Pages

Showing posts with label NUKLIR IRAN. Show all posts
Showing posts with label NUKLIR IRAN. Show all posts

Wednesday, November 9, 2011

Rusia marah atas penyiaran laporan nuklir Iran

Moskwa (ANTARA News) - Rusia pada Selasa menyatakan marah atas penerbitan laporan badan pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang kegiatan nuklir Iran, dengan menyebutnya menambah ketegangan dalam kebuntuan dengan kekuatan dunia.

"Rusia sangat kecewa dan bingung bahwa laporan tersebut diserahkan kepada sumber penambah ketegangan atas masalah terkait kegiatan nuklir Iran," kata pernyataan kementerian luar negeri.

Dikatakannya, Moskwa meragukan kebijaksanaan mengumumkan laporan itu, dengan menyatakannya mengancam merusak kesempatan pembaruan pembicaraan antara kekuatan dunia dengnan Teheran untuk memecahkan kemelut nuklir melalui perundingan.

Kementerian itu menyatakan laporan tersebut kini terancam digunakan oleh yang ingin melihat Iran dipojokkan, dalam kemungkinan merujuk pada Israel dan Amerika Serikat.

Laporan Badan Tenaga Atom Dunia (IAEA) itu diterbitkan sesaat setelah Presiden Israel Shimon Peres memperingatkan bahwa serangan pencegahan atas Iran untuk menggagalkan kegiatan nuklirnya menjadi lebih mungkin.

"Ada yang memiliki nalar `lebih buruk lebih baik` dan kita tidak bisa mendukung nalar merusak kesadaraan menghancurkan upaya perundingan itu," kata kementerian luar negeri tersebut.

Dalam langkah sangat tidak biasa, Rusia dan China bersama-sama menekan IAEA tidak mengumumkan laporan tersebut, kata diplomat di Wina.

Kementerian itu menyatakan marah akibat bagian dari laporan tersebut -yang menyatakan keterangan "tepercaya" bahwa Teheran mungkin berusaha membuat senjata nuklir- bocor sebelum penerbitan itu.

"Kami akan menanyakan sampai sejauh mana sekretariat badan itu mampu menjamin kerahasiaan pekerjaannya, karena tanpa itu, keberhasilannya dipertanyakan," katanya.

Dengan mengutip yang disebutnya keterangan "dapat dipercaya" dari negara anggota negara dan tempat lain, IAEA menyatakan Iran tampak melakukan kegiatan membuat senjata nuklir, seperti, uji bahan peledak berkekuatan besar dan membuat pemicu, yang dapat dipakai untuk bom atom.

China pada Rabu memperingatkan akan gejolak di Timur Tengah akibat tindakan atas kegiatan nuklir Iran, tapi menolak menanggapi kemungkinan hukuman lain menyusul laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa bahwa Iran tampaknya berusaha merancang senjata atom.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Hong Lei menyatakan China mempelajari laporan IAEA itu dan mengulangi seruan mengatasi masalah tersebut secara damai melalui pembicaraan.

"Saya ingin menunjukkan bahwa China menentang perebakan senjata nuklir dan tak menyetujui negara Timur Tengah mana pun mengembangkan senjata nuklir. Sebagai penandatangan Perjanjian Tan Rebak Nuklir, Iran memikul tanggung jawab atas tak ada perebakan nuklir," katanya dalam jumpa pers harian.

"Saya ingin menekankan bahwa penting menghindari kekacauan baru di lingkungan keamanan Timur Tengah bagi kedua wilayah tersebut dan masyarakat dunia," katanya.

Hong tidak menyebutkan hukuman dan menunjukkan China tidak terburu-buru membawa masalah tersebut kembali ke Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, dengan menyatakan bahwa semua pihak harus berbuat lebih banyak untuk meningkatkan pembicaraan dan kerjasama.

China juga mengecam Amerika Serikat dan Eropa Bersatu, yang memaksakan hukuman secara sepihak terhadap Iran dan menyatakan mereka tidak harus mengambil langkah melampaui resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Surat kabar pemerintah China menyatakan kebuntuan antara Iran dengan Barat atas rencana nuklir Iran dapat meledak dengan pertikaian tentara.

Kantor berita resmi China Xinhua juga menyarankan Beijing menanggapi laporan tersebut dengan hati-hati. Pengawas Perserikatan Bangsa-Bangsa masih "tidak memiliki senjata berasap", kata Xinhua dalam tanggapannya.

"Tidak ada saksi atau bukti nyata untuk membuktikan bahwa Iran membuat senjata nuklir," katanya kepada AFP.


ANTARA

Wednesday, June 8, 2011

Rusia Janji Tingkatkan Kemampuan Reaktor Iran

 Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan, Moskow berencana untuk meningkatkan kemampuan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Bushehr di selatan Iran.
"Pada tanggal 8 Mei 2011, tahap pertama peningkatan kemampuan PLTN Bushehr telah dilakukan dengan kapabilitas maksimal yang terkendali (25 persen dari kemampuan reaktor)," kata Juru bicara Kemlu Rusia, Alexander Lukashevich seperti dikutip Mehr News Agency pada hari Sabtu (4/6).
"Saat ini, langkah-langkah yang diambil sesuai dengan jadwal, untuk secara bertahap meningkatkan kemampuan reaktor," tambahnya.
Perusahaan negara Rusia, Atomstroyexport saat ini bertanggung jawab untuk pembangunan reaktor Bushehr - pembangkit listrik tenaga nuklir pertama Iran, yang direncanakan akan terkoneksi ke jaringan listrik.
Lukashevich menggarisbawahi bahwa pembangunan reaktor Bushehr sepenuhnya sesuai dengan peraturan internasional dan dilakukan di bawah pengawasan penuh Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
IAEA dalam sejumlah laporannya menegaskan misi damai program nuklir Iran. Tehran juga menekankan bahwa program nuklirnya murni ditujukan untuk tujuan sipil, termasuk pembangkit listrik dan riset medis. (IRIB/RM)

IRIB

Friday, January 14, 2011

Rusia: Iran Tidak Boleh Diancam

Sergey Lavrov
Rusia mengecam ancaman sanksi lebih keras atau penggunaan aksi kekerasan terhadap Iran dan menilainya kontraproduktif. Moskow bersikeras bahwa kebuntuan atas program nuklir Iran hanya dapat diselesaikan melalui cara-cara diplomatik. Hal itu dikemukakan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, dalam konferensi persnya di Moskow Kamis (13/1). Ia memperingatkan aksi-aksi nekat terhadap program nuklir sipil Republik Islam Iran. Ia menilai seruan Amerika Serikat untuk meningkatkan tekanan terhadap Tehran dan rencana Israel untuk menyerang akan berdampak "kontraproduktif."
Pada hari Selasa (11/1), Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu mengusulkan opsi militer terhadap Iran dalam upaya memaksa Tehran menghentikan program nuklirnya.
Di lain pihak, Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton, berusaha untuk menggalang dukungan dari negara-negara tetangga Iran untuk lebih memberlakukan sanksi yang disponsori Washington atas Tehran, saat memulai turnya ke negara-negara Timur Tengah pekan ini.
Pernyataan-pernyataan bombastis dari AS dan Israel itu muncul di saat Delegasi Iran untuk Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Ali Asghar Soltanieh Selasa (11/1) menyatakan bahwa sejumlah delegasi yang mewakili "kelompok geografis dan politik anggota IAEA di Wina telah diundang untuk meninjau fasilitas pengayaan uranium Natanz dan reaktor air berat Arak.
Dalam hal ini, Menteri Luar Negeri Rusia, menyambut hangat undangan Iran itu dan menilainya patut diperhatikan.

IRIB

Friday, January 7, 2011

Agen Mossad: Jangan Diserang Dulu, Iran Baru Punya Bom Nuklir 2015

 
Smaller  Reset  Larger
Agen Mossad: Jangan Diserang Dulu, Iran Baru Punya Bom Nuklir 2015
Meir Dagan, mantan direktur Mossad
REPUBLIKA.CO.ID, Program nuklir Iran mau tak mau membuat Israel cemas. Bahkan beberapa pejabat tinggi memunculkan usulan serangan militer pencegahan, demikian menurut penilaian intelijen yang dipublikasikan, Jumat (7/1)

Namun sikap terkini, Israel meyakini Iran tidak akan mampu memproduksi bom nuklir sebelum 2015.  Direktur mata-mata Mossad yang telah pensiun, Meir Dagon, pada Kamis, menyatakan bahwa ada keyakinan baru pada Israel atas sanksi dan aksi rahasia--dipimpin AS--yang ditujukan untuk menghambat atau menghadang program pengayaan uranium Iran.

"Jika itu maksudnya, maka Iran tidak akan mencapai tingkat bom nuklir sebelum 2015," ujar Dagan. Sebelumnya, pada Juni 2009, Dagan sempat meyakini bahwa Iran dapat memiliki hulu ledak nuklirnya yang pertama pada 2014 dan menyampaikan kecemasan itu ke panel parlemen Israel.

Dagan, mantan jenderal yang mengabdi pada Mossad selama delapan tahun memang cukup berhati-hati dengan prospek menggunakan kekuatan senjata terhadap fasilitas nuklir Iran.

Serangan itu dapat memprovokasi Iran, yang menyangkal membuat bom, untuk berhenti dari Pakta Non-Proliferasi nuklir dan sebaliknya akan terus menggenjot program nuklirnya serta bebas dari pemeriksaan PBB.

"Israel jangan sampai mempercepat serangan ke Iran. Langkah itu dilakukan hanya bila pedang sudah di ujung leher," ujar Dagan.

Israel diasumsikan adalah satu-satunya negara yang memiliki persenjataan nuklir di kawasan Timur Tengah. Namun banyak pengamat mengatakan angkatan udara Israel terlalu kecil bila toh ingin melakukan serangan sendirian terhadap fasilitas nuklir Iran yang konon tersebar dan dibentengi kuat.

Israel juga waspada dengan risiko serangan balik dari Iran. Amerika Serikat selama ini selalu menegaskan tidak ingin menyaksikan perang di kawasan tersebut, namun seperti Israel, ia tak berkuasa untuk memaksa Iran menghentikan fasilitas nuklirnya.

REPUBLIKA

Wednesday, January 5, 2011

Dovutoglu: Turki Tidak Akan Diam Soal Iran !

 Ahmad Dovutoglu, Menteri Luar Negeri Turki mengatakan, "Turki tidak akan berpangku tangan soal transformasi regional, khususnya masalah program nuklir Iran."
Sebagaimana diberitakan IRNA Rabu (2912/) Dovutoglu menyampaikan pernyataan ini dalam sebuah wawancara eksklusif program politik ‘Studi Komprehensif" televisi Turki kanal 1.
Saat ditanya oleh presenter soal perhatian Turki pada program nuklir sipil Iran, Dovutoglu menjawab, "Tidak boleh ada yang berharap bahwa Turki akan diam soal masalah ini!"
"Transformasi beberapa tahun lalu di kawasan menunjukkan bahwa Turki berada dalam kisaran krisis regional, dan selama ini telah mengeluarkan biaya besar. Oleh karenanya, Ankara berhak untuk mengeluarkan pendapat terkait masalah Iran," tegas Menlu Dovutoglu.
Menteri Luar Negeri Turki ini menyebutkan harus ada upaya bilateral atau multilateral Turki terkait program nuklir Iran dan menjadikannya sebagai masalah biasa. Ditambahkannya, "Kenyataan ini harus diterima oleh semua pihak bahwa Turki mengikuti masalah ini dan melihatnya bagian dari kebijakan politik Ankara. Dan tampaknya bola telah kembali ke Turki."
"Turki tidak akan mengeluarkan biaya lagi terkait transformasi regional dan untuk tidak akan hanya menjadi penonton," ujar Dovutoglu.
Soal hubungan Turki dan rezim Zionis Israel, Menlu Dovutoglu mengatakan, "Israel harus meninggalkan kesalahan-kesalahan lalunya."
Dovutoglu menyatakan bahwa Turki secara transparan telah menyampaikan tuntutannya guna memperbaiki hubungan dengan rezim Zionis Israel. Ditambahkannya, "Turki tetap berusaha untuk menjamin perdamaian dan stabilitas kawasan. Bila Israel berusaha mendekati cara pandang Turki ini, maka sudah barang tentu Tel Aviv-lah yang diuntungkan."(IRIB/SL/PH)
IRIB

Uni Eropa, Cina Telah Terima Undangan Tur Nuklir Iran

Uni Eropa dan Cina mengkonfirmasikan telah menerima undangan Republik Islam Iran untuk melakukan tur ke fasilitas nuklir negara itu. Pada hari Selasa (4/1), Iran mengundang para duta besar kelompok geografis dan politik di Wina untuk mengunjungi fasilitas pengayaan uranium Natanz dan reaktor air berat di kota Arak.
"Kami dapat mengkonfirmasi penerimaan surat itu dengan duta besar kami untuk Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA)," ujar seorang jurubicara Komisi Eropa seperti dikutip situs Monsters and Critics. "Kami akan merespon pada waktunya setelah berkonsultasi dengan mitra internasional kami," tambahnya.
Sementara itu, Jurubicara Departemen Luar Negeri Cina, Hong Lei mengatakan, Cina telah menerima undangan dari Iran dan Beijing akan berkomunikasi dengan Tehran terkait masalah itu. (IRIB/RM)

IRIB

Ini Dia Kebijakan Baru Nuklir Iran

Wakil Tetap Iran di Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), Ali Asghar Soltanieh menyatakan bahwa beberapa duta besar lembaga yang berbasis di Wina akan segera melakukan tur ke situs nuklir Iran. "Para duta besar kelompok geografis dan politik di Wina akan mengunjungi fasilitas pengayaan uranium Natanz dan reaktor air berat di kota Arak," kata Soltanieh seperti dikutip IRNA, Selasa (4/1).
"Program kunjungan itu sejalan dengan kebijakan transparan nuklir Republik Islam Iran," tambahnya. Ia mengatakan bahwa para duta besar yang bermarkas di Wina juga pernah melakukan kunjungan serupa ke Fasilitas Konversi Uranium Isfahan (UCF) pada tahun 2006.
Selama kunjungan yang dijadwalkan berlangsung pada tanggal 15-16 Januari mendatang, kelompok tersebut akan melakukan pertemuan dengan para pejabat Iran.
Sebelumnya pada hari Selasa, Jurubicara Kementerian Luar Negeri Iran Ramin Mehmanparast membenarkan undangan Tehran terhadap wakil dari berbagai negara ke situs-situs nuklir Iran.
"Undangan terhadap beberapa anggota kelompok 5+1, Uni Eropa, Kelompok 77 dan Gerakan Non Blok adalah inisiatif baru Iran dengan tujuan transparansi kegiatan damai nuklir Iran," ujar Mehmanparast dalam konferensi pers mingguan di Tehran.
Program itu diluncurkan menjelang perundingan Iran dengan kelompok 5+1 di Istanbul, Turki. (IRIB/RM)
IRIB

Wednesday, December 8, 2010

Putin : Kecurigaan Terhadap Iran Tak Berdasar

Putin : Kecurigaan Terhadap Iran Tak Berdasar
Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin. (ANTARA/REUTERS/Ria Novosti)
Teheran (ANTARA News/MNA-OANA) - Tidak ada dasar tentang kecurigaan bahwa Iran ingin memiliki senjata nuklir, kata Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin dalam sebuah wawancara di acara televisi CNN "Larry King".

"Posisi kami terbuka dan Iran tahu itu, kami akan melanjutkan kerja sama dengan semua pihak dalam proses hingga terciptanya solusi lengkap terkait masalah itu," kata Perdana Menteri Rusia itu ketika menjawab pertanyaan apakah Rusia memiliki kekhawatiran yang sama dengan negara lain bahwa Iran ingin menjadi negara berkekuatan nuklir.

Putin mengatakan Iran telah menerapkan program nuklirnya selama dua puluh tahun hingga kini dan akhir-akhir ini Iran telah menunjukkan kesiapannya untuk terlibat dalam dialog dengan komunitas internasional dan IAEA.

"Benar kami menyadari bahwa akan tetap ada pertanyaan tentang tahap awal pengembangan program itu dan kami memiliki hasrat yang sama seperti IAEA untuk mendapat jawaban lengkap," katanya.

Ia juga mengatakan kekhawatirannya terhadap proliferasi serta segala kemungkinan teoritis tentang pengembangan senjata pemusnah massal, namun hal tersebut berlaku bagi semua negara di dunia, termasuk Iran.

"Pada saat yang bersamaan, kami tidak memiliki dasar untuk mencurigai Iran tengah berupaya memiliki senjata nuklir, namun kami bekerja sama dengan seluruh mitra, termasuk Amerika Serikat, dalam kerangka Perserikatan Bangsa Bangsa," katanya.

"Sebagaimana diketahui sejauh ini kami telah menyetujui keputusan yang diambil, posisi kami terbuka dan Iran menyadari hal itu, kami terus bekerja sama dengan semua pihak hingga masalah itu benar-benar selesai," katanya.

Putin mengharapkan bahwa resolusi akan terjadi dan ia menilai bahwa hal itu bukan hanya menjadi kepentingan negara tetangga Iran, Israel, yang memiliki kekhawatiran luar biasa terkait program itu, dan semua pihak yang terlibat, namun juga bagi Iran serta warganya.

Perdana Menteri itu juga menekankan bahwa ia tidak melihat adanya suatu hal yang tercela dan melanggar kepentingan nasional Iran, namun di dalamnya telah membuka semua program dan menjawab kepentingan terlegitimasi bahwa badan spesialis internasional IAEA telah menjalankan tugasnya secara memadai.

"Saya tidak melihat suatu hal yang harus ditakutkan, namun pada saat yang bersamaan saya tetap berpendapat bahwa Iran memiliki hak untuk menjalankan program nuklirnya dibawah pengawasan organisasi internasional," tegasnya.

Dalam wawancara yang disiarkan pada Rabu malam itu, Putin juga berbicara tentang ancaman perlombaan senjata dan menyampaikan pandangannnya tentang pengungkapan kabel diplomatik AS oleh laman Wikileaks.(*)

Antara

Perunding Soal Nuklir Iran Saling Tahan Diri

Perunding Soal Nuklir Iran Saling Tahan Diri
Ilustrasi
Jenewa (ANTARA News) - Perundingan-perundingan nuklir Iran di Jenewa menyelesaikan persidangan hari pertamanya pada Senin malam tanpa adanya konflik.

Meskipun tidak ada pernyataan resmi yang dibuat, namun faktanya semua pihak yang hadir siap untuk memasuki perundingan hari kedua dengan isyarat positif, kata para pengamat, sebagaimana dikutip dari Xinhua-OANA.

"Yang dikhawatirkan bahwa perundingan-perundingan itu akan runtuh sangat cepat, tapi kenyataan bahwa kami yang datang pada malam dan ternyata perundingan-perundingan tidak `rusak adalah pertanda baik," kata seorang pakar Inggris mengenai isu nuklir Iran kepada Xinhua setelah pembicaraan sesi pertama usai.

Semua pihak dalam pembicaraan itu menjaga sikap mereka sepanjang hari pertama, dan bertindak sangat berhati-hati kepada publik, tetapi percaya bahwa kontak skala kecil di sela-sela kontak-kontak bilateral dan multilateral di antara beberapa pemain kunci juga terjadi selama pembicaraan.

Para analis percaya bahwa hal itu sangat tidak praktis untuk mengantisipasi kemenangan besar pada akhir pembicaraan, tetapi kemajuan diplomatik kecil akan tercapai.

Pertemuan itu diharapkan dibuka kembali pada Selasa.

Pembicaraan tentang isu nuklir Iran dilanjutkan di Jenewa pada Senin pagi.

Pertemuan tertutup selama dua hari itu dihadiri oleh kepala perunding nuklir Iran Saeed Jalili dan kepala urusan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton atas nama lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB plus Jerman (G5+1).

Ketegangan meningkat tinggi ketika Ali-Akbar Salehi, kepala otoritas energi atom Iran, menyatakan pada Ahad sehari sebelum melanjutkan perundingan Jenewa, bahwa `yellowcake` uranium pertama buatan Iran, menggunakan bijih uranium yang ditambang di dalam negeri, telah dikirim ke pusat kota Isfahan untuk pengolahan, sebuah proses yang dapat menjamin pasokan bahan bakar independen nuklir Iran.

Para pejabat Iran juga menuduh Barat dan Israel merencanakan dua upaya pembunuhan terpisah pekan lalu, yang menewaskan seorang ilmuwan nuklir dan melukai lainnya.

Iran mengatakan akan mengangkat isu itu selama pembicaraan Jenewa.

antara

Menlu Iran: Senjata Nuklir Hanya Timbulkan Bencana

Menlu Iran: Senjata Nuklir Hanya Timbulkan Bencana
Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva terseyum di sebelah Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad (kiri) yang mengambil gambar PM Turki Recep Tayyip Erdogan (kanan) yang berdiri di samping Kepala Nuklir Iran Ali Kabar Salehi (kedua kanan) dan Menteri LN Turki Ahmet Davutoglu (tengah) setelah Republik Islam tersebut menandatangani kesepakatan pertukaran bahan bakar nuklir di Teheran (ANTARA/AFP PHOTO/ATTA KENARE)
Athena (ANTARA News/AFP) - Senjata nuklir hanya menimbulkan bencana dan dunia harus bekerja keras agar bebas nuklir, kata Menlu Iran, Senin, ketika Teheran memulai pembicaraan dengan Barat di Jenewa mengenai proyek atomnya yang diperselisihkan.

"Saya kira kita perlu mendorong dengan sangat serius masalah denuklirisasi itu."

"Senjata nuklir tidak memecahkan masalah. Senjata itu hanya menimbulkan bencana," kata Manouchehr Mottaki pada awal kunjungan dua hari ke Athena.

"Saya pikir semua negara di dunia akan meneruskan denuklirisasi. Itu (denuklirisasi) adalah jaminan terbaik keamanan," ujarnya.

Iran dan negara-negara besar dunia telah memulai pembicaraan Senin mengenai krisis yang mendalam karena program nuklir Iran untuk pertama kalinya dalam 14 bulan, ketika Teheran mengklaim kekuatan karena telah menghasilkan material mentah untuk pengayaannya sendiri.

Hanya sehari sebelum pembicaraan itu, Iran menaikkan pertaruhan dengan mengungkapkan bahwa mereka telah menambang dan memproduksi bagian pertama dari "yellowcake" atau material mentah uraniumnya sendiri, ketimbang berusaha untuk mengimpor pasokan baru.

Hal itu telah memicu pernyataan-pernyataan kekhawatiran di Washington dan Eropa menjelang pertemuan di Jenewa antara diplomat utama Uni Eropa, Catherine Ashton, dan ketua juru runding Iran, Saeed Jalili.

Pembicaraan itu, yang dijadwalkan akan berlangsung dua hari, telah dimulai tepat pada waktunya Senin pagi, dengan Ashton, Jalili dan para pejabat dari Inggris, China, Prancis, Jerman, Rusia dan Amerika Serikat duduk mengelilingi sebuah meja.

"Kami merasakan negara-negara yang berpartisipasi dalam pembicaraan hari ini telah terjangkau untuk mengikuti kebijakan yang akan memecahkan masalah itu," kata Mottaki di Athena.

"Kami mengharapkan bahwa pembicaraan dan perundingan akan terus dengan cara yang konstruktif dan bahwa kita akan mencapai hasil yang positif.

"Para diplomat biasanya orang-orang yang positif. Itulah mengapa kami mengharapkan pembicaraan itu akan membuahkan hasil yang positif bagi kedua belah pihak," tambah menlu itu.

Teheran mempertahankan bahwa negara itu mencari energi nuklir untuk tujuan damai, tapi negara-negara Barat menuduh republik Islam itu menjalankan program rahasia untuk membuat senjata nuklir.

"Kita telah berbicara selama bertahun-tahun ... dan ada sikap-sikap tertentu yang sama, di mana kita dapat bekerjasama," kata Mottaki pada konferensi pers pada malam hari itu.

"Kami mengharapkan pendekatan yang ditunjukkan (oleh pihak lainnya) akan memungkinkan kami untuk tidak menetapkan garis merah."

Tapi ia bersikeras bahwa "era ketika negara-negara tertentu menerapkan kehendak mereka telah berakhir ... era ketika orang-orang tertentu menganggap sains dan teknologi sebagai hak eksklusif mereka telah berakhir.

"Sains dan teknologi milik seluruh umat manusia, untuk alasan damai. Mereka dengan pabrik-pabrik senjata nuklir besar adalah ancaman yang sebenarnya."

"Kami tidak meminta sesuatu lebih dari hak kami, dan kami tidak akan menerima apapun kurang dari itu, kami menginginkan itu untuk semua orang," menteri tersebut menambahkan. "Kami tidak dapat menerima jauh dari hak negara-negara." (S008/K004)
antara

Sunday, December 5, 2010

Iran Gunakan Bahan Pengayaan Uranium Produksi Domestik

Teheran (ANTARA News/Reuters) - Iran akan menggunakan bahan untuk pengayaan uranium yang diproduksi dalam negeri untuk pertama kali di satu fasilitas pentingya dalam program nuklirnya Ahad, kata seorang pejabat senior, sehari sebelum negara itu memulai kembali perundingan dengan negara-negara penting.

Berita itu tampaknya bertujuan untuk menandakan tekad Iran untuk meneruskan kegiatan-kegiatan nuklirnya, yang menurutnya adalah untuk tujuan damai peningkatan kapasitas listrik tetapi negara-negara Barat khawatir tujuannya untuk membuat bom-bom, menjelang pertemuan di Jenewa 6-7 Desember.

Ketua Organisasi Tenaga Atom Iran mengatakan para pakar Iran akan menggunakan "yellowcake", satu bubuk sari uranium, yang diproses di negara itu, di fasilitas konversi Isfahan.

Negara itu sebelumnya menggunakan "yellowcake" yang dibeli dari Afrika Selatan tahun 1970-an tetapi beberapa pengamat Barat mengatakan Iran mungkin hampir menghabiskan pasokannya akan bahan pengayaan uranium itu.

Pengiriman pertama "yellowcake" itu dari kota Bandar Abbas diterima hari ini di lokasi nuklir Isfahan. Tentu, seluruh proses itu diawasi oleh IAEA (Badan Tenga Atom Internasional), kata kepala energi nuklir Ali Akbar Salehi dalam jumpa pers yang disiarkan televisi.

Pengayaan uranium diperlukan untuk digunakan dalam reaktor-reaktor nuklir atau senjata diproduksi dalam sentrifugal-sentrifugal yang memutar gas hexaffluoride uranium (UF6) pada kecepatan tinggi.

Uranium yang diperkaya dapat digunakan untuk bahan bakar fasilitas listrik dan jika disuling lebih jauh dapat digunakan untuk bahan bagi bom. Barat menginginkan Teheran menghentikan pengayaan uranium itu. Iran menolak tuntutan itu.

"Dalam lima tahun ke depan kami mengharapkan dapat mencapai satu titik di mana Iran dapat memenuhi semua kebutuhan bahan bakar nuklir di dalam negeri," kata Salehi.

Presiden Mahmoud Ahmadinejad mengatakan pengayaan uranium Iran tidak akan dibicarakan dalam perundingan di Jenewa, walaupun itu menjadi kekhawatiran utama enam negara dunia -- Amerika Serikat, Rusia, China, Prancis, Inggris dan Jerman -- yang akan hadir dalam pertemuan itu.(*)
(Uu.H-RN/H-AK/R009)
ANTARA

Saturday, November 20, 2010

Presiden Rusia: Jangan Halangi Program Nuklir Iran !

 Presiden Rusia, Dmitry Medvedev menilai kelanjutan program nuklir sipil Republik Islam Iran sangat penting dan bernilai.
Sebagaimana dilaporkan kantor berita IRNA, kantor pers Istana Kremlin menyatakan, Presiden Rusia dalam pertemuan dengan sejawatnya dari Iran Ahmadinejad di Baku, ibukota Azerbaijan menegaskan urgensi kelanjutan program nuklir sipil Iran.
Medvedev menilai reaktor Busher yang terwujud berkat kerjasama Iran dan partisipasi para ahli Rusia, serta berada di bawah inspeksi Badan Energi Atom Internasional (IAEA), merupakan contoh nyata kerjasama efektif di bidang nuklir sipil.
Ahmadinejad dan Medvedev dalam pertemuan ini juga membahas soal ekonomi dan perdagangan serta hubungan bilateral kedua negara.
Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad dan sejawatnya dari Rusia, Dmitry Medvedev menggelar pertemuan di sela-sela KTT Laut Kaspia di Baku, Azerbaijan. (IRIB/PH/AHF)

IRIB

Sunday, November 7, 2010

Singapura Dukung Program Nuklir Damai Iran


Ketua parlemen Republik Islam Iran, Ali Larijani mengatakan, kebijakan standar ganda negara-negara adidaya terkait isu nuklir dan terorisme telah menyebabkan kekacauan di wilayah Timur Tengah.

Dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Singapura George Yeo di Tehran kemarin (Ahad,7/11), Larijani menuturkan, situasi di Irak dan Afghanistan adalah contoh nyata dari kekacauan akibat kebijakan standar ganda adidaya dunia.

Pada kesempatan itu, Larijani juga menyatakan bahwa Iran dan Singapura memiliki potensi besar untuk memperluas hubungan mereka di berbagai sektor.

Di pihak lain, George Yeo mengatakan, Singapura ingin melihat Iran memainkan peran yang lebih besar di Asia.

Mengomentari isu nuklir Tehran, Yeo mengatakan bahwa sengketa program nuklir Iran hanya dapat diselesaikan melalui dialog dan diplomasi.

"Singapura berpendapat setiap bangsa memiliki hak untuk mengakses teknologi nuklir untuk tujuan damai," ujar Yeo. Ditambahkannya, era dominasi Barat di Asia telah berakhir. (IRIB/RM/AR)

IRIB

Friday, October 1, 2010

RI juga Korban Virus Israel Penyerang Nuklir Iran?


0diggsdigg

INILAH.COM, Jakarta – Virus komputer yang menyerang fasilitas nuklir Iran dicurigai berasal dari Israel. Virus itu dilaporkan juga telah menyerang fasilitas vital Indonesia.

Seperti dilaporkan The Telegraph seorang peneliti Jerman Ralf Langner mengklaim Unit 8200 yang merupakan lengan pasukan pertahanan Israel adalah pelaku serangan virus komputer yang menyusup ke dalam stasiun tenaga nuklir Bushehr Iran.

Ahli komputer itu telah menghabiskan waktu panjang menelusuri asal dari worm bernama Stuxnet itu.

Sepotong perangkat lunak canggih tapi berbahaya tersebut bisa menginfeksi sistem operasi yang dibuat oleh Siemens dari Jerman di seluruh dunia.

Virus Stuxnet kemungkinan besar masuk ke Iran lewat flashdisk oleh salah satu perusahaan Rusia yang membantu membangun fasilitas Bushehr.

Disebutkan, perusahaan yang sama memiliki proyek di Asia, termasuk India dan Indonesia yang kemungkinan juga diserang.

Sementara Iran diduga telah menderita 60 persen dari serangan.

Ahli keamanan cyber mengatakan bahwa Israel kemungkinan besar adalah pelaku serangan itu dan telah menargetkan Iran. Tetapi negara itu tidak mengakui perannya itu pada sekutu-sekutunya.

"Tidak ada yang bersedia menerima tanggung jawab untuk khasus perangkat lunak berbahaya ini yang merupakan senjata kompleks dan hebat," kata seorang pakar Whitehall.

Pihak berwenang Iran mengakui worm telah menyerang Bushehr dan mengakui fasilitas itu akan mulai beroperasi pada Januari, dua bulan terlambat dari yang direncanakan.

Sumber: INILAH

Sunday, August 22, 2010

Russia to load nuclear fuel into Iran's Bushehr NPP

Topic: Iran's nuclear program

Bushehr NPP
1/2
Bushehr NPP
03:57 21/08/2010
© RIA Novosti. Andrey Reznichenko
Russia is completing final preparations to load low-enriched uranium fuel into Iran's first civilian reactor at the Bushehr NPP later on Saturday.
If the operation goes smoothly, Bushehr will be qualified as an operational nuclear power plant. It is expected to start producing electricity late this year or early next.
A Russian delegation headed by Rosatom chief Sergei Kiriyenko will attend the launch ceremony. The Iranian delegation will be led by Ali Akbar Salehi, vice president and Director of the Atomic Energy Organization of Iran (AEOI).
Western powers suspect Iran of pursuing nuclear weapons under the guise of its nuclear program, a charge Tehran strongly denies, saying the program is aimed at the peaceful generation of civilian energy.
On June 9, 2010, the UN Security Council approved a fourth round of sanctions against Iran over its nuclear program, including tougher financial controls and an expanded arms embargo, as well as an asset ban on three dozen companies and a travel freeze on individuals.
Later, the United States and the European Union imposed extra sanctions against Iran, including tougher restrictions on the energy sector and a tougher trade embargo.
The construction of the Bushehr facility was not affected by the sanctions.
Russia has said that all the fuel for Bushehr will be supplied by Russia and all the spent fuel will be returned to Russia. The fuel deal made the project acceptable to Washington and Russian Foreign Minister Sergei Lavrov said earlier this week that the Bushehr plant contributes to the nonproliferation regime.
However, Salehi said on Friday the Islamic republic does not necessarily have to buy fuel from Russia.
"Enrichment [of uranium] for producing fuel for the Bushehr plant and other plants will continue," he was quoted as saying by state news agency IRNA on Friday.
"The Bushehr plant has a lifespan of 60 years and we plan to use it for 40 years. Suppose we buy fuel for 10 years from Russia, what are we going to do for the next 30 to 50 years?" the Iranian official added.
The construction of Iran's first nuclear plant was begun in 1975 by several German construction companies. They pulled out following a U.S. embargo on hi-tech supplies to Iran after the 1979 Islamic Revolution and the subsequent U.S. Embassy siege in Tehran.
Russia signed a contract with Iran to complete construction in February 1998.
Russian experts praise the end of Bushehr construction as another successful example of Russian nuclear technologies.
"We undertook to do what others failed. And we successfully coped with the difficulties. Rosatom demonstrated its highest competence while building the Iranian NPP," said Valentin Mezhevich, deputy chairman of the Federation Council's fuel and energy committee.
Alexander Uvarov, who heads the Atominfo Center NGO, said Bushehr NPP was a "unique" project as Russian specialists had to assemble together Russian and German equipment.
"Only Russian specialists could bring this project to life. The German reactor design was integrated with a Russian PWR [pressurized water reactor]. They used equipment which was stored at the construction site for a long period, and its reliability had to be checked,"
"I'm sure that there will be no such example of integrating various technologies in the foreseeable future," the expert said.
The head of the Russian union of energy efficiency, Semyon Dragulsky, added that the successful completion of the Bushehr project would strengthen Rosatom's positions at other international tenders to build nuclear power plants.

BUSHEHR, August 21 (RIA Novosti)

Iran Bangun 10 Pabrik Pengayaan Uranium


Ilustrasi
TEHERAN, KOMPAS.com — Iran akan mulai membangun pabrik pengayaan uranium ketiganya pada awal 2011. Pejabat tinggi negara itu menentang pengaruh dunia yang menerapkan sanksi baru atas Teheran karena melanjutkan proyek nuklirnya.

Kepala Badan Atom Iran, Ali Akbar Salehi, seperti dikutip di salah satu web televisi nasionalnya, mengatakan, pencarian untuk lokasi baru instalasi 10 pengayaan nuklir baru mereka telah selesai.

"Pembangunan satu dari instalasi-instalasi tersebut akan dimulai pada akhir tahun Hijriah ini (hingga Maret 2011) atau dimulai awal tahun depan," katanya.

Iran telah melakukan pengayaan uranium pada instalasi utamanya di tengah kota Natanz dan sedang membangun instalasi pengayaan uranium keduanya di gunung dekat Fordo, barat laut Teheran.

Presiden Mahmoud Ahmadinejad telah mengumumkan rencana pembangunan 10 pabrik pengayaan uranium ini pada akhir tahun lalu setelah Teheran dikecam pengawas atom PBB atas pembangunan instalasi nuklir di Fordo.

Salehi, yang merupakan salah satu dari 12 wakil presiden Iran, sebelumnya mengatakan bahwa pabrik uranium baru yang dibangun Republik Islam itu nantinya akan berada di tempat yang tidak terjangkau serangan udara, tetapi dia tidak menyebutkan di mana pabrik ketiga akan dibangun.


Seteru abadi Iran, AS dan Israel, belum pernah melakukan serangan militer terhadap Teheran untuk menghentikan program nuklir yang mereka duga digunakan untuk membuat senjata nuklir.

Teheran telah menyanggah tuduhan itu, dengan mengatakan bahwa program nuklir mereka semata-mata bertujuan damai.

Program pengayaan uranium Iran ini merupakan kontroversi dan menjadi alasan utama terhadap penerapan sanksi PBB pada 9 Juni karena pada dasarnya pengayaan uranium dapat digunakan untuk membuat fisi inti dari bom atom, di samping dapat juga menjadi bahan bakar untuk memasok pembangkit listrik tenaga nuklir.

Sanksi PBB ini telah diikuti pula oleh hukuman yang bersifat sepihak oleh Amerika Serikat, Uni Eropa, Australia, dan Kanada.

Keputusan negara-negara Barat ini direspons Iran dengan sikap menantang dengan peningkatan kapasitas pengayaan uraniumnya hingga 20 persen, yang secara teori hal itu sudah 90 persen kebutuhan untuk membuat sebuah bom atom.

Iran mengatakan bahwa peningkatan kapasitas tersebut ditujukan untuk memproduksi bahan bakar untuk reaktor nuklir di Teheran sebagai akibat dari buntunya negosiasi dengan negara-negara pemasok uranium.

kompas

Rusia: Menyerang Reaktor Bushehr adalah Kejahatan

Wakil Tetap Rusia di Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Dmitry Rogozin menyatakan tidak ada satupun bahaya yang bisa mengancam reaktor nuklir Bushehr milik Iran. Seperti diberitakan IRNA mengutip televisi Russia Today, Dmitry menafikan segala bentuk ancaman terhadap reaktor nuklir Bushehr dan menyatakan, Rusia membangun reaktor Bushehr bukan untuk dibom oleh pihak lain. Rogozin menambahkan, reaktor tersebut tergolong sebagai fasilitas infrastruktur sipil yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan masalah militer dan dibangun sesuai dengan peraturan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) dan seluruh kesepakatan serta undang-undang internasional.
Wakil Rusia di NATO itu menegaskan, segala bentuk serangan terhadap reaktor nuklir Bushehr harus dianggap sebagai bentuk penggunaan kekuatan militer untuk menyerang fasilitas infrastruktur sipil. Lebih lanjuta ia menambahkan, "Jika ada pihak yang meragukan status sipil instalasi tersebut, maka mereka harus merujuk pada IAEA dan Rusia".
"Reaktor Nuklir Bushehr sama sekali tidak ada kaitannya dengan instalasi militer dan jika opsi militer dipilih untuk menyerang reaktor semacam itu, maka langkah tersebut terbilang sebagai kejahatan", tegas Dmitry Rogozin.

irib

AS Akhirnya Akui Reaktor Nuklir Sipil Bushehr

Pejabat Washington akhirnya mengakui bahwa pengoperasian instalasi nuklir Bushehr milik Republik Islam Iran tidak termasuk ancaman radiasi nuklir di dunia. Press TV Ahad (22/8) mengutip AFP melaporkan, Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Darby Holladay menyatakan, AS mengakui bahwa reaktor nuklir Bushehr dirancang untuk kepentingan damai dan dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Oleh karena itu, menurutnya AS tidak memandang hal ini sebagai ancaman senjata nuklir.
Namun demikian Holladay tetap mengulang pernyataan Menteri Pertahanan AS, Robert Gates yang mengklaim bahwa jika Iran berniat memanfaatkan teknologi damai nuklir maka tidak sepantasnya Tehran bersikukuh memperkaya uranium sendiri.
Sementara itu, Ketua Badan Energi Atom Iran, Ali Akbar Salehi saat pengisian bahan bakar reaktor nuklir Bushehr menekankan suplai bahan bakar dari dalam negeri dan tidak menggantungkan pihak asing.
Ketua Komisi Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri di Parlemen, Alaudin Boroujerdi menandaskan, menginggat negara Barat termasuk Perancis, Jerman dan AS tidak dapat dipercaya dan tidak pernah menunaikan janjinya maka Tehran akan terus melanjutkan proses pengayaan uraniumnya demi memenuhi kebutuhan reaktor nuklir. (IRIB/Press TV/MF/AR)

BERITA POLULER