Pages

Showing posts with label DEFENCE STUDIES. Show all posts
Showing posts with label DEFENCE STUDIES. Show all posts

Sunday, August 26, 2012

Formal Launching of KRI Klewang will be Held on End of August



KRI Klewang, the trimaran design of fast missile ship for TNI-AL (image : North Sea Boats)
The new 63 metre long vessel is a cutting edge trimaran design that it cosidered to be the most advanced naval vessel of its type ever built in South East Asia. It incorporates a radical wave piercing hull form for improved seaworthiness and stability, and has been built from full carbon fibre composite materials, utilising the vacuum infusion process and vinylester resin. This method results in a structure that has increased strength, but also offers the benefits of lower operating, maintenance, and lifecycle costs.
In 2009 PT Lundin signed a contract to build a one of the most advanced “stealth” warship for TNI-AL (Indonesian Navy). This was the result of an intensive Research and Development programme conducted by PT Lundin Industry Invest (North Sea Boats) and TNI-AL that commenced in 2007. Construction commenced in early 2010, but due to the advanced design and construction methods, the project has been kept largely confidential until now.
Members of the press are invited to attend this significant event. The launching ceremony will be held on Friday 31st August, 2012 at PT Lundin’s shipyard facility in Banuwangi, East Java. The ceremony will be attended by dignitaries and senior officers of TNI-AL during which a briefing and Press Conference and interviews will be conducted.

16 F-16 Hibah AS Ditempatkan di Lanud Pekanbaru


F-16C Fighting Falcon dari 522nd Fighter Squadron, Cannon Air Force Base, N.M., meluncurkan rudal AGM-154 saat berlatih menembak rudal udara-ke-darat di Utah Test and Training Range.(Foto: U.S. Air Force/Master Sgt. Michael Ammons)

24 Agusts 2012, Jakarta: Enambelas dari 24 pesawat tempur F-16 block 32+ yang akan diterima Indonesia dari AS akan ditempatkan di Lanud Pekanbaru, Riau. Keenambelas pesawat ini akan mendiami skadron tersendiri disamping Skadron Udara 1 (markas Hawk 100/200) yang sudah ada sebelumnya. Di lain pihak, delapan unit lainnya akan ditempatkan di Lanud Iswahjudi, Madiun, digabung dengan F-16 A/B yang telah sejak 1990-an memperkuat Skadron Udara 3.

Demikian ungkap Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsma TNI Azman Yunus kepada Angkasa, Kamis (24/8) sore, terkait kepastian hibah yang telah disetujui DPR RI dan Parlemen AS. Namun, dirinya belum bisa mengomentari lebih jauh 10 pesawat serupa yang kembali ditawarkan pihak AS. Tawaran ini disampaikan kepada Sekjen Kementerian Pertahanan ketika melawat ke AS beberapa pekan lalu. "Itu harus dipikirkan masak-masak oleh Pemerintah, karena tidak saja menyangkut tambahan biaya upgrade, tapi juga biaya perawatan, dan sebagainya," ujarnya.

Keduapuluh-empat F-16 block 32+ yang disebut-sebut akan tiba pada 2014 tersebut sejatinya adalah F-16 C/D block 25 surplus yang tidak dipakai jajaran AU AS. Lewat skema pendanaan yang telah disetujui pihak Indonesia-AS, kelengkapan dan kemampuan pesawat-pesawat ini selanjutnya akan di-upgrade terlebih dulu sebelum dikirim ke Indonesia. Di antara sederet kelengkapan teknis yang akan di-upgrade adalah radar, operational flight plan, peralatan navigasi, head-up display, pembidik sasaran malam, radar warning system dan kemampuan untuk membawa rudal jarak sedang untuk pertempuran beyond visual range.

Program upgrade juga membuat usia pemakaian bertambah lebih dari 4.000 jam atau jika disepadankan dengan masa pemakaian rata-rata TNI AU kira-kira bisa mencapai 20 tahun. Sedemikian kompleksnya upgrade, sampai-sampai F-16 C/D Indonesia ini nantinya akan mendekati kemampuan dan kecanggihan F-16 C/D block 52 – tipe kedua terakhir yang dibuat Lockheed Martin. Perbedaannya praktis tinggal pada kapasitas angkut senjata dan tidak adanya conformal tank saja. "Itu sebab, kenapa F-16 hasil upgrade ini masuk kategori F-16 block 32 plus, karena sudah lebih canggih dari block 32 itu sendiri," ujar Kol. Pnb. Agung Sasongkojati, mantan penerbang F-16 TNI AU.

Ia menambahkan penempatan pesawat-pesawat ini dalam bentuk skadron atau flight-flight di lokasi-lokasi kunci di wilayah RI akan bisa mengatasi masalah jarak dan waktu operasi. "Dengan senjata modern dan daya jangkau operasi lebih dari 700 km, pesawat-pesawat ini sudah cukup memadai untuk menghadang penerbangan gelap atau menghantam sasaran di siang maupun malam, di semua tempat baik di dalam maupun di luar wilayah kedaulatan RI," tegasnya.

Sumber: Angkasa

Thursday, July 26, 2012

Kekuatan Persenjataan Indonesia Turun ke Peringkat 18


Kekuatan Persenjataan Indonesia Turun ke Peringkat 18














TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat ini, posisi kekuatan angkatan bersenjata atau kekuatan militer Indonesia berada di posisi 18 di dunia.
Menurut Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan, Brigjen TNI Hartind Asrin peringkat ini mengalami penurunan.
"Sebelumnya di peringkat 16. Ini turun karena ada alutsista yang tidak efektif," ujar Brigjen TNI Hartind kepada wartawan usai acara Silaturahmi Kapuskom Publik TNI dengan Wartawan di Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Jakarta Pusat, Kamis (26/7/2012).
Menurut Brigjen TNI Hartind, yang menentukan naik-turunnya peringkat kekuatan militer suatu negara dilihat dari teknologi alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang dimiliki negara tersebut.
Dengan adanya penurunan tersebut, maka menurut Brigjen TNI Hartind, perlu adanya penambahan teknologi alutsista dan memodernisasi teknologi alutsista yang telah lama. Penambahan tersebut salah satunya memperkuat alutsista di tubuh Angkatan Darat (AD).
"Alutsista bergerak itu memang menjadi prioritas. kalau di Angkatan Darat itu mulai dari MBT (Main Battle Tank) Leopard," ujar Brigjen TNI Hartind.
Dengan pembelian MBT dari Jerman ini, Brigjen TNI Hartind berharap dapat meningkatkan kekuatan TNI AD dalam menjaga persatuan dan kesatuan Republik Indonesia. Sebab, semakin kuatnya alutsista, maka semakin kuat pula deteren power atau kekuatan penangkal suatu negara.
"Nah kenapa malah sekarang banyak yang mempersoalkan MBT Leopard itu? Padahal ini bisa membuat deteren power yang membuat lawan urungkan niatnya," ujar Brigjen TNI Hartind.
Selain Pembelian MBT Leopard asal Jerman, Brigjen TNI Hartind juga mengungkapkan saat ini pihaknya tengah menguatkan kendaraan taktis seperti Anoa yang kini jumlahnya mencapai 165 unit. Ke depannya, Kemenhan akan terus memperkuat sampai dua brigade.
Penguatan teknologi alutsista tersebut tidak hanya di tubuh TNI AD saja, namun juga di TNI AL dan TNI AU. Menurut Brigjen TNI Hartind, penguatan teknologi alutsista harus dilakukan secara seimbang.
sumber : TRIBUN

Wednesday, March 28, 2012

Heli Colibri TNI AU Dukung Operasi Alur Elang


JAKARTA - Satu helikopter EC-120B Colibri nomor registrasi HL-1205 dari Skuadron Udara 7 disiagakan untuk mendukung latihan pengamanan Alur Laut Kepulauan Indonesia dalam Operasi Alur Elang.

Helikopter latih lanjut itu berpangkalan di Pangkalan Udara TNI-AU Suryadarma, Subang, Jawa Barat. Untuk sementara dia digeser ke Terminal Selatan Pangkalan Udara Utama TNI-AU Halim Perdanakusuma dalam operasi itu.

“Sesungguhnya tugas yang kami emban sudah 22 Maret, dengan mendukung Latihan Kilat, Latihan Cakra, Latihan Tangkis Petir dan Kalibrasi Radar Cibalimbing, dan direncanakan akan berakhir sampai 29 akhir bulan ini”, kata Letnan Satu Penerbang Antonius. Dia adalah kapten pilot helikopter itu, di Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (28/3).



Selain pengamanan ALKI, Colibri saat ini bertugas sebagai pesawat yang siap untuk operasi Search And Rescue (SAR). Disamping itu, bertugas dalam misi mendukung pengecekan kesiapan unsur demo udara ke Pangkalan TNI Suryadarma dengan rute Halim-Sasaran-Halim.

Colibri, menurut rencana, akan digelar di udara dalam satu formasi aerobatik helikopter, The Pegasus, pada hari puncak HUT ke-66 TNI-AU di Pangkalan Udara Utama TNI-AU Halim Perdanakusuma, 9 April nanti.

Demonstrasi udara mengambil nama kuda sembrani mithologi tunggangan Dewa Zeus itu diketengahkan dalam banyak manuver unik khas kemampuan manuver helikopter.

Sumber : ANTARANEWS.COM

Super Cobra Akan Jaga Perbatasan RI-Malaysia


27 Maret 2012

Helikopter serang Bell AH-1W Cobra (photo : Airliners)
Balikpapan (ANTARA News) - Selain akan dijaga dengan tank-tank Leopard 2A6, perbatasan Indonesia-Malaysia juga bakal dilengkapi satu skuadron heli tempur Bell AH-1W Super Cobra, kata Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) VI Mulawarman, Mayor Jenderal TNI Subekti.

"Kami akan tempatkan di Berau dan Nunukan," ujarnya di Balikpapan, Kalimantan Timur, Selasa.

Saat ini Kodam VI Mulawarman sedang menyiapkan basis bagi skuadron heli tersebut. "Kami gunakan anggaran antara Rp17 miliar hingga Rp19 miliar untuk persiapan pangkalan skuadron heli tempur tersebut," katanya.

Super Cobra adalah helikopter buatan Bell, Amerika Serikat (AS), dan pengembangan dari Huey Cobra yang berjaya di perang Vietnam. Persenjataannya senapan mesin Gatling 20 mm, roket Hydra, rudal Sidewinder untuk pertempuran udara, dan rudal penghancur tank Hellfire.

"Super Cobra ini adalah pilihan utama. Namun demikian, kami punya pilihan lain yang lebih bersahabat dengan keuangan, yaitu heli serbaguna Agusta Westland," ujar mantan Asisten Perencanaan (Asrena) Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) tersebut.

Heli tempur buatan Bell itu senilai sekira 11,3 juta dolar AS (setara Rp96 miliar) per unit. Untuk komplet satu skuadron dengan 16 pesawat, maka pemerintah RI menyediakan tidak kurang dari Rp1,53 triliun. Harga tersebut belum termasuk persenjataannya.

Super Cobra berkemampuan jelajah hingga 510 km pada kecepatan maksimum 277 km per jam, kecepatan menanjak 8,2 meter per detik, dan bisa mengambang di udara pada ketinggian 3.720 meter.

Dengan berpangkalan di Nunukan yang berbatasan langsung dengan Malaysia, maka SuperCobra hanya perlu beberapa menit untuk sampai di perbatasan dan menyelesaikan misinya.

Adapun helikopter Agusta Westland nilainya lebih murah. Heli tempur Agusta Westland AW 109LUH harganya 9 juta dolar AS (setara Rp76,5 miliar) per unit, atau total Rp1,22 triliun untuk satu skuadron.

Selanjutnya, Kodam Mulawarman akan dilengkapi tiga batalyon gabungan infanteri dan artileri yang memiliki persenjataan anti tank yang dapat membidik tank dari jarak 6 km, serta sistem peluncur roket serentak (multiple launch rocket system/MLRS) Astros II buatan Brazil.

"Dengan amunisi roket aslinya, jarak tembaknya bisa mencapai 300 km, atau 70 km dengan amunisi roket lain," jelas Subekti.

Bersama satuan tank Leopard, maka seluruh persenjataan dan personel baru ini akan tersedia secara bertahap mulai 2012. Menurut dia, akan sangat berdampak pada perimbangan kekuatan dengan negara-negara tetangga Indonesia, terutama yang berbatasan langsung di Kalimantan.

"Saat ini kita memang tidak memiliki musuh yang eksplisit, yang nyata. Tapi, setiap hari kita dilecehkan di perbatasan dengan adanya patok yang digeser-geser," demikian Pangdam VI Mulawarman, Mayjen TNI Subekti. (T.KR-NVA)

Ketua HLC dan Komisi I DPR Bahas Rencana Modernisasi Alutsista Melalui APP 2010-2014


28 Maret 2012
Marinir diusulkan untuk mendapatkan tambahan kendaraan 8x8 BTR-80A sebanyak 14 unit sehingga menjadi total 26 unit dan tank BMP-3F sebanyak 37 unit sehingga total menjadi 54 unit (photo : Kaskus Militer)

Jakarta, DMC – Wakil Menteri Pertahanan dalam hal ini selaku Ketua High Level Comitte (HLC), Sjafrie Sjamsoeddin, bersama anggota Komisi I DPR RI, Senin (26/3) di Ged. DPR, Jakarta membahas rencana Modernisasi Alutsista dalam rangka kebutuhan TNI 2014 dengan menggunakan Alokasi Pinjaman Pemerintah (APP) atau Pinjaman Luar Negeri (PLN).

Ketua HLC pada kesempatan Raker tersebut mengatakan hingga tahun 2014 didalam proyeksi Minimum Esential Force khususnya modernisasi untuk Alutsista bergerak, Kemhan dan TNI ingin melengkapi postur kekuatan pertahanan di setiap Angkatan.

Sehubungan dengan hal tersebut, Kemhan juga memiliki rencana kebutuhan belanja (shopping list) alutsista bergerak prioritas hingga tahun 2014 akan mempergunakan pinjaman pemerintah dari luar negeri.
Lebih lanjut Wamenhan menjelaskan, untuk Mabes TNI hingga 2014 memerlukan kendaraan taktis dan kendaraan angkut amunisi 5 ton dengan jumlah besar yang menurut jumlah pagu mencapai 110 juta Dolar.
Sementara untuk Angkatan Darat, terdapat empat prioritas yang ingin dicapai, diantaranya Helikopter serang dan serbu termasuk persenjataan sebanyak 24 Unit, kendaraan tempur Main Battle Tank (MBT) jenis Leopard 2A6 sebanyak 44 Unit, ME Armed 155 Howitzer, Rudal MLRS dan Rudal Arhanud.
TNI AL mengusulkan untuk membeli tiga kapal multi-role light frigates ex Nakhoda Ragam class (photo : Deadmans Handle)

Sedangkan untuk proyeksi kebutuhan modernisasi Alutsista untuk Angkatan Laut, Kapal Pemukul dengan jenis Klas Korvet, Kapal Pendukung, pesawat Udara jenis CN-235 MPA dan Helikopter AKS, Tank Amfibi BMP-3F serta Panser Ambfibi BTR 80 A. untuk penawaran baru yakni 3 kapal Selam dan 2 Unit PKR namun bisa dikirim setelah tahun 2014 dan 3 unit Fregat (MRLF) namun juga masih dalam proses pengusulan anggaran.

Untuk Angkatan Udara, Shoping list ini tertuju kepada pengadaan SU-30 MK2 dan dukungannya, pengadaan pesawat angkut CN-295 sebagai pengganti pesawat F-27. Ditambah lagi pengadaan Helikopter Full Combat SAR Mission, pengadaan pesawat latih sebagai pengganti AS-202 & T-34C. Totalitas pagu yang di butuhkan untuk bisa memenuhi kebutuhan khusus untuk alutsista bergerak pioritas mencapai 3,741 juta Dollar.

Berkaitan dengan hal tersebut, Ketua Komisi I DPR RI, Mahfudz Siddiq, pada akhir raker itu mengatakan, Komisi I DPR RI mendukung daftar pengadaan Alutsista TNI TA. 2010-2014 yang sumber pembiayaannya di alokasikan dari Alokasi Pinjaman Pemerintah (APP) Kemhan/TNI TA. 2010-2014.

Namun demikian Komisi I DPR RI memberikan beberapa saran, antara lain agar dapat mengupayakan dilakukannya amandemen terhadap daftar State Loan Agreement Tahun 2007 antara Pemerintah RI dengan Pemerintah Federasi Rusia, sehingga pengadaan 6 unit Sukhoi Su-30 MK2 dapat menggunakan skema pembiayaan State Credit.

Memperhitungkan dengan cermat kondisi dan spesifikasi, dislokasi serta proyeksi biaya pemeliharaan dan perawatan dalam pengadaan MBT Leopard 2A6. Memperhatikan dengan serius dampak penggunaan pesawat intai tanpa awak (UAV) terhadap kerahasiaan pertahanan dan keamanan RI. Memastikan kelayakan pembelian 3 unit kapal perang kelas Fregat (MRLF) oleh TNI AL.

Dikatakan Mahfudz Siddiq, Komisi I DPR RI mendesak Kemhan/TNI untuk terus melakukan pembenahan terhadap sistem adminstrasi dalam pengadaan Alutsista TNI. Menurut dirinya Komisi I DPR RI akan menyelesaikan pembahasan terkait permohonan pencabutan dana bertanda bintang untuk pengadaan barang/jasa melalui PHLN/KE, sebelum penutupan Masa Persidangan III Tahun Sidang 2011 – 2012.

Forum Raker pembahasan tentang rencana modernisasi alutsista ini juga dihadiri oleh Para Kepala Staf Angkatan, Sekjen Kemhan dan sejumlah pejabat di jajaran Kemhan dan TNI. (MAW/SR).

(DMC)

BERITA POLULER