangkat utama dalam satelit tersebut. Perangkat pertama adalah pemotret Bumi. Nantinya Indonesia bisa memotret Bumi dari angkasa dengan satelit tersebut.
Perangkat kedua adalah pembaca sinyal kapal. Dengan perangkat tersebut, pemerintah bisa mengetahui setiap kapal besar yang memasuki wilayah perairan Indonesia. “Kapal secara otomatis mengirim sinyal yang akan ditangkap satelit,” kata Soewarto.
Kapal-kapal yang mampu dilacak oleh satelit itu umumnya adalah kapal besar. Satelit belum bisa menangkap keberadaan kapal nelayan kecil yang umumnya terbuat dari kayu. “Selama ada pengirim sinyal, bisa dilacak,” katanya.
Perangkat ketiga adalah penunjang komunikasi radio amatir. Perangkat tersebut akan sangat berguna bagi proses penanggulangan bencana. Ini untuk menjamin alat komunikasi radio amatir tetap menyala dalam situasi genting. “Kalau saat bencana, umumnya alat komunikasi konvensional mati,” ujarnya.
Satelit tersebut akan diorbitkan menggunakan sebuah roket peluncur satelit dari India. Soewarto mengatakan Indonesia belum menguasai teknologi roket peluncur satelit, sehingga pengorbitan satelit dilakukan di India.

Monday, June 4, 2012

SAAT SUKHOI MELINTAS, GUNUNG SALAK TERTUTUP AWAN

Analisis Lapan
$
Jakarta, Lapan.go.id – Guna melengkapi data-data terkait kecelakaan pesawat Sukhoi pada 9 Mei 2012, Lapan menganalisis kondisi atmosfer saat kejadian tersebut. Analisis tersebut berdasarkan data pantauan satelit MTSAT.
Data satelit MTSAT menunjukkan bahwa di Gunung Salak terdapat awan yang tebal dan aktif pada saat pesawat Sukhoi melintas. Pada waktu tersebut sekitar gunung salak sedang tertutup_a~an lebih dari 70 persen.
Ilustrasi perbandingan ketinggian Gunung Salak dengan awan (Kanan). Data liputan awan dari satelit MTSAT pada pukul 15.00 WIB.
Indeks konveksi menunjukkan nilai berkisar 30, artinya suhu puncak awan mencapai -48°C. Diperkirakan puncak awan berada pada ketinggian 11.231 kilometer atau 37.436 kaki.
Data satelit tersebut menunjukkan adanya pergerakan awan dari arah timur ke barat pada 09 Mei 2012 sejak pukul 11.00 hingga 17.00 WIB. Pada pukul 11.00 WIB, bibit awan baru terlihat, kemudian awan terus bergerak ke arah barat dan melewati Gunung Salak. Pada pukul 14.00 hingga 15.00 WIB, awan telah menutupi Gunung Salak.
Menurut Deputi Bidang Sains, Pengkajian, dan Informasi Kedirgantaraan Lapan, Prof. Dr. Thomas Djamaluddin mengatakan, data tersebut memberi gambaran bahwa saat kejadian, pesawat dikepung awan. Namun, analisis pendukung mengungkapkan bahwa awan tinggi di sekitar Gunung Salak bukanlah bagian awan Cumulus Nimbus (Cb), melainkan awan tinggi biasa.
Dalam peristiwa ini, Lapan hanya mengkaji mengenai kondisi atmosfer di lokasi kejadian. Pengaruh cuaca atau kondisi atmosfer ini belum tentu menjadi penyebab kecelakaan pesawat Sukhoi. Penyebab kecelakaan ini masih menunggu hasil analisis dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). 

SUMBER LAPAN

KUNJUNGAN ARSM KE LAPAN PEKAYON


Jakarta, Lapan.go.id – Rabu (23/05), Sembilan anggota delegasi Agensi Remote Sensing Malaysia (ARSM)- Kementrian Sains, Teknologi dan Inovasi Malaysia, mengunjungi Kedeputian Teknologi Penginderaan Jauh Lapan di Pekayon, Jakarta Timur. Kepala Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh (Ka Pusfatja) Lapan, Ir. Agus Hidayat M.Sc. dan Kepala Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh (Ka Pustekdata) Lapan, Dr. Orbita Roswintiarti M.Sc menyambut baik kunjungan ini.
Ke Pustekdata Lapan sedang menerangkan kegiatan penginderaan jauh Lapan kepada anggota delegasi ARSM
Ka Pusfatja menyampaikan bahwa Kunjungan ini merupakan pelaksanaan rencana kerja sama antara Lapan dan ARSM tentang Forrest Fire System dan monitoring Fishering. Selain itu, kami juga berkeinginan untuk sharing mengenai program Positioning Farming yang dilakukan oleh ARSM.
Di hadapan sembilan anggota delegasi yang dipimpin Direktur Aplikasi Remote Sensing – ARSM, Zuraimi Suleiman, Ka Pustekdata menambahkan bahwa Lapan masuk dalam komunitas seperti Asean Cost, Scosa, dan organisasi dunia lainnya. Lapan juga menjadi penyedia data untuk Reducing Emission from Deforestation and Forest Degradation (REDD).
Lapan memiliki fasilitas stasiun bumi penginderaan jauh di Sulawesi Selatan, Bogor, dan Papua. Stasiun bumi ini dapat memantau seluruh wilayah Indonesia. Stasiun bumi ini ditunjang oleh akuisisi satelit data Landsat, Modis, SPOT 6/7 secara kontinu, dan juga menerima data dari satelit ALOS 2. Lapan saat ini sedang membangun Crisis Center Disaster. Pada 2013 nanti, Lapan menjadi sentral penyedia data untuk remote sensing di Indonesia.
Pimpinan delegasi ARSM mengatakan, "Banyak hal yang dapat kami dapatkan sepulang kami dari Lapan ini, dan hal ini memberi inspirasi bagi kami untuk membangun pesawat sendiri serta membangun Remote Sensing Malaysia". "Kami memerlukan banyak bimbingan dari Lapan, kami berterima kasih atas bantuannya, semoga kerja sama ini bermanfaat untuk kemajuan kedua negara," tuturnya.
Dalam kunjungannya, anggota delegasi ARSM mengikuti dua kegiatan pelatihan yang berlangsung 23 Mei sampai dengan 1 Juni 2012. Pelatihan meliputi Training Fisheries Application dan Training tentang Aktifitas Lapan terkait dengan kebakaran hutan dan lahan.

SUMBER : LAPAN

KUNJUNGAN DELEGASI MALAYSIA KE LAPAN



Jakarta, Lapan.go.id – Senin (21/05), Delegasi Kementerian Sains, Teknologi dan Inovasi Malaysia mengunjungi Lapan selama dua hari. Dipimpin Direktur Jenderal - Agency remote Sensing Malaysia (ARSM), Dato’ Hj. Darus Bin Ahmad, kelima anggota delegasi diterima Kepala Lapan, Drs. Bambang S. Tejasukmana, Dipl. Ing. beserta jajarannya. Kunjungan ini merupakan penjajakan potensi kerja sama antara ARSM dengan Lapan.
Kepala Lapan menyambut baik kunjungan ini. Ia tertarik dengan Malaysia mengenai positioning farming Malaysia. Bertempat di Ruang Antariksa, kantor pusat Lapan, Jakarta, Kepala Lapan menjelaskan bahwa Indonesia berencana akan membangun Ground Station di Jawa menggunakan SPOT 6, SPOT 7, dan Medium Resolution Landsat yang mampu mencakup wilayah Indonesia, Malaysia, dan Thailand.
Selama lima tahun, Lapan sudah mempersiapkan data MVP. Dari segi biaya tidak terlalu besar karena bersifat open source software. Antena sudah dipersiapkan untuk bisa share dengan SPOT dan MODIS. Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa teknologi penginderaan jauh berpotensi tinggi pemafaatannya untuk pembangunan.
ATAS - Kepala Lapan menyambut baik kunjungan delegasi ARSM di ruang Antariksa Lapan.
BAWAH - anggota delegasi ARSM (tengah)sedang melihat prototipe pesawat ringan.
Kunjungan ke Rumpin
Dipimpin Direktur Pengarah Bagian Pembangunan Aplikasi Remose Sensing – ARSM, Zuraimi Bin Suleiman, melanjutkan kunjungan ke Lapan di Rumpin, Bogor, Jawa Barat, Selasa (22/05). Kunjungan bermaksud untuk mengetahui sistem kerja stasiun bumi satelit mikro di Rumpin, serta rencana jangka panjang tentang kerja sama di bidang kehutanan dan mitigasi bencana.
Delegasi diterima langsung oleh Kepala Pusat Teknologi Penerbangan (Ka Pustekbang) Lapan, Dr. Rika Andiarti dan Kepala Pusat Teknologi Satelit (Ka Pusteksat) Lapan, Ir. Suhermanto, MT. di ruang rapat Pustekbang, Rumpin.
Ka Pustekbang menjelaskan mengenai program pengembangan pesawat ringan untuk misi pemantauan (surveillance air craft), mendukung program pesawat komuter N-219, Operasionalisasi PK PLN sebagai flying lab (Cessna 206), air bone remote sensing, serta pengembangan fasilitas dan infrastruktur. Sedangkan, Ka Pusteksat menerangkan secara teknis fungsi-fungsi dari ground station, serta perkembangan satelit Lapan.
Sumber: Humas/JH

BERITA POLULER