Jakarta, DMC – Peningkatan program kerjasama antara pelaku industri pertahanan di Indonesia dengan pelaku industri pertahanan dunia dalam produksi Alutsista terus dilakukan. Khusus pembuatan produk dirgantara Pemerintah melalui Kementerian Pertahanan (Kemhan) kali ini menggandeng perusahaan pesawatAirbus Military untuk menjajaki pembuatan pesawat militer jenis Transportasi Ringan C-295 selain juga untuk merestrukturisasi dan merevitalisasi PT Dirgantara Indonesia (PT DI).
Penjajakan kerjasama dengan pihak Airbus Military tersebut diawali dengan kunjungan Wakil Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin ke fasilitas Airbus Military di San Pablo (dekat kota Sevilla), Spanyol pada awal September 2011 lalu. Kemudian dilanjutkan dengan kunjungan CEO Airbus Military, Domingo Urena-Raso kepada Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Selasa (4/10), di kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta.
Kedatangan CEO Airbus Military untuk mendiskusikan lebih lanjut mengenai rencana peningkatan kerjasama dengan pihak Indonesia yang diwakili oleh PT DiRgantara Indonesia (DI) sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara Industri Pertahanan (BUMNIP) berbasis produk dirgantara.
Dirut PT. DI Budi Santoso menjelaskan bahwa pertemuan kali ini untuk merencanakan revitalisasi dan restrukturisasi PT. DI dengan melakukan kerjasama dengan PPA (Perusahaan Pengelola Aset) dan Airbus Military. Dalam program revitalisasi ini bukan hanya produk yang akan dikerjakan nantinya tetapi juga proses produksi dengan harapan dapat mengejar teknologi yang terbaru untuk industri aerospace yang dibantu oleh Airbus dalam hal ini Airbus Military.
Sementara itu Dirut PPA Boyke Mukijat menyatGkan bahwa kehadiran PPA dalam membangun Dirgantara Indonesia bersama-sama dengan Airbus tidak lain untuk melihat pertumbuhan Airbus sehingga ke depan diharapkan dapat terus berlanjut secara sehat. Terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui agar pertumbuhan Airbus dapat terus berlanjut diantaranya melalui tahap statifikasi dimana penerapan Airbus dapat dikembangkan setelah melalui tahap statifikasi. Dari sisi produksi, PT DI akan berkerja bersama-sama dengan Airbus Military sedangkan dari sisi keuangan pemerintah menugasi PPA untuk mengawal proses restrukturisasi PT DI.
Sedangkan CEO Airbus Military Domingo Urena-Raso yang merupakan CEO dan juga Board Member Airbus Military serta Board Member dari EADS(European Aeronautic Defence and Space Company) yang merupakan holding company dari Airbus Eurocopter Astrium yang bergerak di bidang satelit dan peluncuran satelit, dalam pernyataannya menyebutkan bahwa kedatangannya ke Indonesia kali ini selain bertemu dengan Menhan RI, juga untuk bekerja sama dengan PT DI dalam rangka untuk mendukung restrukturisasi. Diharapkan kerjasama di bidang indutri pertahanan Indonesia, dapat terus berkelanjutan dalam waktu yang panjang dan lama. Airbus Military yang telah bekerja selama kurang lebih satu tahun di PT DI melihat bagaimana mengadopsi restrukturisasi serta menghasilkan produk unggulan antara PT DI danAirbus Military.
Rencana Produk Unggulan PT DI
Rencana program kerjasama yang dibangun antara PT. DI dengan perusahaan Airbus Military yang berbasis di Spanyol tersebut merupakan kemitraan strategis. Nantinya, PT DI akan menjadi basis produksi pembuatan pesawat C-295, khususnya melalui peran besar yang akan diberikan oleh Airbus Military untuk wilayah asia pasifik. Saat ini PT. DI telah memproduksi pesawat C-212 dan CN-235. Sedangkan untuk C-295, PT. DI telah memproduksi dan memasok sebagian besar komponennya.
Pesawat C-295 merupakan varian dari CN-235 yang sudah lama diproduksi oleh PT. DI. Keistimewaan dari C-295 adalah daya angkut lebih besar yang sudah masuk dalam kategori medium military lift, kemudian efisiensi menyangkut perawatan dan penggunaan bahan bakar. Selain itu pesawat jenis C-295 merupakan pesawat angkut dengan daya angkut medium yang paling laku dipasar (the best selling medium airlifter).
Saat ini sudah ada 14 negara menjadi pengguna NC-295, diantaranya 4 negara sudah memesan ulang. Per September 2011 terdapat 85 pesawat pesanan atas pesawat jenis NC-295. Pesawat jenis NC-295 dan CN-235 merupakan pelengkap pesawat C-130 hercules (daya angkut berat), sudah lebih dari 350 pesawat NC-295/CN-235, tersebar pada 35 negara, 8 diantaranya adalah anggota NATO.
“Kemitraan antara Airbus Military dengan PT Dirgantara Indonesia merupakan kemitraan strategis. Disamping pengalaman dan varian produk Airbus Military yang begitu luas, dari 3-37 ton, Indonesia sudah lebih dari 35 tahun secara tidak langsung melalui CASA telah bermitra dengan Airbus Military,” ujar Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin selaku sekretaris KKIP.
Upaya Kerjasama antar pelaku industri pertahanan ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan industri pertahanan dalam negeri, khususnya mempercepat proses alih teknologi, berbagi pengalaman dalam pengelolaan serta pemasaran. Tujuan akhirnya jelas, adalah kemandirian. Seperti diketahui juga sudah ada beberapa negara, diantaranya Korea Selatan dan Turki, yang sudah menjadi mitra Indonesia dalam upaya memproduksi alutsista. (ER/MAW/SR)