Pages

Showing posts with label KOPASSUS. Show all posts
Showing posts with label KOPASSUS. Show all posts

Sunday, July 29, 2012

Berita Foto : Pembaretan Anggota Kopassus Baru

 




CILACAP-(IDB) : Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus Mayjen TNI Agus Sutomo (kiri) memakaikan baret merah pada seorang prajurit Komando pada acara penutupan Pendidikan Kursus Komando angkatan 92 Gelombang -1 TA 2012 di pantai Permisan Cilacap,jawa Tengah, Minggu (29/7). Pada Pendidikan angkatan 92 ini telah berhasil meluluskan 169 personel termasuk 4 personel dari Angkatan Bersenjata Kerajaan kamboja (RCAF) Berhasil sebagai peserta pendidikan yang dinyatakan terbaik antara lain Perwira terbaik letnan dua Inf Denny Sopyan, Bintara terbaik Serda bambang SB, Tamtama terbaik Prada Anas Rifai. 


Para prajurit Komando Pasukan Khusus yang lulus meluapkan kegembiraannya pada penutupan Pendidikan Kursus Komando angkatan 92 Gelombang -1 TA 2012 di pantai Permisan Cilacap,jawa Tengah, Minggu (29/7). Pada Pendidikan angkatan 92 ini telah berhasil meluluskan 169 personel termasuk 4 personel dari Angkatan Bersenjata Kerajaan kamboja (RCAF) Berhasil sebagai peserta pendidikan yang dinyatakan terbaik antara lain Perwira terbaik letnan dua Inf Denny Sopyan, Bintara terbaik Serda bambang SB, Tamtama terbaik Prada Anas Rifai.





Seorang anggota Pasukan Khusus memeragakan keahliannya menangani Kalajengking pada acara penutupan Pendidikan Kursus Komando angkatan 92 Gelombang -1 TA 2012 di pantai Permisan Cilacap,jawa Tengah, Minggu (29/7). Pada Pendidikan angkatan 92 ini telah berhasil meluluskan 169 personel termasuk 4 personel dari Angkatan Bersenjata Kerajaan kamboja (RCAF) Berhasil sebagai peserta pendidikan yang dinyatakan terbaik antara lain Perwira terbaik letnan dua Inf Denny Sopyan, Bintara terbaik Serda bambang SB, Tamtama terbaik Prada Anas Rifai.


Sumber : Antara

Kopassus Mendapat Tambahan Personel Baru


CILACAP-(IDB) : Sebanyak 169 personel Kopassus termasuk 4 personel dari Angkatan Bersenjata Kerajaan Kamboja (RCAF) berhasil lolos dalam pendidikan Kursus Komando Angkatan 92 di Pantai Permisan, Cilacap, Jawa Tengah, pada Minggu (29/7/2012). Upacara penutupan dilakukan langsung oleh Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus Mayjen TNI Agus Sutomo.

Dalam amanatnya, Agus mengatakan, tidak semua prajurit didik berhasil menjadi Prajurit Komando. Oleh karena itu, setiap prajurit harus bisa bersyukur dan melihat tantangan ke depan.

"Prajurit Komando yang telah dilatih secara khusus maka para prajurit harus mampu menjawab tantangan tugas, seiring dengan bertambahnya tanggung jawab menghadapi kompleksitas dalam tantangan tugas," kata Agus, Minggu (29/7/2012), seperti yang tertulis dalam siaran pers yang diterima Kompas.com.

Ia berharap agar seluruh prajurit Kopassus di mana pun berada dan bertugas selalu berupaya untuk memberi arti dan peduli terhadap lingkungannya serta memberi solusi terhadap berbagai permasalahan.

Selain itu, prajurit Kopassus harus selalu berlatih dan berlatih untuk mencapai berprestasi demi keharuman korps baret merah.

Adapun, penutupan pendidikan ini ditandai dengan Serangan Regu Komando (Seruko) yang dilaksanakan pada waktu fajar di Pantai Permisan yang merupakan rangkaian kegiatan terakhir dari keseluruhan tahapan Pendidikan Kursus Komando. Pendidikan yang telah berlangsung selama tujuh bulan tersebut terbagi menjadi tiga tahap yakni tahap basis, tahap gunung hutan, tahap rawa laut.

Pendidikan Kursus Komando Angkatan 92 ini telah berhasil meluluskan 169 personel termasuk 4 personel dari Angkatan Bersenjata Kerajaan Kamboja (RCAF). Keluar sebagai peserta didik terbaik antara lain Perwira terbaik Letda Inf Denny Sopyan, Bintara terbaik Serda Bambang SB, dan Tamtama terbaik Prada Anas Rifai. Upacara penutupan juga dihadiri oleh Athan Kamboja, para pejabat teras Kopassus dan pejabat Muspida serta orangtua siswa. 


Sumber : Kompas
 

Untuk Tingkatkan Hubungan, Cina Tawarkan Kursus Bahasa Mandarin Untuk TNI


BEIJING-(IDB) : Angkatan Bersenjata Cina People's Liberation Army (PLA), menawarkan kursus bahasa Mandarin bagi perwira TNI. Tawaran itu dalam rangka meningkatkan kerja sama militer kedua negara berdasarkan saling pemahaman kedua pihak.

Atase Pertahanan Kedutaan Besar RI di Beijing, Kolonel Lek Surya Margono mengatakan, tawaran kursus bahasa Mandarin bagi perwira TNI dilakukan dalam dua metode. "Pertama mereka akan mengirimkan dua orang instruktur bahasa Mandarin ke Indonesia dan mereka mengundang 10 perwira TNI untuk belajar bahasa Mandarin di Beijing secara intensif," katanya di Beijing, Sabtu (28/7).

Surya menambahkan semua proses kerja sama kursus bahasa Mandarin untuk perwira TNI ini terus dijajaki dan dimatangkan. "Melalui bahasa, akan terwujud saling pemahaman yang benar antara kedua pihak sehingga kerja sama yang telah berjalan baik antara militer Indonesia dan Cina juga akan dapat terus ditingkatkan dengan lebih baik," tuturnya.

Indonesia dan Cina telah membentuk forum konsultasi bidang pertahanan dan keamanan pada 2007 sebagai bagian dari kemitraan strategis yang dideklarasikan kedua pimpinan negara pada April 2005. Sebagai tindak lanjut kerja sama pertahanan yang telah disepakati kedua negara melalui forum konsultasi bilateral itu, militer kedua negara telah melakukan sejumlah kerja sama seperti latihan bersama Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat dengan Komando Pasukan Khusus PLA.

Pertukaran perwira sekolah staf dan komando serta Universitas Pertahanan, pelatihan pilot pesawat tempur Sukhoi dan pembelian beberapa alat utama sistem senjata. Kedua negara juga telah menyepakati nota kesepahaman kerja sama industri pertahanan pada 2011.

"Kedepan kerja sama yang sudah akan terus ditingkatkan dan diperluas, antara lain dengan peningkatan jumlah perwira sekolah staf dan komando serta Universitas Pertahanan dari sebelumnya dua menjadi tiga perwira untuk setiap angkatan yakni darat, laut dan udara, serta siswa Universitas Pertahanan, serta adanya kursus bahasa Mandarin untuk perwira TNI," kata Surya menekankan.


Sumber : Republika
 

Tuesday, December 13, 2011

Kopassus Berlatih Sambil Berbhakti pada Masyarakat Perbatasan




14 Desember 2011, Jakarta (ANTARA News): Ibarat kata sambil menyelam minum air atau mandi basah sekalian. Komando Pasukan Khusus TNI-AD juga begitu dalam program latihan terpadu mereka di satu desa perbatasan Indonesia-Malaysia di Provinsi Kalimantan Barat.

Adalah Dusun Telian, Desa Tingting Sligi, Kecamatan Badau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, yang kali ini menjadi lokasi bhakti sosial pasukan Baret Merah itu. Tentu bukan cuma personel tentara saja yang terlibat, namun gabungan PMI, dinas kesehatan setempat, relawan, dan lain-lain.

"Baru kali ini, menurut penuturan masyarakat setempat, dilaksanakan kegiatan serupa. Jika mereka sakit, harus pergi ke Pos Pengamanan Perbatasan atau malah ke Lubuk Hantu di wilayah Sabah, Malaysia. Kami sangat bangga bisa menyumbang sesuatu pada masyarakat di perbatasan negara kita ini," kata Kepala Dinas Penerangan Komando Pasukan Khusus TNI-AD, Letnan Kolonel Infantri T Sobri, di Jakarta, Rabu.

Kegiatan itu sendiri, katanya, berlangsung dua hari lalu. Ratusan masyarakat setempat sangat antusias mendaftarkan diri atak anak-anaknya. Seorang paramedik relawan yang turut, Siwo, menyatakan, "Kebanyakan mereka menderita sakit terkait pencernaan, di antaranya maag atau penyakit bagian gigi dan mulut. Kami bersama personel tentara bahu-membahu menyuluh kesehatan dan gizi pada mereka."

Secara keseluruhan, jumlah pasien masyarakat setempat yang didominasi suku Daya Iban itu sebanyak 1.700 orang. Mereka juga menjadi subyek penerima bantuan sosial berupa bahan-bahan pangan dan kesehatan lain.

Karena ini kerja bersama, maka seluruh unsur di sana dilibatkan. Tim gabungan terdiri dari Kopassus (15 orang), Kodim Kapuas Hulu (20), personel Batalion Infantri 644/WS (24), Batalion Infantri 643/WNS (empat), Kesehatan Korem 121/Alam Bhannawannawai (14), Dinas Kesehatan Kapuas Hulu (tiga), dan PMI Pusat (dua).

Seorang tokoh masyarakat di desa itu, Tumenggung Yohannes Uban, "Kami sangat kesulitan jika ada masyarakat yang sakit. Jika sakit kami harus pergi jauh sekali, bahkan kalau perlu sampai ke Lubuk Hantu karena di sana lebih lengkap."

Karena ini program latihan yang penting bagi Komando Pasukan Khusus TNI-AD, maka Wakil Komandan Jenderal Kopassus, Brigadir Jenderal TNI Doni Munardo, memimpin langsung kedua aktivitas ini. Upacara adat untuk menghormati rombongan dari Jakarta digelar masyarakat setempat dan Munardo mendapat penghormatan tersendiri di halaman satu rumah betang (rumah besar) mereka.

Latihan terpadu mereka sendiri dilaksanakan di beberapa lokasi dan berujung di Singkawang. Bumi Kalimantan bukan tempat asing bagi Komando Pasukan Khusus TNI-AD, karena saat konfrontasi dengan Malaysia pada awal dasawarsa '60-an, mereka sudah mencicipi keganasan hutan belantara perawan pulau itu.

Saat itu, nama pasukan Baret Merah itu adalah Resimen Para Komando TNI-AD, yang ditugaskan merekrut dan menggalang kekuatan dari masyarakat setempat jauh di belakang garis pertahanan Malaysia. Bahkan, beberapa segmen pertempuran dalam skala terbatas dengan pasukan khusus Inggris, Special Air Forces, juga sempat mereka alami secara langsung.

Tidak kurang itu terjadi pada Mayor Infantri (saat itu) Leonardus Benyamin Moerdani yang lebih dikenal dengan nama LB Moerdani, di satu sungai di wilayah perbatasan Putussibau-Sabah. Puluhan tahun kemudian, personel-personel SAS yang nyaris kontak senjata terbuka dengan Moerdani bertemu dengan jenderal legendaris di dunia pasukan khusus Indonesia itu.

"Wakil Komandan Jenderal menegaskan, medan latihan di Kalimantan kali ini sangat ideal. Terutama untuk melatih para prajurit khusus muda agar mereka mengenal lebih jauh medan rawa, sungai dan hutan yang sesungguhnya," kata Sobri.

Sumber: ANTARA News

Wednesday, November 23, 2011

Prajurit Kopassus siap berangkat ke Lebanon


Komandan Jenderal Kopassus Mayjen TNI Wisnu Bawa Tenaya melepas keberangkatan prajurit Kopassus yang tergabung dalam Satgas Force Protection Company (FPC) TNI Konga XXVI-D2 dipimpin Kapten Inf Wimoko dan Satgas Military Community Outreach Unit (MCOU) TNI Konga XXX-B Letnan kolonel Inf Sudaryanto bertempat  di Makopassus Cijantung-Jakarta Timur,Selasa (15/11). Dalam sambutannya Danjen Kopassus mengatakan bahwa tugas ini merupakan kepercayaan dan kehormatan yang diberikan negara untuk mengemban misi perdamaian duania. Selanjutnya Danjen juga berpesan untuk selalu berbuat yang terbaik, mampu bekerjasama dan saling menghormati dengan pasukan negara lain dibawah bendera PBB. Pasukan ini rencananya akan bergabung dengan satuan lain di Marshelling Area, Halim Perdana Kusumah.
SUMBER KOPASSUS

Thursday, October 13, 2011

REKRUTMENT KOPASSUS


Personel yang mengikuti pendidikan direkrut berdasarkan hasil werving di tiap Kodam serta hasil werving Kopassus yang dilaksanakan dimasing-masing Grup. Sejak tahun 1997 waktu pendidikan Komando dikembalikan seperti sebelumnya, yakni selama 28 minggu dan dilaksanakan satu gelombang setiap tahun.
Materi pelajaran yang diberikan pada umumnya sama dengan pendidikan Komando pada periode sebelumnya, kecuali pengembangan beberapa jenis kemampuan khusus yang diperlukan dalam situasi-situasi tertentu. Setiap prajurit memperoleh kesempatan seluas-luasnya utuk memilki kemampuan lebih dibandingkan dengan rekan-rekannya sepanjang kemampuan tersebut memiliki daya dukung yang potensial bagi pelaksanaan tugas-tugasnya.

Selain Persyaratan umum yang harus dimiliki oleh seorang prajurit berkualifikasi komando misalnya kondisi fsik, kesehatan, kesamaptaan dan mental ideologis yang baik juga harus memenuhi persyaratan psikologis yang meliputi kecerdasan, pengendalian emosi dan beberapa persyaratan khusus, yang secara keseluruhan dimaksudkan untuk menjaga agar prajurit komando benar-benar mempunyai kualitas yang baik. Persyaratan khusus yang dimaksud adalah :
• Berhasrat penuh untuk menjadi prajurit yang baik (motivasi)
Seorang prajurit Komando harus mempunyai kecintaan terhadap lapangan keprajuritan dengan segala kesenangan dan penderitaan yang mampu digambarkannya.
•  Bersifat Agresif
Tugas-tugas yang diberikan kepada satuan atau perorangan prajurit Komando meliputi berbagai macam tugas yang dapat dikatakan secara keseluruhan memiliki unsur 'serangan'. Oleh karena itu sifat agresif yang terkendali dan ditujukan pada sasaran atau musuh jelas sangat diperlukan.

• Sederhana
Kesederhanaan merupakan ciri khas seorang prajurit Komando. Satuan Para Komando merupakan tempat mencari keharuman nama dan kebanggaan dalam pengabdian kepada negara dan bangsa serta bukan tempat mencari kemewahan hidup.
• Percaya pada diri sendiri
Sifat percaya pada diri sendiri melahirkan mental seorang prajurit Para Komando yang seharusnya, yakni yang disebut 'keberanian' yang pada hakikatnya merupakan kepercayaan yang besar pada diri sendiri.
• Tahan Uji
Prajurit Para Komando merupakan orang-orang yang tahan uji dan menderita dalam melaksanakan tugas-tugas,  baik dalam menghadapi rintangan tugas maupun dalam menghadapi keterbatasan materi.
• Berinisiatif
Disamping jiwa yang sehat, inisiatif merupakan syarat penting untuk keluar dari hambatan atau masalah yang dihadapi dalam melaksanakan tugas menuju keberhasilan.

• Kecepatan dan Ketepatan
Kecepatan dan ketepatan mengambil keputusan dalam bertindak menghadapi keadaan yang tidak terduga.
• Kemauan Keras
Seorang prajurit Komando harus berkemauan keras menyelesaikan tugas.



.: VISI :.
Kopassus yang setia, disiplin dan berkemampuan tinggi serta berwawasan kebangsaan


.: MISI :.
.: Melaksanakan operasi khusus dalam rangka menegakkan kedaulatan dan keutuhan negara serta melindungi segenap bangsa dan seluruh rakyat Indonesia
.: Menyelenggarakan pendidikan dan latihan khusus di Pusdikpassus
.: Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan dari satuan atas


Pendidikan Komando
Sejarah Pendidikan Komando

Latihan Komando di Batujajar Bandung dimulai pada awal tahun 1952 dilatar belakangi oleh pengalaman tugas Letkol Slamet Riyadi pada operasi penumpasan RMS untuk membentuk pasukan istimewa. Gagasan ini dilanjutkan oleh Kol A.E Kawilarang dengan menunjuk Kapten R.B Visser, perwira pasukan khusus Belanda yang telah menjadi WNI. Terbetuklah Kompi A sebagai  cikal bakal KESKO TT III/ SLW pd tgl 16 April 1952 yang menjadi hari lahirnya Kopassus. Pada Tgl. 26-10-1959 Dibentuk Sekolah Para Komando Angkatan Darat (SPKAD) karena perlunya penambahan prajurit Kopassus. Setelah menjadi RPKAD pendidikan Komando Berubah menjadi Pusandhalinud dibawah Kobangdiklat. Pada Tahun 1985 berubah Menjadi Pusdikpassus dan dikembalikan ke KOPASSUS.

Misi Pendidikan Komando
Menyelenggarakan pendidikan komando untuk membangun kemampuan tempur para Perwira, Bintara dan Tamtama agar dapat ditugaskan di satuan Kopassus yang tugas pokoknya terlibat dalam operasi Komando, operasi Sandha dan Gultor terhadap sasaran strategis terpilih.
Tahap Tahap Pendidikan Komando
Tahap I Basis,

10 Minggu dengan titik berat kemampuan perorangan di Batujajar. Membentuk sikap & kepribadian, mengisi kemampuan teknis, taktik Operasi Komando, Kemampuan perorangan & dasar Pertempuran kota, Pengetahuan  pendukung, Manajerial lapangan, UTP uji kemampuan Navigasi darat dan uji kemampuan perorangan.

Tahap II Gunung hutan,     6 Minggu dengan titik berat GLG, perang hutan dan Raid di Situ Lembang. Pemantapan pengamatan hutan, kemampuan perorangan di hutan / Tehnik dasar pertempuran, kemampuan di hutan dalam hubungan kelompok, HTF hutan,  daya tahan uji aplikasi long mars (PPJJ).

Tahap III Rawa laut,            4 Minggu dengan titik berat operasi  Komando, taktik pertempuran rawa laut di Cilacap dan 
LATIHAN
Latihan perorangan meliputi Latihan Perorangan Dasar dan Latihan Perorangan Lanjutan, sedangkan latihan satuan meliputi Latihan Taktis Tingkat Regu, Latihan Taktis tingkat Peleton dan Latihan Taktis Tingkat Kompi.
Untuk tetap dapat memelihara dan mengembangkan kemampuan prajurit komando, Kopassus melaksanakan latihan secara rutin, baik didalam maupun diluar satuan. Mengatisipasi perkembangan situasi yang terjadi didalam dan diluar negeri yang cenderung meningkat dari waktu ke waktu, maka latihan dilaksanakan dengan lebih realistis serta memperhatikan efisiensi dan penajaman prioritas sasaran yang tepat secara bertingkat dan berlanjut pada setiap spektrum ancaman yang mungkin timbul. Secara garis besar latihan ini terdiri dua jenis, yaitu latihan perorangan dan latihan satuan yang dilaksanakan secara periodik setiap triwulan.

SUMBER KOPASSUS

Kasum TNI Tinjau Kesiapan Latma Gultor TNI-Polri di Mako Kopassus






13 Oktober 2011, Jakarta (Pos Kota): Untuk meningkatkan kemampuan penanggulangan teror (gultor), pasukan Elit TNI – Polri akan menggelar latihan bersama (latma) Waspada Nusa III TA. 2011 dengan obyek berbagai sasaran yang berbeda. Kesiapan latihan bersama TNI – Polri ini mendapat perhatian dari Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Letjen TNI J. Suryo Prabowo dan para Komandan Satuan Elit TNI – Polri yang meninjau kesiapan peralatan dan latihan penanggulangan teror di Mako Kopassus Cijantung,Jakarta Timur.

Sebelum melaksanakan peninjauan, Kasum TNI mendapat penjelasan seputar Satuan 81 Penanggulangan Teror Kopassus TNI AD dan Rencana Garis Besar Latihan Waspada Nusa III TA. 2011. Pelaksanaan latihan bersama TNI – Polri dalam penanggulangan teror ini diharapkan dapat meningkatkan sinergitas TNI – Polri serta komponen masyarakat lain yang akan terlibat dalam latihan. Penanggulangan teror bukan hanya urusan TNI – Polri saja tetapi merupakan kepedulian dan kewaspadaan seluruh rakyat Indoenesia yang ingin hidup tenang dan damai di Republik Indonesia.

Dalam kunjungan tersebut, Kasum TNI menekankan untuk berlatih dengan baik dan memotivasi pasukan elit agar dapat menunjukkan kepada pimpinan bahwa mereka dapat dipercaya. Selain itu, melalui latihan bersama ini diharapkan akan dapat menyempurnakan Standard Operating Prosedure (SOP) dalam menghadapi krisis. Belajar dari kejadian teror di negara-negara lain, Pasukan Elit TNI – Polri harus menyadari bahwa tidak ada keberhasilan perorangan, yang ada adalah keberhasilan bersama, sebagaimana disampaikan oleh Letjen TNI J. Suryo Prabowo untuk semakin memperkokoh sinergitas TNI – Polri.

Latihan bersama yang dilaksanakan setiap tahun ini juga akan melibatkan satuan lain di luar TNI – Polri, seperti BNPT, Pemadam Kebakaran, Bea Cukai, Telkom dan Petugas Keamanan di tiap instansi yang akan dijadikan sebagai tempat latihan.

Sumber: Pos Kota

Thursday, September 8, 2011

Mayjen Wisnu Bawatenaya Danjen Kopassus BARU



image

Mayjen TNI Wisnu Bawa Tenaya (Komandan Pussenif)


 
Wisnu Bawatenaya akan menjabat Danjen baru Kopassus

JAKARTA, KOMPAS.com -  Mayjen Wisnu Bawatenaya yang saat ini menjabat Danpussenif Kodiklat TNI AD menjadi Danjen Kopassus menggantikan Mayjen Lodewijk F Paulus yang menjadi Pangdam I Bukit Barisan.
Mutasi ini menjadi bagian dari mutasi yang rutin di tubuh TNI. Mutasi dialami 12 perwira tinggi TNI yang terdiri dari :  11  orang di jajaran  TNI AD dan 1  orang di jajaran Kemenko Polhukam RI.                
Dalam mutasi tersebut  tercatat  sebagai  berikut:  7 orang mutasi antar jabatan dalam pangkat yang sama yaitu:  Mayjen TNI Leonardus JP. Siegers, S.IP. dari Pangdam I/BB menjadi Staf Khusus Kasad, Mayjen TNI Lodewijk Freidrich Paulus dari Danjen Kopassus menjadi Pangdam I/BB, Mayjen TNI Wisnu Bawatenaya dari Danpussenif Kodiklat TNI AD menjadi Danjen Kopassus, Mayjen TNI Amril Amir, S.IP. dari Pangdam VII/Wrb menjadi Staf Khusus Kasad, Mayjen TNI Muhamad Nizam dari Pangdivif-1 Kostrad menjadi Pangdam VII/Wrb.
Brigjen TNI Ibnu Darmawan dari Wakil Gubernur Akmil menjadi Asdep 2/IV Koord. Intelijen Pertahanan Kemenko Polhukam RI dan Brigjen TNI Mohamad Nasir dari Kadisjasad menjadi Kasdam II/Swj.                
Lima orang mengalami promosi jabatan yaitu: Brigjen TNI E. Hudawi Lubis dari Asdep 2/IV Koord. Intelijen Pertahanan Kemenko Polhukam RI menjadi Danpussenif Kodiklat TNI AD, Brigjen TNI Harry Purdianto, S.IP., M.Sc. dari Kasdam II/Swj menjadi Pangdivif-1 Kostrad.
Kolonel Inf  Istu H. Subagio, S.E., M.B.A. dari Pamen Ahli Gol. IV Akmil Bid. Taktik dan Teknik Dasar menjadi Wakil Gubernur Akmil,  Kolonel Kav Agus Haryono dari Pamen Ahli Kasad Bid Sosbud menjadi Kadisjasad dan Kolonel Inf Andogo Wiradi dari Pamen Ahli Gol. IV Kopassus Bid. Nubika menjadi Asdep Koordinasi Pengelolaan Wilayah Khusus Kemenko Polhukam RI    

Sumber :  KOMPAS

Monday, June 6, 2011

Kopassus Belum Akan Beli Persenjataan dari China

Senin, 6 Juni 2011 18:52 WIB | 801 Views
Komandan Jenderal Kopassus Mayjen TNI Lodewijk F. Paulus (FOTO ANTARA/Penerangan Kopassus)
Berita Terkait
Bandung  (ANTARA News) - Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat (Kopassus) belum akan membeli persenjataan individu dari Republik Rakyat China.

"Persenjataan mereka bagus, sesuai dengan tuntutan atau yang dibutuhkan seorang prajurit pasukan khusus. Namun, kami belum akan membelinya," kata Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Mayjen TNI Lodewijk Freidrich Paulus kepada ANTARA News di Bandung, Senin.

Ketika ditemui usai melihat dan menjajal beberapa persenjataan individu Angkatan Bersenjata China (People`s Liberation Army/PLA), ia mengatakan, pihaknya fokus untuk menggunakan produk dalam negeri seperti senapan serbu dari PT Pindad.

Mulai Senin hingga tiga hari ke depan Kopassus dan PLA menggelar latihan bersama untuk kali pertama di Pusat Pendidikan Kopassus Batujajar, dengan fokus penanganan terorisme.

Dalam rangkaian kegiatan itu, masing-masing pihak menampilkan persenjataan individu yang kerap digunakan personelnya sebagai pasukan khusus.

Kopassus menampilkan beberapa persenjataan individu senapan serbu buatan PT Pindad yang terdiri atas beberapa varian. Ditampilkan pula persenjataan lain yang diproduksi pihak luar seperti MP5.

Militer China menampilkan beberapa persenjataan dan perlengkapan individu seperti alat tangkap, busur lintang dwi guna, senapan patah 18,4 mm, pelontar granat 35 mm, senapan serbu berperedam suara 5,8 mm, dan senapan serbu ringan 5,8 mm.

Seluruh persenjataan dan perlengkapan militer individu PLA itu merupakan produk industri pertahanan dalam negeri China.

Di sela-sela menerima penjelasan mengenai kecanggihan masing-masing senjata itu, Danjen Kopassus menjajal beberapa diantaranya.

"Bagus...cocok untuk pertempuran jarak dekat," katanya, usai menjajal salah satu senapan laras panjang.

Lodewijk juga menjajal menggunakan busur lintang, dan melihat peragaan penggunaan senjata lainnya.

"Ya kita lihat semuanya, kita sesuaikan dengan kebutuhan pasukan kita. Yang jelas, kita kan sudah komitmen untuk memprioritaskan produk nasional seperti senapan serbu dari PT Pindad," ujarnya.
(R018/B013) 


ANTARA

Thursday, May 5, 2011

Kasal Terima Danjen Kopassus

Kamis, 5 Mei 2011 - 17:57 WIB
| More
Kasal Terima Danjen Kopassus JAKARTA (Pos Kota) Komandan Jenderal (Danjen) Komando Pasukan Khusus (Kopassus), Mayjen TNI Lodewijk F Paulus, melaksanakan kunjungan ke Markas Besar Angkatan Laut, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis, (5/5), yang diterima oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Soeparno. Kunjungan dimaksudkan untuk meningkatkan hubungan yang sudah terjalin selama ini antara TNI AL dan Kopassus.
Saat penerimaan tersebut, Kasal didampingi Aslog Laksamana Muda TNI Drs. Didik Suhari, Asrena Laksamana Muda TNI Among Margono, SE, Asops Laksamana Muda TNI Slamet Yulistiyono, dan Kepala StafKorps MarinirBrigjen TNI (Mar) Ikin Sodikin. Tampak
Kasal bersalaman dengan Danjen Kopassus saat menerima plakat.
(dispenal/sir)

poskota

Monday, April 11, 2011

Belajar Membebaskan Sandera dari Operasi Woyla

Laurencius Simanjuntak - detikNews


Belajar Membebaskan Sandera dari Operasi Woyla
Jakarta - 28 Maret 1981. Dari ketinggian ribuan kaki di atas Palembang, 48 penumpang pesawat DC-9 Woyla Garuda Indonesia itu gemetar. Mereka tak kuasa menahan tangis karena pesawat tujuan Polonia, Medan, yang mereka tumpangi, dibajak sekelompok orang.

Oleh pembajak, pesawat itu pun dibablaskan hingga ke Bandara Penang, Malaysia. Usai mengisi bahan bakar di Negeri Jiran, itu pembajak lalu mengarahkan pesawat ke Bandara Don Muang, Bangkok, Thailand.

Tiga hari bertahan di bandara atau 31 Maret 1981, pembajak yang menamakan diri Komando Jihad, itu akhirnya berhasil dilumpuhkan lewat operasi militer  pasukan Kopassandha (sekarang Kopassus) yang dipimpin oleh Letkol Inf Sintong Pandjaitan.

Dalam buku biografinya 'Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando' (2009), Sintong menggambarkan jalannya operasi yang rumit namun berbuah manis: tak ada satu pun korban dari penumpang.

Sejarah mencatat, operasi pembebabasan sandera itu hanya berlangsung 3 menit. Peristiwa Woyla, demikian operasi itu dikenang, tercatat sebagai peristiwa terorisme bermotif jihad pertama yang menimpa Indonesia, dan satu-satunya dalam sejarah maskapai penerbangan Indonesia.

Kini 30 tahun setelah Peristiwa Woyla itu, pembajakan terjadi pada Kapal MV Sinar Kudus asal Indonesia. Kapal yang diawak 31 ABK, 20 di antaranya dari WNI, itu dibajak oleh perompak Somalia di perairan Laut Arab, saat melakukan perjalanan dari Pomalaa, Sulawesi Selatan menuju ke Rotterdam, Belanda, 16 Maret lalu.

Sangat berbeda dengan langkah pemerintahan Orde Baru saat itu, kini hampir sebulan berlalu, belum ada langkah signifikan pemerintah Indonesia untuk membebaskan sandera di kapal kargo bermuatan biji nikel itu.

Juru Bicara Kepresidenan bidang Luar Negeri, Teuku Faizasyah membantah pemerintah tidak berbuat apa-apa. Menurutnya, pemerintah sudah menginstruksikan agar penyelamatan dilakukan maksimal, namun pembebasan sandera membutuhkan waktu.

"Saya rasa ini sedang ditangani pihak terkait," kata Faizasyah dalam perbincangan dengan detikcom, Minggu (10/4).

Pemerintah, kata Menko Polhukam Djoko Suyanto, juga melakukan koordinasi dengan pemilik kapal. Pemilik kapal, katanya, akan memenuhi uang tebusan dari pembajak.

"Pemilik kapal berjanji akan penuhi tuntutan pembajak, kontak person siapa, delivery dan jaminan kapal dan awaknya nanti," papar Djoko sembari menambahkan kapal yang dibajak telah diasuransikan, baik isi muatan kapal maupun kapalnya itu sendiri.

Namun dalam keterangan persnya, PT Samudera Indonesia Tbk selaku pemilik kapal enggan membeberkan apakah tebusan sudah dibayar atau belum. Alasannya, pembebasan kapal bukan sekadar soal membayar tebusan.

"Pada 2010 ada lebih dari 70 pembajakan yang berlanjut selama lebih dari 150 hari. Ini bukan soal bayar tebusan atau tidak bayar tebusan. Waktu paling singkat yang kami catat, kurang lebih 60 hari untuk membebaskan," ujar Wakil Direktur Utama PT Samudera Indonesia, David Batubara kemarin.

Wakil Ketua Komisi I DPR, TB Hasanuddin mengatakan, sebenarnya ada 4 opsi dalam menyelasaikan kasus pembajakan, yakni memenuhi tuntuntan perompak, jalur diplomasi, menggunakan mediator atau operasi militer.

Melihat pemerintah Somalia yang tidak bisa menertibkan perompak dan pemerintah RI yang tidak punya akses ke perompak, lanjut Hasanuddin, opsi diplomasi dan penggunaan mediator menjadi sangat sulit.

"Opsinya hanya dua, penuhi tuntutan perompak atau operasi militer," ujar dia.

detik

Danjen Kopassus : "Kami Siap Berangkat ke Somalia"

JAKARTA - Komando Pasukan Khusus (Kopassus) siap membebaskan sandera Kapal kargo Sinar Kudus yang dibajak perompak Somalia di perairan Laut Arab. ”Setiap saat kami siap di kirim ke Somalia. Kapan saja Panglima perintahkan, pasti kami dukung,” tandas Danjen Kopassus, Mayor Jenderal TNI Lodewijk F. Paulus di Mako Kopassus, Senin (11/4).

Lodewijk menegaskan sudah menjadi tugasnya memastikan pasukan Kopassus menjalankan tugas. Kapan saja dan di manapun termasuk misi pembebasan ABK Sinar Kudus yang disandera perompak Somalia.”Kemungkinan ditugaskan bersama satuan lain, bisa saja. Sebelum ini kami sudah latihan Tri Matra (gabungan TNI AD, AL dan AU),” ujar Lodewijk.

Kapal kargo Sinar Kudus dibajak perompak Somalia di Perairan Laut Arab, sejak 16 Maret 2011. Kapal diawaki 31 orang ABK, 20 di antaranya WNI itu sedang dalam perjalanan membawa biji nikel dari Pomalaa, Sulawesi Tenggara, menuju ke Rotterdam, Belanda. Perompak meminta tebusan Rp.77 miliar. Pemerintah Indonesia sudah “berkoordinasi” dengan organisasi penanganan perompak di wilayah perairan tersebut.

Sumber : POSKOTA.CO.ID

Tuesday, March 29, 2011

ASEAN Bahas Penggunaan Militer untuk Bantuan Kemanusiaan


Prajurit Koppasus mengevakuasi seorang nenek yang menolak meninggalkan rumahnya saat terjadi erupsi Gunung Merapi tahun lalu. (Foto: Getty Images)

29 Maret 2011, Jakarta -- (TEMPO Interaktif): Direktur Jenderal kekuatan Pertahanan (Kuathan) Kementerian Pertahanan, Laksamana Muda Mochammad Jurianto mengatakan, bantuan kemanusiaan dan penanggulangan bencana menjadi fokus utama dalam lokakarya penggunaan aset militer ASEAN, yang dibuka hari ini, Selasa 29 Maret 2011.

"Bantuan kemanusiaan dan bencana alam merupakan bagian dari operasi militer," kata Jurianto saat membuka lokakarya tersebut di Hotel Sultan Jakarta.

Lokakarya yang telah digelar kedua kalinya ini merupakan lanjutan dari Paper on Use of ASEAN Military Assets and Capacities. Agenda utama yang akan menjadi pembahasan dalam lokakarya ini untuk membentuk Joint Coordinating Committee atau JCC, menentukan tugas pokok, struktur, dan pimpinan.

Bencana alam yang sering terjadi di wilayah ASEAN menjadi salah satu faktor pendorong pembentukan JCC. Kedepan, jika ada negara anggota ASEAN yang tertimpa bencana alam atau membutuhkan bantuan kemanusiaan, JCC akan memfasilitasi dengan penggunaan aset militer ASEAN dengan melibatkan warga sipil.

Jurianto juga menekankan agar pelaksanaan penggunaan aset militer di negara yang tertimpa bencana tetap harus menghormati kedaulatan negara yang bersangkutan. "Pelaksanaannya juga harus menghormati HAM dan tidak boleh diskriminasi," ujar Jurianto

Dia menambahkan, hasil lokakarya ini akan dibawa ke tingkat ASEAN Defense Senior Officer Meeting pada 26-29 April 2011mendatang yang akan digelar di Yogyakarta. "Nantinya akan ada keputusan politik di tingkat ASEAN Defense Minister's Meeting," kata Jurianto.

Sumber: TEMPO Interaktif

Kopassus-SAS Australia Latgab Bersama


Latihan bersama Kopassus-SAS di Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar tahun lalu. (Foto: Reuters)

28 Maret 2011, Jakarta -- (REPUBLIKA.CO.ID): Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat (Kopassus) Mayjen TNI Lodewijk F Paulus mengatakan Komando Pasukan Khusus Australia (SAS) akan membantu daya mampu Kopassus baik dari segi teknik militer, peralatan dan perlengkapan, serta kemampuan bahasa Inggris. "Ini yang kita pelajari kemarin selama latihan bersama 'Dawn Kookabbura' antara Kopassus dan SAS," katanya, usai menghadiri pembukaan Kejuaran Panahan Piala Kasad 2011 di Markas Komando Kopassus di Jakarta, Senin (28/3).

Latihan Bersama Kopassus dan SAS dengan sandi "Dawn Kookabbura" berlangsung di Swan Bourne, Perth, Australia pada pekan terakhir Februari 2011. Dalam Latihan bersama itu, komando pasukan khusus militer kedua negara memfokuskan penanganan terorisme di laut. "Banyak hal yang harus kita pelajari dan tingkatkan lagi, semisal kemampuan penggunaan alat perlengkapan, persenjataan dan bahasa untuk dapat memahami lebih luas prosedur, alat, sistem penanganan terorisme sesuai standar internasional," kata Lodewijk.

Khusus menyangkut kemampuan bahasa, ia mengemukakan, SAS siap mengirimkan instrukturnya untuk memberikan pelajaran dan pemahaman lebih dalam tentang bahasa Inggris terutama terkait teknis militer komando pasukan khusus. "Kita sudah memiliki laboratorium bahasa Inggris, namun untuk 'native speaker' terutama yang menyangkut bahasa teknis militer komando pasukan khusus kita masih minim," ungkap Lodewijk.

Ia menambahkan, kursus bahasa Inggris oleh SAS bagi para personel Kopassus akan dimulai pada September 2011. Kerjasama Kopassus- SAS sempat terhenti sejak 1999 menyusulnya terjadinya kerusuhan di Timor-Timur (kini Timor Leste) seusai jajak pendapat. Pemulihan kerja sama Kopassus-SAS, Australia berawal dari kunjungan Komandan SAS Australia yang kemudian diikuti kunjungan Kepala Staf Angkatan Darat Australia, Letjen Peter Leahy pada akhir 2002.

Langkah pemulihan diambil Australia, pascaledakan Bom Bali I pada Oktober 2002 yang menewaskan sebagian besar warga negara Australia yang tengah berada di Pulau Dewata. Selain Australia, Kopassus juga rutin mengadakan latihan bersama dengan Singapura dan Thailand. Kini Kopassus tengah merumuskan kembali latihan bersama dengan pasukan khusus Amerika Serikat (AS) yang juga sempat terhenti pada sekitar sebelas tahun silam, karena dugaan pelanggaran HAM oleh TNI di Timor-Timur.

Sumber: Republika

Sunday, March 20, 2011

PCBS Kopassus Santuni AnakYatim

PCBS Kopassus Santuni AnakYatim
Ketua Persit Kartika Candra Kirana PCBS Kopassus Ny.Meria Lodewijk F. Paulus bersama jajarannya mengadakan silaturahmi dan pemberian beasiswa kepada putra putri tenaga bantuan lepas Kopassus. (Pen Kopassus)
 
PCBS Kopassus Santuni AnakYatim
Kegiatan ini disamping untuk menjalin silaturahmi juga sebagai wujud kepedulian Ketua dan seluruh pengurus Persit PCBS Kopassus terhadap keluarga dan warga Kopassus. (Pen Kopassus)
 
PCBS Kopassus Santuni AnakYatim
Persit Kartika Candra Kirana PCBS Kopassus memberikan beasiswa kepada putra putri tenaga bantuan lepas Kopassus sebanyak 84 orang. (Pen Kopassus) 
 
DETIK Foto
 
 
 

Thursday, March 10, 2011

Panglima TNI & Kapolri Terima Brevet Komando Kehormatan Kopassus


Ramadhian Fadillah - detikNews


Panglima TNI & Kapolri Terima Brevet Komando Kehormatan Kopassus
(foto: Ramadhian/detikcom)
Jakarta - Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono dan Kapolri Jenderal Timur Pradopo menerima brevet komando kehormatan Kopassus TNI AD. Mereka pun diberi baret merah khas pasukan khusus TNI AD ini.

Pemberian tanda kehormatan ini digelar di Markas Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Jumat (11/3/2011).

"Saya mengucapkan rasa syukur dan terimakasih dapat menjadi anggota kehormatan Kopassus. Saya merasa bangga," ujar Agus yang menjadi inspektur upacara.

Agus berharap dengan diberikan tanda kehormatan ini, hubungan kekeluargaan antar angkatan dan Polri dapat terjalin. Selain itu semangat komando diharapkan bisa meningkatkan rasa pengabdian pada bangsa.

"Semoga memupuk jiwa korsa antara TNI AD, AL, AU dan Kapolri yang menjadi tulang punggung pertahanan dan keamanan negara," harapnya.

Kasad Jenderal George Toisutta, Kasal Laksamana Soeparno dan Kasau Marsekal Imam Sufaat juga menerima kehormatan yang sama.

Kelima perwira tinggi itu tampak mengenakan baju loreng khas kopassus plus baret merahnya. Tidak lupa, pisau komando emas juga terselip di pinggang.

Walau tidak perlu menempuh pendidikan komando selayaknya prajurit Kopassus, para jenderal ini turut mencicipi aksi menjadi pasukan khusus. Mulai dari merayap di tali, menerima perintah operasi,  halang rintang, hingga melakukan seruan mendadak ala pasukan khusus.

(rdf/gun)

detik news

Tuesday, March 1, 2011

Persenjataan Kopassus.


Komando Pasukan Khusus atau yang akrab dikenal  istilah Kopassus merupakan pasukan favorit tim redaksi SWATT-Online.com. Mengapa? Ya, karena salah satunya Tentara Nasional Indonesia yang satu ini telah masuk peringkat tiga dunia dalam acara TV Discovery Channel Military.
Dalam menyeleksi tentara yang tangguh, tidak semudah yang kita bayangkan. Karena seluruh pasukan khusus di dunia dinilai kinerjanya dengan parameter dari berbagai pengamat militer dan ahli sejarah dunia.
Nah, Kopassus ternyata mampu mencapai kualitas sempurna dalam hal kemampuan individu. Termasuk di dalamnya bela diri, bertahan hidup, kamuflase, strategi, gerilya, daya tahan, membuat perangkap, dan lain-lain.
Meskipun tidak bergantung kepada persenjataan yang mutakhir, akan tetapi Kopassus memiliki skill atau keahlian. Konon, skill atau keahlian satu orang anggota Kopassus sama dengan lima orang tentara biasa. Dan hal ini yang menyebabkan Kopassus ditakuti oleh pasukan dari negara lain. Tidak seperti Amerika yang selalu mengandalkan persenjataan dengan tekhnologi mutakhirnya.
Beberapa waktu yang silam, embargo senjata  membuat Kopassus harus mencari alternatife senjata lain. Meski sebenarnya mereka sudah mempunyai beberapa senjata seperti MP5, HK, AK47, Steyr AUG dan lain sebagainya.
Opss, tapi tunggu dulu! Bukan senjata itu yang SWATT-Online Bahas kali ini, melainkan senjata SS1 (Senapan Serbu 1) buatan PT. Pindad Indonesia.
Dari sejarahnya SS1 dibeli lisensinya dari Belgia yang bernama Fabrique Nationale (FN). Senapan ini menggunakan peluru kaliber 5.56 x 45 mm standar NATO dan memiliki berat kosong 4.01 kg.
SS1 juga dikenal akan akurasinya yang tinggi bila dibandingkan dengan M16 buatan Amerika dan AK47 buatan Rusia, namun daya tahannya masih dibawah AK47 dan di atas M16.
Meski sudah berumur puluhan tahun, tapi sampai sekarang kegunaannya masih bisa dihandalkan. Bahkan di tubuh TNI masih bercokol SS1 sebagai Senjata standart pasukannya.
Medan pertempuran di Aceh, Timor timur dan Papua sudah cukup membuktikan tentang kemampuan SS1 di lapangan sebenarnya. Dan tidak benar bila ada yang mengatakan bahwa SS1 larasnya mudah sekali melengkung atau bengkok bila senjata di tembakkan secara terus menerus. Karena kenyataan di lapangan tidak ada bahkan tidak pernah ditemukan fakta-fakta yang mendukung ungkapan dan isu tersebut. Padahal Pindad akan merasa senang sekali bila ada yang melaporkan setiap ketidakberesan yang dialami SS1 ciptaannya tersebut, karena bisa digunakan sebagai penelitian ulang dan memperbaiki kualitasnya agar lebih bagus.
Seiring dengan kebutuhan pasukan yang begitu kompleks, SS-1 di modofikasi menjadi SS-2000 (SS3-v1).
Di mana awalnya SS-1 terasa terlalu panjang bagi prajurit Kopassus yang membutuhkan senjata berukuran ringkas untuk operasi-operasi khusus. Oleh karena itu, SS-1 di modifikasi menjadi format bullpup (mekanisme senjata di belakang pelatuk -red). Tujuannya adalah agar ukuran menjadi ringkas tapi jarak tembak setara SS-1 standar.
Dan berikut spesifikasi SS-2000 yang merupakan gabungan dari beberapa senjata yang sudah ada :
  1. Setiap sistem operasi mengadopsi sistem gas piston milik AK 47 serta pendahulunya SS1, SS2, FN Fal, FN Fnc, Steyr AUG yang sudah terbukti kehandalannya.
  2. Dengan layout bullpup di mana pasokan amunisi berada di belakang triger group/pelatuk, sosok senapan dapat dipangkas sampai 25 % tanpa mengurangi performa balistik. Sosok senjata yang ringkas sangat mendukung dalam skenario PJD/ pertempuran jarak dekat (close quarter battle); sesuai digunakan dalam operasi antiteror yang kerap terjadi di dalam bangunan/gedung yang memiliki ruang gerak sempit. Keuntungan lain adalah sosok senapan yg ringkas menyesuaikan dengan postur tubuh rata-rata orang Asia.
  3. Dari segi receiver/bodi senjata, 70% material SS3 dibuat dengan bahan high resistant impact polymer ala Steyr AUG yang ringan namun kuat. Dari segi design, receiver tempat maknisme dan masuknya magazine, handguard, dan pistol grip masih setia menganut model SS2.
  4. Selain itu, senjata ini dilengkapi dengan picatiny rail yang dipasang secara kuadrupel (4 sisi); atas, kanan, kiri, serta di bawah handguard, sehingga menawarkan akomodasi penggunaan optik dan aksesori pendukung yang fleksibel; ex: pemasangan front grip pada SS3 V1 untuk mempermudah akuisisi target ataupun bipod seperti varian SS3 V4 Sharpshooter.
  5. Sistem bidik bawaan standar masih memakai model pisir pejera berbentuk carrying handle milik SS2. Khusus pejera, dapat dilipat ke bawah dan menyatu dengan tabung gas saat tidak digunakan. Berkat adannya picatiny rail, operator dapat menggantinya dengan optik sesuai dengan tuntutan operasi/kebutuhan (SS3 V3 CQB yang dipasangkan dengan optik Meprolight M21 buatan Israel/ SS3 V4 sharpshooter dengan optik lansiran Pindad).
  6. Cocking handle/tuas pengokang berada di atas handguard pada kesua sisi senjata sehingga memudahkan operator, terutama operator kidal untuk mengokang senjata.
  7. Ejection port/lubang keluarnya selongsong peluru dibuat pada kedua sisi. Sekali lagi untuk menghindarkan operator kidal dari lontaran selongsong panas. Sama dengan sistem yang dianut Steyr AUG, operator cukup memasang left bolt assembly dan menutup ejection port yang kiri sehingga selongsong keluar lewat kanan.
  8. Fire selector/tuas pilih mode tembakan juga dibuat ambidextrous/dibuat pada kedua sisi.
  9. Semua varian SS3 dapat dipasangkan dengan bayonet bawaan SS1, SS2, maupun M16 (bayonet m7) sehingga masih bisa digunakan dalam hand to hand combat. Selain itu, model bayonet yang sama akan mempermudah urusan logistik TNI nantinya.
  10. Untuk menambah daya pukul, varian SS3 V1 dan V3 dapat dipasangi pelontar granat baik itu SPG 1 (senapan pelontar granat standar TNI buatan Pindad) maupun SPG 2 (model senapan pelontar granat untuk FN F 2000). Sebagai pembidik, kedua varian diatas dilengkapi dengan leaf dan quadrant sight yang menjamin akurasi sampai 400m.
  11. Khusus pada varian SS3 V4 sharpshooter, laras senapan memiliki profil heavy barrel untuk menjamin daya tahan laras saat sustained fire (rentetan panjang) sekaligus akurasi pada jarak jauh. Dapat dilengkapi lightweight bipod untuk menstabilkan senjata. Sistem bidik standar dapat diganti dengan FN scope yg telah dimiliki oleh inventori TNI ataupun memasangkannya dengan optik buatan pindad lainnya.
  12. Laras pada semua varian SS3 dipasang dengan teknik free floating barrel sehingga menjamin akurasi sejak pertama kali senjata ditembakkan.
Spesifikasi SS3:
Negara asal : Indonesia
Kaliber : 5,56 x 45 mm NATO/MU5 TJ Pindad
Kapasitas magazine : 30 peluru
Mekanisme : Gas operated, rotating bolt
Berat : 3,4 kg (loaded)
Rate of fire : 750 rpm
Jarak efektif : s/d 600 m (SS 3 V1 & V2), +1000 m (SS3 V4 Sharpshooter). (reza/berbagai sumber)
foto: berbagai sumber
Walaupun tidak bergantung kepada persenjataan yang mutakhir akan tetapi senjata juga di butuhkan dalam medan perang. Konon skill atau keahlian satu orang anggota Kopassus sama dengan lima orang tentara biasa, hal ini yang menyebabkan Kopassus di takuti oleh pasukan dari Negara lain seperti Amerika yang selalu mengandalkan persenjataan dengan tekhnologi mutakhirnya. Dengan embargo senjata  beberapa waktu silam membuat Kopassus harus mencari alternatife senjata lain, walau mereka sudah mempunyai beberapa senjata seperti MP5, HK, AK47, Steyr AUG
Tags:

SUMBER http://www.swatt-online.com/2010/07/persenjataan-komando-pasukan-khusus/

Tuesday, February 22, 2011

Sejarah Singkat Kopassus

Sejarah kelahiran Komando Pasukan Khusus sebagai satuan tidak terlepas dari rangkaian bersejarah dalam kehidupan bangsa Indonesia, pada bulan Juli 1950, timbul pemberontakan di Maluku oleh kelopok yang menamakan dirinya RMS (Republik Maluku Selatan). Pimpinan Angkatan Perang RI saat itu segera mengerahkan pasukan untuk menumpas gerombolan tersebut. Operasi ini dipimpin langsung oleh Panglima tentara teritorium III Kolonel A.E Kawilarang, sedangkan sebagai Komandan Operasinya ditunjuk Letkol Slamet Riyadi.
 


Operasi ini memang berhasil menumpas gerakan pemberontakan, namun dengan korban yang tidak sedikit dipihak TNI. Setelah dikaji ternyata dalam beberapa pertempuran, musuh dengan kekuatan yang  relatif lebih kecil sering kali mampu menggagalkan serangan TNI yang kekuatannya jauh lebih besar. Hal ini ternyata bukan hanya  disebabkan semangat anggota pasukan musuh yang lebih tinggi atau perlengkapan yang lebih lengkap, namun juga taktik dan pengalaman tempur yang baik didukung kemampuan tembak tepat dan gerakan perorangan.

Peristiwa inilah yang akhirnya mengilhami Letkol Slamet Riyadi untuk mempelopori pembentukan suatu satuan pemukul yang dapat digerakkan secara cepat dan tepat untuk menghadapi berbagai sasaran di medan yang bagaimanapun beratnya. Setelah gugurnya Letkol slamet Riyadi pada salah satu pertempuran A.E Kawilarang.

Melalui Instruksi Panglima Tentara dan Teritorial III No. 55/ Inst / PDS /52 tanggal 16 April 1952 terbentuklah KESATUAN KOMANDO TERITORIUM III yang merupakan cikal bakal “ Korps Baret Merah ”. Sebagai Komandan pertama dipercayakan kepada Mayor Mochamad Idjon Djanbi, mantan Kapten KNIL yang pernah bergabung dengan Korps Special Troopen dan pernah bertempur dalam perang dunia II.

 Dalam perjalanan selanjutnya satuan ini beberapa kali mengalami perubahan nama diantaranya Kesatuan Komando Angkatan Darat (RPKAD) pada tahun 1953, Resimen Pasukan  KOmando Angkatan Darat) pada tahun 1952, selanjutnya pada tahun 1955 berubah menjadi Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD). Pada tahun 1966 satuan ini kembali berganti nama menjadi Pusat Pasukan Khusus TNI AD (PUSPASSUS TNI AD), berikutnya pada tahun 1971 nama satuan ini berganti menjadi Komando Pasukan Sandi Yudha (KOPASSANDHA). Pada Tahun 1985 satuan ini berganti nama menjadi Komando Pasukan Khusus (KOPASSUS) sampai sekarang.

Setelah beberapa kali mengalami perubahan dalam organisasi, sesuai Surat Panglima TNI Nomor : B/563-08/05/06/ SRU tanggal 23 Maret 2001, maka struktur organisasi Kopassus saat ini terdiri dari :

-    Makopassus, berkedudukan di Cijantung dengan sesanti Pataka  “ TRIBUANA CHANDRACA SATYA DHARMA”.
  
-    Grup-1/ Parako,   berkedudukan   di Serang dengan sesanti Dhuaja “ EKA WASTU BALADIKA ”.

-    Grup-2/ Parako, berkedudukan di Solo dengan sesanti Dhuaja “ DWI DHARMA BIRAWA YUDHA”.

-    Grup-3/Sandha, berkedudukan di Cijantung dengan sesanti Dhuaja “ CATUR  KOTTAMAN  WIRA  NARACA  BYUHA ”.

-    Pusdikpassus, berkedudukan di Batujajar dengan sesanti Sempana “ TRI YUDHA SAKTI ”.

-    Satuan-81/Gultor berkedudukan di Cijantung dengan sesanti Dhuaja “ SIAP SETIA BERANI “.


.: TUGAS POKOK :.
Pasukan Khusus bertugas pokok melaksanakan Pembinaan Fungsi Teknis Militer Khusus dan kesiapan operasional pasukan sesuai Kebijaksanaan Kasad serta melaksanakan Operasi Khusus terhadap sasaran strategis terpilih sesuai perintah Panglima TNI

 

.: VISI :.
Kopassus yang setia, disiplin dan berkemampuan tinggi serta berwawasan kebangsaan


.: MISI :.
.: Melaksanakan operasi khusus dalam rangka menegakkan kedaulatan dan keutuhan negara serta melindungi segenap bangsa dan seluruh rakyat Indonesia
.: Menyelenggarakan pendidikan dan latihan khusus di Pusdikpassus
.: Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan dari satuan atas

Struktur Organisasi Kopassus berdasarkan Keputusan KSAD Nomor Kep/19/II/2004 s.d Kep/28/II/2004 tanggal 11 Pebruari 2004




.: JANJI PRAJURIT KOMANDO :.  
1. Saya berjanji, bahwa saya akan tetap setia dan menepati isi dan jiwa Sapta Marga
2. Saya berjanji, bahwa saya akan memegang teguh dan tetap berpedoman pada Sumpah Prajurit
3. Saya berjanji, bahwa saya akan menjunjung tinggi dan mempertahankan derajat, nama, kehormatan dan jiwa Kesatuan Para Komando pada setiap saat, tempat dan keadaan bagaimanapun

Seajarah Singkat Atribut Kopassus
Emblem baret Kopassus (saat itu RPKAD) pertama kali digunakan tahun 1954-1968 didesain oleh Letnan Dodo Sukamto. Dipakai pertama kali pada upacara 5 Oktober 1954. Emblem ini terdiri dari sangkur, jangkar yang melambangkan kemampuan di laut dan sayap sebagai mobilitas yang tinggi. Emblem baret yang digunakan tahun 1968 sampai dengan sekarang dengan sedikit perubahan dari desain awal, sangkurnya lebih ramping seperti pisau Komando dan gambar sayapnya lebih banyak lapisan bulu sayap seperti desain Wing Para Angkatan Darat.

Wing Para Angkatan Darat
- Didesain dan dikeluarkan oleh PGT (Pasukan Gerak Tjepat) Angkatan Udara. Digunakan oleh Pasukan Komando AD yang lulus dari latihan terjun PGT di Margahayu dari tahun 1957-1959. Wing ini berbeda dengan wing AU, terdapat tulisan RPKADdibaliknya.
- wing yang ditengah didesain oleh Letnan Djajadiningrat dan dijuluki ” Wing Kumis” yang dikeluarkan sementara untuk lulusan kursus terjun SPKAD yang baru di bentuk di Batujajar tahun 1960.
- Wing paling bawah menjadi wing standar Angkatan Darat dikeluarkan di Batujajar tahun 1961 sampai dengan saat ini.

Brevet Komando
- Brevet kualifikasi Komando yang digunakan sejak tahun 1966 sampai dengan sekarang didesain oleh Mayor Djajadiningrat. Brevet ini dipakai oleh seluruh lulusan Komando di Batujajar. Kolonel Sarwo Edhie Wibowo dalam demonstrasi ”Show Of Force” di parkir Senayan pada 4 Januari 1966 menggunakan Brevet kualifikasi Komando yang baru.

Wing Free Fall
Wing terjun bebas militer RPKAD, didesain HH.Djajadiningrat dan pertama dikeluarkan tahun 1962 menggambarkan seorang peterjun free fall tergantung dibawah lingkaran yanbg terdiri dari parasut parasut kecil. Instruktur free fall pertama kali negara Yugoslavia: Mladen Milicetic , Stoyan Jovic dan Dobel Stanej di Bandung selama upacara kelulusan pertama kelas free Fall RPKAD, 26 Oktober 1962.



SUMBER WEBSITE KOPASSUS

BERITA POLULER