Angkatan Udara Republik Indonesia alias TNI AU baru saja merayakan hari jadi yang ke-78 tahun.
Diusia yang ke-78 tahun TNI AU nampaknya akan semakin gagah karena tak hanya diperkuat dengan pesawat tempur maupun pesawat angkut namun juga dengan drone atau pesawat tak berawak alias UAV.
Hal ini seperti dikutip Zonajakarta.com dari Antara edisi 22 April 2024, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Mohammad Tonny Harjono menyebutkan TNI AU segera memiliki pesawat nirawak baru yang akan melengkapi alat utama sistem senjata (alutsista) nasional.
Tonny Harjono usai acara HUT ke-78 TNI AU di Lapangan Dirgantara AAU, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin, menjelaskan pesawat terbang tanpa awak itu berteknologi satelit sehingga mampu mendukung pertempuran "beyond visual range" (BVR) atau pertempuran udara jarak jauh.
"Kita bisa menerbangkan dari luar area yang ingin kita pantau misalnya di Papua atau di daerah mana, kita bisa menerbangkan dari luar Papua," kata dia
Tonny menyebutkan sejumlah pesawat nirawak yang tengah didatangkan tersebut antara lain drone CH-4, Anka, serta Bayraktar dengan jenis "Medium Altitude Long Endurance" (MALE).
"Mohon doa restunya angkatan udara menjadi angkatan udara yang adaptif mengikuti perkembangan teknologi dan perkembangan situasi nasional, regional, maupun global," kata Tonny Harjono.
Menurut dia, drone atau pesawat tanpa awak modern tersebut merupakan bagian dari pesawat alutsista baru yang sedang didatangkan untuk memperkuat TNI AU.
Meski KASAU Tonny Harjono tak menyebutkan nama pasti varian UAV buatan Bayraktar yang akan dibeli TNI AU, namun Indonesia disebut berencana membeli Kizilelma buatan Turki.
Hal ini seperti dikutip Zonajakarta.com dari akun X @Defence_IDA lewat unggahan pada 23 April 2024
"Indonesia plans to purchase #Kizilelma when it becomes available (Indonesia berencana membeli #Kizilelma ketika sudah tersedia)," jelas akun pemerhati alutsista X @Defence_IDA.
Namun hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari TNI AU maupun Kemenhan soal pembelian drone Kizilelma buatan Bayraktar Turki ini.
Bayraktar Kizilelma adalah kendaraan udara tak berawak (UAV) tempur yang dirancang untuk melakukan operasi lepas landas dan mendarat di kapal induk dengan landasan pendek dan untuk menjalankan misi menggunakan amunisi yang dibawa secara internal.
Dikutip Zonajakarta.com dari Airforce Technology, Kizilelma dikembangkan oleh perusahaan pertahanan Turki Baykar Technologies.
UAV tempur ini akan dapat beroperasi dari kapal induk dengan landasan pendek seperti Anadolu, kapal serbu amfibi tipe landing helikopter dock (LHD) milik Turki.
UAV Bayraktar Kizilelma juga dapat menjalankan misi secara mandiri dan berkolaborasi dengan pesawat yang dikemudikan.
Jet tempur tak berawak buatan dalam negeri Turki ini dirancang untuk melaksanakan berbagai operasi militer termasuk serangan strategis, dukungan udara jarak dekat, serangan rudal, penindasan pertahanan udara musuh dan penghancuran pertahanan udara musuh.
Perusahaan berencana memulai produksi massal UAV Bayraktar Kizilelma pada tahun 2024.
UAV Bayraktar Kizilelma memiliki ketinggian operasional 30,000 kaki, radius tempur 500 mil laut, daya tahan lima jam, dan kapasitas muatan 1,500kg (1,5t).
UAV memiliki berat lepas landas maksimum 8,5t, kecepatan jelajah Mach 0,6 dan kecepatan maksimum Mach 0,9.
Pesawat ini mempunyai fitur penampang radar yang rendah, kemampuan manuver yang tinggi, kemampuan line-of-sight (LOS) dan beyond line-of-sight (BLOS), dan peningkatan kesadaran situasional yang difasilitasi oleh radar active electronically scanning array dari Aselsan, sebuah perusahaan pertahanan Turki.
UAV tempur Bayraktar Kizilelma mampu menembakkan rudal udara-ke-udara Bozdogan dan Gokdogan.
Pesawat ini juga dapat dilengkapi untuk meluncurkan rudal jelajah SOM-J, yang memiliki jangkauan melebihi 250 km, serta bom berpemandu keluarga Mini Akilli Mühimmat (MAM).
Bom MAM diproduksi oleh perusahaan pertahanan Turki Roketsan dan dirancang untuk misi serangan kecil.
UAV tempur ini didukung oleh mesin turbofan AI-322F yang diproduksi oleh Ivchenko-Progress, sebuah biro desain negara Ukraina yang mengkhususkan diri dalam rancangan dan rencana mesin pesawat.
Kontrak mesin ditandatangani pada November 2021.
Mesin turbofan AI-322F dikembangkan bersama oleh Ivchenko Progress dan Motor Sich, produsen mesin pesawat Ukraina.
Mesinnya memiliki kipas berdiameter 624mm, panjang 3.138mm dan berat kering tidak melebihi 560kg.
Mesinnya menawarkan daya dorong maksimum 4.200 kilogram-force bila dilengkapi dengan afterburner.
sumber zonajakarta