Pages

Showing posts with label BERITA HANKAM. Show all posts
Showing posts with label BERITA HANKAM. Show all posts

Sunday, April 14, 2013

Korsel Masih Kaji Kelayakan Proyek KFX/IFX




12 April 2013, Jakarta : Proyek prestisius-ambisius Korea Fighter Experiment/Indonesia Fighter Experiment ditunda pada tahap pertama. Hal itu dinyatakan Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Kim Young-sun, sebagai satu rancang bangun jangka panjang; sehingga kedua negara tidak perlu merasa tergesa-gesa.

Kim menyatakan hal itu di ruang kerjanya, di Jakarta, Jumat, atas kelangsungan proyek arsenal tempur taktis-strategis senilai 8 miliar dolar Amerika Serikat itu.

"Proyek (KFX/IFX) ini tidak dihentikan. Ini proyek jangka panjang, sehingga tidak perlu tergesa-gesa. Kami masih mengkaji kelayakannya, selain itu juga ada upaya untuk mengadopsi teknologi-teknologi terbaru untuk diimplementasikan ke dalamnya," ujar Kim.

Meski demikian, Kim mengaku sangat memahami ketergesaan yang mungkin muncul di Indonesia berkaitan dengan kepastian soal proyek KFX/IFX.

"Kami paham sepenuhnya betapa penting proyek IFX/KFX, namun untuk saat ini kami masih mengkaji kembali kelayakannya," ujar dia.

Dari sisi Korea Selatan, inisiasi pengembangan KFX ini telah dilakukan sejak 2001 pada saat Presiden Korea Selatan, Kim Dae-jung, memimpin negara industri terkemuka Asia itu. Mereka sudah sangat paham bahwa proyek KFX ini layak dikerjakan sejak masa kepemimpinan presiden itu, alias 12 tahun lalu.

Menurut sumber, Korea Selatan pada 2010 menggandeng Indonesia mengembangkan KFX/IFX itu dengan pertimbangan Indonesia mitra tepat untuk itu. Saat itu, Korea Selatan menawarkan banyak hal, di antaranya transfer teknologi kelas tinggi pesawat tempur yang digadang-gadang sekelas dengan F-35 Lighting II buatan Amerika Serikat.

Indonesia belakangan banyak membeli arsenal militer dari Korea Selatan, dimulai dengan 12 unit KT-1B Wong Bee untuk TNI AU, perawatan total kapal selam kelas U-209 KRI Cakra/402 hingga pembelian lima unit lagi kapal selam serupa dengan dua di antaranya dibuat di Tanah Air.

Pula, tahap final pembelian FTA-50 Golden Eagle dari Korea Selatan untuk TNI AU telah dilakukan. TA-50 Golden Eagle ini menyisihkan pesaingnya, Yakovlev Yak-130 Mitten buatan Rusia dan Aermacchi M-346 dari Italia.

Korea Selatan sendiri, sejak lama mengincar F-22 Raptor buatan Lockheed, Amerika Serikat, untuk memperkuat angkatan udaranya mengingat negara itu masih dalam status perang dengan Korea Utara. Amerika Serikat tidak mengijinkan F-22 Raptor dibeli Korea Selatan, karena mereka "lebih menyukai" mengalihkan arsenal strategis itu kepada Jepang.

"Banyak aspek yang harus diperhatikan, maka dari itu ini menjadi sebuah proyek jangka panjang. Tentunya akan menyita banyak waktu, kita bisa menjalankannya pelan-pelan," kata Kim menambahkan.

Sebelumnya, pada awal Maret, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Brigjen TNI Sisriadi juga telah memastikan proyek KFX/IFX tidak dihentikan melainkan ditunda selama 1,5 tahun (hingga September 2014) melalui surat resmi yang dikirim oleh pihak Defense Acquisition Program Administration (DAPA) Korsel.

Ia mengatakan, produksi bersama pesawat KFX/IFX yang telah disetujui pada 2011 telah berhasil menyelesaikan tahap pertama, yaitu Technology Development Phase (TD Phase) pada Desember 2012.

Dalam pelaksanaan TD Phase selama 20 bulan, Indonesia dan Korea Selatan telah membentuk Combine R&D Centre (CRDC) dan telah mengirim sebanyak 37 tenaga ahli Indonesia guna bersama kolega Korea Selatan-nya merancang-bangun pesawat KFX/IFX.

Namun, kata dia, di dalam perjalanan mengikuti perkembangan politik dan ekonomi, pemerintah Korea Selatan melalui surat resmi yang dikirim DAPA, berinisiatif menunda pelaksanaan produksi selama 1,5 tahun (hingga September 2014).

Penundaan ini disebabkan belum ada persetujuan Parlemen Korea Selatan untuk menyediakan anggaran yang diperlukan guna mendukung tahap EMD (Engineering and Manufacturing Development Phase) Program.

Sisriadi menjelaskan, ada tiga tahap proyek pengembangan pesawat tempur KF-X/IF-X, tahap pertama, pengembangan teknis, diikuti rekayasa manufaktur dan ketiga, pembuatan prototipe.

"Tahap yang ditunda itu tahap kedua. Pada masa penundaan, pemerintah Korea Selatan akan melaksanakan studi kelayakan ekonomis terhadap program ini," kata dia.

Sumber: ANTARA News

Sunday, November 4, 2012

Selamat Datang Tank Leopard


(Foto: Berita HanKam)

4 November 2012, Jakarta: Indonesia resmi menerima kedatangan dua unit main battle tank Leopard asal Jerman. “Keduanya tiba di Jakarta siang ini,” ujar juru bicara Kementerian Pertahanan, Brigadir Jenderal Bambang Hartawan, ketika dihubungi oleh Tempo, Ahad, 4 November 2012.

Menurut Bambang, dua Leopard yang tiba melalui Pelabuhan Tanjung Priok ini adalah jenis Revolution atau yang disingkat Ri. “Didatangkan sebagai model untuk pameran Indodefense tanggal 8 November nanti,” kata dia.

Leopard Ri buatan pabrik Rheinmettal ini diproduksi khusus untuk Indonesia. “Hingga kini proses produksi masih berlangsung di sana,” kata Bambang. Untuk itu, tank berat ini akan dikirim secara bertahap sesuai dengan jumlah pesanan pemerintah Indonesia.

Harga Leopard Ri tersebut dibanderol US$ 1,7 juta per unit. Indonesia sendiri memesan 61 tank Leopard Ri dan 42 Leopard 2A4 seharga US$ 700 ribu per unit.

Sebelumnya, pembelian Leopard ini sempat menuai kecaman dari DPR. Tank berat ini dinilai tidak cocok dengan kondisi geografis Indonesia. Rencana pembelian Leopard ke Belanda pun gagal akibat penolakan parlemen setempat. Tim negosiasi pembelian alutsista ini kemudian mengalihkan pembelian ke Jerman sebagai produsen tank dengan bobot 63 ton ini.

Sumber: TEMPO

Friday, November 2, 2012

Pidato di Sekolah Militer Inggris, SBY Pamer Kekuatan Militer RI

 
Jakarta - Dalam rangkaian kunjungannya ke London, Inggris, Presiden SBY sempat berpidato di Royal College for Defence Studies (RCDS). Dalam kesempatan itu, SBY menyampaikan soal kekuatan militer dan alat utama sistem pertahanan (alutsista) Indonesia yang kini semakin modern dan canggih.

"Saat ini, angkatan bersenjata Indonesia menjadi kebanggaan bangsa. Dan meskipun Indonesia memiliki kekuatan militer terbesar di Asia Tenggara, anggaran militer Indonesia sebagai bagian dari pengeluaran pemerintah adalah yang terendah sekitar 3,77%," ujar SBY dalam pidatonya, Jumat (2/11/2012). RCDS adalah sekolah bagi para perwira militer dan sipil dari berbagai negara.

SBY mengatakan Indonesia saat ini berusaha untuk memodernisasi alutsista TNI. Untuk memenuhi hal itu, pemerintah terus meningkatkan anggaran untuk meningkatkan kapasitas TNI. Pada 2005, anggaran pertahanan Indonesia sebesar 2,5 miliar dolar AS. Kemudian telah ditingkatkan pada 2011 menjadi 7,5 miliar dolar AS.

"Saya senang bahwa Inggris telah menjadi mitra yang baik dan dapat diandalkan dalam upaya modernisasi kami," ungkapnya.

Indonesia secara progresif terus meningkatkan kapasitas prajurit TNI melalui pelatihan dan pendidikan. Salah satunya adalah dengan mendirikan Universitas Pertahanan Indonesia sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para prajurit TNI.

"Kami juga telah mendirikan Perdamaian Indonesia dan PBB yang memberikan pelatihan terpadu pasukan penjaga perdamaian untuk, kontraterorisme, dan respon bencana dan operasi bantuan," imbuhnya.

Selain itu SBY juga menjelaskan bahwa pemerintah telah berfokus pada peningkatan kesejahteraan anggota TNI, dengan meningkatkan gaji prajurit dan memenuhi kebutuhan dasar mereka. Kami terus mengembangkan senyawa perumahan baru dan fasilitas lainnya bagi tentara aktif bertugas, pensiunan dan veteran.

"Dengan demikian, kita tidak hanya meningkatkan semangat mereka tetapi juga mengembangkan kondisi yang akan meningkatkan setiap prajurit dan pendekatan petugas untuk menjadi militer profesional," lanjutnya.

Pasukan TNI, lanjut SBY, adalah garis pertahanan pertama untuk 17.000 pulau yang dihuni oleh penduduk Indonesia. Oleh karena itu, jika diamati, maka modernisasi senjata bukanlah ditujukkan untuk unjuk kekuatan dengan negara-negara lainnya.

"Itulah sebabnya kami telah sangat aktif dalam mempromosikan pembangunan kepercayaan dan kepercayaan antara militer negara ASEAN. Ada latihan gabungan militer antara negara ASEAN, baik secara bilateral, trilateral, dan juga regional," tutupnya.
(mpr/mpr)

sumber : Detik

Tuesday, October 30, 2012

Dua Tank Leopard Dipastikan Akan Datang Minggu Ini


 Dua unit tank tempur utama Leopard dipastikan datang pada pekan ini. Tank yang didatangkan dari Jerman itu masing-masing terdiri atas satu unit jenis Leopard 2A4 dan satu unit jenis Leopard 2 Revolution.

"Dua tank ini akan datang pada 3 November ini dan rencananya dipamerkan di Indo Defence Expo pada 7-10 November mendatang," kata Pos Hutabarat, Direktur Jenderal Potensi Pertahanan, di Kantor Kementerian Pertahanan, Selasa, 30 Oktober 2012.

Kedatangan Leopard, menurut Pos, akan menutup kedatangan alat utama sistem persenjataan yang sudah memasuki penghujung 2012. "Kemarin Tucano sudah datang, sepertinya setelah ini tidak ada lagi senjata yang akan datang," kata dia.

Wakil Menteri Pertahanan Shafrie Syamsudin menyatakan semua tank yang datang sudah bisa dipakai oleh militer Indonesia. "Semuanya baru, tinggal pakai, tidak perlu lagi upgrade, tidak perlu lagi refurbishment," kata dia.
 
Dua unit tank Leopard ini merupakan penyerahan tahap pertama. Dengan dana sekitar US$ 287 juta, Indonesia membeli 40 unit Leopard 2A4, 63 unit Leopard 2 Revolution, dan 10 unit tank pendukung Leopard 2, 50 unit medium tank Marder 1A3. "Proses politik sudah selesai, administrasi sudah, tinggal mengecek skema produksi dan pembiayaan," ujar Sjafrie.




Sumber : Tempo

Friday, October 26, 2012

Skadron Pesawat Intai Tanpa Awak Juga Akan Ditempatkan di Medan



Selain menggunakan pesawat tanpa awak/UAV pesanan dari luar negeri, produk UAV buatan dalam negeri juga akan melengkapi skadron UAV TNI (photo : Media Indonesia)
  
Bandara Polonia Akan Menjadi Pusat Pertahanan
MEDAN – Komandan Lapangan Udara (Lanud) Soewondo Medan, Kolonel (PNB) SM Handoko memastikan, fungsi Bandara Polonia akan diganti menjadi pusat pertahanan udara di wilayah Utara Sumatera, jika fungsi bandara umum telah dipindahkan ke bandara baru di Kuala Namu Deli Serdang.
Menurutnya, penetapan fungsi utama tersebut sesuai dengan amanat baru presiden bahwa Lanud Soewondo tidak ikut dipindahkan seiring dioperasikannya Bandara Kuala Namu.
Handoko menyebutkan, lahan seluas 144 hektare yang menjadi wilayah Bandara Polonia dan Lanud Soewondo sepenuhnya merupakan milik TNI Angkatan Udara (AU). Sehingga jika lahan tersebut tidak lagi dijadikan sebagai bandara umum, maka sudah seharusnya kembali ke TNI AU untuk digunakan sebagai fasilitas pertahanan.
"Sekarang kan memang Bandara Polonia ini Dwifungsi, satu fungsi bandara umum, satu lagi fungsi pertahanan. Kita pun tidak memiliki armada pesawat disini. Hanya sebagai tempat persinggahan pesawat tempur saja. Nah ke depan kita akan dilengkapi dengan satu skuadron pesawat intai dan pesawat tanpa awak. Lokasi kita yang berbatas dengan negara-negara tetangga tentunya sangat vital, sehingga kehadiran pesawat-pesawat itu sangat dibutuhkan," kata Handoko, di Medan, Selasa (23/10/2012).
Penetapan Lanud Soewondo sebagai pusat pertahanan udara, kata dia, telah mendapatkan persetujuan presiden beserta Kepala Staf TNI AU. Rencananya realisasi penetapan itu akan dilakukan dalam waktu dekat, seiring beroperasinya Bandara Kuala Namu.
"Maret ini targetnya proses peralihan sudah selesai. Disesuaikan dengan target operasional Bandara Kuala Namu lah. Ini akan juga menunjukkan pada negara-negara tetangga kita jika kita memiliki kualitas pertahanan udara yang baik. Sehingga mereka tak lagi memandang sebelah mata kekuatan udara kita. Dengan keberadaan pesawat-pesawat tempur di wilayah ini, tentunya pelanggaran wilayah udara yang dilakukan negara asing ke depannya tak lagi perlu terjadi. Sehingga fungsi TNI sebagai penjaga kedaulatan negara dapat berjalan lebih maksimal," jelasnya.

Wednesday, September 12, 2012

Kasus Sengketa Laut China Selatan - TNI Belum Akan Perkuat Militer di Natuna


JAKARTA – Eskalasi konflik yang meningkat di kawasan Laut China Selatan disikapi dingin Tentara Nasional Indonesia (TNI).TNI belum berencana untuk memperkuat pertahanan di daerah yang berbatasan langsung dengan wilayah sengketa tersebut,yakni di Kepulauan Natuna, sebagai langkah antisipasi adanya dampak konflik.


Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul mengungkapkan, sejauh ini TNI masih mengandalkan kekuatan militer yang sudah ada di Kepulauan Natuna. “Sampai sekarang kita belum ada kajian ke sana (pemekaran),” ujarnya di sela-sela peluncuran buku Indonesia Mengukir Sejarah Selam Dunia di Jakarta, Senin (10/9) malam.

Kekuatan militer TNI di wilayah tersebut sebenarnya terbilang minim, karena hingga sekarang pangkalan yang ada di sana hanya Pangkalan Udara TNI Angkatan Udara. Adapun untuk TNI Angkatan Darat dan Angkatan Laut sejauh ini berada di bawah komando kodim setempat.“Kita tidak ada perubahan.Lanal tetap tidak ada pemekaran dan sebagainya, ”bebernya.

Meski demikian, Iskandar meyakinkan bahwa kekuatan yang ada saat ini sudah cukup untuk menyikapi perkembangan eskalasi konflik. Menurut dia,TNI memiliki kesiapan untuk mengantisipasi dampak konflik di Laut Cina Selatan terhadap wilayah Indonesia yang berada di seputarannya.

“Kita mempunyai komunikasi dan intelijen yang sangat baik. Pengindraan kita juga sangat baik, sehingga kalau ada sesuatu, kita bisa dengan yang terdekat, misalnya di sana ada Tanjung Pinang, Dumai, dan sebagainya,”katanya Pada awal September lalu, TNI memusatkan latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat di daerah tersebut.

Sebanyak 2.500 personel TNI terlibat di dalamnya.TNI juga menyertakan 5 KRI, 4 pesawat tempur Hawk, 6 pesawat angkut Hercules C-130, 1 CN235, dan 2 helikopter SA332 pada latihan gabungan tersebut. Meski demikian, TNI menampik bahwa pemilihan lokasi latihan di Natuna ada kaitannya dengan konflik Laut China Selatan ataupun ancaman yang bisa mengganggu stabilitas keamanan nasional.“Ini hanya pilihan yang telah dirancang jauh-jauh hari,” kata Kepala Staf Umum TNI Marsekal Madya TNI Daryatmo.

Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menerangkan, pemekaran armada laut bergantung pada strategi pertahanan dan postur. Setiap pengembangan kekuatan selalu berorientasi pada ancaman yang ada. Akan tetapi, lanjut dia,Kementerian Pertahanan selaku pembuat regulasi dan pembuat kebijakan,pemekaran itu tidak bisa serta-merta dilaksanakan. Harus dilakukan kajian-kajian yang komprehensif secara strategis.

Apalagi dilihat dari segi anggaran,sekarang ini 42% anggaran pertahanan terserap untuk belanja pegawai. Padahal, adanya pemekaran bakal membutuhkan anggaran tidak sedikit, sehingga pemekaran jika dipaksakan dikhawatirkan akan gagal.“Jadi setinggi-tingginya anggaran,kalau itu untuk belanja pegawai, nanti pembangunan kekuatan jadi turun,” papar Sjafrie.

Lantaran penguatan armada laut dibutuhkan, maka perlu dicarikan solusi. Sjafrie menilai, menanggulangi ancaman tidak harus serta-merta dengan pemekaran kekuatan. Dia menuturkan, mobilitas yang tinggi didukung kualitas alutsista yang canggih bisa menjadi solusi.
 
sumber : SINDO

Sunday, September 9, 2012

TNI kibarkan merah putih di Pulau Gambar

Pontianak (ANTARA News) - Komandan Korem 121 Alambhana Wanawai, Kolonel (Inf) Binarko Sugihantyo mengatakan bahwa TNI telah mengibarkan bendera merah putih di Pulau Gambar, yang sempat dikabarkan akan dijual melalui website.

"Sabtu tanggal 8 September, tim kecil dari sejumlah pihak seperti Pos TNI AL Kendawangan, Kodim Ketapang, anggota Polsek Kendawangan dan masyarakat sudah berkunjung ke Pulau Gambar," kata Binarko kepada sejumlah wartawan di Pontianak, Senin.

Berdasarkan hasil kunjungan tersebut, pantai tersebut luasnya sekitar 3,3 hektare.

Ia melanjutkan, ada dua pulau yakni Pulau Gambar Besar dan Pulau Gambar Kecil.

"Pulau utama, Pulau Gambar Besar sebagian besar berupa batu-batuan, tidak berpenghuni, sedikit pantai berpasir," ujar dia.

Sedangkan Pulau Gambar Kecil, hanya terdiri dari batu-batuan dan sangat kecil.

Ia mengungkapkan, warga setempat pernah melaporkan bahwa beberapa tahun lalu ada kapal pesiar yang membawa orang asing merapat di pulau terdekat dan berenang ke Pulau Gambar Kecil.

"Tetapi untuk dokumentasinya tidak ada sehingga masih berupa informasi saja," ujarnya.

Mengenai kemungkinan Pulau Gambar sebagai tempat penyu bertelur, ia menilai sejauh ini kondisinya agak kecil.

"Karena hanya sedikit pantai berpasirnya," kata Binarko Sugihantyo.

Jarak tempuh dari Kendawangan sekitar 2 - 3 jam menggunakan speedboat. Sedangkan menggunakan kapal kelotok, sekitar 8 - 10 jam. "Tergantung cuaca dan ombak," kata dia.

Gugusan Pulau Gambar airnya sangat jernih dan masih bebas dari polusi sehingga tempat habitat banyak biota laut.

"Kalau di website, disebut sebagai lokasi lobster. Mungkin saja, karena lokasinya masih bersih," kata Binarko.

sumber : Antara

Presiden Singgung Sengketa Laut China Selatan dengan Hu Jintao


www.google.com
Indonesia kembali mendorong agar proses penyelesaian, langkah-langkah menuju penyusunan code of conduct.

Jurnas.com | DISELA-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) 2012, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Hu Jintao. Dalam pertemuan empat mata tersebut, SBY menyinggung penyelesaian sengketa Laut China Selatan. “Indonesia kembali mendorong agar proses penyelesaian, langkah-langkah menuju penyusunan code of conduct (kode perilaku) dilakukan,” kata Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah usai pertemuan, di Vladivostok, Rusia, (8/9).

Faiz mengatakan, perkembangan resesi ekonomi global, dapat berimbas pada negara-negara di kawasan Asia Pasifik. Oleh karena itu, keamanan dan stabilitas menjadi hal penting yang harus ditingkatkan. Hu Jintao, kata Faiz, menanggapi positif pernyataan Presiden SBY. “Presiden Hu telah menyampaikan kesiapan mereka untuk bernegosiasi,” kata Faiz.

Selain menyinggung sengketa Laut China Selatan, ada lima hal yang dibahas dalam pertemuan bilateral tersebut. Kedua negara, kata Faiz, bersepakat melakukan pertemuan strategis tingkat Menteri Luar Negeri maupun Kepala Pemerintahan untuk memaksimalkan mekanisme bilateral yang sudah ada. Presiden mengingatkan program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang membutuhkan investasi dalam dan luar negeri. Kepala negara mendorong China untuk meningkatkan hubungan ekonomi, perdagangan, dan investasi.

Dalam pertemuannya, Presiden mengatakan bahwa kawasan Asia Pasifik mencatat pertumbuhan ekonomi yang positif. Dibutuhkan upaya bersama untuk memastikan pertumbuhan ekonomi tetap terjaga. “Usaha bersama itu diperlukan dengan bilateral Indonesia dan Tiongkok,” ujar Faiz.

Di bidang pertahanan keamanan, kedua kepala negara membahas upaya untuk mendorong perkembangan industri pertahanan, dan kerjasama maritim. Presiden mengundang keikutsertaan Tiongkok dalam pengembangan sektor perikanan. Sementara hal lain yang dibahas yakni mengenai kerja sama di bidang sosial budaya, dan persiapan Tiongkok mendukung Keketuaan Indonesia pada APEC 2013 mendatang.

Sementara itu, pertemuan bilateral antara Presiden SBY dan Presiden Federasi Rusia, Vladimir Putin tertunda karena padatnya jadwal Putin selaku tuan rumah KTT APEC 2012. Ia belum bisa memastikan kapan pertemuan akan dijadwalkan kembali. “Kami masih melihat apakah ada kemungkinan dengan sisa waktu yang ada,” kata Faiz.

sumber : JURNAS

Wednesday, September 5, 2012

Menhan: Negara-negara Tetangga Hormati Kedaulatan RI di Papua


Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro (sumber: Antarafoto)
"Itu adalah kedaulatan kita.”

Menteri Pertahanan Australia, Stephen Smith, menegaskan kembali posisi Australia yang menghormati kedaulatan dan integritas wilayah Indonesia termasuk Papua dan Papua Barat.

“Kami menyambut baik komitmen Presiden Yudhoyono untuk memperbaiki standar kehidupan dan kesejahteraan masyarakat Papua dan Papua Barat melalui investasi ekonomi. Kami juga menyambut baik indikasi Presiden Yudhoyono bahwa dugaan itu akan diinvestigasi,” kata Smith dalam jumpa pers di Kementerian Pertahanan, Rabu (5/9), setelah melakukan kesepakatan perjanjian kerjasama pertahanan Indonesia dan Australia.

Dalam kesempatan itu, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan apresiasinya terhadap Australia yang menghormati integritas dan kesatuan teritorial Indonesia, seperti yang tercantum dalam perjanjian bilateral keamanan dan pertahanan Lombok Treaty yang ditandatangani Indonesia dan Australia pada 2006.

“Negara-negara tetangga kita menghormati kedaulatan kita di Papua dan Papua Barat. Itu adalah kedaulatan kita,” ujar Purnomo.

Jakarta disebutnya tidak mengirimkan pasukan militer tambahan untuk beroperasi di Papua dan Papua Barat untuk menangani gerakan separatisme.

“Pasukan yang beroperasi di Papua adalah pasukan lokal. Kalau pun kami mengirimkan pasukan ke sana, mereka adalah pasukan khusus untuk menjaga daerah perbatasan dan itu sesuai dengan peraturan kami,” katanya.

Untuk penanganan masalah gerakan separatisme, Purnomo menyebut diserahkan kepada polisi. Karena masalah gangguan keamanan dan separatisme adalah masalah kriminal dan penanganannya diatur dalam undang-undang pidana.

“Situasi di Papua adalah situasi sipil, bukan situasi militer,” katanya.

Terkait dengan penembakan tokoh gerakan separatisme Papua, Mako Tabuni, yang berdasarkan investigasi media Australia dilakukan pasukan khusus polisi anti terorisme Densus 88, Purnomo mengatakan hal itu tidak ada kaitannya dengan hak asasi manusia karena apa yang dilakukan Mako adalah tindakan kriminal, termasuk sejumlah insiden penembakan yang menewaskan warga sipil dan seorang warga negara Jerman di Papua.  

“Hal itu terjadi di wilayah yurisdiksi Indonesia dengan aturan dan hukum yang berlaku di Indonesia,” kata Purnomo.
 
sumber: BERITA SATU

Tuesday, September 4, 2012

Super Tucano Tiba, Ini Tanggapan Komisi I


Mahfudz Siddiq (JPI/Andri Nurdriansyah)
Senayan - Komisi I menyambut baik atas tibanya empat unit pesawat tempur taktis Super Tucano EMB-314 buatan pabrikan Embraer dari Brasil.

"Empat pesawat latih Super Tucano itu merupakan bagian 16 pesawat Super Tucano yang dipesan TNI AU untuk kepentingan pengkaderan bagi pilot tempur. Keseluruhan pesawat latih yang dipesan itu diharapkan pada 2013 secara keseluruhan mesti tiba di Tanah Air," ujar Mahfudz Siddiq di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (3/9).

Menurut Mahfudz, DPR berharap kehadiran dua skuadron pesawat latih itu nantinya semakin mewujudkan modernisasi alutsista TNI, mendekati postur alutsista minimum. "Termasuk kehadiran pesawat latih tersebut sebagai upaya modernisasi bagi kapal latih tempur," ujarnya.

Mahfudz mengatakan, selain mendukung pengadaan dua skuadron pesawat latih Super Tucano, Komisi I juga telah memberikan dukungan bagi pembelian dua skuadron pesawat latih seri T-50 dari Korea Selatan.

"Diharapkan pesawat latih T-50 dari Korsel itu mulai 2013 juga mulai tiba di Tanah Air. Sehingga hal itu akan semakin memperkokoh skuadron satuan pesawat latih bagi TNI untuk mencetak pilot tempur di masa datang lebih banyak lagi, yang terampil dalam menguasai teknologi pesawat tempur yang canggih di era saat ini dan ke depannya," ujarnya.

Mahfudz mengatakan, dipilihnya pembelian pesawat latih T-50 dari Korsel itu, sebagai bagian dari upaya produksi pesawat tempur bersama bagi kedua negara, yaitu KFX. "Penggunaan pesawat latih T-50 menggunakan sistem dan teknologi yang telah mendekati dari teknologi yang digunakan pesawat tempur KFX, generasi lebih muda dari pesawat jenis F-16 dari AS," tegasnya.

Seperti diketahui, empat unit pesawat tempur taktis Super Tucano EMB-314 tiba di Bandara Abdul Rachman Saleh, Malang, Jawa Timur, Minggu (2/9) siang. Pada 17 September 2012, keempat pesawat itu akan diserahkan secara resmi ke negara atau ke pihak TNI AU
 

Monday, September 3, 2012

Penjualan Alutsista Buatan BUMN Harus Lewat Kemenhan



 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
JAKARTA - Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro menyatakan bahwa penjualan alat utama sistem pertahanan (alutsista) buatan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ke luar negeri hanya dijual melalui satu pintu, yakni Kementerian Pertahanan (Kemenhan). Kebijakan itu dimaksudkan untuk meminimalisir penyimpangan terhadap penggunaan alutsista setelah dibeli oleh pihak asing.

"Alutsista produk BUMN dijual ke luar negeri melalui satu pintu yakni Kemenham. Mekanisme itu diberlakukan guna meminimalisir kasus penjualan senjata produk BUMN tahun lalu yang tidak sesuai dengan negara tujuan," kata Purnomo Yusgiantoro, usai rapat kerja dengan Komisi I DPR di komplek Parlemen, Senayan Jakarta, Senin (3/9).

Menurutnya, penjualan senjata produksi BUMN seperti Panser Anoa, pesawat patroli militer buatan PT Dirgantara Indonesia (Persero),  akan dilakukan secara government to government atau G to G. "Negara mana yang minat dengan produksi Alutsista kita itu, jenisnya apa dan tingkat kebutuhannya. Kita tidak ingin alutsista produksi dalam negeri disalahgunakan,” tegas Purnomo.

Diungkapkannya, negara-negara di Timur Tengah memiliki ketertarikan tinggi terhadap alutsista produksi Indonesia. Menurutnya, hal tersebut menjadi potensi besar untuk menjadikan kawasan tersebut sebagai pasar terbuka bagi produk alutsista RI.

Sementara, Ketua Komisi I Mahfudz Siddiq mengaku bisa memahami kebijakan pemerintah untuk menjual alutsista ke luar negeri melalui Kemenhan. Namun DPR berharap agar ke depan hal ini mesti disempurnakan dengan cara membuat semacam perusahaan konsorsium atau holding company dengan tugas khusus memasarkan alutsista buatan Indonesia.

Mahfudz menambahkan, kebijakan itu juga agar selaras dengan RUU Industri Pertahanan (Inhan) yang kini tengah dibahas di DPR. "DPR berharap UU Inhan itu nantinya juga mengatur mekanisme penjualan Alutsista dalam negeri. Lembaga mana yang melaksanakannya. Saat ini yang berkembang akan dilakukan Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), di mana di dalamnya juga ada Kemenhan dan Menneg BUMN," imbuhnya. 
sumber :JPNN

KASAD: Peralatan Perang Tua TNI AD Diupayakan Diganti


(Foto: Puslatpur)

4 September 2012, Palembang: Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo mengatakan, banyak peralatan perang sekarang ini sudah berusia tua, sehingga tidak efektif lagi digunakan.

Bahkan ada tank yang umurnya lebih tua yakni pengadaan tahun 1954, kata Ksad saat ramah tamah dengan jajaran Pemerintah Provinsi Sumsel di Palembang, Senin malam.

Dalam ramah tamah tersebut dihadiri langsung Gubernur Sumsel H Alex Noerdin dan Kapolda Irjen Pol Dikdik Mulyana A Mansyur.

Lebih lanjut Ksad mengatakan, saat melaksanakan peninjauan latihan bersama di Martapura, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur lalu peralatan yang digunakan jauh tertinggal.

Oleh karena itu pihaknya berupaya agar peralatan tersebut diganti yang terbaik, kata dia.

Bahkan, pihaknya telah membeli peralatan dari luar negeri yang lebih canggih dan nantinya Kodam II/Sriwijaya akan mendapatkan.

Peralatan canggih sangat mendukung kekuatan prajurit sehingga itu perlu dimaksimalkan, kata dia.

Begitu juga sarana transportasi, Kodam II/Sriwijaya akan mendapatkan bantuan helikopter.

Dalam kesempatan itu Ksad juga berharap, agar prajurit TNI dan Polri serta masyarakat harus selalu kompak, maka kondisi keamanan akan selalu tercipta.

Gubernur menyatakan menyambut baik atas kehadiran Ksad di provinsi ini karena itu sebagai kehormatan bagi masyarakat Sumsel.

Dalam kesempatan itu gubernur juga menjelaskan tentang potensi daerah Sumsel yang cukup kaya akan sumber daya alam.

Sumber: ANTARA News

(Foto: Puslatpur)

4 September 2012, Palembang: Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo mengatakan, anggaran latihan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat pada 2012 mengalami kenaikan 157 persen dibandingkan tahun 2011.

Oleh karena itu, pihaknya pada 5 Oktober 2012 juga akan menambah jumlah peralatan tempur berupa roket, meriam dan tank, kata Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo tanpa merinci jumlah anggaran dimaksud pada kunjungannya ke Sumatera Selatan melihat dari dekat Latihan Tempur Antar-Cabang TNI AD di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Kodiklat TNI AD Ogan Komering Ulu, Senin.

Dikemukakannya, dengan adanya penambahan peralatan itu, maka pihaknya mulai tahun ini akan menghidupkan kembali dua Bataliyon Tank, dua Bataliyon Roket dan dua Bataliyon Meriam di seluruh Artileri Medan (Armed).

Sementara, Komandan Brigif 92 Kostrad Letkol Inf Suparlan secara terpisah menjelaskan, latihan tempur tersebut perencanaannya sudah dilakukan sejak dua hari lalu untuk memaksimalkan seluruh persenjataan yang dimiliki TNI AD.

Mengenai senjata berat selama latihan tempur itu, Ia mengatakan bahwa telah meluncurkan 140 hingga 200 unit roket, 200 unit meriam, 16 unit tank scorpion, kendaraan tempur anoa dan 3.000 personil untuk memukul mundur musuh.

Skenario pelatihan sendiri, kata dia, dimulai dengan perjalanan seluruh Ancab TNI AD dari Jawa Timur (Jatim) yang melintasi laut dengan menggunakan fasilitas enam unit kapal perang.

Selanjutnya diutus tim penyusup di lokasi musuh dan akhirnya jumlah kekuatan pasukan tempur negara baru tersebut bisa diketahui, yakni hanya satu bataliyon.

"Setelah itu kita langsung melakukan penyerangan dengan kekuatan penuh, namun sebelumnya 1.500 warga sekitar kami ungsikan terlebih dahulu ke tempat aman," katanya menjelaskan.

Sementara itu, bagi 1.500 pengungsi yang diamankan di Batumarta Unit I, Ogan Komering Ulu (OKU) mendapatkan pemulihan mental, pengobatan dan lain sebagainya oleh pasukan TNI AD dari Kodim 0403 OKU.

"Dalam latihan ini, para pengungsi juga kita beri tempat berlindung dan akomodasi, serta kebutuhan lainnya agar mereka bisa nyaman dan bertahan hidup selama pertempuran," kata Wadansatgas Ter Lat Ancab BTP, Mayor Suhardi menambahkan.

Sementara di Palembang, Senin malam KSAD mengadakan ramah tamah dengan Gubernur H Alex Noerdin beserta jajaran pejabat di lingkungan Pemprov Sumatera Selatan.

Sumber: ANTARA News

AS Hibahkan F-16, Hillary: Itu Dukungan AS untuk Keamanan Indonesia


 
Jakarta Indonesia akan mendapatkan tambahan pesawat tempur F-16 dari Amerika Serikat. Menteri luar negeri AS, Hillary Clinton menilai hibah tersebut sebagai bentuk dukungan konkret AS terhadap keamanan Indonesia.

"Kami mendukung keamanan Indonesia dan kami percaya Indonesia memiliki hak untuk meningkatkan keamanannya," kata Hillary.

Hal tersebut disampaikan Hillary dalam Press Konferensi acara kunjungan kerjasama Amerika-Indonesia di Gedung Pancasila Kementeriaan Luar Negeri, Jalan Pejambon, Jakarta, Senin (3/9/2012).

Hillary menambahkan, Amerika dan Indonesia bekerjasama dalam bidang keamanan. Amerika percaya Indonesia bisa melangkah maju untuk melindungi warganya.

"Kami bekerjasama dari berbagai isu seperti terorisme," ujarnya.

Seperti diketui, Indonesia akan mendapatkan tambahan pesawat tempur F-16 dari Amerika nanti. Dengan begitu jumlah pesawat temput miilik Indonesia akan bertambah tiga kali lipat dari jumlah sekarang.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgianto tidak bisa menjelaskan berapa total F-16 yang akan diterima dari pemerintah Amerika Serikat. "Sesuai kode etik militer, kita tidak boleh menyebut berapa jumlah pesawat tempur kita," kata Purnomo.

sumber : DETIK

Thursday, August 30, 2012

Wamenhan Terima Kunjungan Dubes Korsel


Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sjafrie Sjamsoeddin dengan didampingi Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Kemhan Mayjen TNI R. Ediwan Prabowo, S.Ip, Kamis (30/8) menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia H.E. Mr. Kim Young Sun beserta rombongan di kantor Kemhan, Jakarta. 

Maksud kunjungan Dubes Korsel kepada Wamenhan kali ini dalam rangka membahas berbagai hal terkait dengan kerjasama pertahanan kedua negara. Dikatakan Dubes Korsel bahwa saat ini kerjasama antara Indonesia dan Korea Selatan mengalami peningkatan dalam segi kuantitas baik di institusi pemerintah maupun di sektor swasta. Untuk itulah pada bulan Mei lalu pihak Korsel mengutus Atase Industri Pertahanannya yang ahli dan profesional di bidangnya datang ke Indonesia untuk memperkuat hubungan kerjasama yang telah terjalin. 

Lebih lanjut Dubes Korsel mengatakan bahwa untuk menandatangani suatu kontrak kerjasama bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan. Hal yang terpenting adalah bagaimana menjaga dan melaksanakan kontrak kerjasama tersebut agar dapat berjalan dengan baik dan  hasil sesuai dengan yang diharapkan kedua belah pihak. Selain itu Hak Intelektual Properti juga menjadi perhatian pihak Korsel dalam kaitannya dengan suatu perjanjian kerjasama.

Mengingat pada bulan Desember tahun ini negara Korea Selatan akan melakukan pergantian pemerintah dengan melangsungkan Pemilihan Umum, maka selaku Dubes Korea Selatan Kim Young Sun berharap kerangka kerjasama kedua negara dapat berjalan dengan baik sehingga momentum kerjasama ini dapat semakin meningkat.  

Menanggapi hal tersebut, Wamenhan menyatakan bahwa Dubes Korsel sangat berperan dalam meningkatkan kerjasama kedua Kementerian Pertahanan. Dikatakan Wamenhan, dalam rangka kerjasama kedua negara posisi Kementerian Pertahanan saat ini berpegang pada target-target strategis yang perlu diselesaikan baik target jangka pendek maupun jangka menengah.

Ditegaskan Wamenhan, untuk tahun 2012 ini diprioritaskan kepada target menyelesaikan penandatanganan MoU itu sendiri dan bagaimana mengimplementasikan penandatanganan kontrak tersebut seperti kontrak penandatanganan kapal selam dan alutsista lainnya. 



Sumber : DMC

Menhan Serahkan Blue Print Pengembangan Alutsista Nasional Ke Presiden


 Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro didampingi ibu Lis Purnomo Yusgiantoro bersama Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Ani Yudhoyono serta sejumlah anggota Kabinet Indonesia Bersatu II menghadiri Acara Puncak Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional Ke 17 Tahun 2012 di Gedung Merdeka, Bandung, Kamis (30/8). 

Pada acara Peringatan Harteknas ini, Menhan menyerahkan cetak biru riset dan pengembangan produk peralatan pertahanan dan keamanan kepada Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. Cetak Biru ini dibuat dengan maksud untuk memberikan arah, kerangka kebijakan, pedoman dan prioritas utama dalam riset dan pengembangan produk alat peralatan pertahanan dan keamanan, selaras dengan rencana pencapaian kebutuhan pokok minimum hingga postur ideal alat peralatan pertahanan dan keamanan. 

Sementara itu, acara puncak Harteknas yang bertema "Inovasi untuk Kemandirian Bangsa" dan dipusatkan di Bandung tersebut, antara lain menggelar berbagai kegiatan antara lain Pameran Ritech Expo, Karnaval Kreativitas Iptek dan The 10th Triple Helix International Conference.

Pada Peringatan Harteknas itu, Presiden RI bersama para Menteri juga berkesempatan menyaksikan pameran mobil listrik karya putera puteri bangsa yang berasal dari lima perguruan tinggi, yaitu Universitas Indonesia (UI), Universitas Gajah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Teknologi Surabaya (ITS) dan Univesitas Sebelas Maret (UNS).

Pada kesempatan tersebut, Menristek juga memberikan penghargaan Anugerah Iptek 2012 kepada 14 orang, yang terbagi dalam lima kategori, yakni Anugerah Iptek Kategori Pemerintah Provinsi, Anugerah Iptek Kategori Kreativitas dan Inovasi Masyarakat, Anugerah Iptek Kategori Pranata Litbang, Anugerah Iptek Kategori Duta Iptek, dan Anugerah Iptek Kategori Peneliti Wanita

Dan dengan pemberian Anugerah Iptek tersebut, diharapkan penelitian dan pengembangan Iptek dapat lebih bertumpu pada kebutuhan masyarakat, mencari solusi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat serta mendorong pemenuhan kebutuhan riset yang lebih aplikatif.

Usai menghadiri Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-17, Menhan beserta rombongan kembali melanjutkan kunjungan kerjanya ke salah satu Industri Pertahanan dalam Negeri, yang berbasis pada penyiapan kelengkapan pendukung operasional bagi TNI, yakni PT Langit Biru Parasut.



Sumber : DMC

Wednesday, August 29, 2012

Indonesia butuh 12 kapal selam

Changbogo Class ( 3 Unit Telah Dipesan Dari Korsel dengan TOT)

Jakarta (ANTARA News) - Indonesia membutuhkan 12 unit kapal selam untuk mengamankan wilayah maritim dan mencapai kekuatan pokok minimum (Minimum Esensial Force /EMF) hingga 2024 untuk memperkuat Indonesia sebagai negara kepulauan.

"Sekitar 2/3 negara kita merupakan wilayah laut, sehingga perlu dijaga kapal selam. Jumlah kapal selam yang ditargetkan lebih dari 10 kapal selam," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro usai Sidang Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) Ke-7 di Kantor Kemhan, Jakarta, Rabu.
KRI Cakra 401


Saat ini, kata dia, tiga kapal selam tengah dibuat yang bekerja sama dengan Korea Selatan. Satu kapal selam dibuat di Korsel, satu unit lainnya di buat bersama-sama dan satu unit lainnya dibuat di PT PAL.

"Jika tiga kapal selam sudah dibangun, maka kita sudah memiliki lima kapal selam," ujarnya.

Selanjutnya pembangunan kapal selam lainnya bisa dibuat di Indonesia dan yang sudah ada bisa di overhoule. "Ini tentu kita mendorong PT PAL mempersiapkan peralatannya, fasilitasnya agar dilengkapi, sehingga tidak hanya bisa melakukan `assembling` terhadap elemen-elemen kapal selam, tapi juga bisa membangun kapal selam sendiri," kata Menhan.

Tentunya, kata dia, proses transfer teknologi dilakukan secara bertahap, apalagi Indonesia belum pernah membangun kapal selam.

KRI Nanggala-402 saat uji pelayaran di Korsel. (Foto: Kaskus)

Dalam sidang KKIP VII itu, ada dua agenda yang dibahas, cetak biru riset produk peralatan pertahanan dan keamanan serta rencana kebijakan pembangunan network industri pertahanan dan penguasaan teknologi pembangunan kapal selam melalui pengadaan tiga kapal selam dari Korsel.

Tinggi

Di tempat yang sama, Menteri Perindustri MS Hidayat, mengatakan, kapal selam merupakan produk yang sangat "hitech" yang dimiliki oleh negara-negara mempunyai teknologi tinggi seperti Korsel, Jerman dan beberapa negara lain.

"Indonesia bertekad membuat program kemandirian. Untuk membuat kapal selam itu tidak bisa sekaligus, tapi ini adalah suatu proses pembelian, dimana tahap demi tahap kita bisa menguasai teknologinya," katanya.

Indonesia, kata dia, dalam jangka panjang membutuhkan 10 hingga 12 kapal selam. Yang kita gunakan membeli sambil membuat dan nantinya pada kapal selam keempat dan berikutnya, Indonesia sudah bisa membuat kapal selam tersebut. Tentu ini membutuhkan pengarahan sekian banyak kaum intelelektual, ujarnya.
Kapal selam kelas Kilo buatan Rusia yang diincar oleh TNI AL

Sehingga, kata dia, setelah tahun 2024 Indonesia dapat memenuhi kebutuhan kapal selam dan sebagian besar teknologi itu sudah dikuasai. Namun, dalam tahap membuat tiga kapal selam tersebut Indonesia mutlak sudah bisa membuat sentral dari maintenance dan "overhoule" yang sangat dibutuhkan untuk operasinya.

Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono berharap sebelum tahun 2024, target pembangunan 12 unit kapal selam sudah dapat terpenuhi karena Indonesia berkewajiban menjaga keamanan dan perdamaian di wilayah maritim.

Saat ini Indonesia hanya memiliki dua kapal selam dan akan hadir tiga kapal selam tambahan dari Korea Selatan. Kapal selam asal Korsel tersebut dilakukan dengan "joint production" (produksi gabungan).

"Kapal selam itu teknologi yang mutakhir, dengan adanya `joint production` ini diharapkan akan ada transfer teknologi supaya Indonesia dapat menguasai ilmu pembuatan kapal selam," katanya.

sumber : Antara

KRI Clurit-641 Latihan Bersama Dengan AL Asia Tenggara

 

Jakarta,PelitaOnline – Salah satu Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) diberangkatkan ke Singapura dalam rangka mengikuti latihan bersama (latma) dengan Angkatan Laut (AL) dari negara-negara Asia Tenggara dan US Navy.

Kepala Dispen Koarmabar Letkol Laut (KH) Agus Cahyono menerangkan, latihan bersama dengan nama South East Asia Coorporation And Training (SEACAT) adalah kegiatan latihan multilateral Angkatan Laut kawasan Asia Tenggara dan US Navy di Naval Base Changi Singapura.

TNI Angkatan Laut pada latihan bersama tersebut mengikutsertakan KRI Clurit-641, kapal perang di bawah jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) yang sehari-harinya berada dibawah pembinaan Satuan Kapal Cepat (Satkat) Koarmabar dengan pangkalan di Tanjung Uban.

“Keikutsertaan KRI Clurit-641 yang dikomandani Mayor Laut (P) Lewis N. Nainggolan dalam latihan multilateral Angkatan Laut kawasan Asia Tenggara di Singapura tersebut untuk meningkatkan profesionalisme prajurit dalam kerjasama pada pelaksanaan operasi laut bersama yang dilaksanakan di wilayah perairan masing-masing negara,” ujar Kadispen di Jakarta, Selasa (38/08/2012).

Pelaksanaan kegiatan SEACAT di Changi Naval Base Singapura tersebut, tambahnya, direncanakan akan berlangsung selama lima hari dan diikuti dari beberapa peserta perwakilan Angkatan Laut Asia Tenggara diantaranya Malaysia, Thailand, Brunei, Filipina serta Singapura dan USN.

Adapun materi-materi yang terdapat dalam latihan bersama tersebut antara lain Pertukaran Informasi Antar Pusat Komando Pengendali pada saat digelar kegiatan latihan.
 
SUMBER : Pelita Online

BERITA POLULER