HISTORI
Pemerintah
Indonesia dan Turki sepakat melakukan kerjasama bilateral di bidang industri
pertahanan. Di antaranya, Indonesia melalui PT Dirgantara Indonesia (DI) akan
membantu memodifikasi pesawat terbang Turki untuk keperluan patroli maritim.
Selain
itu, Indonesia juga menjajaki untuk bisa mendapatkan perangkat komponen pesawat
tempur jenis F16, Hercules dan keperluan pertahanan lainnya. Nota kerjasama ini
dilakukan sebagai rangkaian kerja dalam kunjungan kenegaraan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono ke Turki pada 27-28 Juni.
"Indonesia
akan membantu memodifikasi pesawat sejenis CN235 milik Turki untuk dijadikan
pesawat patroli maritim. Ini patut kita banggakan karena industri pesawat
terbang kita mendapat pengakuan dari negara seperti Turki," kata Menteri
Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di Ankara, Turki, Senin malam waktu setempat
(28/6).
Bagi
Indonesia, tambah Purnomo, kerjasama ini tergolong penting mengingat Turki
merupakan negara anggota pakta pertahanan atlantik utara (NATO) yang memiliki
persenjataan yang cukup maju. Teknologi industri pertahanan negara yang juga
anggota G20 ini termasuk yang terbaik di dunia, mengingat persenjataan yang
dimiliki Turki masuh dalam nomor dua terbesar di dunia setelah Amerika Serikat.
Selain
membantu memodifikasi pesawat patroli maritim, Indonesia juga menjajaki bisa
mendapatkan komponen atau suku cadang untuk pesawat tempur F16 yang selama ini
masih tergantung dari produsen asal pesawat tersebut, yaitu Amerika Serikat.
"Turki sudah bisa membuat F16, bahkan pesawat tempur terbaru F35. Ini
harus kita manfaatkan agar kita bisa mendapat kemudahan untuk mendapat komponen
pesawat. Selama ini, komponen pesawat F16 kita tergantung AS, dan kalau
diboikot pasti kita akan kesulitan merawat dan memperbaiki pesawat F16 milik
kita," kata Purnomo yang juga baru mengunjungi pasukan perdamaian
Indonesia yang berada di Libanon.
Menurutnya,
bukan tanpa alasan jika Turki memiliki industri pertahanan yang sangat maju
mengingat letak Turki yang strategis berbatasan dengan negara-negara Asia dan
Eropa. "Karena posisi yang diapit banyak negara dan berpotensi konflik di
perbatasan, maka Turki mengembangkan industri pertahanannya dengan sangat
maju," kata mantan menteri enetrgi dan sumber daya mineral ini.
indonesiadefense.blogspot.com