Indonesia memang sudah lihai
memodifikasi dan upgrade CN235 ke berbagai versi. Indonesia bisa saja membuat
CN235 menjadi pesawat gunship. Bisa juga membuat CN235 menjadi pesawat
Reconnaissance. Turki malah merombak radikal CN235 miliknya. Mereka Turki
menamai CN235 Meltem II, Meltem II menjadi pesawat intai strategis berkemampuan
mengerikan. Ia dilengkapi berbagai
sensor untuk menangkap berbagai obyek baik di permukaan laut, darat dan udara.
Turki membuat Meltem II untuk
beroperasi di laut Hitam, laut Marmara, laut Tengah dan Aegea. Pasalnya di sana
bercokol berbagai kapal perang dari negara-negara kuat seperti Yunani, Israel,
Rusia, Spanyol, Inggris hingga Italia. Wajar jika Turki mengoperasikan platform
pesawat MPA sekelas Meltem II.
"Program Meltem II, yang
mulai berlaku pada bulan September 2002, adalah sistem untuk memberikan
kemampuan Patroli Maritim (MPA) dan Pengawasan Maritim (MSA) kepada sembilan
platform CN-235 yang diproduksi di Perusahaan kami untuk Komando Angkatan Laut
(Naval Forces Command) dan proyek integrasi Komando Penjaga Pantai
(S.G.K.)," jelas Tusas, perusahaan pertahanan Turki yang memodifikasi
CN235.
Tusas mengandeng Thales
mengintegrasikan segala sistem di CN235 Meltem II. Kolaborasi ini memungkinkan CN235 mencapai
potensi maksimumnya sebagai pesawat intai maritim. "Kontraktor utama
program ini adalah THALES Airborne Systems (TAS) dan Perusahaan kami bertindak
sebagai subkontraktor yang bertanggung jawab atas pemasangan sistem penting
dalam proyek tersebut.
Turkish Aerospace Industries
(TUSAŞ), yang merancang sistem distribusi dan manajemen tenaga listrik PDMS,
peralatan penerangan dan kabin dalam lingkup program, juga bertanggung jawab
atas dokumentasi teknis dan pelatihan dalam lingkup semua bagian rinci,
peralatan kabel, pembuatan alat. , modifikasi pesawat dan dukungan logistik
terintegrasi," jelasnya. Unit Meltem II bisa dijadikan contoh bagi
Indonesia bila ingin memodifikasi CN235 nya.
Sementara itu sampai saat ini
CN235 versi paling canggih yang dimiliki Indonesia ialah tipe 220 NG MPA. Ia
sudah dibekali dengan rdar intai maritim AN/APS-13 untuk mendeteksi target
ratusan kilometer jauhnya.
"CN235-220 NG MPA (Maritime
Patrol Aircraft) adalah pesawat angkut militer sedang yang dikembangkan dari
basis pesawat CN235-220 NG yang secara khusus difungsikan sebagai pesawat
patroli maritim.
CN235-220 NG MPA dilengkapi
dengan radar intai maritim AN/APS-13C(V)3 OceanEye untuk mendeteksi obyek di
permukaan laut, yang memiliki fitur IFF (Identification Friend of Foe), ASuW
(Anti-Surface Warfare), small target detection, GMTI (Ground-Moving Target
Indicator) dan SAR transpoder detection." jelas KKIP.
Rupanya kemampuan CN235 MPA membuat Malaysia kesengsem. Malaysia pun memodifikasi 3 unit CN235 VVIP nya ke versi MPA di PTDI.
Biaya modifikasi CN235 TUDM
ditanggung oleh AS sebagai wujud bantuan dari Washington kepada Malaysia.
"Upacara Serah Terima Penyelesaian Modifikasi Pesawat MSA CN235-220M dari Pemerintah Amerika Serikat yang diwakili oleh Yang Mulia Edgard D. Kagan, Duta Besar Amerika Serikat Untuk Malaysia kepada Pemerintah Malaysia yang diwakili oleh Panglima Angkatan Udara Jenderal Tan Sri Dato ' Sri Mohd Asghar Khan bin Goriman Khan RMAF dilaksanakan di Pangkalan Udara Subang," lapor akun FB TUDM pada 28 Juni 2024. Nama program bantuan ini ialah Maritime Security Initiative (MSI).
PTDI diserahi tugas dari AS untuk
mengupgrade CN235 TUDM.
Program upgrade pesawat 'Maritime
Surveillance Aircraft (MSA)' di bawah 'Maritime Security Initiative (MSI)'
untuk pesawat CN235-220M milik Royal Malaysian Air Force (TUDM) telah dimulai
pada tahun 2018 hingga 2023. Tiga (3) CN235 Pesawat -220M dari Skn No 1 yang
diupgrade menjadi MSA dikirim secara bertahap ke PT Dirgantara Indonesia (PTDI)
yang merupakan Original Equipment Produsen (OEM) untuk melakukan upgrade
pesawat tersebut," bebernya.
Kini berkat upgrade yang
dilakukan Indonesia, CN235 MPA TUDM Malaysia siap mengawasi Beting Patinggi Ali
dari pencerobohan kapal China.*
SUMBER ZONAJAKARTA