Pages

Showing posts with label NATO. Show all posts
Showing posts with label NATO. Show all posts

Thursday, October 6, 2011

Sistem Perisai Rudal AS Mulai Isolasi Rusia




Rusia mengkritik upaya Amerika Serikat untuk memper
luas sistem rudal NATO, menyusul kesepakatan baru yang
 akan memungkinkan penempatan kapal perang Amerika
 di pantai Spanyol.
Penyebaran kapal perang anti-rudal akan mewakili peningkatan
 yang signifikan dalam kemampuan sistem anti-rudal AS di zona
 Eropa, dan perjanjian dengan Spanyol tidak bisa menafikan
 kekhawatiran," kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam
 sebuah pernyataan pada Kamis (6/10) seperti dilansir Reuters.
Pernyataan itu muncul setelah Spanyol setuju untuk menjadi 
tuan rumah setidaknya empat kapal NATO sebagai bagian dari
 program militer untuk Eropa.
Kemlu Rusia mengancam untuk menghentikan kerjasama
 dengan Amerika terkait sistem lain program rudal bersama.
"Jika peristiwa itu terus berkembang, kesempatan untuk
 mengubah pertahanan rudal dari daerah konfrontasi menjadi 
subyek kerjasama, akan hilang," tambah pernyataan tersebut.
Program AS-NATO menyerukan penyebaran awal kapal
 berbasis anti-rudal balistik di Mediterania, diikuti oleh sistem
 berbasis darat di Rumania, Polandia dan Turki.
Pemerintah Moskow telah lama menentang rencana NATO
 itu, dengan alasan bahwa program perisai rudal tidak untuk
 mengamankan sekutu Washington di Eropa, tetapi secara efektif
 ditujukan kepada Rusia

IRIB

Friday, September 16, 2011

U.S. to deploy ballistic missiles in Poland by 2018



Topic: U.S. missile shield in Europe

U.S. to deploy ballistic missiles in Poland by 2018
19:34 15/09/2011
WASHINGTON, September 15 (RIA Novosti)


The United States will deploy elements of a missile defense shield in Poland by 2018, the U.S. and Poland said in a joint statement on Thursday.
"The United States and Poland are pleased to jointly announce that the Ballistic Missile Defense Agreement of 2008 and its Amending Protocol of 2010 on deployment of the land-based SM-3 system within Poland has entered into force, effective of September 15, 2011," the statement said.
The system will be located at the Redzikowo military base, the statement added, calling it "a significant contribution by our two nations to a future NATO missile defense capability."
Russia has retained staunch opposition to the deployment of missile-defense systems near its borders, claiming they would be a security threat.
NATO says it needs the shield, which will be eventually deployed in the Mediterranean, Poland, Romania and Turkey, to counter the threat of missile attacks from Iran.

RIA NOVOSTI

Wednesday, July 6, 2011

Russia's threats to create new offensive system 'unnecessary' - NATO chief


"Russia should not seek new weapons to counter nonexistent threats from the West"
15:42 05/07/2011
Russia should not seek new weapons to counter nonexistent threats from the West, and would be better off spending the money on social and economic development, NATO's secretary general said on Tuesday. "Unfortunately, I have seen public pronouncements that Russia might consider spending billions of rubles on a new offensive system to target the West," Secretary General Anders Fogh Rasmussen said, dismissing Russian threats of new weapons to challenge NATO's European missile defense plans.
"Let me put it bluntly: this type of statement is unnecessary. Because Russia is not threatened from the West," he said at the Kuznetsov Naval Academy in St. Petersburg. "This type of investment is a waste of money. Because the money is better spent on economic development, on modernization, and on job creation."
The statement came a day after a NATO-Russia Council meeting in Russia's Black Sea resort city of Sochi, which focused on the creation of the European missile defense system and opportunities for cooperation between Russia and the alliance on the issue.
Russian Foreign Minister Sergei Lavrov admitted after the talks that NATO would not agree on Russia's proposal for a so-called sectoral missile defense system in Europe. The alliance insists on establishing two independent systems that exchange information.
Russia and NATO agreed to cooperate on the European missile defense system at the Lisbon Summit in November 2010. Under a proposal put forward by President Dmitry Medvedev, Russia would be responsible for shooting down missiles aimed at NATO members but passing through Russia's airspace or sector, with NATO members committing to protect Russia in a similar fashion.
NATO has also refused to provide legally binding guarantees that its missiles would not be directed against Russia, which Moscow says is the only way to prevent a new arms race.
Russia has also threatened to withdraw from the New START treaty on cutting U.S. and Russian nuclear arsenals in response to NATO's stance, as well as to create a new air and space defense system and enhance its offensive potential at western borders to avert a possible missile threat.
Rasmussen has pledged to continue dialogue with Russia on the issue and search for common grounds in order to "enhance transparency" and "create greater trust and confidence."

RIA NOVOSTI

Wednesday, June 8, 2011

U.S. Navy cruiser anchors in Romania for NATO European missile shield project


The Monterey U.S. Navy cruiser
The U.S. Navy cruiser Monterey anchored in the Romanian southeastern Passenger Berth of the Port of Constanta on the Black Sea within the NATO European missile shield project, Romania news agency Actmedia said on Tuesday.
"The cruiser's visit to the Port of Constanta is part of the permanent efforts of the U.S. Navy in strengthening the partnership with the Romanian Navy and of increasing interoperability in the Black Sea area," the U.S. Embassy to Romania was quoted as saying by the agency.
The Monterey is holding its first appearance within the project. It is equipped with the AEGIS air defense system and missiles.
"Moreover, the USS Monterey cruiser is equipped with the AEGIS air defense system that represents the first stage of the adaptive phase approach of the anti-missile shield, an important element to Romania, which agreed to host interceptors within the second phase of the program."
The cruiser will stay in Romania until Thursday.
Russia and NATO agreed to cooperate on the so-called European missile shield during the NATO-Russia Council summit in Lisbon in November 2010. NATO insists there should be two independent systems that exchange information, while Russia favors a joint system.
Russia is opposed to the planned deployment of U.S. missile defense systems near its borders, claiming they would be a security threat. The U.S. is reluctant to provide legally binding guarantees that the system will not be directed against Russia.

MOSCOW, June 7 (RIA Novosti)

RIA NOVOSTI

NATO Tolak Proposal Rudal Rusia

 NATO secara tegas menolak proposal Rusia mengenai rencana aliansi militer Barat untuk menggelar sebuah sistem rudal kontroversial di Eropa Timur.
Moskow menyatakan bersedia untuk mencabut penentangannya terhadap instalasi sistem rudal, jika NATO memberikan jaminan hukum bahwa rudal itu tidak akan digunakan terhadap Rusia.
"Jalan yang paling menjanjikan menuju kepercayaan yang lebih besar adalah memperbanyak diskusi dan pertukaran pandangan," kata Sekjen NATO Anders Fogh Rasmussen dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Interfax pada Selasa (7/6).
Rasmussen mengesampingkan formula hukum rumit, yang akan sulit untuk disetujui dan diratifikasi antara negara-negara anggota NATO dan Rusia.
Penolakan itu muncul menjelang pertemuan Dewan Rusia-NATO di Brussels pada hari Rabu (8/6), di mana Menteri Pertahanan Rusia Anatoly Serdyukov akan berusaha untuk meyakinkan Barat guna menandatangani perjanjian kerjasama yang mengikat secara hukum.
Moskow menginginkan rincian tentang jumlah maksimum dan jenis rudal pencegat, kecepatan mereka serta lokasi rudal dan radar, yang akan ditetapkan dalam perjanjian.
Rasmussen menekankan bahwa ekspansi NATO ke timur tidak akan mengancam kepentingan Rusia, tetapi sebaliknya, proses itu sendiri akan bermanfaat bagi keamanan Euro-Atlantik, termasuk Federasi Rusia.
"Saya juga bisa menjamin Anda (Rusia). Saya telah mengatakan itu secara terbuka pada banyak kesempatan bahwa NATO tidak akan pernah menyerang Rusia dan kami yakin Moskow juga punya pandangan yang sama tentang NATO," katanya. (IRIB/RM)

IRIB

Tuesday, May 17, 2011

AS: Kerjasama Pertahanan Rudal Cara Terbaik Kikis Kecemasan Rusia


PDF Cetak Email


Perisai Rudal Nato

Washington, (Analisa)
Partisipasi Moskow dalam pertahanan rudal Eropa adalah cara terbaik untuk meredakan kekhawatiran Rusia mengenai proyek tersebut, kata seorang pejabat tinggi Departemen Luar Negeri AS, Selasa (17/5) kepada RIA Novosti.
"Seperti yang telah kita katakan sebelumnya, pertahanan rudal kami tidak diarahkan pada Rusia, juga tidak mengancam alat pencegah strategis Rusia."
"Kami percaya kerja sama adalah cara terbaik bagi Rusia untuk memperoleh keyakinan bahwa pertahanan rudal AS tidak diarahkan padanya," kata sumber Departemen Luar Negeri AS itu kepada RIA Novosti dengan syarat tak disebutkan jati dirinya.
Pernyataan itu muncul tak lama setelah Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov menyatakan keprihatinan tentang penolakan Amerika Serikat untuk memberikan jaminan yang mengikat secara hukum, bahwa sistem pertahanan rudal Eropa tersebut tidak akan diarahkan terhadap Rusia, dan memperingatkan bahwa Moskow mungkin menarik diri dari Perjanjian START baru sebagai tanggapannya.
Sumber lain di Departemen Luar Negeri menyatakan harapan bahwa dialog dengan Moskow dalam masalah ini akan terus berlanjut. "Kami tidak bernegosiasi di media dan Wakil Menteri Tauscher berharap untuk melanjutkan percakapan bersama timpalannya mengenai hal ini," kata sumber itu. (Ant/RIA Novosti-OANA)

HARIAN ANALISA

Friday, April 8, 2011

US Fuel Stops Gripen Libya Mission

US Fuel Stops Gripen Libya Mission


The Swedish JAS Gripen aircraft deployed in Sicily as part of NATO's Libya mission remained grounded on Thursday as the fuel available is suitable only for US navy aircraft.
The eight fighter jets are located in the US part of the Sigonella airbase on Sicily and the only fuel available it that which is used for US navy aircraft.
The Gripen were due to participate in their first mission over Libya on Thursday but this has now been delayed and test flights have been postponed.
According to the outline plan, the eight aircraft were all due to monitor the UN no-fly zone over the civil-war torn country from Thursday but on arrival at the base they discovered that no fuel was available.
The Sigonella base is designed as a naval air force base, Lieutenant Colonel Mats Brindsjo, head of the Swedish Air Operation Center, said. "And US navy aircraft use somewhat different fuel to that which we use in our planes," he told the TT news agency.
The US fuel variety is known as JP5 while the Gripen normally fly using a civil fuel known as Jet A1.
"Certain additives and some equipment are needed to change JP5 to Jet A1 in a controlled manner. This equipment is not as yet in place down there and in the time being we are trying to buy the fuel from a place off the base."
"This really should have been investigated as soon as we arrived, but we didn't have time with all the other details," Mats Brindsjö said, adding that he expects the Gripen aircraft to be in the air on Friday.
The Swedish aircraft will undergo a test flight in order to familiarize themselves with the airspace before NATO authorities are informed that the Gripen stand at the ready.
Sweden is not a member of NATO, although it has been in NATO's Partnership for Peace programme since 1994 and has contributed some 500 troops to the alliance's International Security Assistance Force (ISAF) force in Afghanistan.
Sweden also took part in operations in Kosovo.
Nevertheless Sweden's air force has not been involved in action since it took part in a UN-mandated operation in the then Belgian Congo from 1961-63.
The Libyan operation will be the first combat tour for the JAS Gripen 39, produced by the Swedish defence group Saab.
Sweden's Nordic neighbors Denmark and Norway are already taking part in Libyan air operations.

Wednesday, April 6, 2011

Pesawat Tempur Inggris Bom Ladang Minyak Libya, Tiga Orang Tewas

libya_2Tripoli, seruu.com - Sebuah ladang minyak di Al-Sarir di wilayah tenggara Libya telah dibom oleh Inggris, ha ini diungkapkan oleh Wakil Menteri Luar Negeru Libya, Khaled Kaim, Rabu (6/4). 
"Pembom tempur Inggris menyerang ladang minyak Al-Sarir, membunuh tiga penjaga di tempat itu dan melukai beberapa orang lainnya yang sedang bekerja di ladang minyak tersebut," ungkap Kaim dalam konferensi pers, seperti dilaporkan AFP.
Serangan udara tersebut merusak lokasi dan terutama pipa penyalur yang menghubungkan Al-Sarir ke pelabuhan Tobruk, yang berada di bawah kendali pemberontak, katanya menambahkan.
Sebuah kapal tanker bertolak dari Tobruk pada Rabu membawa pengiriman pertama minyak sejak pemerintah pemberontak memenangkan pengakuan dari beberapa negara.
Kapal tanker itu merapat sehari sebelumnya dalam rangka memuat kiriman minyak mentah Libya senilai hingga 100 juta dolar AS untuk ekspor, yang pertama sejak serangan udara koalisi internasional dimulai pada 19 Maret dan dimaksudkan untuk membiayai perjuangan pemberontak terhadap kekuatan pemimpin Muammar Khadafy. [ant/nr]

seruu.com

Tuesday, March 22, 2011

Prancis dan AS Sepakat Mengenai Peran NATO di Libya

Rabu, 23 Maret 2011 05:27 WIB | 471 Views
ilustrasi(FOTO ANTARA/REUTERS/US Navy/Mass Communication Specialist Seaman Jared M. King/Handout)
Berita Terkait
Paris (ANTARA News/AFP) - Presiden Prancis Nicolas Sarkozy dan timpalannya dari Amerika Serikat, Barack Obama, Selasa sepakat mengenai bagaimana struktur komando NATO akan digunakan untuk mendukung koalisi di Libya, kata kantor Sarkozy.

Kepresidenan Prancis mengatakan dalam satu pernyataan bahwa kedua presiden itu telah berbicara melalui telpon untuk mendiskusikan situasi di Libya.

Keduanya "sepakat mengenai bagaimana struktur komando NATO akan digunakan untuk membantu koalisi" di Libya, kata pernyataan itu tanpa merinci.

"Kedua presiden itu mengatakan dengan kepuasan bahwa operasi yang dilakukan oleh koalisi telah membatasi jumlah korban pada penduduk sipil dan mengurangi kemampuan Kolonel (Muamar) Gaddafi untuk menggunakan pasukannya terhadap rakyatnya sendiri," kata pernyataan tersebut.

"Mereka setuju mengenai perlunya untuk mengejar upaya guna menjamin pelaksanan sepenuhnya resolusi 1970 dan 1973," kata pernyataan itu.

Sebelumnya Gedung Putih mengumumkan bahwa Obama, Sarkozy dan Perdana Menteri Inggris David Cameron telah sepakat bahwa NATO akan memainkan peran penting dalam struktur komando misi Libya.

Juru bicata Gedung Putih Ben Rhodes mengatakan mereka setuju bahwa "NATO akan memainkan perang penting dalam struktur komando ke depan".(*)


ANTARA

Pembom Siluman B-2 Balik ke Pangkalan Setelah Gempur Libya




21 Maret 2011, Missouri – (Berita HanKam): Satu dari tiga pembom siluman B-2 Spirit kembali ke pangkalannya Lanud Whiteman, Missouri, Minggu (20/3) setelah memuntahkan 45 bom pandu Joint Direct Attack Munitions, masing-masing seberat 2000 pound di Libya untuk mendukung larangan terbang yang diterapkan oleh PBB. B-2 mendarat di Lanud Whiteman setelah 25 jam terbang dari Libya. (Foto: Reuters)

© Berita HanKam

Sunday, March 20, 2011

AS akan alihkan komando serangan

Senin, 21/03/2011 08:38 WIB

BBCIndonesia.com - detikNews


<p>Your browser does not support iframes.</p>
Robert Gates
menhan Robert Gates ingin operasi militer di Libya dipimpin Nato.

AS menyatakan akan mengalihkan komando operasi militer terhadap Libia dalam beberapa hari mendatang ke koalisi Inggris-Prancis atau Nato.

Menteri Pertahanan AS Robert Gates mengatakan, disaat AS terus ambil bagian dalam operasi militer terhadap pasukan keamanan Gaddafi, mereka tidak akan memiliki peran pimpinan.

Saya rasa ada sensitivitas di Liga Arab untuk melihat operasi di bawah payung Nato, kata gates. Dan pertanyaannya adalah apakah ada cara bagi kita untuk memberi komando kepada Nato dan mengontrol mesin tempur tanpa dipandang sebagai misi Nato dan tanpa sebuah bendera Nato, dan sebagainya.

Gates juga mengatakan perpecahan di Libia akan menjadi sumber instabilitas. Kawasan timur Libia, tempat dimana pemberontakan dimulai, dalam sejarahnya memang dikenal sebagai kantong oposan bagi pemerintahan Gaddafi, sementara di barat dan di sekitar Tripoli merupakan basis para pendukung Gaddafi.

Serangan masih berlanjut

Minggu malam, sejumlah ledakan keras terdengar di Tripoli. Wartawan BBC melaporkan salah satu serangan diarahkan ke Bab al-Aziziya, di lokasi pangkalan militer Gaddafi berada, terlihat jelas kepulan asap menggumpal di kawasan tersebut.

coalition strikes
Serangan koalisi diarahkan ke pangkalan militer Bab al-Aziziya

Letusan anti rudal juga terdengar di penjuru kota.

Sejumlah wartawan dibawa oleh petugas Libia ke kamp tersebut dan ditunjukan bagaimana kerusakan yang terjadi akibat gempuran rudal koalisi.

Sementara itu, kontak senjata dan ledakan sporadis masih terdengar di jalan-jalan kawasan pemberontak Benghazi.

Ada juga sejumlah laporan yang belum dapat dikonfirmasikan kalau pasukan pro Gaddafi menembak dari sejumlah mobil di kota.

Dalam sebuah pernyataan di Pentagon menyebutkan serangan koalisi berlangsung efektif dan sudah tidak ada lagi aktifitas pasukan udara Libia.

Pernyataan itu juga menyebutkan kalau Benghazi tidak sepenuhnya aman dari serangan tetapi setidaknya ancaman sudah berkurang sejak kemarin.

Selain itu, kekuatan pasukan untuk menekan kawasan larangan terbang juga terus berlanjut.

Qatar dilaporkan mengirim empat pesawatnya untuk bergabung dengan pasukan koalisi.

Kebijakan ini menjadikan Qatar sebagai negara Arab pertama yang mengambil peran aktif dalam kampanye anti Gaddafi.

Sejumlah negara Arab disebut-sebut juga tengah mempersiapkan diri untuk bergabung.

Liga Arab

Libya rebel Kontak senjata antara pemberontak dengan pasukan Gaddafi masih berlanjut meski ada gencatan senjata

Bagaimanapun Liga Arab yang mendukung ide kawasan larangan terbang tetap mengecam atas kekerasan yang terjadi dalam serangan koalisi.

Sekretaris Jenderal Liga Arab, Jendral Amr Moussa mengatakan "Apa yang terhadi di Libia berbeda dengan tujuan untuk menjatuhkan sanksi larangan terbang, dan apa yang kami mau adalah perlindungan bagi warga sipil dan tidak ada pengeboman lebih banyak warga sipil lagi.

Dukungan Liga Arab merupakan kunci penting untuk mendukung resolusi Dewan Keamanan PBB untuk melancarkan larangan terbang.

Dalam sebuah keterangan pers, juru bicara militer Libia mengatakan pasukan keamanan telah diperintahkan untuk gencatan senjata dimulai pukul sembilan malam waktu setempat.

Tetapi seorang juru bicara pemberontak di Misrata kepada BBC mengatakan kalau pasukan Gaddafi masih melakukan serangan dengan senjata berat pada Minggu kemarin.

Penasihat keamanan Presiden Barack Obama Tom Donilon mengatakan gencatan senjata itu tidak terjadi atau telah dilanggar.

(bbc/bbc)

Serangan AS Bunuh 48 Warga Sipil Libya

Tribunnews.com - Minggu, 20 Maret 2011 11:15 WIB
  Share on Twitter  Print Berita Ini   + Text 
Serangan AS Bunuh 48 Warga Sipil Libya
ALJAZEERA
Presiden Libya Moammar Khadafy menyampaikan pidato televisi selama dua jam, Rabu (02/03/2011).

TRIBUNNEWS.COM - Serangan udara yang dimotori Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya di Eropa ke sebuah kawasan sipil membunuh 48 orang dan melukai 150 orang, demikian Aljazeera melansir laporan televisi pemerintah Libya.
 

Ibu kota Libya, Tripoli, dan kota-kota besar lainnya seperti Benghazi, Misurata, dan Zuwarah termasuk dalam target-target serangan udara pasukan Amerika Serikat dan sekutunya.

Pemimpin Libya Moammar Khadafy berjanji akan melawan dan membuka gudang senjata untuk rakyatnya yang ingin melawan pasukan asing.

Dipimpin Amerika Serikat, serangan dimulai Sabtu (19/03/2011) waktu setempat ketika pasukan Amerika Serikat dan Inggris menembakkan serangan rudal.

Tercatat sedikitnya 110 rudal jelajah Tomahawk diarahkan ke sasaran di Libya, yakni lokasi-lokasi yang dianggap pertahanan udara Moammar Khadafy.

Seorang pejabat penting mengonfirmasi serangan rudal itu setelah Presiden Barack Obama memerintahkan "aksi militer terbatas" untuk membantu resolusi PBB yang mendukung intervensi bersenjata terhadap rezim Khadafy.

TRIBUN NEWS

Bunker Gaddafi Diserang Bom


Minggu, 20 Maret 2011 10:33 WIB
Ilustrasi (Ist)
Berita Terkait
Tripoli (ANTARA News) - Bom telah dijatuhkan di dekat markas besar pemimpin Libya Muamar Gaddafi di Tripoli, Ahad pagi. Serangan itu dibalas tembakan anti-pesawat dari pasukan Libya, kata seorang wartawan AFP.

Bom itu meledak ketika sebuah pesawat terbang di atas markas besar Bab-Aziziyah di selatan Tripoli. Belum jelas sasaran yang telah dihantam dalam serangan itu.

Televisi negara yang mengutip beberapa pejabat militer kemudian mengkonfirmasi serangan udara telah dilakukan terhadap Tripoli.
(S008/H-AK)
ANTARA

Pesawat Siluman AS Jatuhkan 40 Bom di Libya


Minggu, 20 Maret 2011 15:55 WIB | 1964 Views
Ilustrasi
Berita Terkait
Tripoli (ANTARA News) - Televisi pemerintah Libya melaporkan 48 orang tewas dan 150 lainnya cedera akibat serangan udara sekutu dan serangan-serangan baru  di Tripoli pada Ahad pagi.

Pasukan Barat menghantam sasaran-sasaran di sepanjang pantai Libya, Sabtu dengan menggunakan serangan udara dan laut terhadap pasukan Muamar Gaddafi. Tujuan serangan itu agar pasukan Gaddafi melakukan  gencatan senjata terhadap pemberontak dan menghentikan serangan terhadap penduduk sipil.

Stasiun televisi CBS News di laman internetnya, Ahad mengatakan tiga pembom siluman AS B-2 menjatuhkan 40 bom di satu "lapangan udara penting" Libya, yang tidak disebutkan namanya. Seorang juru bicara Pentagon mengatakan pihaknya tidak memperoleh informasi tentang serangan itu.

Pesawat-pesawat tempur Prancis melancarkan serangan pertama dalam intervensi militer internasional terbesar di dunia Arab sejak invasi di Irak tahun 2003, menghancurkan tank-tank dan kendaraan-kendaraan lapis baja di daerah Benghazi, pangkalan pemberontak di Libya timur.

Beberapa jam kemudian kapal-kapal perang Amerika Serikat dan Inggris dan kapal-kapal selam menembakkan 110 rudal Tomahawk ke pertahanan udara sekitar ibu kota Tripoli dan kota Misrata di daerah barat, yang dikepung pasukan Gaddafi, kata para pejabat militer AS.

Mereka mengatakan pasukan AS dan pesawat-pesawat tempur bekerja sama dengan Inggris, Prancis, Kanda dan Italia dalam operasi "Fajar Odyssey".

Gaddafi menanggapi serangan itu dengan menyatakan "Kini saatnya mengeluarkan persediaan   dan mempesenjatai seluruh massa dengan semua jenis senjata untuk mempertahankan kemerdekaan persatuan dan kehormatan Libya," katanya dalam pesan audio yang disiarkan televisi pemerintah beberapa jam setelah serangan-serangan itu dimulai.

China dan Rusia, yang abstain dalam pemungutan suara Dewan Keamanan PBB pekan lalu, menyatakan penyesalan mereka terhadap aksi militer itu. Kementerian luar negeri China mengatakan pihaknya mengharapkan konflik itu tidak membawa kehilangan nyawa warga sipil yang lebih besar.

Ledakan-ledakan dan tembakan anti pesawat bergema di Tripoli pada Ahad pagi. Tembakan itu disusul dengan suara "Allahu Akbar" yang bergema di seluruh pusat kota itu.

Televisi Libya menayangkan gambar dari satu rumah sakit yang tidak disebutkan namanya dan menyatakan tayangan itu  korban-korban "musuh penjajah". Sepuluh mayat ditutup dengan kain berwarna putih dan biru, dan beberapa orang cedera, satu di antara mereka berada kondisi parah, kata televisi itu.

Penduduk Tripoli mengatakan mereka mendengar suara ledakan keras dekat distrik Tajoura di sebelah timur sementara di Misrata mereka mengatakan serangan-serangan ditujukan pada pangkalan udara yang digunakan pasukan Gaddafi.

Seorang saksi mata Reuters di pangkalan pemberontak di Benghazi, Libya timur melaporkan suara ledakan-ledakan keras dan tembakan anti pesawat, tetapi tidak jelas pihak mana yang menembak.
(H-RN/H-AK) 


ANTARA

Menhan AS Robert Gates Tolak Targetkan Serangan Terhadap Gaddafi

Senin, 21 Maret 2011 07:35 WIB
perang_libya_2
Di atas sebuah pesawat militer AS (ANTARA News/AFP) - Menteri Pertahanan Amerika Serikat Robert Gates mengatakan, Ahad, akan "tidak bijaksana" mengijinkan pasukan koalisi berupaya untuk membunuh Muamar Gaddafi dalam serangan militer di Libya.

Ketika ditanya mengenai ucapan timpalannya dari Inggris, Liam Fox, yang mengusulkan untuk menyerang Gaddafi sendiri, Gates mengatakan operasi sekutu harus sesuai dengan ukuran sebagaimana yang disahkan oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa.

"Saya pikir penting bahwa kita beroperasi di bawah mandat resolusi Dewan Keamanan PBB," tegasnya.

Gates, yang berbicara di sebuah pesawat militer AS dalam lawatan ke Rusia, mengatakan intervensi (di Libya) didukung oleh koalisi yang sangat bermacam-macam", dan memperingatkan bahwa memperluas tujuannya dapat menyulitkan konsensus di sekitar resolusi PBB itu.

"Jika kita mulai menambahkan tujuan-tujuan tambahan, maka saya kira kita telah menciptakan masalah dalam hal itu," katanya. "Saya juga memikirkan tidak bijaksana untuk menetapkan sebagai tujuan khusus hal-hal yang mungkin anda bisa atau mungkin anda tak bisa capai."

Ia juga menyampaikan keraguan mengenai pemberian bantuan langsung pada pasukan pemberontak, dan merujuk pada "proses" jangka panjang yang dapat menyaksikan Gaddafi terguling.

"Saya kira hal ini pada dasarnya harus dipecahkan oleh rakyat Libya sendiri," katanya. "Apakah ada atau tidak bantuan luar tambahan pada pemberontak, saya kira masih akan dilihat."

Pada awalnya, tujuan (serangan itu) adalah untuk menembak jatuh pasukan udara Gaddafi guna melindungi warga sipil, ujarnya.

"Pokoknya adalah pertama-tama, menetapkan zona larangan terbang, guna mencegahnya menggunakan pasukan militernya untuk membunuh rakyatnya sendiri," katanya.

Ketika ditanya mengenai kritik perihal serangan udara sekutu dari Sekjen Liga Arab Amr Mussa, Gates menyatakan ia telah mendapat jaminan kembali dengan dukungan baru pada operasi tersebut oleh blok itu.

"Saya telah melihat dalam berita sesaat sebelum saya naik pesawat bahwa pada kenyataannya Liga Arab telah memutuskan lagi untuk menekankan kembali dukungannya. Jadi saya kira kita OK," katanya.

Gates mengatakan telah membicarakan bagaimana terbaiknya untuk mengorganisir komando operasi militer itu, dengan negara-negara Arab enggan di bawah bendera Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dalam intervensi tersebut.

"Saya pikir ada sensitivitas pada sebagian Liga Arab untuk dilihat beroperasi di bawah payung NATO. Dan jadi masalahnya adalah, apakah ada cara yang dapat kita lakukan di luar komando NATO dan mesin pengawasan tanpa misi NATO dan tanpa bendera NATO dan setetusnya," katanya.

"Ada banyak pemain dalam hal ini. Dan saya pikir tujuan pertama kita adalah untuk memenuhi mandat yang ditetapkan dalam resolusi Dewan Keamanan dan saya kira kita telah membuat kemajuan baik dalam hal itu." (S008/K004)



Antara

Barak Khadafi Luluhlantak Dihantam Sebuah Rudal


libya_2Tripoli, seruu.com - Sebuah bangunan di Tripoli yang merupakan kediaman Presiden Libya Muamar Khadafi hancur luluh lantak setelah diterjang oleh sebuah rudal dari tentara sekutu yang meninvasi wilayah tersebut. Hal ini seperti yang dilaporkan oleh watawan AFP yang melihat langsung peristiwa itu pada Minggu (20/3).
Semenatara itu, Juru Bicara resmi pemerintah Libya Moussa Ibrahim kepada wartawan membenarkan kejadian tersebut,  menurutnya bangunan itu hancur setelah dihantam sebuah rudal.
Tripoli terus diguncang ledakan yang sangat keras Minggu malam, bahkan suara tembakan terdengar datang dari tempat sekitar kediaman Khadafi.
Asap hitam dari kediaman Khadafi dan barak militer di Bab el-Aziziya di selatan ibu kota Libya itu muncul ketika senjata antipesawat menembakkan sejumlah tembakan.
Seperti yang telah dikethui, beberapa negara sekutu Amerika terus menggempur wilayah Libya, hal ini menanggapi resolusi yang dikeluarkan oleh Perserikatan Bangsa - Bangsa (PBB), bahkan pasukan Italia melalui berencana akan terlibat dengan invasi tersebut, bahkan pihaknya telah menyaipakn jet tempur untuk mendukung serangan terhadap Muamar Khadafi dan pengikutnya.
Sementara itu, dilaporkan sedikitnya 54 orang tewas dalam serangan tersebut sementara ratusan orang lainnya mengalami luka - luka, sementara pesawat siluman AS juga sempat menjatuhkan 40 bom ke sebuah lapangan di Tripoli. [nr]

seruu.com

Inilah Armada Perang NATO di Libia

perang_libya_2Liputan6.com, Tripoli: Pesawat tempur Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO yang tergabung dalam koalisi pimpinan Prancis dan didukung oleh negara-negara Arab, sudah diluncurkan untuk menghadang pasukan pemimpin Libia Muammar Khadafi. Pasukan Koalisi juga berencana menyerang kota yang dikuasai pemberontak, Benghazi.
Seperti dikutip Reuters, Ahad (20/3), sebelumnya, kapal tempur dan kapal selam milik militer Amerika Serikat dan Inggris juga telah menembakkan lebih dari 110 peluru kendali atau rudal Tomahawk ke Libia untuk mengambil alih pertahanan udara mereka. Kendati demikian, tidak ada pesawat AS yang terbang di atas Libia.
Berikut ini adalah aset-aset militer yang sedang digunakan pasukan koalisi dalam aksi perlawanan terhadap pasukan militer Libia:
Prancis
Prancis mengerahkan sebanyak 20 jet tempur dalam operasi awal di Libia, termasuk pesawat tempur multirole Rafale, jet tempur Mirage dan satu pesawat mata-mata tak berawak AWACS. Daerah sasaran mereka sekitar area 62-93 kilometer di sekitar kota yang dikendalikan pemberontak, Benghazi. Operasi Prancis saat ini memiliki pangkalan udara di Solenzara di Pulau Mediterania Corsica, sekitar satu jam penerbangan dari Libia dengan sebuah jet tempur.
Kapal induk Prancis, Charles de Gaulle, berada di Pantai Mediterania, Prancis dan akan menuju Libia pada tengah hari Ahad ini. Dan diperkirakan akan mencapai mencapai pantai Libia pada Senin malam dengan membawa 15 jet tempur. Pertempuran ini juga melibatkan tiga fregat, sebuah kapal pasokan bahan bakar, dan kapal selam.
Prancis juga memiliki basis angkatan udara di dekat kota-kota mediterania Marseille dan Istres, sekitar satu jam setengah dari Libia. Pesawat udara khusus tanker pengisian bahan bakar juga sudah siap sejak Jumat lalu untuk menyebarkan bahan bakar dari Istres. Adapun Prancis bergabung kembali dengan komando militer NATO pada 2009, setelah empat dekade mengalami pengasingan.
Inggris
Pihak militer Inggris sudah berpartisipasi dalam serangan terkoordinasi pada Sabtu kemarin untuk melawan sistem pertahanan udara Libia dengan menggunakan rudal Tomahawk, yang diluncurkan dari salah satu kapal selam kelas Trafalgar. Departemen Pertahanan Inggris (MoD) juga menegaskan Stormshadow rudal diluncurkan dari sejumlah jet Tornado GR4 yang diterbangkan dari basis Royal Air Force, sekitar 3.000 mil jauhnya di daerah timur Norfolk di Inggris. Operasi ini juga didukung oleh pesawat VC10 dan pesawat pengisian BBM Tristar, seperti E3D Sentry dan pesawat Sentinel surveilans. Kementerian Pertahanan juga mengatakan pesawat jet Topan akan dikerahkan untuk memberikan dukungan.
Inggris memiliki dua fregat di lepas pantai Libia, HMS Cumberland dan HMS Westminster, yang juga dipanggil untuk mendukung operasi. Sumber di pemerintah Ingfris juga sebelumnya mengatakan kapal tersebut memang akan dikerahkan.
Amerika Serikat
Amerika Serikat memulai aksi militer terbatasnya di Libia beberapa jam setelah Prancis, yang meluncurkan serangan di sepanjang pantai Libia dengan menargetkan pertahanan udara Libia. Militer AS turut mengerahkan pesawat tempur, rudal dan serangan elektronik.
Seorang pejabat pertahanan mengatakan Angkatan Laut AS memiliki tiga kapal selam dilengkapi dengan rudal Tomahawk di Mediterania siap untuk berpartisipasi, termasuk serangan kapal selam Newport News dan Providence. Mereka bergabung dengan dua kapal Angkatan Laut. Rudal Tomahawk itu dapat melumpuhkan pesawat biasa atau sejenis pesawat anti-pertahanan dalam operasi larangan terbang.
Secara keseluruhan, Angkatan Laut AS juga sudah mengerahkan lima kapal tempur di Mediterania, termasuk satu pesawat penghancur pemandu rudal. Namun tidak ada kapal induk AS yang berada didekat Libia. USS Enterprise, yang baru-baru ini ditempatkan di Laut Merah, telah bergerak ke arah timur. Menjauh dari Libia, untuk bergabung dengan USS Carl Vinson, di Laut Arab buat mendukung operasi Afghanistan.
Kanada
Kapal perang Kanada HMCS Charlottetown telah bergabung dengan angkatan laut, termasuk memblokade laut, yang berlangsung di Libia. Jet tempur Kanada juga sudah mencapai wilayah tersebut, tetapi pesawat itu membutuhkan satu atau dua hari persiapan sebelum mereka dapat bergabung dengan misi itu.
Italia
Italia telah mengirimkan puluhan pesawat tempur di pangkalan Trapani, di Sisilia Barat dengan kesiapan untuk keterlibatan dalam serangan udara di Libia. Para tentara Tornado yang dapat digunakan untuk menghancurkan pertahanan udara musuh dan radar, seperti F-16 dan Eurofighters, digunakan untuk pertahanan udara ke udara yang kemudian dipindahkan ke Trapani dari pangkalan di Piacenza di Italia utara, Gioia del Colle di Apulia.
Italia juga menawarkan penggunaan markas NATO dekat Napoli untuk pusat komando gabungan dalam operasi bersama. Negara ini ikut berpartisipasi di kemudian hari dalam kegiatan militer.(JAY/ANS)

liputan6/yahoo.com
gambar:seruu.com

AS : Serangan ke Libya Dibangun Koalisi 5 Negara

  
invasi_libya3 
Tripoli, Seruu.com - Sebuah koalisi Amerika Serikat dan empat negara lain melancarkan aksi militer terhadap Libya pada hari Sabtu (19/03), para pejabat mengatakan, sebagai upaya intervensi militer barat untuk memaksa Muammar Khaddafi lengser dari kekuasaan.
Seorang pejabat AS mengatakan kepada wartawan bahwa koalisi lima negara, Amerika Serikat, Perancis, Inggris, Kanada dan Italia telah mulai meluncurkan serangan di Libya yang dirancang untuk menghancurkan pertahanan udara Muammar Khaddafi.
Setidaknya beberapa negara-negara Arab diharapkan dapat bergabung koalisi nanti, kata pejabat itu. Seorang pejabat AS lainnya, mengatakan rudal itu diluncurkan dari sebuah kapal perang terhadap sasaran Libya.
Pasukan AS dan pesawat akan mengambil bagian dalam operasi yang bersandi  "Odyssey Fajar," yang terutama akan menargetkan pertahanan udara di sekitar kota-kota Libya di Tripoli dan Misrata.
Sekitar 25 kapal koalisi termasuk tiga kapal selam bersenjata AS dengan rudal Tomahawk, ditempatkan di Mediterania, Lima pesawat mata-mata AS juga ditempatkan ada di daerah tersebut. 

SERUU

Koalisi Lancarkan Serangan Militer di Libya, Libatkan 20 Pesawat


Minggu, 20 Maret 2011 04:13 WIB | 1312 Views
Sebuah pesawat tempur Super Hornet F/A-18F ditugaskan di Skuadron Tempur (VFA) 211 bersiap meluncur menggunakan pelontar tiga saat pergantian operasi terbang diatas kapal induk USS Enterprise di perairan Laut Merah pada gambar milik AL AS, Senin (7/3). AS ingin melihat dukungan internasional atas zona larangan terbang di atas udara Libya, Menlu AS Hillary CLinton mengatakan pentingnya dukungan dan ini bukanlah kebijakan AS semata. (FOTO ANTARA/REUTERS/US Navy/Mass Communication Specialist Seaman Jared M. King/Handout)
Berita Terkait
Paris (ANTARA News) - Presiden Prancis Nicolas Sarkozy Sabtu mengumumkan dilancarkannya aksi militer di Libya, yang didukung oleh negara-negara Barat dan sekutu Arab, untuk menghentikan serangan tentara Muamar Gaddafi terhadap pemberontak.

Sebuah pesawat Prancis memulai serangan terhadap sebuah kendaraan di Libya pada pukul 16.45 GMT (pukul 23.45 WIB), tembakan pertama dalam operasi untuk memaksakan resolusi PBB yang meminta zona larangan terbang dan perlindungan warga Libya dari pasukan Gaddafi, kata militer Prancis, demikian AFP melaporkan.

Tembakan pertama itu terjadi setelah Sakozy menyetujui pada pertemuan puncak di Paris dengan para pemimpin Eropa dan Menlu AS Hillary Clinton, Sekjen PBB Ban Ki-moon dan utusan Liga Arab untuk menggunakan kekuatan udara guna memaksakan resolusi PBB itu.

"Dalam perjanjian dengan mitra-mitra kami, pasukan udara kami akan melawan serangan oleh pesawat Kolonel Gaddafi terhadap masyarakat Benghazi," kata Sarkozy, merujuk ke markas pemberontak Libya.

"Pesawat kami telah mencegah serangan udara di kota itu," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa pesawat-pesawat siap untuk campurtangan terhadap tank-tank yang "mungkin mengancam warga sipil tak bersenjata".

Sekitar 20 pesawat terlibat dalam operasi di atas Libya, kata kementerian pertahanan Prancis. Prancis memiliki sekitar 120 pesawat, sebagian besar jet Rafale dan Mirage 2000, dan kapal induknya Charles de Gaule akan berangkat ke Libya, Ahad.

Serangan udara Prancis itu ditargetkan terhadap sebuah kendaraan militer Libya yang mengancam penduduk sipil.

PM Inggris David Cameron membebankan tanggung jawab situasi pada Gaddafi dan mengatakan bahwa waktunya untuk bertindak bagi masyarakat internasional telah tiba.

"Kolonel Gaddafi yang membuat ini terjadi. Ia berbohong pada masyarakat internasional, ia menjanjikan gencatan senjata, ia melanggar gencatan senjata itu. Ia terus menyerang rakyatnya sendiri," katanya pada televisi Inggris.

Sarkozy, Cameron dan Hillary telah membicarakan pembagian peran militer sebelum pertemuan puncak itu, menurut beberapa sumber. Prancis dan Inggris akan memusatkan pada seragan udara, sementara negara anggota NATO lainnya akan menjaga zona larangan terbang.

Negara-negara Barat telah minta bantuan kuat Arab untuk aksi militer itu setelah para menlu Liga Arab menyerukan zona larangan terbang di atas Libya pekan lalu.

Sebagai jawaban, Jordania, Maroko, Qatar, Uni Emirat Arab (UAE) dan Sekjen Liga Arab menghadiri pertemuan puncak di Paris itu.

Qatar dan beberapa negara Eropa, termasuk Belgia, Belanda, Denmark dan Norwegia, telah memastikan mereka akan mengambil bagian dalam intervensi militer yang disetujui PBB di Libya, kata seorang diplomat.

Berbicara setelah pertemuan itu, Hillary mengatakan bahwa tujuan resolusi DK PBB yang disahkan Kamis itu adalah "untuk melindungi warga sipil dan untuk memberikan akses bagi bantuan kemanusiaan", ketimbang secara khusus untuk menggulingkan pemimpin Libya Muamar Gaddafi.

Tapi, katanya, "tentu saja keadaan akan berkembang karena kami memulai menerapkan resolusi itu akan menciptakan lingkungan baru yang mana rakyat akan bertindak, termasuk orang-orang di sekitar Kolonel Gaddafi".

Ketika para pemimpin itu bertemu di Paris, gumpalan asap naik di atas Benghazi, kota kedua Libya, sementara ribuan orang lari ke arah timur setelah serangkaian serangan udara dan penembakan berlanjut.

PM Jose Luis Zapatero mengatakan Spanyol akan membantu mengadakan zona larangan terbang dengan menyediakan sebuah pesawat pengisi bahan bakar di udara dan empat jet tempur F-18 yang akan berangkat Sabtu ke sebuah pangkalan udara Italia.

PM Belgia Yves Leterme menjelaskan Belgia akan menyediakan pesawat F-16 yang sekarang ada di Yunani selatan. Sementara PM Italia Silvio Berlusconi memastikan beberapa pangkalan Italia akan disediakan untuk membantu penerapan zona larangan terbang di bekas jajahannya itu, dan menambahkan pastisipasi Italia lagi akan menyusul.

Komando operasi "mungkin akan dilakukan dari markas NATO di Naples", kata Berlusconi, tanpa menjelaskan apakah ia merujuk ke operasi keseluruhan atau zona larangan terbang saja.

Di Brussels, para pemimpin militer dan diplomatik NATO bertemu untuk menyusun opsi mereka. (S008/K00


ANTARA

Friday, March 18, 2011

NATO Task Force to Seek Innovative Efficiencies

By US Department of Defense on Friday, March 18th, 2011NATO Task Force to Seek Innovative Efficiencies

A new task force NATO’s defense ministers agreed to form will explore “out of the box” concepts for improving efficiency while striving to build capabilities in the face of shrinking defense budgets, the alliance’s supreme allied commander for transformation said today.
In a meeting last week in Brussels, Belgium, Defense Secretary Robert M. Gates and his NATO counterparts endorsed the new task force to take a fresh look at the alliance’s capabilities-boosting initiatives, Gen. Stephane Abrial of the French air force told reporters.
“The objective is to first identify what is existing as far as multinational cooperation is concerned, identify what could be possible, and think new ideas [and] innovative ways for capability development,” he said.
U.S. Navy Vice Adm. Carol M. Pottenger, Allied Transformation Command’s deputy chief of staff for capability development, will lead the review, to be conducted by a mix of military and civilian representatives from across NATO.
Abrial said he expects the review will examine NATO doctrine, organizations, procurement, training, operations and maintenance, logistics, and battlefield medicine.
The task force members will have six months to formulate their ideas.
“The objective is a report in September for the [defense] ministers to consider in October, and then make decisions, either NATO as a whole or groups of nations inside NATO,” Abrial explained.
Though the global economic crisis has affected alliance nations’ defense budgets, Abrial said, every NATO nation has made clear it doesn’t want to “let the financial crisis turn into a security crisis.” That requires redoubling efforts to become more effective and more efficient, he added.
“With reduced budgets [and] reduced manpower, we need to be able to do better with less in the future,” he said. “While looking for new solutions, innovative solutions [and] multinational approaches, [we are] making sure that we ... make the best possible use of every dollar, every pound, every euro that our governments spend on defense.”
Abrial cited innovative defense solutions already at work within NATO, the European Union or the European Defense Agency that the task force is likely to consider. Sweden, Norway, Finland and Denmark have a successful defense cooperation arrangement under the auspices of the Nordic Council. The Netherlands, Belgium, Norway and Denmark share part of the acquisition costs as well as operation and maintenance of their F-16 fighter jet fleets. Luxembourg has developed a maritime patrol capability to support NATO missions by leasing sensor-equipped civilian propeller aircraft.
Another far more revolutionary, and potentially sensitive, concept involves capability-sharing. In a nutshell, this might mean one NATO nation agrees to provide all of capability “X” for itself and one or more partner nations. Meanwhile, another nation that receives capability “X” from the first nation provides all of the capability “Y,” and another provides all of the capability “Z.”
Abrial acknowledged that some nations may be highly averse to giving up their own defense capabilities and relying on another nation to provide it. Such collaboration would require clear understanding and communication to work, he said.
While such sweeping recommendations aren’t likely to be adopted in the near term, Abrial said, he’s encouraging the task force to offer the broadest range of new approaches possible. “All aspects are on the table today,” he said.
What’s most important, he emphasized, is that despite budget cuts, the alliance continues to improve its capabilities so it’s ready to stand up to whatever threat or challenge comes its way.
“We are making sure [the] forces of NATO nations are ready to face any kind of situation today, tomorrow and the day after,” Abrial said. “What we see around us today shows the absolute necessity to be ready for everything.”

BERITA POLULER