Pages

Showing posts with label TNI. Show all posts
Showing posts with label TNI. Show all posts

Monday, June 18, 2012

KRI Sultan Hasanuddin-366 Memulai Sebagai Peackeeper di Lebanon



15 Juni 2012, Beirut: KRI Sultan Hasanuddin-366 beserta Satgas Maritim TNI Konga XXVIII/D UNFIL 2012 memulai tugas perdananya sebagai peacekeeper di Area of Maritime Operation (AMO) laut Mediterania, kapal bertolak dari dermaga Beirut pada hari Jum’at tanggal 15 Juni 2012. Sesuai mandat United Nations Security Council Resolution 1701 tahun 2006, Satgas Maritime ini bertugas untuk melaksanakan Surveilance & Maritime Interdiction Operation (MIO) sepanjang 180 km garis pantai Lebanon untuk mencegah masuknya senjata ilegal dan bahan terkait lainnya masuk melalui perairan Lebanon serta melatih Lebanese Armed Force (LAF) Navy dalam menjaga perairannya.

Sehari sebelum berangkat ke AMO, Komandan Satgas Maritim TNI Konga XXVIII/D UNFIL Letkol Laut (P) Dato Rusman SN mendapat kehormatan menghadiri upacara serah terima jabatan dua Komandan kapal perang Banglades, yaitu Komandan BNS Osman dari Capt Syed Maksumul Hakim (ND), ncc, psc, BN kepada Capt M Abu Asharf, (TAS), ncc, psc, BN dan Komandan BNS Madhumati dari Cdr Mohammad Abdul Mukit Khan, (C) psc, BN kepada Cdr AKM Afzal Hossain, (C) psc, BN di dermaga Beirut, dengan inspektur upacara Komandan MTF Rear Admiral Wagnen Lopes de Moraes ZAMITH. Hadir dalam upacara tersebut antar lain Duta Besar Banglades di Lebanon Md Fazlal Karim, Chief of Staff MTF Kolonel Laut (P) Dwi Sulaksono serta pejabat MTF.

Setelah upacara Sertijab, Komandan MTF Rear Admiral Wagnen Lopes de Moraes ZAMITH, Komandan MTF TNI XXVIII/D Letkol Laut (P) Dato Rusman SN dan Chief fo Staff MTF Kolonel Laut (P) Dwi Sulaksono melaksanakan kunjungan kepada Kepala Staf Angkatan Laut Lebanon (Chief of Staff of Lebanon Navy). Kedatangan pejabat MTF ini diterima oleh Chief of Staff of Lebanon Navy Rear Admiral Nazih Baroudi diruang kerjanya. Dalam kunjungan ini Komandan MTF Rear Admiral ZAMITH memperkenalkan pejabat MTF TNI XXVIII/D UNIFIL dari Indonesia yang telah datang dan bergabung dengan MTF kepada Kepala Staf Angkatan Laut Lebanon tersebut. Kunjungan diakhiri dengan tukar menukar cindera mata antara Komandan MTF TNI XXVIII/D dan Commander of LAF Navy.

Sumber: Dispenarmatim

Kompi “D” BS Paskhas Latihan Praktek Pertempuran Hutan

Lingkungan Satuan Radar 241 Buraen. (Foto: Satrad 241)

18 Juni 2012, Kupang: Kompi “D” BS Paskhas Kupang (16/9) mendapat perintah langsung dari komando atas untuk segera merebut kembali Radar 241 Buraen yang telah dikuasai Gerakan Separatis Bersenjata.

Berdasarkan informasi dari intelijen, dan dengan kemampuan tempur darat dan udara yang dimiliki, Kompi “D” BS Paskhas langsung melakukan operasi dibawah Komando Komandan Kompi “D” BS Paskhas Kapten Psk Yoseph Melanius Purba dan berhasil merebut dan melumpuhkan Gerakan Separatis Bersenjata yang menduduki Radar 241 Buraen.

Kekuatan musuh dapat ditumpas habis melalui Operasi Perebutan Cepat. Demikian tahap akhir dari skenario latihan Praktek Pertempuran Hutan yang digelar beberapa hari kemarin dari Kompi “D” BS Paskhas, Kupang Nusa Tenggara Timur.

Kapten Psk Yoseph Melanius Purba selaku Komandan Kompi “D” BS Paskhas memberikan apresiasi dan penghargaan kepada seluruh anggota yang telah melaksanakan Praktek Latihan Pertempuran Hutan dengan semangat dan pantang menyerah sehingga latihan tersebut dapat berjalan lancar, aman dan sukses.

Latihan TPRAG

Hari kedua Praktek Latihan Pertempuran Hutan Kompi “D” BS Paskhas melaksanakan Taktik Pertempuran Regu Anti Gerilya yang biasa dikenal dengan istilah TPRAG, Jum'at (15/6).

Taktik Pertempuran Regu Anti Gerilya merupakan salah satu kemampuan tempur darat yang wajib dimiliki oleh setiap prajurit Para Komando dan harus selalu dilatihkan secara rutin untuk mencapai visi sebagai prajurit yang terdepan, terlatih dan terbaik.

Komandan Kompi “D” BS Paskhas, Kapten Psk Yoseph Melanius Purba dalam pernyataannya mengatakan bahwa latihan ini bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan tempur darat serta melatih naluri tempur Anggota Kompi “D” BS Paskhas untuk menunjang tugas pokok sebagai prajurit Para Komando.

Sumber: TNI AU

Thursday, May 24, 2012

Indonesia dan Korea Selatan Bahas Kerjasama ToT Industri Pertahanan



24 Mei 2012, Jakarta: Indonesia melalui Kementerian Pertahanan (Kemhan) bersama dengan Korea Selatan melalui Defense Acquisition Program Administration (DAPA) telah mengadakan pertemuan untuk pertama kalinya guna membahas kerjasama Transfer of Technology ( ToT) di bidang industri pertahanan. Kerjasama ToT tersebut dibahas dalam pertemuan Defense Industry Cooperation Committee (DICC) Ke-1 yang berlangsung selama dua hari dari tanggal 21 hingga 22 Mei 2012.

“Maksud dan tujuan pertemuan DICC adalah membicarakan mengenai masalah- masalah industri pertahanan yang sedang dilakukan saat ini. Dengan pertemuan seperti ini kita menyamakan bagaimana pelaksanaan ToT kedepan”, jelas Sekjen Kemhan Marsdya TNI Eris Herryanto, S.IP, M.A., usai mendampingi Menhan Purnomo Yusgiantoro menerima Commissioner of DAPA Noh Dae-lae selaku Ketua Delegasi DICC Korea Selatan, Kamis Sore (24/5) di kantor Kemhan, Jakarta.

Lebih lanjut Sekjen menjelaskan bahwa Indonesia dan Korea Selatan mempunyai sistem yang berbeda, contohnya bahwa industri pertahanan di Korea Selatan adalah murni swasta, sedangkan di Indonesia adalah BUMN. Sehingga, dalam kerjasama ini, dengan status dan karakter yang berbeda maka dalam kerjasama ada hal - hal yang perlu didiskusikan.

Kedua negara sepakat bahwa kerjasama ToT bukan berfokus pada hasil, tetapi berdasarkan proses. Menurut Sekjen Kemhan proses ini penting supaya Indonesia dapat mendapatkan teknologi dan berinovasi terhadap teknologi. Selama ini banyak kegiatan kerjasama pertahanan antara kedua negara khususnya industri pertahanan yang memuat kerjasama ToT antara lain kerjasama pesawat tempur KFX / IFX, pembuatan kapal LPD, dan dalam waktu kedepan ada kerjasama kapal selam. Ada juga kerjasama kendaraan tempur Tarantula yang sudah mulai dikerjakan bersama dan beberapa peralatan - peralatan lainnya seperti komunikasi.

Terkait dengan kerjasama pesawat tempur KFX / IFX, Sekjen Kemhan mengatakan saat ini sudah pada phase Technical Development (TD) dan ini akan berakhir pada akhir tahun 2012. Tahun 2013 kerjasama akan masuk pada phase Enginering Mannufacturing Development (EMD). Pada phase EMD, kedua negara akan membuat prototype pesawat yang direncanakan akan dibuat 6 buah. Untuk phase TD saat ini sudah berjalan sesuai dengan rencana.

Pada awalnya teknisi - teknisi dari Indonesia memang belum seimbang dengan teknisi dari Korea Selatan, namun dengan berjalannya phase TD ini sudah mengurangi gap kemampuan dari teknisi Indonesia dengan teknisi dari Korea Selatan.

Sekjen Kemhan lebih lanjut mengatakan, dalam kerjasama ToT dengan Korea Selatan ini, ada yang harus dipersiapkan oleh Indonesia antara lain sarana prasarana, SDM dan Manajemen. Indonesia tentunya akan berupaya untuk melengkapinya khususnya di bidang sarana dan prasarana agar alih tekonologi ini dapat berjalan baik.

 “Tentunya ini tanggung jawab pemerintah dan industri untuk bisa menyiapkan sarana dan prasarana, sedangkan SDM kita mencari yang sudah ada saat untuk kita tingkatkan kemampuannya”, tambah Sekjen Kemhan.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama Commissioner of DAPA Noh Dae-lae mengatakan pada pertemuan DICC Ke- 1 ini telah dibahas lebih detail mengenai ToT atau pelaksanaan local production secara lebih dalam.

Menurutnya, kerjasama kedua negara sudah berjalan cukup baik hingga sekarang dan pihaknya yakin kedepannya akan mampu berjalan lebih baik lagi. Hal ini diyakininya karena kebijakan revitalisasi industri pertahanan yang di bawah Presiden SBY memiliki arah yang sama dengan kebijakan yang dipegang teguh oleh pemerintah Korea. “Oleh karena itu kedepannya Korea Selatan berharap hubungan kerjasama antara kedua negara dapat maju dengan cepat, ”tambahnya.

Sumber: DMC

Hibah 25 Tank LVT Korsel Tunggu Izin AS

24 Mei 2012
Indonesia telah menerima 10 LVT-7 hibah dari Korea dari rencana 35 unit (photo : dixie)
Jakarta, InfoPublik - Kembali Indonesia akan menerima hibah 25 tank amphibi Landing Vehicle Tracked (LVT) dari Korea Selatan untuk digunakan oleh Korps Marinir TNI Angkatan Laut. Namun, prosesnya masih menunggu izin dari Amerika Serikat, pembuat tank tersebut.
"Hibah 25 unit alat tempur LVT itu harus mendapatkan izin dari Amerika Serikat, karena LVT itu merupakan buatan Amerika," jelas Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono usai mengikuti sidang Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), di PT PAL Indonesia (Persero), Surabaya, Jawa Timur, Rabu (23/5).
Menurut Panglima TNI, Indonesia sebelumnya juga telah mendapatkan 10 unit LVT dari Korea Selatan, namun di Korsel masih ada 25 unit lagi yang masih layak digunakan dan dihibahkan. "Saat ini sedang diproses untuk mohon dihibahkan pada Indonesia tapi pelaksanaan hibah ini pun harus seizin Amerika. Kita masih menunggu keputusan dari Kemhan Korea dan Amerika Serikat apakah menyetujui untuk dihibahkan ke Indonesia atau tidak," kata Panglima.
Mengenai pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) di dalam negeri, Panglima TNI selaku anggota KKIP, mengatakan, PT PAL sebagai "Lead Integrator" sangat penting untuk diberikan dukungan dalam mewujudkan pembangunan kapal, baik Kapal Cepat Rudal (KCR), Perusak Kapal Rudal (PKR) maupun kapal angkut. "KCR 40M sudah selesai dibangun dan ada beberapa unit. PT PAL juga akan membangun 6 unit KCR-60M dan kapal 105 M, yakni PKR," katanya.
Terkait pembelian Tiga Kapal Selam Korea, Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, mengatakan, tiga unit kapal masih dalam proses pembangunan yang dilakukan oleh Korsel dan PT PAL. "Kapal selam pertama akan dilakukan oleh Korsel. Yang kedua separuh-separuh antara Korsel dan PT PAL dan ketiga dibangun di PT PAL. Ini harus dibahas kembali karena harus dilihat kesiapan PT PAL sendiri," katanya.
Pasalnya, kata Menhan yang juga selaku Ketua KKIP, peralatan untuk pembangunan kapal selam itu tidak mudah, sehingga harus terus dibicarakan, sementara proses dari pembuatan ini tetap berjalan.
Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin menyebutkan proyek kapal selam ini ada dua macam, yakni pengadaannya dan transfer of technology-nya. "Kalau pengadaannya kan sudah selesai dan kita telah kontrak. Ini akan berjalan sekaligus," tuturnya.
Namun, dalam ToT, ada tiga tahapan, yakni pembangunan kapal selam di Korea, separuh-separuh antara Korsel dan PT PAL, dan PT PAL sendiri. "Sejak fase pertama kita sudah melibatkan tenaga-tenaga teknis yang kita kirim dari Indonesia yakni PT PAL ke Korea. Yang menjadi tantangan apabila kita ingin masuk ke fase ketiga, infrastruktur yang ada di PT PAL harus dipersiapkan karena membangun kapal selam memiliki infrastruktur tersendiFi dan yang paling penting, harus didukung oleh anggaran yang perlu dipersiapkan. Kemhan juga tengah membicarakan bagaimana kesiapan PT PAL yang terdiri dari Meneg bumn, dan tentunya yang ahli dalam kontrak Kemhan," urainya.(dry)

Tuesday, March 27, 2012

TNI Ciptakan Prototipe Kendaraan Taktis


Wahyu Wening / Jurnal Nasional
Foto ilustrasi.

Jurnas.com | TNI kini memiliki kendaraan taktis (rantis) dengan tenaga penggerak pada keempat roda (4-Wheels Drive/4x 4).

Penyerahan prototipe Rantis hasil Working Group TNI kepada Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono dilakukan di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Senin (8/8).

Agus mengharapkan prototipe ini terus disempurnakan sehingga dapat menghasilkan desain yang maksimal sesuai kebutuhan pengguna. Kepala Subdinas Materiil Utama (Kasubdismatut) Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AD (Dislitbangad) Kolonel Kav Rihananto menyatakan, kendaraan ini dapat digunakan di medan yang berat seperti tanjakan terjal, jalan licin ataupun jalan yang berlumpur.

“Kendaraan taktis milik TNI belum standar,” kata Rihananto, dalam rilis yang diterima redaksi, Senin (8/8). Akibatnya, pengoperasionalan jadi rumit, dan pemeliharaan mahal. Untuk itu dibentuklah Working Group TNI guna mewujudkan suatu prototipe kendaraan taktis 4 x 4 yang cocok dengan kebutuhan satuan-satuan maupun untuk kepentingan pengamanan TNI.

Ke depan, diharapkan ada keseragaman/standarisasi kendaraan taktis TNI. Mengacu kepada konsep Minimum Essential Forces (MEF) diharapkan TNI pada 2014 dapat memenuhi kebutuhan alutsista dengan prioritas produksi dalam negeri serta dalam rangka kemandirian alutsista.
 
sumber : JURNAS

Tuesday, January 31, 2012

TNI Juara Umum Menembak di Brunei

Tribun Timur - Rabu, 1 Februari 2012 07:36 WITA



MENEMBAK.jpg

TRIBUN-TIMUR.COM, JAKARTA - Kontingen TNI menjadi juara umum lomba menembak antarangkatan bersenjata BISAM (Brunei International Skill Arms Meet)-ke 10 Tahun 2012 pada 12-29 Januari di Brunei Darussalam. Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono yang menerima Kontingen TNI di Mabes TNI Cilangkap, Selasa (31/1/2012), memberikan pujian dan mengingatkan agar tidak lupa diri.
Lomba Tembak Internasional ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali oleh Angkatan Bersenjata Diraja Brunei yang pada tahun ini diikuti oleh kontingen dari 10 negara, yaitu: Inggris, Australia, Singapura, Kamboja, Oman, Pakistan, Malaysia, Vietnam, Brunei Darussalam dan Indonesia.
Komandan Kontingen Kolonel Inf Raharyono yang sehari-hari menjabat sebagai Paban III/Latga Sops TNI melaporkan, kontingen memperoleh 82 medali emas, 30 perak, dan 8 perunggu, serta 9 trofi dari nomor perorangan maupun beregu. Dari nomor perorangan, diperoleh 9 medali emas, 7 perak, 4 perunggu, dan 2 buah trofi. Sementara untuk nomor beregu, 73 medali emas, 23 perak, 4 perunggu, dan 7 buah trofi.
Gelar juara umum telah diperoleh Kontingen TNI untuk ketiga kalinya, berturut-turut pada tahun 2005, 2008 dan 2012 dengan materi lomba senapan, pistol, dan SO/GPMG secara perorangan maupun beregu.
Dari 9 kategori pertandingan (match) yang dilombakan, kontingen TNI meraih 6 (enam) match pada posisi Juara I dan 3 (tiga) match pada posisi Juara II. Untuk kejuaraan eksebisi pistol putri, petembak pistol putri TNI menduduki peringkat satu, baik untuk nomor perorangan maupun beregu.(*

sumber : TIBUNnews

Thursday, January 26, 2012

TNI Gelar Operasi Kepolisian Militer

Agung Kuncahya B. / Jurnal Nasional
Panglima meminta Kepolisian Militer untuk menguasai dan memahami hukum dengan segala dinamika dan perkembangannya.
Jurnas.com | MARKAS Besar TNI bekerja sama dengan Polri, menyelenggarakan Gelar Operasi Kepolisian Militer tahun 2012 untuk meningkatkan profesionalisme dan soliditas serta menciptakan penegakan hukum, disiplin, dan tata tertib di lingkungan TNI baik TNI AD, TNI AL, dan TNI AU. Operasi ini dilakukan sepanjang tahun mulai hari ini 26 Januari 2012-30 Januari 2013.

Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono menyatakan, gelar operasi ini merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan tertib disiplin dan kepatuhan terhadap hukum. “Memang kesadaran kepatuhan ini diharapkan tumbuh dari dalam, namun walau bagaimana perlu pengawasan. Pengawasan ini dilaksanakan sepanjang tahun melalui Operasi Kepolisian Militer,”kata Panglima TNI dalam upacara pembukaan Operasi Kepolisian Militer tahun 2012 di Mabes TNI Cilangkap Jakarta, Kamis (26/1).

Pengawasan ini, tutur Panglima, diperlukan karena para prajurit TNI berhubungan dengan masyar kAt luas dan menggunakan sarana umum. Pelanggaran yang pernah terjadi di tempat-tempat seperti ini, dicontohkan Panglima, seperti pembajakan kereta oleh Marinir Agustus 2011 lalu.

Agar pelaksanaan operasi ini berjalan baik, Panglima meminta Kepolisian Militer untuk menguasai dan memahami hukum dengan segala dinamika dan perkembangannya. Hal yang tak kalah penting, Panglima meminta jajaran Kepolisian Militer menjaga moralitas dan menjadi contoh dalam kesadaran, kepatuhan, dan pelaksanaan hukum dengan segala aspek di dalamnya. “Kedua hal tersebut harus dapat disosialisasikan, ditularkan, dan dibudayakan kepada seluruh prajurit TNI dimanapun berteugas dan berada,”ujarnya.

Gelar Operasi Kepolisian Militer ini melibatkan Polisi Militer Angkatan, Provoost Mabes TNI, Provost Polri, dan unsur perwakilan Prajurit TNI.

Tahun 2011, 672 Prajurit TNI Dipecat dengan Tidak Hormat
Wahyu Wening / Jurnal Nasional
Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono berharap para prajurit bisa meningkatkan disiplin dan kepatuhan terhadap hukum
Jurnas.com | SEPANJANG Tahun 2011, sebanyak 672 prajurit TNI diberhentikan dengan tidak hormat. Jumlah tersebut meningkat 6,7 persen dari tahun 2011.

Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono menyatakan, pemecatan dengan tidak hormat ini diperoleh dari pelaksanaan operasi penegakan ketertiban dan yustisi polisi militer pada 2010-2011. “Sasarannya memang meningkatkan kepatuhan hukum, disiplin, dan soliditas prajurit TNI baik perorangan maupun kesatuan,”kata Panglima TNI dalam upacara pembukaan Operasi Kepolisian Militer tahun 2012 di Mabes TNI Cilangkap Jakarta, Kamis (26/1).

Dalam penuturannya, Panglima TNI mengungkapkan, pada tahun 2011, terjadi penurunan perkara yang masuk dalam operasi penegakan hukum. Dari 3.717 perkara pada 2010, perkara yang masuk pada 2011 turun 5,4 persen menjadi 3.517 perkara. Prajurit TNI yang menjadi narapidana dan tahanan militer juga mengalami penurunan pada 2011. Pada 2010 tahanan yang masuk sebanyak 2.059, turun 11,5 persen menjadi 1.822 tahanan.

Agus Suhartono berharap para prajurit bisa meningkatkan disiplin dan kepatuhan terhadap hukum pada 2012 ini. “Kepatuhan terhadap tata tertib ini bisa tumbuh manakala ada pengawasan. Untuk itu Polisi Militer harus benar-benar bekerja keras,”imbuhnya.

Prajurit TNI Kerap Lakukan Pelanggaran Lalu Lintas
Agung Kuncahya B. / Jurnal Nasional
Operasi Golok 2009 Polisi Militer menggelar Operasi Golok 2009 di Jalan Abdul Muis, Jakarta Pusat, Senin (11/5). Operasi yang digelar empat kali dalam seminggu tersebut bertujuan untuk penertiban atribut dan kedisiplinan anggota TNI.
Jurnas.com | PRAJURIT TNI ternyata kerap melakukan pelanggaran lalu lintas. Sepanjang tahun 2011, terjadi pelanggaran lalu lintas oleh prajurit TNI sebanyak 1.114 kali, atau naik 13,1 persen dibanding tahun 2010 sebelumnya yang sebanyak 985 pelanggaran. Hal itu dikatakan Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono dalam upacara pembukaan Operasi Kepolisian Militer tahun 2012 di Mabes TNI Cilangkap Jakarta, Kamis (26/1).

Sementara itu, kecelakaan lalu lintas yang dialami prajurit mengalami penurunan. Jika pada 2010 terjadi 423 kecelakaan, pada 2011 menjadi 403 kecelakaa

 SUMBER : JURNAS

Wednesday, January 25, 2012

KSAD Paparkan 6 Prioritas Program Kerja 2012


Jurnas.com | Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo menggelar rapat dengan pimpinan TNI AD di Markas Besar TNI Angkat Darat (MabesAD), di Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Rabu (25/1).

Rapat yang dihadiri pejabat utama di lingkungan TNI Angkatan Darat itu, mengusung tema 'Dengan Komitmen dan Konsistensi yang Tinggi, TNI Angkatan Darat Bertekad Melanjutkan Reformasi dan Birokrasi dan Pembangunan Kekuatan Pokok Minimun (MEF)'.

Rapat pimpinan ini akan membahas enam prioritas program kerja TNI Angkatan Darat 2012.

Dijelaskan Jendral Prmono Edhie keenam program prioritas tersebut, pertama di Bidang Intelijen, yakni tercapainya tingkat kesiapan kemampuan penyelidikan, pengamanan dan penggalangan dalam rangka mendukung tugas pokok TNI Angkatan Darat.

Kemudian, bidang operasi dan latihan. Diharapkan tercapainya kesiapan dan kemampuan TNI AD guna melaksanakan tugas operasi baik di dalam maupun luar negeri, serta didukung penguasaan teknik dan taktik militer baik per orangan maupun satuan, agar terwujudnya kemahiran dan keterampilan prjurit.

Ketiga, kata Jendral Pramono Edhie, di bidang personel, tertatanya kekuatan personol untuk memenuhi kebutuhan personel guna mewujudkan kekuatan personel yang ideal sejalan dengan Minimum Essetial Force (MEF).

Selajutnya, yang menjadi program prioritas adalah di bidang logistik dengan terpeliharanya seluruh Alut dan Alutsista yang masih layak dipertahankan serta pengadaan baru yang mengutamakan produksi dalam negeri.

Kemudian di bidang tertorial, yakni tersinkronisasinya penyusunan RTRW pertahan darat dengan pemda serta terpadunya program teritorial guna mewujudkan keselarasan pembangunan aspek kesejahteraan dan pertahanan.

Terakhir, lanjut Jendral Pramono, tercapainya upaya penilaian opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

"Dengan Rapim TNI Angkatan Darat 2012 ini, diharapkan pelaksanaan program kerja dan anggaran TNI Angkatan Darat 2012 tercapai sasaran dan keberhasilan sesuai arahan kebijakan TNI AD 2012," kata Jendral Pramono.

SUMBER JURNAS

Tuesday, December 13, 2011

Pasukan TNI akan disebar ke luar Jawa



Rabu, 14 Desember 2011 



Gorontalo (ANTARA News) - Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan melakukan dislokasi pasukannya dari pulau Jawa ke pulau-pulau yang berbatasan langsung dengan negara lain guna memperkuat pertahanan negara.

"Pasukan akan disebar ke daerah-daerah perbatasan mulai dari Aceh, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua," ujar Kol Tek Sigit Priyono, Kasubdit Pengembangan Kebijakan Pertahanan Negara, Ditjen Strategi Pertahanan, Kementerian Pertahanan, Rabu.

Dijelaskan, saat ini paradigma pertahanan negara telah berubah dari Jawa centris ke paradigma baru bahwa gangguan pertahanan dan keamanan di seluruh wilayah dapat mengancam eksistensi NKRI.

"Apalagi saat ini jumlah pasukan di Jawa jauh lebih besar daripada daerah-daerah perbatasan yang notabene lebih rawan gangguan hankamnya," ungkapnya.

Di Jawa jumlah pasukan dibandingkan luas wilayah sekitar 1:0,8 KM persegi, sementara di Sumatera sekitar 1:7,6 KM persegi, Kalimantan 1:27,3 KM persegi, Sulawesi 1:6,8 KM persegi, dan Papua 1:27,5 KM persegi.

Dikatakan, kebijakan dislokasi merupakan bagian dari strategi penguatan pertahanan negara yang sedang dijalankan Kemenhan.

"Berbarengan dengan itu Kemenhan juga melakukan revitalisasi dengan meningkatkan status dan penambahan satuan, ada yang dari kompi menjadi batalyon atau pos Angkatan Laut menjadi Lanal," jelasnya.

Kebijakan lain adalah pemenuhan alat utama sistem persenjataan (alutsista) untuk menjadi 100 persen sesuai dengan standard yang sudah ditetapkan.

"Pemerintah berupaya membangun industri pertahanan secara mandiri agar tidak tergantung ke negara luar," katanya.

Beberapa upaya yang sedang dikerjakan adalah pengembangan pesawat tempur KI-FX bekerja sama dengan Korea Selatan, pesawat ini di atas F16 dan di bawah Sukhoi, pengadaan beberapa jenis senapan serbu oleh Pindad, serta pengadaan beberapa heli dan pesawat angkut oleh PTDI.



Antara

Sunday, December 11, 2011

TNI Ikuti Kejuaraan Taekwondo di Vietnam


 
Yudhi Sukma W / Jurnal Nasional
Jurnas.com | SEBANYAK 17 orang prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) mengirimkan 17 orang atlet Taekwondo untuk mengikuti Vietnam People’s Army Open Taekwondo Championship di Vietnam.

Kejuaraan ini merupakan agenda tahunan olahraga prestasi Angkatan Bersenjata Vietnam yang diarahkan bagi tiga kepentingan. Pertama, kegiatan tahunan berjalan (day run) sebagai laporan keanggotan Vietnam yang dituangkan dalam bentuk pengisian situs atau website CISM.

Kedua, meningkatkan hubungan antar atlet Angkatan Bersenjata ASEAN dan Asia. Ketiga adalah kegiatan persiapan dan uji coba venues dalam rangka Vietnam sebagai tuan rumah single event Kejuaraan Dunia Militer Taekwondo CISM (CISM World Military Taekwondo Championship) pada 11-20 Agustus 2012 mendatang.

Seperti dilansir dalam siaran pers Kadispenum Puspen TNI, Kolonel Cpl. Minulyo Suprapto, untuk mencapai kepentingan tersebut, Vietnam melalui Perwakilan Militer melakukan sosialisasi dengan mengundang negara-negara Asean dan beberapa negara Asia.

Keikutsertaan TNI atas dasar undangan pada kejuaraan tersebut merupakan peluang dalam rangka meningkatkan hubungan bilateral Indonesia-Vietnam dan multilateral dalam konteks Friendship through sport and game for peace. Selain itu, sebagai tolok ukur kapasitas dan kapabilitas atlet Taekwondo TNI, sekaligus sebagai persiapan kemungkinan keikutsertaan TNI pada CISM World Military Taekwondo Championship 2012 di Vietnam.

Pada kejuaraan taekwondo kali ini, Delegasi TNI dipimpin oleh Kolonel Mar. Bambang Sutrisno. Rencana kelas pertandingan yang akan diikuti oleh kontingen TNI terbagi dua untuk putra (Kelas 54-59 kg, kelas 58-63 kg, kelas 63-68 kg dan kelas 68 -74 kg) dan putri (kelas 49-53 kg dan kelas 53-57 kg). Kejuaraan Vietnam People’s Army Open Taekwondo Championship ini berlangsung pada tanggal 8-13 Desember 2011.

Dijelaskan, pengiriman dua atlet TNI pada setiap kelas diarahkan kepada dua tujuan, yaitu pada aspek strategi dan aspek kuantitas. Pada aspek strategi diarahkan guna menjaring pemenangan dalam setiap kelas yang dipertandingkan. Sedangkan pada aspek kuantitas dan ditinjau bagi kepentingan pembinaan diarahkan dalam rangka memberikan penambahan pengalaman bertanding dalam lingkup internasional kepada atlet taekwondo TNI.

JURNAS

Tuesday, November 22, 2011

135 Prajurit Indobatt Kembali ke Tanah Air



 
Wahyu Wening / Jurnal Nasional
Jurnas.com | SEBANYAK 135 prajurit TNI yang merupakan Satgas Yonmek Kontingen Garuda XXIII-E/Unifil atau Indonesia Battalion (Indobatt) akan kembali ke Indonesia.

Komandan Indobatt melepas keberangkatan mereka dalam sebuah upacara di lapangan Soekarno, Markas Indobatt UN POSN 7-1, Adshit Al Qusayr, Lebanon Selatan, Senin (21/11) waktu setempat.

135 prajurit Indobatt ini tergabubg dalam gelombang pertama yang kembali ke Indonesia. Komandan Indobatt Letkol Inf Hendy Antariksa dalam siaran persnya Selasa (22/11) mengatakan, prajurit Sempu, FPC, FHQSU, MCOU dan Milstaf, yang berada dibawah naungan United Nations Interim Force In Lebanon (UNIFIL) juga turut bergabung untuk kembali ke Indonesia.

“Dengan dedikasi dan loyalitas yang ditunjukkan, prajurit TNI bisa diterima ditengah-tengah masyarakat Lebanon Selatan sehingga misi TNI dalam tugas peacekeepers dapat berjalan dengan sukses,”kata Hendy. Selain itu, tambah dia, para prajurit telah menunjukkan prestasi hingga memasuki akhir penugasan, sehingga bisa mengangkat citra TNI dan bangsa Indonesia di dunia Internasional.

Sementara itu, Kasi Pers Indobatt Kapten Adm Arief Jatmiko Novianto, mengatakan, kepulangan prajurit TNI ke Indonesia akan terbagi dalam 6 gelombang secara berturut-turut mulai tanggal 21, 23, 25, 27, 28 dan 30 November 2011.

JURNAS

Sunday, November 13, 2011

TNI-Polri Gelar Apel Kesiagaan Jelang KTT di Bali


Wahyu Wening / Jurnal Nasional
Jurnas.com | SEKITAR 15.000 personel TNI dan Polri menggelar apel kesiapan pengamanan KTT ke-19 ASEAN dan KTT ke-6 Asia Timur di Lapangan sepakbola Lagoon Nusa Dua, Senin.

Gelar kesiapan pengamanan tersebut dilaksanakan secara militer dipimpin Kepala Staf Umum TNI Letjen TNI Suryo Prabowo dan Wakil Kepala Polri Komjen Pol Nanan Soekarna.

Untuk pengamanan pelaksanaan KTT ASEAN 2011 yang akan dihadiri 16 pimpinan negara ASEAN dan negara mitranya, pemerintah mengerahkan sekitar 15 ribu aparat TNI dan Polri dari berbagai satuan.

Sebanyak 15 ribu personel yang dikerahkan itu terdiri atas Komando Operasional Pengamanan TNI sebanyak 7.562 personel, Satgas Pengamanan VVIP 750 orang, dan Satgas Pengamanan Wilayah 2.563 personel.

Selain itu, terdapat pula Satgas Pengamanan Laut sekitar 600 personel, Satgas Pengamanan Udara 300 personel, satuan intelijen sekitar 200 personel dan aparat Polri sekitar 1.799 personel.

Sementara sejumlah alat utama sistem senjata yang disiagakan seperti 16 unit panser ANOA, enam unit helikopter terdiri atas Mi-17, Mi-35, Bell-412, dan Puma.

Disiagakan pula satu flight pesawat tempur F-16 Fighting Falcon, tiga kapal perang, tiga unit "sea rider" dan satu baterai rudal Batalyon Arhanud sembilan pucuk.

Sejumlah alat utama sistem senjata itu tergelar di area Nusa Dua dan sekitarnya. Namun, beberapa lainnya disiagakan di sejumlah lokasi lainnya.

Beberapa obyek pengamanan yang menjadi sasaran para pejabat negara peserta KTT, rute perjalanan yang dilalui tempat penyelenggaraan KTT beserta sarana dan prasarananya.

JURNAS

Friday, October 14, 2011

KSAD: Event Lomba Tembak Ajang Komunikasi


 
/ www.aarm21indonesia.com
Jurnas.com | LOMBA tembak ASEAN Armies Rifle Meet (AARM) ke-21 resmi dibuka Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad) Letnan Jenderal TNI Budiman di Markas Divisi Infantri I/Kostrad Cilodong, Jawa Barat, Jumat (14/10).

Dalam sambutan tertulisnya, KSAD Jenderal TNI Pramono Edhi Wibowo berharap, agar event lomba tembak ini dapat dimanfaatkan sebagai ajang komunikasi dan interaksi, sehingga dapat meningkatkan saling pengertian dan kesepahaman antarprajurit Angkatan Darat ASEAN. "Kehadiran kontingen dari Angkatan Darat ASEAN di Markas Divif I/Kostrad ini merupakan kebanggan dan kehormatan bagi segenap prajurit TNI Angkatan Darat," kata Pramono.

Menurut Pramono, sebagai prajurit yang berada pada satu kawasan yang sama, Asia Tenggara, keberadaan secara bersama-sama di tempat ini menunjukkan betapa kuatnya ikatan persahabatan dan persaudaraan di antara prajurit. "Melalui event ini diharapkan para peserta lomba dapat meraih prestasi terbaiknya dengan senantiasa menjunjung tinggi sportivitas guna meraih prestasi terbaik, dengan tetap dilandasi semangat kebersamaan dan persaudaraan ASEAN," ujarnya.

Event AARM ke-21 ini dilaksanakan setiap tahun dan diikuti oleh Angkatan Darat dari negara-negara anggota ASEAN dengn tempat bergiliran. Tahun ini TNI AD bertindak sebagai tuan rumah.

Lomba tembak AARM ke-21 ini dilaksanakan di lapangan tembak Kartika Cilodong selama 14 hari, dari 14 Oktober hingga 27 Oktober dan diikuti sebanyak 470 atlet petembak Angkatan Darat dari 10 negara ASEAN.

Ada enam cabang yang dipertandingkan, yakni cabang Pistol Putra dan Putri, Senapan, Senjata Otomatis, Karaben, dan Novelty Shoot. Cabang Novelty Shoot ini khusus dilombakan antara Pimpinan Angkatan Darat negara-negara ASEAN.

Lomba tembak AARM ke-21 ini memperebutkan 117 tropi, terdiri atas 15 tropi bergilir, 47 tropi lomba, dan 55 tropi Novelty Shoot, dan memperebutkan 389 medali emas, perak, dan perunggu. Pada 2010, AARM dilaksanakan di Malaysia dan TNI AD berhasil meraih juara umum.

ANTARA

Lomba Tembak AARM Ke-21 Resmi Dibuka


 
Oscar Ferri / PT. Media Nusa Pradana
Jurnas.com | LOMBA Tembak ASEAN Armies Rifle Meet (AARM) ke-21 resmi dibuka. Event ini dibuka langsung oleh Wakil KASAD Letnan Jenderal Budiman. "Semoga kegiatan AARM ini bisa mempererat silatuhrahmi TNI AD antarnegara ASEAN. Saya berharap, event lomba tembak ini bisa terjalin saling pengertian, kerja sama antar Angkatan Darat negara-negara ASEAN," kata KSAD Jenderal Pramono Edhi Wibowo, dalam sambutan yang dibacakan Wakil KSAD Letjen TNI Budiman, di Madivif-I/Kostrad Cilodong, Bogor, Jawa Barat, Jumat (14/10).

Pantauan Jurnal Nasional, kontingen dari semua negara anggota ASEAN berkumpul dan berbaris di lapangan untuk mengikuti upacara pembukaan sekitar pukul 08.30 WIB. Budiman sendiri bertindak sebagai Inspektur upacara.

Event AARM ke-21 ini dilaksanakan setiap tahun dan diikuti oleh Angkatan Darat dari negara-negara anggota ASEAN dengan tempat bergiliran. Tahun ini TNI AD bertindak sebagai tuan rumah.

Adapun event AARM ke-21 ini dilaksanakan di Lapangan Tembak Kartika, Cilodong dari 14 Oktober hingga 27 Oktober. Jenis lomba antara lain tembak senapan, karaben, pistol putra/putri dan senjata automatis.

JURNAS

Tuesday, October 11, 2011

Perang elektronika jadi tantangan TNI


Perang elektronika jadi tantangan TNI

Rabu, 12 Oktober 2011 02:16 WIB | 736 Views
Perang masa depan bersifat multidimensi dan sering terjadi dalam skala masif ataupun sporadis berbasis perangkat elektronika. (FOTO ANTARA/Ampelsa)
 ... Perang elektronika dengan pihak lain merupakan tantangan dan ancaman yang harus diantisipasi melalui observasi dan penindaklanjutan terhadap kapasitas dan kapabilitas pihak lain...

Jakarta (ANTARA News) - TNI berkomitmen tentang perang pada masa depan. Perang elektronika dengan pihak lain merupakan tantangan dan ancaman yang harus diantisipasi melalui observasi dan penindaklanjutan terhadap kapasitas dan kapabilitas pihak lain. 

Di bawah supervisi asisten Panglima TNI bidang Komunikasi Elektronika, TNI telah melakukan penyusunan sistem komunikasi yang terpadu, efektif, rahasia dan cepat sehingga pelaksanaan operasi gabungan TNI dapat dikendalikan secara terpusat.

"Pula penanggulangan bencana alam dapat dilaksanakan secara baik serta pemantauan seluruh perbatasan Indonesia dapat dilaporkan secara optimal," kata Panglima TNI, Laksamana TNI Agus Suhartono, saat menerima menerima pelaporan korps serah terima jabatan Asisten Komunikasi dan Elektronika Panglima TNI dari Laksda TNI Ir Sudjiwo, kepada Laksda TNI Slamet Yulistiyono, di Markas Besar TNI Cilangkap.

Dengan demikian, kata Suhartono, ada hal juga penting dilaksanakan, meningkatkan sistem komunikasi dan elektronika TNI yang handal dan dapat mendukung komando serta pengendalian secara optimal dan melaksanakan pemantauan dan pendataan dalam mengantisipasi perang elektonika.

Pada kesempatan itu, posisi Kepala Pusat Misi Pemelihara Perdamaian TNI diserahkan dari Brigjen TNI I Gede Sumertha kepada Kolonel Inf Imam Edy Mulyono.
 
Khusus tentang yang terakhir ini, Suhartono menyatakan, peningkatan tugas pemeliharaan perdamaian dunia TNI dalam sesuai amanah konstitusi. Misi khusus ini dibentuk TNI sejak 2007. 

Saat ini lebih dari 1.800 prajurit TNI tengah mengemban tugas memelihara perdamaian dunia di berbagai negara konflik seperti Lebanon, Kongo, Sudan dan Darfur. Jumlah tersebut dua kali lipat dari kondisi sebelumnya.

Permintaan pasukan dari PBB secara nyata diimbangi juga dengan penampilan para prajurit TNI yang profesional dan memegang teguh prinsip–prinsip PBB dalam bertugas, hal tersebut membuat para Force Commander PBB memberikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi pada prajurit TNI terkait dengan keberhasilan pasukan TNI di daerah penugasan. (ANT)
ANTARA

Thursday, October 6, 2011

HUT ke-66 TNI: Komitmen Anggaran, Modernisasi Alutsista dan Kemitraan Global

Foto: AP 
Memperingati momentum HUT TNI ke-66 Tahun 2011, kalangan parlemen dari Komisi I DPR RI mengatakan mereka optimis reformasi TNI di berbagai bidang akan mencapai cukup banyak peningkatan di masa depan.

Setiap tanggal 5 Oktober secara nasional diperingati sebagai Hari Ulang Tahun TNI. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi inspektur upacara sekaligus memimpin puncak peringatan HUT ke-66 TNI di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Rabu (5/10) pagi.
Anggota Komisi I DPR RI Effendi Choiri mengatakan di Jakarta(5/10), pihaknya terus mendorong pemerintah dalam melakukan percepatan seluruh proses reformasi di tubuh TNI, antara lain mewujudkan ketersediaan anggaran demi memenuhi kebutuhan minimal kekuatan sistem pertahanan nasional, modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) dan masalah-masalah kesejahteraan prajurit.

Effendi mengatakan, “Reformasi berikutnya adalah, reformasi alutsista, terkait dengan alat utama sistem persenjataannya, membangun industri alutsista dalam negeri.Indonesia juga harus memenuhi kebutuhan minimal (bidang) pertahanannya. Saya kira perkembangannya luar biasa masa mendatang.”

Menurut Effendi Choiri, sampai sekarang TNI juga terus membuktikan, tidak hanya fokus di dalam negeri dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, namun turut ambil bagian dalam pasukan perda maian dibawah naungan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

“TNI harus ikut terlibat pada proses perdamaian internasional, pengiriman pasukan perdamaian (TNI) , dalam naungan PBB harus terus ditingkatkan,” ujar Effendi Choiri.

Sementara, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam amanatnya, saat memimpin upacara HUT ke-66 TNI di Mabes TNI Cilangkap Jakarta, meminta Panglima TNI mengembangkan doktrin dan organisasi TNI, seiring dengan pembangunan alutsista yang lebih modern. 

Presiden Yudhoyono memaparkan, “Di tahun 2012 mendatang, anggaran pertahanan kita naikkan dari Rp 47,5 Triliun pada 2011 menjadi Rp 64,4 Triliun di tahun 2012, atau naik lebih dari 35 persen."

Dalam amanatnya, Presiden Yudhoyono juga meminta TNI bersinergi dengan Polri untuk menghadapi gangguan keamanan dan terorisme, termasuk ambil bagian dalam mencegah timbulnya konflik sosial, di tengah masyarakat.
Sementara, Teuku Ardhiansyah, salah seorang peneliti bidang pertahanan menyoroti khusus masalah perimbangan sistem remunerasi atau penggajian yang diterapkan terhadap prajurit TNI.

“Bukan soal pendapatan , tetapi yang paling penting sekarang juga bagaimana mendorong suatu sistem hingga keluarga prajurit juga bisa menjadi bagian yang mendapatkan imbas dari kesejahteraan itu , bukan hanya gaji prajurit yang ditingkatkan tetapi fasilitas hidup,” ujar Ardhiansyah.

Ardhiansyah menambahkan, dengan wilayah lautnya yang luas, Indonesia cukup strategis memimpin kemitraan global dalam menghadapi berbagai ancaman kejahatan lintas negara.

Ardhiansyah menambahkan, “Rampok Laut (perompakan) yang berkembang di Afrika, dan itu cenderung terjadi di wilayah Asia, harus mulai melihat Tiongkok, Australia dan India sebagai salah satu kekuatan di Asia Selatan guna membangun relasi dan strategi pertahanan bersama.”
AP
Anggota tentara Indonesia melakukan latihan anti-terorisme gabungan dengan pasukan elit Australia di bandara internasional Kuta, Bali (foto: dok).
Kalangan pakar mengatakan, satu tugas pokok TNI dalam operasi militer selain perang, antara lain, mengatasi terorisme, termasuk membantu pemerintah dalam pengamanan pelayaran dan penerbangan terhadap pembajakan, perompakan dan penyeludupan.

Total prajurit TNI sampai sekarang diperkirakan sekitar 500 ribu personil dari ketiga angakatan, TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut dan TNI Angkatan Udara.

Sumber VOA di Mabes TNI menyebutkan, dalam waktu dekat pemerintah akan merampungkan pendirian Indonesia Peace Keeping Center di kawasan Bogor, Provinsi Jawa Barat. Peace Keeping Center tersebut rencananya akan dijadikan sebagai sarana pendidikan dan latihan bersama dalam operasi pemeliharaan perdamaian, penanggulangan bencana dan terorisme.
Dalam rangka memeriahkan HUT ke-66 TNI di Jakarta, TNI menggelar berbagai atraksi militer, antara lain demonstrasi terbang (fly pass) pesawat Sukhoi dan F-16, atraksi beladiri militer, berbagai pertunjukan kesenian daerah dan panggung hiburan untuk masyarakat.

Sebelumnya, salam rangka HUT ke-66 TNI tahun ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bertempat di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (4/10), menganugerahkan tanda kehormatan Bintang Mahaputera kepada delapan purnawirawan TNI, pengharagaan diberikan atas jasanya di berbagai bidang bagi bangsa.
Nama-nama penerima anugerah Bintang Mahaputera Adipradana, diberikan kepada, Jendral TNI (Purn) Djoko Santoso. Sementara Bintang Mahaputera Utama dianugerahkan antara lain, kepada Jenderal TNI (Purn) Agustadi Sasongkopurnomo, Jenderal TNI (Purn) George Toisutta, Laksamana TNI (Purn) Achmad Sutjipto, Laksamana TNI (Purn) Indroko Sustrowiryono, dan Marsekal TNI (Purn) Subrandrio.

voa

Presiden: Imbangi Pengembangan Alutsista dengan SDM



JAKARTA, KOMPAS.com - Modernisasi alat utama sistem senjata perlu disertai dengan pengembangan doktrin dan organisasi TNI. Pada saat yang sama, TNI diminta untuk menyiapkan sumber daya manusianya agar selaras dengan perkembangan teknologi dan peperangan modern abad ke-21.
"Pada saatnya nanti, modernisasi alutsista, doktrin, organisasi, maupun SDM TNI, harus diuji dalam latihan-latihan, termasuk latihan gabungan TNI, serta penugasan secara berkelanjutan, untuk mewujudkan postur TNI dengan kemampuan penangkalan dan penindakan yang tinggi," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika memberikan kata sambutan pada Hari Ulang Tahun ke-66 Tentara Nasional Indonesia di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Rabu (5/10/2011).
Anggaran pertahanan negara meningkat dari Rp 47,5 triliun pada 2011 menjadi Rp 64,4 triliun pada 2012 atau sekitar 35 persen. Sebagian anggaran digunakan untuk melakukan peremajaan, modernisasi, serta kualitas pemeliharaan dan kesiapan alutsista TNI AD, TNI AL, dan TNI AU. Presiden mengatakan, modernisasi alutsista, doktrin, organisasi, maupun SDM TNI penting untuk mewujudkan postur TNI dengan kemampuan penangkalan yang tinggi, dan kemampuan melaksanakan tugas-tugas operasional yang efektif.
"Pada tahun-tahun mendatang, anggaran pertahanan negara akan terus kita perbesar, agar postur militer kita makin kuat, sehingga misi penegakan kedaulatan negara dan penjagaan keutuhan wilayah dapat kita laksanakan dengan efektif," kata Presiden.
Kepala Negara juga meminta seluruh jajaran TNI agar terus meningkatkan profesionalisme dan keterpaduan antarmatra TNI, sesuai dengan doktrin Tri Darma Eka Karma. TNI harus dapat mengatasi tantangan faktual, antara lain pengamanan Selat Malaka, penanganan terorisme dan separatisme, pelanggaran wilayah perbatasan, hingga penanganan bencana alam.
"Tidak hanya itu, perlu kita tingkatkan pula kerjasama dengan komponen bangsa lainnya, dalam mengatasi tantangan yang bersifat potensial seperti pemanasan global, pencemaran lingkungan, penyakit pandemik, cyber crime, hingga potensi agresi militer asing," kata Presiden.

sumber : kompas

Wednesday, October 5, 2011

Wakil Menhan: AS Prioritaskan Grant untuk Indonesia


Riski Adam
  
Sjafrie Sjamsoeddin 

05/10/2011 22:23
Liputan6.com, Jakarta: Wakil Menteri Pertahanan Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan, Amerika Serikat telah memilih memprioritaskan Indonesia dalam pemberian pesawat tempur jenis F-16 secara cuma-cuma atau grant. Padahal, menurutnya, saat ini puluhan negara antre demi mendapatkan pemberian grant tersebut dari Amerika.

Hal itu terbukti karena Amerika Serikat memberikan 24 pesawat tempur F-16 kepada TNI Angkatan Udara di HUT TNI ke-66 yang jatuh hari ini [baca: TNI AU Dihadiahi F-16 dari AS].

"Perlu diketahui, sudah sekian puluh negara yang mengantre ingin mendapatkan grant dari Amerika Serikat," kata Sjafrie kepada wartawan usai rapat kerja dengan Komisi I DPR di Gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (5/10). "Grant itu adalah pemberian secara cuma-cuma. Sehingga kita diprioritaskan oleh Amerika Serikat sebanyak 24 (pesawat).

Sjafrie menambahkan, pesawat tempur yang akan diberikan itu nanti juga harus diupgrade dan ditingkatkan lagi teknologinya. Untuk meng-upgrade dan meningkatkan teknologi tersebut, maka diperlukan anggaran. Anggran tersebut berasal dari penambahan anggaran terhadap Alutsista TNI dari APBN. "Nah, anggaran tersebut akan digunakan untuk meng-upgrade pesawat tempur F-16 itu," ucapnya.

Dengan adanya Penambahan pesawat tempur jenis F-16 ini maka TNI AU akan memiliki satu squadron tambahan. Penambahan 24 pesawat F-16 sekaligus menambah koleksi pesawat tempur TNI jenis F-16 sebanyak 34 pesawat.

BERITA POLULER