Kapal selam Kilo class menjadi salah satu alutsista Armada Utara Rusia. Armada Utara Rusia di Semenanjung Kola selama ini memang menjadi rumah alutsista strategis macam Kilo class hingga kapal selam balistik nuklir.
Kilo class bakal melengkapi skadron kapal selam Armada Utara Rusia melawan NATO.Bayangkan saja Armada Utara Rusia disuruh menghadapi kekuatan gabungan NATO dari Inggris, Jerman, Norwegia hingga Swedia. Tak heran bila Rusia menempatkan alutsista paling gahar di sana. Pendapat US Naval Institute mengenai Armada Utara Rusia tak mengejutkan. Mereka menilai US Navy dan NATO bisa kehilangan kendali di samudra Arktik.
"Angkatan
Laut AS dan mitra-mitra NATO-nya berisiko kehilangan kesempatan untuk
menetapkan dan mempertahankan keunggulan pencegahan strategis di wilayah Utara
Jauh dan Arktik," jelasnya. Paling sial bagi AS di sana tak ada para
diplomat yang kompeten mengetahui seluk beluk operasi armada utara Rusia. Sedikit aneh memang lantaran Rusia
menempatkan armada terbaiknya di sana namun respon NATO memble.
"Yang
sama pentingnya adalah studi tentang cara berperang Rusia serta budaya dan
bahasa Rusia elemen dasar yang diperlukan untuk mengetahui musuh kini dilakukan
oleh sekelompok kecil pakar, sebagian besar berasal dari akademisi dan lembaga
penelitian kebijakan. Tanpa pemahaman mendalam tersebut, Barat mempunyai risiko
lebih besar untuk terjebak dalam teka-teki strategis," bebernya. Modernisasi
armada utara Rusia sudah dimulai pada tahun 2012. Presiden Vladimir Putin kala
itu menegaskan armada utara ialah tulang punggung kekuatan Rusia di Eropa. Segala
operasi tempur laut skala besar di Eropa bermula dari sana.
Meskipun
sempat mengalami kemunduran, Putin tetap bertahan, dan pada tanggal 7 Mei 2012,
ia menandatangani keputusan presiden yang memprioritaskan modernisasi dan
pengembangan senjata untuk Angkatan Laut Rusia, senjata nuklir strategis dan
non-strategis, serta revitalisasi Arktik," jelas USNI News. Uniknya skadron kapal selam yang jadi
perhatian Putin untuk dimodernisasi.
Kapal
selam balistik nuklir Borei II class dan Yasen class disiagakan.
Bahkan
Rusia memodernisasi Akula II class untuk membentuk trio kapal selam balistik
nuklir armada utara.
Galangan
Kapal Sevmash mengirimkan kapal selam rudal balistik (SSBN) Borei II pertama
Knyaz Vladimir dan Galangan Kapal Nerpa mengembalikan kapal selam serang Akula
II Vepr ke layanan pada 5 Agustus 2020, setelah periode perombakan ekstensif. Kapal selam berpeluru kendali Yasen-M buatan
Sevmash, Kazan, juga ada di sana," bebernya.
Tak sembarang manusia atau negara lain yang bisa mengunjungi armada utara Rusia. Apalagi sampai mengambil informasi kapal selam yang sehari-harinya beroperasi di bawah komando armada utara Rusia.
Tapi
Indonesia bisa. Delegasi Indonesia
pernah berkunjung ke Armada Utara Rusia dan langsung memeriksa kapal selam Kilo
class. Mereka mengambil berbagai
informasi penting Kilo class untuk disampaikan ke Jakarta.
Hal ini dilakukan karena saat itu Indonesia ingin membeli kapal selam
Kilo class bekas dan Rusia ingin memberikan pengalaman langsung bagi calon
pembeli.
"Kementerian
Pertahanan RI berniat mengirimkan delegasi khusus ke Rusia untuk memeriksa
kondisi fisik kapal selam bekas kelas Kilo class. Moskow menawarkan kepada Indonesia dua kapal
selam Project 877 dari Armada Utara Rusia," jelas Lenta pada 9 Desember
2013. Namun sudah jauh-jauh ke Armada Utara Rusia, Indonesia gagal memboyong Kilo class.*
sumber zona jakarta