Pages

Showing posts with label S400. Show all posts
Showing posts with label S400. Show all posts

Sunday, June 30, 2024

3 Hal Ini Bikin India Lolos dari Jeratan CAATSA Meski Beli S-400 Buatan Rusia

 


Sebagai salah satu pengguna sistem pertahanan udara S-400 buatan Rusia, India seolah tak ingin puas hanya menjadi konsumen.

India bahkan berniat untuk mengajukan kerja sama dengan Rusia agar bisa memproduksi S-400 di negeri sendiri.

Terlepas dari itu semua, ada beberapa hal yang membuat India sebagai pengguna S-400 berhasil lolos dari jeratan sanksi The Countering America's Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA) yang dibuat Amerika Serikat.

Berikut tiga hal yang membuat India lolos dari CAATSA meski membeli S-400 dari Rusia:

1. Penerapan CAATSA yang Tidak Konsisten

Dari laman Bulgarian Military melalui artikel berjudul "India inching closer to production and service of S-400 (SA-21)" yang terbit pada Sabtu, 29 Juni 2024, rencana pembelian S-400 oleh India sempat mendapat pertentangan dari Amerika Serikat. Washington bahkan sempat mengancam New Delhi dengan sanksi serupa yang juga dialami Turki.

Ketika Ankara membeli sistem pertahanan udara tersebut, mereka langsung dicoret dari proyek F-35 meski pada akhirnya embargo itu dicabut.

Akan tetapi faktanya, sampai sekarang Negeri Anak Benua itu belum menerima sanksi serupa dengan negara lain yang membeli produk alutsista Moskow.

Dengan alasan serupa, Indonesia masih ragu-ragu untuk membeli jet tempur buatan Su-35 dari Rusia karena di sisi lain masih membutuhkan produk alutsista dari Amerika Serikat. Meski demikian, ada beberapa metode yang membuat sebuah negara lolos dari sanksi CAATSA meski membeli persenjataan dari musuh Negeri Paman Sam.

Menurut artikel yang dimuat laman ORF Online pada 25 Februari 2021 dengan judul "India’s Purchase of the S-400: Understanding the CAATSA Conundrum", sanksi CAATSA semata-mata hanya digunakan untuk membendung hegemoni Rusia dan sekutunya namun tidak dengan negara mitranya.

2. Kepentingan Amerika Serikat di Asia Selatan

Amerika Serikat rupanya juga memiliki kepentingan di Asia Selatan sehingga tidak bisa serta-merta menjatuhkan sanksi kepada India.

Pasalnya mereka sedang bersitegang dengan China sebagai salah satu negara super power dunia. Washington merupakan bekingan India, sementara Pakistan didukung penuh oleh Beijing.

Melansir laman asiapacific.ca dalam artikel berjudul "Balancing Tides: India’s Competition with China for Dominance of the Indian Ocean Region" yang terbit pada 24 April 2024, New Delhi melakukan reorientasi strategis dalam percaturan geopolitiknya demi melindungi kawasan Samudera Hindia yang merupakan haknya.

 

Sehingga salah satu langkahnya tidak hanya sebatas mengamankan wilayah perairan negaranya dari ancaman negara tetangga yang dibekingi Negeri Tirai Bambu, namun juga mengelabui regulasi CAATSA dengan syarat selama itu menguntungkan kepentingan Negeri Paman Sam.

Sikap resistensi India dengan China inilah yang membuat Amerika Serikat membiarkan pembelian S-400 maupun kerja sama pengadaan alutsista dengan Rusia tetap terjadi.

3. Benefit yang Ditakuti Pakistan

Faktor teknis menjadi pertimbangan kuat bagi India sehingga tidak ada alasan untuk menolak tawaran pembelian S-400 dari Rusia.

Bulgarian Military dalam artikelnya yang berjudul "India inching closer to production and service of S-400 (SA-21)" menyampaikan bahwa akuisisi sistem pertahanan udara tersebut juga disertai dengan benefit berupa transfer teknologi hingga perakitan spare part di dalam negeri.

Bahkan ada ide untuk mengajukan kerja sama dengan Moskow agar unit S-400 bisa diproduksi di New Delhi. Ide tersebut muncul lantaran pemerintah setempat mempertanyakan keterlambatan pengiriman spare part dari negara pimpinan Presiden Vladmir Putin itu pada tahun 2023.

Dengan diberikannya lisensi untuk memproduksi S-400 beserta spare part pendukungnya di negeri sendiri, India tidak hanya akan memperoleh skill tambahan yang menjadi pijakan agar lebih mandiri dalam hal produksi alutsista.

Lebih dari itu, mereka bisa menggunakannya sewaktu-waktu jika Pakistan yang mendapat dukungan kuat dari China mencoba menebar ancaman melalui jalur udara.


ZONAJAKARTA

 

Saturday, June 29, 2024

India Selangkah Lagi Bakal Terlibat dalam Produksi S-400 Bareng Rusia Lengkap dengan Benefit Berikut Ini

 


Sistem pertahanan udara S-400 terus menunjukkan kemajuannya di pasar internasional.  India selangkah lagi bakal menyepakati kerja sama Rusia sebagai negara produsen S-400 untuk ikut terlibat dalam proses produksi.

Bahkan tidak hanya produksi S-400, Rusia juga turut memberikan sejumlah benefit bagi India jika bersedia untuk bekerja sama.

dari laman Bulgarian Military melalui artikel berjudul "India inching closer to production and service of S-400 (SA-21)" yang terbit pada Sabtu, 29 Juni 2024, rencana produksi bersama S-400 oleh India dan Rusia ini akan dilaksanakan melalui sebuah joint venture antara perusahaan lokal dengan Almaz-Antey.  Tujuannya agar penggunaan sistem pertahanan udara ini oleh New Delhi dapat berjalan lebih optimal.

Pembicaraan perusahaan lokal dengan Almaz-Antey yang sedang berlangsung akan segera memasuki tahap akhir.

Jika kerja sama ini berhasil disepakati, kedua perusahaan akan bahu-membahu dalam memasok komponen pendukungnya.

Tak hanya itu, kedua negara bahkan sudah membahas rencana pembuatan spare part S-400 di India.

"Ya, kita berbicara tentang pembuatan suku cadang di India," kata Sergey Chemezov mewakili Rostec dikutip dari laman Bulgarian Military pada Sabtu, 29 Juni 2024.

Perlu diketahui bahwa sebelum adanya rencana kerja sama produksi S-400, Rusia sudah terlebih dahulu menjual lisensi dua produk alutsistanya untuk diproduksi di India.  Antara lain jet tempur Su-30 dan tank T-90.  Tak hanya itu, kedua negara saat ini juga berkolaborasi dalam pembuatan rudal BrahMos yang berhasil diekspor ke Filipina.  Keinginan India untuk membeli S-400 sudah ada sejak 2015 silam.

Karena itulah, Negeri Anak Benua tersebut langsung bergegas menyelesaikan kontrak pembelian senilai 5,43 miliar dolar AS saat menerima kunjungan Presiden Rusia Vladmir Putin tahun 2023 lalu. Dalam perjalanannya, pembelian S-400 oleh India sempat mendapat pertentangan dari Amerika Serikat.

Negeri Paman Sam bahkan sempat mengancam akan menjatuhkan sanksi berdasarkan regulasi The Countering America's Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA). Namun faktanya sampai sekarang, hal itu tidak pernah terjadi.  Bahkan Washington terkesan membiarkan ketika New Delhi justru membantu mengekspor BrahMos ke Filipina.  Sebab Manila sendiri juga mendapat bekingan dari Barat untuk menghadapi ancaman China di Laut Natuna Utara.

Di sisi lain, keinginan India untuk menjalin kerja sama produksi S-400 dengan Rusia juga memiliki alasan tersendiri.

Melansir laman The Defense Post dalam artikel berjudul "Russia Delays S-400 Air Defense System Delivery to India by 2 Years" yang terbit pada 21 Maret 2024, dua skuadron sistem pertahanan udara tersebut dikabarkan bakal tertunda pengirimannya hingga 2026 jika pengadaannya dilakukan dengan skema impor.

Padahal Moskow sempat menjanjikan pengiriman tiga skuadron pertama pada tahun 2023 lalu.Kemudian sisanya menyusul pada tahun ini sesuai dengan kesepakatan. 

Situasi perang di Ukraina menjadikan segala rencana yang sudah disusun terhambat. Karena itulah India berinisiatif untuk memperoleh lisensi atau menjalin kerja sama produksi agar pengadaannya bisa sedikit dipercepat. Apalagi Rusia sudah menawarkan benefit bahwa proses produksi disertai dengan pengadaan spare part. 


SUMBER ZONAJAKARTA

BERITA POLULER