Pages

Friday, December 31, 2021

Hibah F-5 Korea Selatan Ditolak TNI AU


16 Mei 2013


Korea Selatan berniat menghibahkan satu skadron pesawat F-5 Tiger atas pembelian 16 pesawat latih T-50 Goldean Eagle (photo : daum)

 Jakarta (ANTARA News) - Itikad Korea Selatan menghibahkan F-5 Tiger ditolak TNI AU. Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI IB Putu Dunia,

 menyatakan penolakan lantaran tidak sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Tidak disebutkan apakah Korea Selatan telah mendapat pengganti armada F-5-nya.

"Karena spesifikasi pesawat F-5 Korea Selatan berbeda dengan yang dimiliki Indonesia," kata Dunia, usai menghadiri penutupan Sidang Umum dan Kongres Dewan Olahraga Militer Internasional atau Conseil International du Sport Militaire (CISM) Ke-68, di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, pesawat F-5 --tipe F-5E Tiger II-- milik Indonesia sudah banyak dimodifikasi, baik persenjataan atau avioniknya. Sedangkan, pesawat yang ditawarkan Korea Selatan minim modifikasi. Untuk mengaktualkan kemampuannya, TNI AU meluncurkan program MACAN pada masa lalu, yang juga melibatkan penyedia avionika Belgia dan Sagem, Prancis.

"Perbedaan spesifikasi ini justru menjadi beban di biaya perawatannya. Kalau bisa kami diberi pesawat yang sama dengan yang kami punya," katanya. Dunia menyatakan telah melaporkan penolakan itu kepada Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro.

 

Beberapa bulan lalu, Korea Selatan secara sepihak menunda peluncuran Program KFX/IFX --satu proyek ambisius lompatan besar sekaligus jalan pintas perancangan dan pembuatan pesawat tempur generasi 5+ antara negara itu dan Indonesia-- justru pada saat tahap penilaian awal telah selesai ditempuh.

 

Padahal tahap penilaian awal itu menyatakan Program KFX/IFX ini sangat layak diteruskan, baik dari sisi rancang bangun, teknologi, biaya, kemampuan lain, hingga kemauan politik kedua negara. Skema pembiayaan dari kedua negara juga telah disepakati, untuk proyek yang diingini semula digelindingkan mulai 2015.

Korea Selatan juga diketahui sejak awal sangat mengidamkan boleh membeli F-22 Raptor, mengingat temperatur keamanan regionalnya cukup tinggi belakangan ini terkait agresivitas dan sensitivitas tetangganya, Korea Utara. Akan tetapi, Amerika Serikat lebih berselera menjual Raptor itu kepada Jepang.

Sejalan dengan penolakan Amerika Serikat itu, Korea Selatan lalu meluncurkan Program KFX; belakangan mengajak Indonesia mengingat Indonesia mulai memalingkan wajahnya kepada Korea Selatan sebagai sumber persenjataan. KT-1B Wong Bee dari Korea Seatan dan perbaikan menyeluruh KRI Nanggala-402 di negara itu.

Belakangan, ada sinyal dari Amerika Serikat bahwa Korea Selatan mulai dilirik untuk boleh memiliki Raptor. Latihan perang rutinFoal Eagle 2013 bahkan melibatkan B-2 Spirit dan satu flotila gugus tempur kapal induk USS Nimitz (CVN-68) ke Korea Selatan. Ini terbilang pelibatan sangat besar dalam latihan Foal Eagle selama ini.

 

(Antara)

Indonesia-Korsel Ingin Lanjutkan Kerjasama Kapal Selam dan Pesawat Tempur KFX/IFX

 

KFX/IFX

Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Sekjen Kemhan RI) Laksdya TNI Agus Setiadji, S.A.P., M.A., menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Korea Selatan Untuk Indonesia Kim Chang-beom, Rabu (31/7) di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta.

Dalam kunjungan ini, kedua pihak sepakat dan mengungkapkan memiliki komitmen yang sama untuk terus melanjutkan dan meningkatkan kerjasama di bidang industri pertahanan khususnya dalam kerjasama pembangunan kapal selam dan pesawat tempur KFX/IFX.

Sekjen Kemhan RI mengatakan bahwa hubungan kerja sama Indonesia dan Korea Selatan adalah hubungan yang panjang jangka, sehingga kerjasama di bidang pertahanan khususnya kerjasama industri dan teknologi pertahanan harus terus dilanjutkan dan ditingkatkan.

Beberapa peralatan Alutsista buatan Korea Selatan juga sudah digunakan oleh TNI diantaranya adalah Panser Tarantula, Meriam 105 dan 155, Kapal Selam dan Pesawat KT-1B Wong Bee dan Pesawat Golden Eagle.
Untuk itu, dengan cukup banyaknya peralatan yang digunakan oleh Indonesia dari Korea Selatan, diharapkan Korea Selatan juga dapat membeli banyak lagi membeli pesawat CN-295 buatan industri pertahanan Indonesia.

Berkaitan dengan program kerjasama pesawat tempur KFX/IFX yang meskipun saat ini dalam proses renegosisi, Indonesia ingin dan memiliki tekat serta semangat yang kuat untuk terus melanjutkan kerjasama tersebut dalam rangka tercapainya kemandirian pembuatan pesawat tempur.

“Kerjasama KFX/IFX merupakan progran kerjasama Goverment to Goverment antara Indonesia dan Korsel dalam rangka kemandirian pembuatan pesawat tempur di kedua negara”, tambah Sekjen Kemhan RI.


 

Sedangkan kerjasama dalam pembangunan kapal selam, kedua negara juga telah sepakat akan dilanjutkan pada Phase ke 2 yakni untuk pembangunan kapal selam ke 4,5 dan 6 yang akan dibangun di PT PAL Surabaya.

Sementara itu, Dubes Korea Selatan untuk Indonesia dalam kesempatan tersebut menyampaikan terimakasih kepada Kemhan RI khususnya kepada Sekjen Kemhan RI yang telah memberikan dukungan besar bagi peningkatan kerjasama pertahanan kedua negara.

“Terima kasih atas penyampaian Sekjen Kemhan RI yang menunjukan niat dan semangat tekat untuk memajukan dan melanjutkan kerjasama dengan Korea Selatan, karena kedua negara memiliki kemitraan startegis khusus”, ungkap Dubes Korea Selatan.

Lebih lanjut Dubes Korea Selatan mengungkapkan, bahwa Korea Selatan akan memberikan dukungan yang semaksial mungkin kepada Indonesia sehingga dapat mencapai kemandirian di bidang industri pertahanan. (BDI/JUL)

SUMBER : Kemenhan