Pages

Showing posts with label KERJASAMA MILITER. Show all posts
Showing posts with label KERJASAMA MILITER. Show all posts

Wednesday, June 6, 2012

Imbangi Kekuatan AS dan Sekutunya Rusia Ingin Kembangkan Kerja Sama Militer dengan China


Rusia Ingin Kembangkan Kerja Sama Militer dengan China
(AP/Mark Ralston) Presiden Rusia Vladimir Putin didampingi Presiden China Hu Jintao memeriksa barisan pengawal kehormatan China saat acara penyambutan di Balai Agung Rakyat di Beijing, Rabu (6/6).
Beijing, (Analisa). Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan keinginan negaranya untuk meningkatkan hubungan militer dengan China, Rabu (6/6). Penegasan ini dilakukan untuk menjalin aliansi militer mengimbangi Amerika Serikat dan sekutunya.
Pernyataan Putin ini dikemukakannuya pada hari kedua kunjungan ke negara tetangganya di Timur jauh itu.

Putin mengatakan kepada Wakil Presiden Xi Jinping bahwa ia dan Presiden China Hu Jintao telah berjanji untuk mengembangkan kerja sama militer dan ia juga mengaktipkan kembali latihan angkatan laut Rusia-China di Laut Kuning.

Kerjasama militer antara Moskow dan Beijing telah dipercepat dibawah organisasi keamanan regional mereka yang melingkupi perlindungan perbatasan secara teratur dan latihan anti terorisme.

China merupakan pelanggan terbesar atas jet tempur Rusia, kapal selam, pencegat rudal, dan senjata berteknologi tinggi lainnya, namun kecurigaan masih melekat sejak persaingan mereka pada Perang Dingin..

Kunjungan Putin kali ini merupakan yang pertama ke China sejak kembali ke kursi kepresidenan Rusia bulan lalu dan menjelang kunjungan pertamanya ke AS. Ini merupakan langkah yang dipandang sebagai sinyal condong ke Timur dalam kebijakan luar negeri Rusia.

Di Beijing, Putin kembali menegaskan target untuk meningkatkan perdagangan bilateral menjadi 100 milyar dollar AS pada 2015 dari tahun lalu senilai 83,5 milyar dollar AS, dan menjadi 200 milyar dollar AS pada 2020.

Membaiknya hubungan China dan Rusia telah kembali menjadi penyeimbang pengaruh AS termasuk saat kedua negara melindungi Suriah dari langkah internasional untuk menghentikan tindak kekerasan yang terjadi selama 15 bulan pemberontakan. (AP/echo)
 
sumber : Harian Analisa 

China Menjadi Mitra Strategis di Industri Pertahanan Nasional


BEIJING - Duta Besar RI untuk China merangkap Mongolia, Imron Cotan mengatakan kerja sama militer serta pertahanan Indonesia dan China terus mengalami peningkatan.

Berbicara saat menerima 11 mahasiswa Universitas Pertahanan RI di Beijing, Senin, Dubes Imron Cotan mengatakan, hubungan dan kerja sama kedua negara dalam bidang pertahanan menunjukkan kemajuan yang siginifikan antara lain ditandai dengan saling kunjung antarpejabat tinggi kedua negara.

"Terakhir kunjungan Menteri Pertahanan RI dan ditindaklanjuti dengan pejabat tinggi lainnya, termasuk kedatangan para mahasiswa Universitas Pertahanan RI untuk belajar di Universitas Pertahanan Nasional (National Defence University/NDU) China, menunjukkan hubungan serta kerja sama pertahanan kedua negara yang semakin baik dan meningkat," tuturnya.

Tak hanya itu, tambah Imron, Indonesia juga telah membeli beberapa persenjataan dari China dan bahkan kini kedua negara sepakat untuk melakukan produksi bersama persenjataan seperti peluru kendali C-705 bagi TNI Angkatan Laut.

Imron memaparkan sebagai bagian dari kemitraan strategis yang telah disepakati kedua negara pada 2005, maka untuk kerja sama pertahanan dan keamanan telah dibentuk forum konsultasi.

Pada 2007, kedua negara telah menandatangani Agreement between the Goverment of The Republic of Indonesia and The People's Republik of China on Cooperation Activities in the field of Defence.

Dan pada 2011, kedua negara telah menandatangani nota kesepahaman kerja sama industri pertahanan.

"Kini hanya dalam kurun waktu kurang dari dua dekade China telah tumbuh menjadi negara besar baik dari segi ekonomi, politik, maupun pertahanan secara global," ungkap Imron.

Ia menambahkan, "dengan jumlah anggota militer sekitar tiga juta personel, didukung peWkembangan industri pertahanan yang cukup maju maka pantaslah China menjadi mitra kerja sama pertahahan bagi Indonesia,".

Sumber : ANTARA

Thursday, May 24, 2012

Menhan Terima Commissioner of DAPA Korea Selatan



24 Mei 2012, Jakarta: Menteri Pertahanan Republik Indonesia Purnomo Yusgiantoro, Kamis (24/5), menerima kunjungan Commissioner of the Defense Acquisition Program Administration (DAPA) dari Korea Selatan oleh Mr Noh Dae-Lae bersama dengan Delegasi Defense Industry Cooperation Committee (DICC) Korea di Kantor Kemhan, Jakarta.

Dalam kesempatan tersebut, Menhan Purnomo Yusgiantoro didampingi Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Marsdya TNI Eris Herryanto. Kunjungannya menemui Menhan ini merupakan kegiatan penutup dalam rangkaian pertemuan DICC Ke-1 usai mengunjungi BUMN Industri Strategis di Bandung pada pagi hari ini dan pertemuan dengan Industri Pertahanan,

Kementerian Pertahanan, dan Instansi pemerintah terkait yang diadakan dari tanggal 21 dan 22 Mei 2012 lalu. Pertemuan DICC yang berlangsung selama dua hari dan dilanjutkan kunjungan ke beberapa industri pertahanan ini sebagai tindak lanjut dari penandatanganan kerjasama MoU mengenai DICC antara Kementerian Pertahanan RI dan Kementerian Pertahanan Republik Korea pada tanggal 9 September 2011 lalu yang dimaksudkan untuk meningkatkan kerjasama bilateral pertahanan kedua negara.

Dari MoU tersebut disepakati diadakannya pertemuan secara bergantian di Indonesia dan Korea untuk mengkaji ulang dan memfasilitasi pelaksanaan MoU ini. Kerjasama industri pertahanan antara Kemhan RI dan Kemhan Korea ini dimaksudkan untuk mendorong pemanfaatan peluang terlibat secara aktif dalam kerjasama produksi dan alih teknologi Alutsista untuk mendukung pertahanan negara.

Kerjasama industri pertahanan ini juga diharapkan dapat meningkatkan teknologi industri pertahanan dibarengi dengan nilai ekonominya. Kegiatan kerjasama industri pertahanan tersebut antara lain: pengembangan dan produksi bersama serta proyek bersama pada peralatan pertahanan dan suku cadang, pertukaran dan peralihan informasi dan ilmu pengetahuan dan teknologi pertahanan nasional, dan pemasaran bersama produk pertahanan sebagai barang dagangan internasional.

Di MoU juga menyebutkan mengenai kemungkinan diadakannya penelitian dan pengembangan serta identifikasi peluang kerjasama lain di bidang industri pertahanan.

Dalam pertemuan DICC pertama ini dibahas mengenai review MoU DICC dan kebijakan Indonesia dalam melokalisasi industri pertahanan, finalisasi kerjasama pesawat latih T-50 dan Kapal Selam 209 class. Dibahas pula mengenai joint development medium tank dan radio set cooperation project serta hellicopter joint production project. Selain itu, turut dibahas cooperation armor vehicle and propellant project serta Marine Patrol Ship project.

Sumber: DMC

Thursday, February 23, 2012

Turki Anugerahi Bintang Kehormatan kepada Panglima TNI


Jumat, 17 Februari 2012
Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono mendapat anugerah Bintang Kehormatan Order of Merit Liyakat Nisani dari Turki. Bintang Kehormatan itu diberikan sebagai bentuk  penghormatan dan penghargaan atas jasa-jasanya dalam meningkatkan hubungan Militer dan Pertahanan RI-Turki.

Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Turki, Jenderal Necdet Ozel menyematkan Order of Merit Liyakat Nisani kepada Laksamana Agus di Ankara, Turki (12/2/2012).

“Pemberian Bintang Kehormatan ini merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi bangsa dan negara Indonesia, khususnya Tentara Nasional Indonesia,” tutur Agus.

Pada kesempatan ke Turki (11-13/2/2012), Agus melakukan serangkaian pertemuan dengan petinggi militer di Turki guna membahas peningkatan hubungan di bidang militer dan pertahanan. Diantaranya, Kasum AB Turki dan Menteri Pertahanan Nasional Turki Ismet Yilmaz.

Dari rangkaian pertemuan tersebut, Agus menuturkan RI-Turki sepakat untuk terus meningkatkan hubungan militer dan pertahanan.

Kerjasama itu akan digarap mulai dari penyusunan rencana pertukaran personil militer di bidang pendidikan maupun bidang khusus lainnya seperti counter-terrorism hingga peningkatan kerjasama bidang industri pertahanan. 
 
Ia juga melakukan peninjauan ke Akademi Militer, Pusat Pasukan Khusus Angkatan Bersenjata Turki dan beberapa industri pertahanan seperti pabrik alat komunikasi dan roket.
Selama kunjungan di Turki, ia didampingi Duta Besar RI Ankara Nahari Agustini dan Atase Pertahanan RI Ankara Kolonel Cpm Chandra W Sukotjo. 
 
SUMBER :KEMLU

Monday, February 20, 2012

Menhan Lakukan Kunjungan Kerja ke China


20 Februari 2012, Beijing, China: Memenuhi undangan Menteri Pertahanan (Menhan) RRT, Jenderal Liang Guanglie, Menhan RI Purnomo Yusgiantoro memulai kunjungan resminya ke Beijing, 19 - 21 Februari 2012.

Delegasi yang dipimpin oleh Menhan RI tersebut terdiri dari , antara lain, Wakasal Laksdya TNI Marsetio, Dirjen Strahan Mayjen TNI Puguh Santoso, Kabaranahan Mayjen TNI Ediwan Prabowo, dan Karo TU Kemhan Laksma TNI Yuhastiar. Duta Besar RI untuk RRT Imron Cotan turut mendampingi delegasi yang dipimpin oleh Menhan RI Purnomo Yusgiantoro tersebut.

Segera setelah mendarat di Beijing dari tanah air, hari pertama Menhan RI diisi dengan kunjungan, diskusi, serta peninjauan ke dua kompleks industri pertahanan (Inhan) RRT yang terkait dengan produksi peluru kendali darat ke darat, darat ke udara, serta udara ke darat. Di akhir pertemuan, kedua pihak menyepakati untuk melakukan kerjasama Inhan, termasuk 'transfer of technology', yang menguntungkan kedua belah-pihak (win-win solution).

Selanjutnya kunjungan resmi Delegasi Kemhan yang dipimpin oleh Menhan RI tersebut direncanakan akan melakukan pertemuan dan perundingan dengan mitranya, Menhan RRT Jenderal Liang Guanglie, tukar-menukar pikiran dengan salah-satu lembaga riset/produksi Inhan terkemuka lainnya, serta melakukan kunjungan kehormatan kepada Wakil Kepala Komite Sentral Militer RRT, Jenderal Guo Boxiong, orang pertama di Angkatan Perang (PLA) RRT (20 Februari 2012).

Kunjungan resmi Menhan RI akan ditutup dengan kunjungan kehormatan kepada Wakil Perdana Menteri Li Keqiang (21 Februari 2012) yang diperkirakan banyak pihak akan menduduki jabatan Perdana Menteri RRT di masa mendatang.

Kerjasama Militer RI-RRT Mencapai Tingkat Tertinggi Dalam Sejarah Hubungan Kedua Negara

Hubungan Tiongkok dan Indonesia dapat ditelusuri sejak berabad-abad yang silam dan kini, hubungan kedua negara sedang berada pada puncaknya. Pada tahun 2005, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Hu Jintao telah menandatangani Deklarasi Bersama Kemitraan Strategis. Pada tahun 2010 telah ditandatangani Plan of Action 2010-2015 yang mencakup pengembangan kerjasama di bidang politik dan keamanan, ekonomi dan pembangunan serta sosial budaya sebagai upaya implementasi Kemitraan Strategis dimaksud.

Ketika PM Wen Jiabao berkunjung ke Indonesia April 2011, bersama-sama dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah dikeluarkan Joint Communiqué untuk memperdalam dan memperluas kerjasama khususnya di bidang ekonomi dan investasi. Kedua Negara juga menikmati meningkatnya volume perdagangan di mana pada tahun lalu (2011), berdasarkan perhitungan RRT, sudah mencapai US$ 60 milyar, mendekati target yang ditetapkan oleh kedua pemimpin bangsa yaitu US$ 80 milyar pada tahun 2014. Investasi mencapai US$ 1 milyar dan turis RRT yang berkunjung ke Indonesia sekitar 600.000, meningkat 50% dibandingkan tahun lalu.

Demikian antara lain disampaikan oleh Dubes RI untuk RRT merangkap Mongolia pada kesempatan kunjungan kehormatan kepada Menteri Pertahanan (Menhan) RRT Jenderal Liang Guanglie pada tanggal 16 Januari 2012.

Lebih lanjut Dubes RI mengatakan bahwa di bidang militer, hubungan dan kerjasama pun berjalan lancar. Saling kunjung antar pejabat tinggi milite_ kedua negara terlihat meningkat sejak tahun 2007. Memenuhi undangan Menhan RI Purnomo, Menhan RRT telah berkunjung ke Indonesia pada tahun 2011, sekaligus menghadiri ASEAN Defense Ministerial Meeting (ADMM). Dalam waktu dekat ini, direncanakan delegasi tingkat tinggi Kementerian Pertahanan Indonesia akan berkunjung ke RRT.

Sementara itu, tercatat berbagai bentuk kerjasama dan kegiatan seperti pelatihan personil, pelatihan pilot pesawat tempur, penyediaan alutsista RRT, pembentukan berbagai mekanisme dialog dan konsultasi serta penandatanganan MoU Kerja Sama Industri Strategis dan Pertahanan mencerminkan tingginya bobot hubungan militer kedua negara. Demikian juga latihan bersama antar pasukan khusus kedua negara di bidang anti terorisme yang oleh Menhan RRT dinilai sebagai terobosan baru hubungan militer kedua negara. Oleh karenanya, Menhan RRT mengatakan bahwa kerjasama RI-RRT telah mencapai titik tertinggi dalam sejarah hubungan kedua negara. Terlepas dari berbagai capaian tersebut, kedua pihak sepakat untuk mengkaji lebih lanjut mengenai kemungkinan pengembangan kerjasama di sektor lainnya dalam upaya mendorong kerjasama militer kedua negara ketingkat yang lebih tinggi lagi.

Menhan RRT juga mengatakan bahwa militer Tiongkok juga sangat memandang penting hubungan bersahabat dengan militer Indonesia. Menghadapi perkembangan dinamis khususnya kawasan Asia-Pasifik, RRT dan RI sebagai dua negara besar di Asia perlu untuk mempererat kerjasama demi terjaganya stabilitas dan keamanan kawasan bersama-sama dengan kekuatan-kekuatan di kawasan dan luar kawasan.

Sumber: KBRI Beijing

Kapal Cepat TNI AL akan Dipersenjatai Peluru Kendali

Peluru kendali C-705. (Foto: wuxinghongqi)

21 Februari 2012, Jakarta: Kapal Cepat Rudal (KCR) TNI Angkatan Laut akan dipersenjatai dengan peluru kendali C-705 yang akan diproduksi bersama Pemerintah Indonesia dan Cina.

Asisten Perencanaan Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana Muda TNI Soemartono mengatakan, saat ini kedua pemerintah tengah menjajaki produksi bersama peluru kendali tersebut.

"Kami sudah melakukan uji coba terhadap rudal C-705 sebanyak dua kali, dan hasilnya sangat bagus untuk melengkapi persenjataan KCR-KCR TNI Angkatan Laut," ungkapnya, Senin (20/2).

Soemartono mengemukakan sebelumnya TNI Angkatan Laut pernah menggunakan rudal buatan Cina C-802 untuk mempersenjatai beberapa kapal kelas Van Speijk dan kapal patroli cepat.

"Namun, jarak jangkaunya masih kurang dibandingkan C-705 yang bisa mencapai 100 meter lebih, dengan tingkat akurasi yang baik," ujarnya menambahkan.

Karena itu, kedepan untuk kapal-kapal cepat berpeluru kendali TNI Angkatan Laut akan menggunakan C-705, kata Soemartono menegaskan.

TNI Angkatan Laut kini tengah memiliki dua unit KCR yakni KRI Clurit dan KRI Kujang. "Kami telah memesan 40 unit KCR untuk ditempatkan di beberapa wilayah laut Indonesia yang rawan kejahatan laut," ungkapnya.

Indonesia-China Mantapkan Alih Teknologi Peluru Kendali

Pemerintah Indonesia dan China sepakat memantapkan proses alih teknologi serangkaian produksi bersama peluru kendali C-705.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Brigjen TNI Hartind Asrin di Jakarta Senin mengatakan, proses alih teknologi menjadi syarat utama dalam setiap pembelian alat utama sistem senjata dari mancanegara, termasuk peluru kendali dari China.

"Selain itu, kita juga telah menjajaki kerja sama produksi bersama rudal tersebut sebagai produk nasional," kata Brigjen Hartind Asrin menambahkan.

Rangkaian proses alih teknologi itu antara lain ditandai dengan kunjungan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro ke China Precision Machinery Import-Export Corporation (CPMEIC) yang menjadi pemegang proyek pengerjaan rudal C-705 yang akan dibeli TNI Angkatan Laut disertai proses alih teknologi.

Sebelumnya, kedua pemerintah telah menandatangani nota kesepahaman kerja sama teknis pertahanan kedua negara. Penandatanganan nota kesepahaman dilakukan Wakil Menhan Sjafrie Sjamsoeddin dan Kepala Badan Pengembangan Teknologi dan industri nasional pertahanan China, Chen Qiufa.

Nota kesepahaman itu mencakup lima poin yakni pengadaan alat utama sistem persenjataan tertentu yang disepakati kedua pihak dalam kerangka "G to G".

Kedua, alih teknologi peralatan militer tertentu yang antara lain mencakup perakitan, pengujian, pemeliharaan, modifikasi, upgrade dan pelatihan.

Tiga poin lainnya adalah kerja sama produk peralatan militer tertentu, pengembangan bersama peralatan militer tertentu serta pemasaran bersama dalam dan di luar negara masing-masing.

Selama di China, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro melakukan kunjungan kehormatan kepada Menhan China, Menhan Purnomo Yusgiantoro juga berencana melakukan kunjungan kehormatan kepada Wakil Perdana Menteri China Li Keqiang.

Tak hanya itu, Menhan juga berencana meninjau perusahaan roket dan peluru kendali China ALIT (Aerospace Long March International Trade and Co.Ltd) .

Saat ini, Kementerian Pertahanan sedang menyusun rencana terkait dengan proses alih teknologi peluru kendali C-705.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dalam kunjungan kerjanya ke Cina awal pekan ini juga mengunjungi Precision Machinery Import-Export Corporation (CPMEIC) yang menjadi pemegang proyek pengerjaan rudal C-705 yang akan dibeli TNI Angkatan Laut disertai proses alih teknologi.

Selama di Cina, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro melakukan kunjungan kehormatan kepada Menhan Cina dan Wakil Perdana Menteri Cina Li Keqiang.

Tak hanya itu, Purnomo juga meninjau perusahaan roket dan peluru kendali Cina ALIT (Aerospace Long March International Trade and Co.Ltd).

Sumber: Republika/Antara News

Wednesday, December 14, 2011

TNI AL Siapkan Latihan Bersama Dengan US Navy




14 Desember 2011, Surabaya (Koarmatim): Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut menyiapkan rencana latihan bersama dengan Angkatan Laut (AL) Amerika Serikat (USN) yang dibahas dalam rapat Initial Planning Conference (IPC) bertempat di hotel JW. Marriott Surabaya, Selasa (13/12). Rapat tersebut dihadiri oleh masing-masing delegasi dari Angkatan Laut kedua negara yaitu dari pihak TNI AL berjumlah 35 orang, dipimpin oleh Kolonel Laut (P) Jan Rahir Simamora Paban III Lat Sopsal Mabesal. Sedangkan delegasi dari pihak US Navy berjumlah 17 orang, dipimpin oleh Lieutenant Commander Robert A. Hochstedler dari United States Command Logistic West Pacific (US COMLOG WESTPAC) pangkalan angkatan laut (AS) yang berada di Singapura.

Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Cooperation Afloat Readiness And Training (CARAT-2012) dipimpin oleh Kolonel Laut (P) Rahmat Eko Raharjo yang sehari-hari menjabat sebagai Komandan Satuan Kapal Patroli (Dansatrol) Koarmatim. Guna menyamakan persepsi mengenai teknis dan taktis pelaksanaan Latma CARAT-2012 maka ditunjuk beberapa perwakilan perwira (AL) kedua negara untuk mengikuti rapat IPC tersebut. Penentuan lokasi, serta daerah latihan masih dibahas dalam forum diskusi dengan membentuk tim bersama antara perwira TNI AL dan US Navy. Hasil dari rapat IPC ini nantinya akan menjadi masukan untuk dibahas kembali dalam Final Planning Conference (FPC) yang akan datang.

Dalam sambutannya Paban III Sopsal menyampaikan beberapa hal mengenai latihan bersama tersebut diantaranya, Latihan bersama Cooperation Afloat Readiness And Training (CARAT) merupakan program latihan yang rutin dilaksanakan setiap tahun sekali oleh TNI AL dan US Navy dengan melbatkan unsur-unsur laut berupa kapal perang, Marinir, pesawat udara dan helikopter. Kegiatan latihan secara umum meliputi manuvra dilaut (Sea Phase), patroli maritim melalui udara (Aviation), Komunikasi (Centrixs), pengamanan (Force Protection), simposium, pendaratan Marinir dan pertunjukan seni.

Tujuan latihan bersama ini untuk meningkatkan hubungan bilateral antara angkatan laut kedua negara dengan prinsip saling menghormati dan menghargai sebagai negara yang berdaulat. Selain itu juga untuk meningkatkan profesionalisme prajurit TNI AL dalam melaksanakan Operasi Militer Perang (OMP) dan Operasi Milter Selain Perang (OMSP). CARAT-2012 merupakan wahana untuk saling tukar menukar pengetahuan dan informasi mengenai doktrin peperangan laut yang selalu berubah mengikuti perkembangan jaman yang semakin kompleks.

Sumber: Koarmatim

Tuesday, December 13, 2011

Perwira AL China cermati keamanan maritim Indonesia Selasa, 13 Desember 201

Jakarta (ANTARA News) - Perwira siswa Sekolah Komando Angkatan Laut China mencermati perkembangan keamanan maritim di wilayah Indonesia termasuk di kawasan Selat Malaka.

"Mereka lebih banyak menyoroti perkembangan keamanan maritim di Indonesia khususnya di tiga Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) dan sekitar Selat Malaka," kata juru bicara TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama Untung Suropati, di Jakarta, Selasa, terkait kedatangan 28 perwira siswa AL China itu pada 12-15 Desember 2011 ke Indonesia.

Ke-28 perwira Sekolah Komando Angkatan Laut China yang dipimpin Wakil Komandan Sesko AL China bidang politik Laksamana Muda Wei Zongpei, sebelumnya melakukan kunjungan kehormatan ke Mabes TNI Angkatan Laut Cilangkap.

Selain mencermati perkembangan keamanan maritim di wilayah Indonesia dan sekitarnya, para perwira siswa Negeri Tirai Bambu itu juga berminat untuk meningkatkan kerja sama angkatan laut kedua negara, terutama dalam hal pendidikan dan tukar menukar perwira.

Setelah mengunjungi Markas Besar TNI Angkatan Laut, para delegasi perwira Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China tersebut akan bertolak menuju Surabaya untuk melaksanakan kunjungan dan peninjauan ke Markas Komando Armada Kawasan Timur RI (Koarmatim).

Tak hanya itu, mereka juga akan melakukan kunjungan ke perusahaan galangan kapal milik pemerintah PT. PAL Surabaya, Jawa Timur.



antara

Sunday, December 11, 2011

Latihan Bersama Elang Ausindo Dimulai


JAKARTA – Untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalisme personel TNI AU dan Royal Autralian Air Force (RAAF) khususnya awak pesawat angkut C-130 Hercules di bidang teknik dan taktik pengedropan barang, selama satu minggu , diadakan latihan udara bersama dengan sandi “Rajawali Ausindo” 2011 yang dilaksanakan di Pangkalan RAAF Base Darwin.

Dalam latihan tersebut TNI AU melibatkan satu pesawat C-130 Hercules dari Skadron Udara 31 Lanud Halim Perdanakusuma dan tujuh belas crew yang terdiri penerbang, navigator, load master, teknisi dan Radio Teknik Udara (RTU). Sedangkan RAAF melibatkan satu pesawat C-130 dari Skadron Udara 37 Wing 84 RAAF yang bermarkas di Richmond, New South Wales.

Dari pelaksanaan Air Manouver Exercise (AMX) tiap-tiap pesawat melaksanakan pengedropan barang dengan teknik Container Delevery System (CDS) dan Compact Dropping (CD) dengan area droping zone di Delamere AWR (Air Weapon Range).

Sumber : POSKOTA.CO.ID

Wednesday, December 7, 2011

TNI AL Gelar Latihan Bersama US Navy


(Foto: Dispenarmatim)

6 Desember 2011, Surabaya (Dispenarmatim): Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut menggelar latihan bersama dengan Angkatan Laut Amerika (US Navy) dalam Improvised Explosive Disposal (IED), Explosive Ordonance Disposal (EOD) Training –Underwater Demolitions Suubject Matter Expert Exchange (SMEE). Latihan tersebut dibuka oleh Komandan Komando Latihan Armada Timur (Kolatarmatim) Kolonel Laut (P) Budhianto di Kolatarmatim, Ujung, Surabaya, Selasa (6/12).

Latihan akan berlangsung selama 4 hari mulai tanggal 6 hingga 10 Desember 2011. Latihan ini bertujuan saling menguntungkan diantara kedua belah pihak. Keuntungan itu antara lain meningkatkan interobilitas dan pemahaman serta kerjasama antara TNI AL dan US Navy, memantapkan kemampuan dan profesionalisme prajurit TNI AL dalam hal IED, EOD dan SMEE dan meningkatkan hubungan diplomatik dua Negara, khususnya bidang militer serta terjalinnya kerjasama taktis dan teknis TNI AL dengan US Navy.

Dalam sambutan Pangarmatim Laksamana Muda TNI Ade Supandi, SE yang dibacakan Komandan Kolatarmatim mengatakan, bahwa Latihan ini merupakan tindak lanjut dari hasil training Planning Conference IED/ EOD training Underwater Demolitions Subject Matter Expert Exchange (SMEE), antara US Navy dengan TNI AL, yang telah dilaksanakan tanggal 4 oktober 2011 di Surabaya.

“Kita ketahui bersama, bahwa perkembangan ilmu dan teknologi berubah begitu cepat pada semua bidang, tidak terkecuali pada bidang teknologi militer, seperti kesenjataan dan bahan peledak. Bahkan masyarakat sipil pun saat ini telah banyak yang mengenal dan menguasai sistem kesenjataan dan seluk beluk bahan peledak,”kata Pangarmatim.

Menurut Pangarmatim, yang perlu diwaspadai adalah bahwa terdapat beberapa oknum yang dengan keahliannya itu digunakan tidak sebagaimana mestinya , namun justru dipakai untuk hal-hal yang dapat merugikan dan mengancam keselamatan orang lain, seperti aksi-aksi terorisme dan kejahatan bersenjata lainnya.

“Hal ini memberikan konsekuensi dan tuntutan kepada kita sebagai personel militer untuk memahami dengan benar terhadap teknologi kesenjataan dan bahan peledak yang salah satunya adalah pengetahuan tentang dasar-dasar IED, EOD dan mengetahui SOP dalam menangani bahan peledak,” tegas Pangarmatim.

Peserta Latihan ini terdiri dari Prajurit dari Satuan Kapal Ranjau (Satran) Koarmatim dan Koarmabar, Satkopaska Koarmatim dan Koarmabar, Dislambair Koarmatim, Pasmar 1 Yon Zeni Marinir, Perwakilan Arsenal/Labinsen dan perwakilan US Navy, Pendukung dan Penilai.

Latihan bersama Negara sahabat ini merupakan latihan bersama yang saling memantapkan bidang Training Introduction, Basic IED Definition, IED SOP, Tools And Tehniques, Search Tehniques With Pratice, Disruption Device Pratice, Basic Definition Of EOD, Standart Operation Procedure, Recognition, Disposal, Pratice (EOD/IED) serta Underwater Demolition SMEE. Latihan ini diikuti oleh 72 peserta.

Sumber: Dispenarmatim

Thursday, December 1, 2011

INDONESIA AJUKAN KERJASAMA IDUSTRI MILUTER DENGAN JERMAN


LINA NURSANTY/"PRLM"
LINA NURSANTY/"PRLM"
PRESIDEN Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono bersama Presiden Republik Jerman, Christian Wulff dalam kunjungan kenegaraan di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis (1/12). Jerman dan Indonesia...
JAKARTA, (PRLM).- Pemerintah Indonesia mengajukan permohonan kerja sama industri militer dengan Republik Jerman dalam jangka panjang. Kerja sama yang akan dibangun tersebut meliputi produksi bersama antara perusahaan Indonesia dengan Jerman. Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan itu dalam Pernyataan Pers Bersama Presiden Jerman, Christian Wulff di Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (1/12).
Presiden berharap agar Pemerintah Jerman bersedia meningkatkan kerja sama militer yang telah berlangsung selama ini tidak hanya penyediaan alat pertahanan, melainkan juga produksi bersama industri pertahanan. “Contohnya PT Dirgantara Indonesia sekarang ada kerja sama dengan Airbus Military. Saya usul kerja sama strategis dan dalam long term (jangka panjang), tidak hanya procurement, tapi juga joint production,” ucapnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari Atase Pertahanan Kedutaan Besar Indonesia di Jerman, Indonesia pernah membeli kapal selam dan vessels dari Jerman. Kerja sama latihan bersama yang telah dirintis sejak tahun 1972 sempat terhenti ketika tahun 1998 Indonesia diwarnai isu pelanggaran hak asasi manusia oleh militer. Namun, seiring reformasi militer yang terus berlangsung, Indonesia berharap kerjasama militer dengan Jerman kembali ditingkatkan.
Medio September lalu, Kementerian Pertahanan juga telah melakukan pembicaraan dengan produsen senjata Jerman, yaitu Rheinmetall di Berlin. Rombongan yang saat itu dipimpin oleh Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin itu mengobservasi produk meriam 155 mm serta menjajaki pembelian dan produksi bersama main battle tank TNI Angkatan Darat. Saat itu, Rheinmetall berkomitmen membantu modernisasi peralatan militer dan perlengkapan sumber daya manusia. Pada tahun 2012-2014 mendatang, TNI akan mendapat prioritas kredit dari kedua perusahaan tersebut.
Selain bidang militer, Presiden mengajukan empat bidang lain untuk ditingkatkan kerja samanya. Keempat bidang tersebut, yaitu investasi dan perdagangan, teknologi, pendidikan, riset dan inovasi. Dasar permohonan itu adalah karena Jerman sebagai negara yang sangat kuat di bidang teknologi sementara Indonesia sangat kaya dengan sumber daya alam dan kelas menengah yang sedang tumbuh. “Dari Indonesia mengusulkan beberapa agenda strategis yang bisa dilakukan karena Jerman negara kuat, dengan ekonomi terbesar di Eropa dan teknologi yang tinggi. Sedangkan Indonesia adalah ekonomi terbesar di ASEAN, punya resource yang besar dan peran internasional yang makin mengemuka. Dengan potensi kekuatan ini, kita bisa meningkatkan kerjasama strategis,” ucapnya.
Pada kesempatan itu, Wulff menyambut baik permohonan kerjasama dari Indonesia. Wulff yang datang untuk pertama kalinya ke Indonesia itu sangat mengapresiasi kebangkitan kembali Indonesia di Kawasan Asia. “Maka kami sangat tertarik untuk meningkatkan hubungan antara kedua negara. Saya ucapkan terima kasih atas kerjasama dengan Indonesia selama 60 tahun menjalin kerjasama tanpa konflik. Kita menghadapi perayaan 60 tahun hubungan diplomatik yang baik dan dalam keluarga PBB, Indonesia terkenal sebagai negara yang berhasil ekonominya dan kaya sumber daya alam,” ujarnya.
Wulff juga mengaku sangat terkesan dengan Indonesia yang memiliki motto Bhineka Tunggal Ika sehingga memungkinkan penduduknya yang mayoritas beragama Islam namun memiliki tingkat toleransi tinggi sehingga orang hidup damai dan bebas memilih agamanya masing-masing. “Indonesia bisa jadi teladan untuk demokrasi di negara yang mayoritas Islam seperti negara di Afrika Utara dan Arab. Mereka harus memandang Indonesia untuk melihat bagaimana negara mayoritas Islam, berdemokrasi dengan pertumbuhan ekonomi, iklim transparansi,” katanya.
Untuk menindaklanjuti kerjasama antara kedua negara, Wulff menugaskan Kanselir Jerman Angela Markel untuk berkunjung ke Indonesia tahun depan. Rencananya, Markel akan didampingi pebisnis dan pengusaha Jerman. Saat ini, volume perdagangan antara Indonesia-Jerman mencapai 6 miliar USD, meningkat 22 persen dari tahun sebelumnya. Sementara, nilai investasi Jerman di Indonesia mencapai 300 juta USD dan akan ditargetkan akan ditingkatkan dua kali lipat pada tahun mendatang menyusul kedatangan Markel tersebut. 

PIKIRAN RAKYAT

Indonesia-Belgia Jajaki Kejasama Industri Pertahanan



u3C/h3>
(Foto: DMC/Sapardi)

30 November 2011, Jakarta (DMC): Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dengan didampingi Sekjen Kemhan Marsdya TNI Eris Herryanto, S.Ip., M.A, Kabaranahan Kemhan Mayjen TNI R. Ediwan Prabowo, S.Ip, dan Dirtekind Ditjen Pothan Kemhan Brigjen TNI Ir. Agus Suyarso menerima kunjungan Duta Besar Belgia untuk Indonesia Christian Tanghe beserta rombongan, Rabu (30/11), di kantor Kemhan Jakarta. Maksud kunjungannya kali ini diantaranya untuk menjajaki kemungkinan kerjasama di bidang industri pertahanan antara kedua negara.

Sumber: Kemhan

Thursday, November 17, 2011

Rusia Tawarkan Kerjasama Produksi Radar


OTH RADAR 
24 October 2011 11:23
Perusahaan Rusia JSC Concern Radio Technical & Information System melalui perwakilannya Mr. Evgeny Hromov dan Mr. Vladimir Yudin menawarkan kerjasama bagi pengembangan radar pengawas pantai untuk kepentingan sipil jenis “Laguna” yang merupakan radar berbasis sistem Over The Horizon (OTH) dengan kemampuan jangkauan lebih dari 250 km.
Sistem radar tersebut terdiri dari jaringan antena pemancar dan penerima dengan lokasi yang terintegrasi, ditunjang dengan perangkat sistem pengolah informasi dan kelistrikan.

Sebagaimana diketahui, sistem pengawasan pantai diprlukan untuk kep[entingan peningkatan kepentingan potensi Indonesia di wilayah Zone Economy Exclusive (ZEE), termasuk bagi keperluan pengawas perbatasan antar negara, keamanan navigasi laut, kontra pembajakan di laut, pencegahan illegal fishing, narkoba, penyelundupan, dan keperluan prakiraan cuaca.

Dalam Kunjungannya ke Indonesia, pihak Rusia menyatakan kesiapannya dalam melakukan produksi bersama dengan pihak Indonesia guna pengadaan komponen peralatan dan kelengkapan dari pembangunan sistem radar dimaksud.


KADIN

Wednesday, November 16, 2011

Kapal AL Australia Berkunjung ke RI


:
SHUTTERSTOCK Ilustrasi.
NUSA DUA, KOMPAS.com - Para Komandan dan awak kapal perang Angkatan Laut Australia HMAS WARRAMUNGA dan HMAS SIRIUS akan disambut secara resmi di Dermaga Jamrud Utara, Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, pada hari Minggu besok.
Kapal-kapal tersebut akan tiba di Surabaya dengan sekitar 250 awak kapal untuk suatu kunjungan empat hari (20-23 November) guna mengadakan latihan Exercise New Horizon , latihan bilateral dua tahunan antara Angkatan Laut Australia dan Angkatan Laut RI.
Kedua kapal akan bergabung dengan kapal-kapal TNI AL KRI Frans Kaisiepo dan KRI Abdul Halim Perdanakusuma untuk suatu latihan tiga-hari di laut sebelum kembali ke Australia.
Perwira Komandan HMAS WARRAMUNGA, Komandan Michael Turner, berujar Angkatan Laut Australia memperoleh manfaat dari latihan bersama TNI AL dan sangat menantikan kunjungan mereka ke Surabaya.
Hubungan antara Angkatan Laut Australia dan TNI AL sangat kukuh, dan berdasarkan rasa hormat profesional dan persahabatan. Kesempatan untuk memperoleh pengalaman kemajemukan budaya dan keramahtamahan rakyat Indonesia maupun menyaksikan keindahan alam Indonesia, menambah daya tarik kunjungan kami, tutur Komandan Turner, dalam siaran pers yang diterima Kompas, Rabu (17/11).
Atase Pertahanan Australia untuk Indonesia, Gary Hogan mengatakan kerja sama antara kedua angkatan laut dalam bidang keamanan maritim merupakan unsur kunci Perjanjian antara Indonesia dan Australia dalam Kerangka Kerja Sama Keamanan yang dikenal sebagai Perjanjian Lombok. Kunjungan kapal dan latihan secara teratur memperkukuh hubungan, dan memungkinkan kedua Angkatan Laut untuk beroperasi bersama secara lebih efektif.
Tahun ini telah ditandai dengan kiprah tingkat tinggi antara angkatan laut Australia dan Indonesia dengan Kapal Perang WARRAMUNGA dan SIRIUS menjadi kunjungan kapal angkatan laut Australia ke Indonesia yang ketigapuluh dan ketigapuluhsatu pada 2011.
"Ini dengan jelas memperlihatkan kematangan hubungan Pertahanan kita, dan tekad untuk terus bekerja sama guna memastikan keamanan timbal-balik kita," tuturnya.

kompas

Thursday, September 15, 2011

Kopaska dan US Navy Seal Latihan Militay Free Fall




13 September 2011, Surabaya (Koarmatim): Komando Pasukan Katak (Kopaska) dan US Navy Seal melaksanakan latihan Terjun Military Free Fall (MFF) di Pangkalan Udara Angkatan Laut (Lanudal) Juanda Selasa (13/09). Kegiatan ini merupakan rangkaian Latihan Bersama (Latma) Flash Iron 11-02 JCET yang diikuti oleh personel Satkopaska Koarmatim dan Satkopaska Koarmabar serta satu tim US Navy Seals 17 yang bermarkas di Sandiego Amerika Serikat.

Latihan penerjunan dilaksanakan dua tahap (Sortie). Penerjun Sortie pertama diikuti 11 orang personel Kopaska dengan ketinggian 6000 kaki dan 7 personel Navy Seal dengan ketinggian 8000 kaki. Sedangkan para penerjun Sortie ke dua diikuti 12 Kopasaka dan 7 Navy Seal dengan ketinggian yang sama menggunakan parasut jenis UM-1B. Penerjun melaksanakan Boarding ke Pesawat Cassa 212 yang berada di Skuadron 600. Tempat pendaratan (Drop Zone) para penerjun tersebut berada di lapangan Hanggar Helly di Lanudal Juanda Surabaya.


Tim penerjun dari Kopaska yang mengikuti latihan Military Free Fall ini didampingi dua orang Jumping Master yaitu Sertu Nav Eko Siswoyo dan Sertu Sba Zainudin. Sedangkan Tim Seal didampingi seorang Jumping Master Chief Warrant Officer (CWO) Kevin. Parasut jenis UM-1B yang digunakan pada latihan ini mampu mengankut beban seberat kurang lebih 180 kg sehingga mampu menahan beban yang dibawa setiap personel berupa sejata dan logistik.

Sedangkan MFF sediri biasanya dilaksakan oleh pasukan khusus untuk menyusup ke daerah lawan (Infiltrasi) melalui udara dengan sasaran obyek vital, laut dan kapal yang dikuasai oleh musuh pada saat siang maupun malam hari. Kemampuan Military Free Fall wajib dikuasi oleh setiap personel Kopaska guna mendukung tugas melaksanakan operasi peperangan laut khusus.

Sumber: Koarmatim

BERITA POLULER