Ratusan peluru yang terlontar dari meriam Canon 100 mm dan 30 mm di belasan tank amfibi menimbulkan suasana mencekam. Asap dan ledakan di mana-mana. Aroma tajam mesiu menyeruak di sepanjang garis pantai, mengiringi pendaratan ribuan marinir siap tempur dari kapal-kapal kokoh di pesisir.
TRIBUNNEWS.COM BENGALON, - Desa Sekerat membara. Pertempuran sengit
kala fajar menyingsing membumihanguskan kawasan pegunungan kapur di sisi
utara dari arah pantai. Serangan kilat artileri dan ribuan pasukan
marinir melumpuhkan pertahanan musuh di gunung itu.
Ratusan peluru yang terlontar dari meriam Canon 100 mm dan 30 mm di
belasan tank amfibi menimbulkan suasana mencekam. Asap dan ledakan di
mana-mana. Aroma tajam mesiu menyeruak di sepanjang garis pantai,
mengiringi pendaratan ribuan marinir siap tempur dari kapal-kapal kokoh
di pesisir.
Eksotisme pantai Sekerat saat matahari terbit seolah tertutupi dengan
kecamuk pertempuran. Deburan dan pecahan ombak seolah tak terdengar
dikalahkan dentuman keras berbagai piranti tempur.
Situasi kian mencekam ketika roket RM 70 GRAD dimuntahkan secara
bertubi-tubi. Lidah api yang panjang mengiringi hujan roket yang
menembus sisi-sisi gunung dan menerjang pusat pertahanan musuh.
Suasana ini merupakan pelaksanaan rangkaian latihan puncak TNI
Angkatan Laut (AL) bersandi Armada Jaya XXXI tahun 2012 yang digelar di
Pantai Sekerat, Kecamatan Bengalon, Kabupaten Kutai Timur, Senin
(15/10).
Latihan ini melibatkan semua unsur kesenjataan dan kekuatan TNI AL.
Mulai dari kapal perang (KRI) dari berbagai jenis yang melakukan
penyekatan dan pertempuran laut. Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL),
Laksamana TNI Soeparno, menyaksikan langsung latihan tersebut.
Pertempuran juga didukung kapal Landing Platform Dock (LPD) dan
Landing Ship Tank (LST) yang memuat ratusan prajurit marinir lengkap
dengan seluruh kesenjataan infanteri, artileri dengan HOW 105 dan roket
RM 70 GRAD, kavaleri dengan tank terbaru BMP 3F dari Rusia, serta LVT-7
dari Korea Selatan disamping tank lama.
Adapun kekuatan unsur yang tergabung antara lain 30 KRI dari berbagai
jenis, pesawat udara berupa 4 unit cassa KMA, 2 unit heli bell, dan 2
unit heli BO-105. Untuk personel marinir, terdiri dari satu brigrat
(2.681 personel), 17 tankfib, 33 RRF/BTR 50P, 8 KAPA, 2 RM 70 GRAD, 6
HOW 105, 3 MER 57, dan 2 truk TATRA.
Gladi lapangan Armada Jaya XXXI ini terdiri dari penembakan senjata
strategis TNI AL dilaksanakan di Laut Sulawesi pada tanggal 12 dan 13
Oktober 2012. Serta pendaratan pasukan marinir di pantai Sekerat,
Kecamatan Bengalon pada tanggal 15 Oktober kemarin.
Saat penembakan rudal di Laut Sulawesi, terjadi peristiwa yang tidak
terduga. Awalnya, target berupa LST akan dilumpuhkan dengan lima jenis
rudal. Yaitu KRI OWA-354 ujicoba rudal Yakhon, KRI DPN 365 exocet MM 40
blok 2, KRI AHP 355 ujicoba rudal C 802, KRI 402 dan KRI AJK 653
ujicobaa TPO SUT, serta dari KRI FKO 368 Mistral-2.
"Namun ketika baru ditembak Yakhon saja, target sudah tenggelam.
Awalnya ingin kita evaluasi dan dilihat hasilnya. Ternyata sekali
ditembak habis. Kebetulan rudal yang lain sudah pernah dicoba. Hanya
Yakhon yang belum pernah dicoba," kata KSAL, Laksamana TNI Soeparno.
Yang istimewa, rudal Yakhon itu ditembakkan dari jarak 185 kilometer
dan langsung akurat menemui sasaran. "Memang 9 menit baru tenggelam.
Namun ditembakkan dari jarak 185 kilometer. Anda bayangkan. Selama
sejarah, baru ini yang menembak sejauh itu," katanya.
Dalam latihan ini dilakukan penembakan meriam maupun roket dengan
skenario melindungi pasukan penyerang. "Dalam Armada Jaya XXXI ini, kita
melaksanakan latihan secara lengkap. Mulai dari laut, pendaratan
pantai, juga gerakan darat. Kita juga yakin senjata kita bisa digunakan
dengan baik dan masih layak pakai," kata KSAL.
Serangan fajar dilaksanakan sejak subuh hingga sekitar pukul 07.00
Wita. Tembakan beruntun roket RM 70 GRAD menjadi pamungkas dari aksi
tersebut. Lontaran berbunga api, dentuman yang keras, dan daya rusak
yang kuat menjadi gambaran kualitas piranti tempur tersebut.
Pasca penembakan roket, pasukan infanteri masih terus melakukan
perang darat, dan disimulasikan bergabung dengan TNI AD, untuk mengepung
sarang musuh. Perang darat rencananya masih berlangsung hingga pukul
17.00 hari ini (16/10).
KSAL bangga dengan para prajurit yang dinilainya menjalankan misi
latihan dengan baik. Ia pun berharap jajarannya bisa meningkatkan
kualitas dan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM). Hal ini penting
sebagai modal untuk dipadukan dengan piranti alutsista yang semakin
canggih.
Rombongan KSAL meninggalkan lokasi sekitar pukul 08.30 Wita menuju
bandara Tanjung Bara dengan helikopter. Setelah itu langsung menuju
Balikpapan untuk seterusnya menuju Jakarta.
Sumber : TRIBUN NEWS