Pages

Showing posts with label PINDAD. Show all posts
Showing posts with label PINDAD. Show all posts

Monday, August 19, 2024

PT Pindad yang Pertama di Dunia Ciptakan Senjata Pelumpuh Senyap SPS-1 Anti Drone Bisa Hancurkan UAV Dengan 2 Cara



Penggunaan Unmanned Aerial Vehicle (UAV) alias drone baik untuk keperluan militer maupun sipil terus meningkat setiap harinya yang bisa memabawa manfaat bisa juga menjadi ancaman. PT Pindad perusahaan yang selama ini bergerak di bidang alat pertahanan rupanya cukup menyadari akan perkembangan penggunaan drone yang semakin meningkat.

Alih-alih ikut membuat drone, PT Pindad justru membuat gebrakan dengan membuat senjata anti UAV. Meski di bidang pertahanan, militer Indonesia, khususnya TNI AL memiliki cita-cita untuk memiliki skadron Unmanned Aerial Vehicle (UAV) alias drone untuk melindungi NKRI. Media asing bahkan ikut penasaran dengan rencana pembentukan skadron UAV oleh TNI AL Indonesia. Hal ini seperti dikutip Zonajakarta.com dari artikel The Defense Post edisi 30 Oktober 2023 yang berjudul "Indonesia Incar Skuadron Drone Buatan Dalam Negeri".

"Militer Indonesia telah mengumumkan niatnya untuk membangun skuadron drone buatan dalam negeri untuk meningkatkan kemampuan pengawasan dan pertahanan udaranya," jelas media berbahasa Inggris tersebut. The Defence Post kemudian membongkar investasi drone yang sudah dilakukan Indonesia. "Awal tahun ini, Kementerian Pertahanan Indonesia mengumumkan bahwa mereka membeli selusin drone militer dari Turki dengan nilai total $300 juta.

Kontrak tersebut juga mencakup penyediaan pelatihan dan simulator penerbangan, yang diharapkan selesai pada November 2025. Meskipun jenis drone spesifiknya tidak diungkapkan, beberapa laporan media menyebutkan itu adalah UAV tempur Anka dari Turkish Aerospace Industries. Pada tahun 2019, anak perusahaan Boeing, Insitu, juga mengatakan pihaknya mendapatkan kontrak senilai hampir $48 juta untuk mengirimkan delapan drone ScanEagle ke Indonesia.

UAV portabel dengan ketinggian rendah ini menawarkan ketahanan penerbangan lebih dari 20 jam dan dapat mendukung operasi intelijen, pengintaian, dan pengawasan di medan perang," jelas The Defence Post. Amerika Serikat (AS) secara sukarela memberikah hibah unmanned aerial vehicles (UAV) alias Drone Boeing Insitu ScanEagle kepada TNI AL Indonesia pada 2021 lalu.

Rencana besar TNI AL Indonesia untuk membentuk skadron UAV diumumkan TNI AL lewat unggahan akun Instagram @tni_angkatan_laut pada 26 Oktober 2023 silam. "'Saat ini TNI AL telah memiliki beberapa Unmanned Aerial Vehicle (UAV) baik buatan luar negeri maupun buatan sendiri, kedepan tentu saja kita akan mengembangkan skuadron UAV dan semua yang terkait dengan peralatan nirawak'.

Hal tersebut dikatakan oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali, sesaat setelah memimpin pelaksanaan serah terima tiga jabatan strategis di TNI AL, Kamis (26/10), di Mabesal Cilangkap, Jakarta.

Lebih lanjut menurut Kasal, dengan kemajuan peperangan saat ini, kita dapat melihat bagaimana drone sangat efektif untuk digunakan dalam peperangan saat ini, dan Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal) harus menguasai tantangan tersebut. 

Laksamana TNI Muhammad Ali juga menekankan dalam mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) pengawak TNI AL yang kompeten dan berkualitas dikaitkan dengan kemajuan teknologi, maka dalam pendidikan TNI AL akan ditingkatkan bukan saja teori tapi penguasaan teknologi informasi dan teknologi kesenjataan," jelas akun Instagram @tni_angkatan_laut kala itu 

Tak cuma menguji penggunaan dan melakukan pengadaan drone, Indonesia rupanya juga menyiapkan alutsista anti drone lewat PT Pindad. PT Pindad memperkenalkan produk inovasi terbaru dalam mengembangkan senjata anti-drone buatan dalam negeri yang diberi nama SPS-1 (Senjata Pelumpuh Senyap seri 1) dan kendaraan Maung MV3 Mobile Jammer pada 17 Agustus 2024 di Ibu Kota Nusantara (IKN). 

dari rilis resmi Pindad, senjata SPS-1 dan Maung MV3 Mobile Jammer ini turut berpartisipasi dalam mendukung pengamanan upacara HUT ke-79 RI di IKN yang dihadiri oleh Presiden RI Joko Widodo dan Presiden terpilih RI, Prabowo Subianto. 

PT Pindad yang Pertama di Dunia Ciptakan Senjata Pelumpuh Senyap SPS-1 Anti Drone Bisa Hancurkan UAV Dengan 2 Cara. Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Pindad , Sigit P. Santosa dalam keterangan resmi perusahaan menyampaikan keunggulan dan kontribusi produk inovasi dalam mendukung pertahanan negara. Dengan dukungan teknis dan kesiapan purnajual dalam negeri yang dimiliki,  SPS-1 dan Maung MV3 Mobile Jammer mampu memperkuat pertahanan negara dari gangguan dan ancaman drone ilegal, juga sebagai upaya mewujudkan kemandirian alutsista.

Adapun VP Inovasi, Prima Kharisma menjelaskan  proses pengembangan dan keunikan sistem pertahanan didalamnya yang terintegrasi. "Produk ini merupakan jenis varian kombinasi yang belum pernah dikembangkan sebelumnya di dunia, bisa dibilang original desain from Indonesia yang proses pengembangan kendaraannya, senjatanya, dan komponen jammer terintegrasi menjadi satu sistem kesatuan pertahanan anti-drone " ujar Prima. 

SPS-1 dioperasikan oleh 1 orang personil, andal untuk mobilitas  tinggi karena melekat pada senjata. SPS-1 bertenaga baterai sehingga tidak tergantung kepada power system static. 

SPS-1 memiliki kemampuan menetralisir ancaman drone dengan 2 metode. PT Pindad yang Pertama di Dunia Ciptakan Senjata Pelumpuh Senyap SPS-1 Anti Drone Bisa Hancurkan UAV Dengan 2 Cara

Pertama soft kill untuk menonaktifkan drone yang mengancam dengan menutup akses kendali pada jarak 500 m. Kedua hard kill yang bersifat destruktif atau menghancurkan drone pada jarak 150 m.

Senjata ini didesain mengikuti perkembangan teknologi terkini dan merupakan hasil penyesuaian dengan kebutuhan pengguna.


zona jakarta

  

Saturday, June 29, 2024

Pindad-John Cockerill Defence (JCD) Bahas Kerja Sama Jangka Panjang

 

Pindad-John Cockerill Defence di Eurosatory 2024 (photos: Pindad)

 

PT Pindad bersama rombongan Delegasi juga melakukan kunjungan kerja ke beberapa mitra strategis industri pertahanan global yang berpartisipasi pada Eurosatory seperti Arquus, JCD, Nexter KNDS dan lain-lain. Arquus adalah perusahaan industri pertahanan Perancis yang bergerak di bidang sistem rantis dan telah mendukung produksi kendaraan PT Pindad dalam penyediaan power pack untuk APC Anoa 6x6 dan Badak 6x6. Sedangkan John Cockerill Defence (JCD) merupakan perusahaan industri pertahanan Belgia yang telah menjadi mitra kerja sama teknologi PT Pindad dalam pengembangan produk senjata turret 90 mm pada Badak 6x6 dan turret 105 mm pada Harimau.

 

 

Tank Harimau yang digunakan TNI AD menggunakan turret 105mm produksi JCD (photo: Pindad)

 

Pada kesempatan itu, Pindad juga membahas lebih lanjut kerja sama jangka Panjang antara Pindad - JCD dalam mendukung senjata turret 105 mm medium tank Harimau, Transfer of Technology (ToT) dari JCD kepada Pindad termasuk rencana development versi light tank dari Harimau. Pindad juga memperoleh paparan terkait simulator untuk meningkatkan kemampuan TNI dalam performa menembak melalui simulasi berbagai medan perang.

 

 

Badak FSV yang digunakan TNI AD menggunakan turret 90mm produksi JCD (photo: Pindad)

 

JCD juga menginformasikan akuisisi terhadap Arquus yang merupakan manufaktur kendaraan tempur. Keduanya merupakan perusahaan yang telah memiliki kerja sama jangka panjang dengan Pindad. Dengan bergabungnya JCD dan Arquus diharapkan akan semakin mempererat hubungan kerja sama dengan Pindad.

 

sumber (Pindad)

BERITA POLULER