Pages

Showing posts with label TN AU. Show all posts
Showing posts with label TN AU. Show all posts

Thursday, May 24, 2012

Skadron Udara 3 Latihan Terbang Malam



23 Mei 2012, Madiun: Meski hanya mengandalkan instrumen dan visual yang sangat terbatas penerbang-penerbang tempur Lanud Iswahjudi, dalam beberapa hari kedepan sejak Rabu (23/5) dari petang hingga malam hari melaksanakan terbang malam untuk meningkatkan profesionalisme baik skill (keahlian) maupun kemampuan terbang (Profesiensi).

Bagi Lanud Iswahjudi sendiri, latihan terbang malam sudah menjadi agenda tetap, karena selain untuk mengasah keterampilan juga untuk membiasakan para penerbangnya melaksanakan misi pada malam hari yang hanya mengandalkan instrument yang ada, disamping visual yang sangat terbatas.

Dengan demikian para penerbang tempur setiap saat dapat melaksanakan tugas tidak mengenal siang maupun malam hari.

Sedangkan bagi para penerbang tempur, terbang malam bukan merupakan hal yang luar biasa namun perlu untuk pembiasaan diri terutama pada saat lepas landas maupun mendarat yang sangat mengandalkan instrumen yang ada dalam cokpit, disamping visual dengan alat bantu lampu penerangan yang ada di dua sisi landasan.

Untuk itu para penerbang tersebut dituntut lebih alert dan hati-hati dalam menerbangkan pesawat serta melakukan manuver-manuver tertentu.

Latihan terbang malam kali ini hanya melibatkan pesawat tempur F-16 Fighting Falcon Skadron Udara 3, dengan area latihan aerodrome Lanud Iswahjudi, serta dipandu oleh Air Trafict Control (ATC) Lanud Iswahjudi.

Sumber: Lanud Iswahjudi

Monday, April 9, 2012

66 Tahun, TNI AU Songsong Modernisasi Alutsista


Sejumlah Jet tempur Sukhoi melakukan "Flying Pass" pada peringatan Hari Angkatan Udara ke-66 di Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (9/4). Peringatan Hari Angkatan Udara yang melibatkan 2.560 Personel TNI AU itu dilanjutkan dengan demo udara dan keterampilan prajurit. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/Koz/Spt/12)

9 April 2012, Jakarta: Genap diusia ke-66 tahun yang jatuh hari ini, Senin (9/4), TNI AU berkomitmen menyongsong modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) dan memanfaatkannya secara maksimal untuk mempertahankan keutuhan wilayah NKRI serta penegakan hukum di udara bersama segenap komponen kekuatan pertahanan lainnya.

“TNI AU harus memelihara dan mengoperasikan alutsista secara maksimal serta mempunyai nilai manfaat tinggi bagi terselenggaranya tugas TNI AU,” kata Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat saat memimpin upacara HUT TNI AU yang ke-66 di Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta, Senin (9/4).

Namun begitu, operasi penerbangan yang dilakukan TNI tidak mungkin lepas dari resiko. Resiko itu, jelas K_AU, akan menimbulkan potensi terjadinya insiden yang secara langsung akan menurunkan kesiapan operasi tempur yang saat ini sangat terbatas, jika gagal di kelola dengan baik.

“Kami menyadari untuk mencapai zero eksiden bukan perkerjaan yang mudah, perlu ada upaya yang sungguh-sungguh, terpadu, bersinergi terus menerus dan berkelanjutan,” katanya. Dia berharap personel TNI AU tidak mudah terpancing isu negatif yang berkembang di masyarakat yang dapat memecah persatuan dan kesatuan bangsa.

Selain itu, personel TNI diminta mengembangkan dan meningkatkan budaya disipilin dalam berbagai lingkup kegiatan, khususnya yang berkaitan dengan operasional penerbangan sehingga terwujud keselamatan untuk semua. Hal lain yang juga dinilai penting adalah peningkatan soliditas sesama angkatan udara, TNI dan Polri guna menjaga kesatuan dan keutuhan NKRI.

“Tingkatkan disiplin, dedikasi, loyalitas, dan motivasi sebagai insan dirgantara yang mengabdi pada bangsa dan negara. Tingkatkan persiapan personel dan satyan untuk menyongsong modernisasi alutsista,” ujar KSAU. Peringatan HUT TNI AU ini dimeriahkan atraksi udara dari berbagai pesawat milik TNI AU yang di antaranya akrobat helikopter EC-120 Collibri, aksi terjun payung, fly pass dan formasi 3 pesawat boing 737 diapit dua pesawat tempur F 16, empat pesawat Sukhoi SU-27/30.

Tampil juga atraksi manuver enam pesawat latih KT 1-B, fly pass CN 235, Casa C 212 dan pesawat latih T -34C. Sedangkan demonstrasi darat, atraksi disuguhkan di antaranya drum band Gita Dirgantara, serta simulasi tempur pasukan anti teror Den Bravo.

TNI AU Tambah Jumlah Penerbang

Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) akan menambah jumlah penerbang mengingat TNI AU akan membeli sejumlah pesawat untuk memperkuat alat utama sistem senjata (Alutsista) hingga 2014 nanti.

"TNI AU butuh penerbang yang cukup. Perencanaan sudah kami mulai dengan menambah jumlah siswa penerbang dari 30 menjadi 40 orang," kata Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat usai menyaksikan gladi bersih peringatan HUT TNI AU Ke-66 pada 9 April 2012 di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu.

Tak hanya itu, TNI AU juga membuka program ikatan dinas pendek bagi para penerbang untuk pengoperasian pesawat-pesawat yang akan datang.

Selain membeli enam pesawat Tempur Sukhoi dari Rusia, kata Imam, TNI AU juga akan melakukan pengadaan pesawat latih supersonik, jet tempur T-50 Golden Eagle.

Super Tucano yang dipersiapkan menggantikan OV-10 Bronco masih mengantre untuk pemasangan mesin, meskipun air frame-nya sudah siap.

"Tahun ini sudah datang sekitar 4-5 unit," katanya.

Selain itu, untuk pengamanan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI), TNI AU akan membangun satu skadron F-16 yang akan ditempatkan di Pekanbaru, Riau. Sembilan unit pesawat CN-295 juga akan memperkuat TNI AU tahun ini.

"Kami juga akan melakukan pengadaan untuk pesawat intai tanpa awak, dua helikopter Superpuma, enam combat C-725, pesawat CN-235, serta rudal anti pesawat," kata KSAU.

Terkait pelaksanaan HUT TNI AU sendiri, kata dia, persiapannya sudah lebih dari 50 persen, dengan dilakukannya latihan udara sejak beberapa hari ini.

"Latihan operasi udara ini sebenarnya latihan yang tidak bisa sehari-hari disaksikan masyarakat. Ada dua latihan operasi udara, yakni "air to ground" dan "air to air"," kata Imam.

Namun, lanjut dia, pada demo atau atraksi kali ini pihaknya tidak menampilkan pertempuran udara (air to air) karena sangat riskan, apalagi ini di tengah pemukiman padat penduduk.

"Kita lakukan demo operasi udara ke darat. Dalam operasi yang sesungguhnya tidak sesederhana ini, tapi karena ini hanya demo, maka dibuat agar bisa disaksikan semua masyarakat," paparnya.

Sumber: Jurnas/ANTARA News

Friday, April 6, 2012

Persiapan HUT TNI AU Terus Dimatangkan

Persiapan HUT TNI-AU Terus dimatangkan
JAKARTA - Persiapan untuk pelaksanaan demo atau atraksi udara terus
dimatangkan menjelang puncak peringatan hari ulang tahun (HUT) TNI Angkatan
Udara ke-66 pada 9 April 2012, melibatkan 64 unit pesawat terbang dari berbagai
jenis.
Persiapan tidak saja di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, tempat acara
dipusatkan, tapi juga di Lanud pendukung, seperti Husein Sastranegara, Bandung.
Proses persiapan sudah dilakukan sejak beberapa hari lalu, baik di tempat gladi
terpusat maupun pendukung, dan hari Sabtu (7/4) akan digelar gladi bersih terpusat
untuk atraksi pada Senin (9/4).
Kaurpenpasum Pentak Lanud Husein Sastranegara Lettu Sus Dani Kusdani, melalui
pesan elektronik di Jakarta, Jumat mengatakan, dalam rangka persiapan demo udara
HUT TNI Angkatan Udara ke-66, Lanud Husein Sastranegara mendukung kegiatan
gladi demo udara.
Gladi dipimpin Langsung Komandan Lanud Husein Sastranegara Kolonel Penerbang
Umar Sugeng Hariyono.
Kegiatan itu melibatkan beberapa tipe pesawat TNI Angkatan Udara seperti, sepuluh
pesawat C-130 Hercules, tiga pesawat Boeing-737, CN-235, dan Casa-212. Setiap
personel dipesan untuk memperhatikan keselamatan terbang dan kerja.
"Latihan hari ini harus lebih baik dari hari sebelumnya agar dalam pelaksanaannya
dapat berjalan dengan baik," ujarnya.
Selain itu, juga telah dilakukan survei rute menggunakan Heli EC-120 B Colibri. Heli
ini dipilih karena memiliki kelebihan yang bisa mendukung kegiatan survei. Survey
selain untuk pengecekan rute, juga untuk "holding" dan "check point".
Sumber : ANTARANEWS.COM

Thursday, March 15, 2012

Warna Baru Hawk Elang Katulistiwa


15 Maret 2012

Skema warna baru pada Hawk 200 (photo : skyscrapercity)
Elang Khatulistiwa Ganti Kulit

Kurang lebih 13 tahun lamanya Skadron Udara 1 Lanud Supadio sudah memperkuat pengamanan kawasan di Indonesia bagian barat. Keberadaannya di bumi Khatulistiwa sangat dibutuhkan maklum saja Kalimantan Barat dan kawasan seputar Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) adalah kawasan yang berhadapan langsung dengan corong laut China Selatan. Sehingga tidak mengherankan kedatangan Elang Khatulistiwa di Bumi Khatulistiwa ini disambut sangat meriah dan antusias dari masyarakat maupun pemerintah daerah setempat.

Diawal kedatangannya pesawat tempur taktis ini bercorak loreng coklat namun sejalan dengan waktu dan kebutuhan maka warna atau kulit si Elang Khatulistiwa ini akan diubah menjadi loreng abu-abu. Menurut Danflight Har Skadud 1 Kapten Tek Surat, S.T, perubahan warna ini berdasarkan Petunjuk Teknik Udara (PTU) No. 126 perbaikan Ke IV tahun 2011 tentang Standarisasi Pola dan Warna pengecetan pesawat TNI AU.

“Untuk tahap awal pengecatan dilakukan terhadap 3 pesawat yaitu pesawat TT 0223, TT 0224 dan TT 0234. Sekarang ini pesawat TT 0223 dan pesawat TT 0234 sudah dilaksanakan pengecetan dan masuk tahap finishing. Sedangkan pesawat TT 0224 baru tahap pengaplasan atau penghilangan cat asli”, jelas Danflight Har.

Ia menambahkan untuk proses dari awal hingga selesai pengecatan pesawat dilaksanakan oleh anggota Banharlap Depohar 30. Untuk satu pesawat memakan waktu lebih kurang 10 hari dan rencananya ketiga pesawat ini akan ditampilkan pada acara puncak HUT Ke-66 TNI Angkatan Udara tanggal 9 April mendatang di Jakarta.

Sunday, March 4, 2012

Tb Hasanudin Tuding Ada Mark Up Pengadaan 6 Unit Sukhoi


Jurnas.com | KOMISI Pemberantasan Korupsi (KPK) diminta menyelidiki pengadaan enam pesawat tempur Sukhoi SU-30 MK2 oleh Kementerian Pertahanan. Hal ini terkait adanya dugaan penggelembungan dana (mark up) dalam pembelian enam pesawat tersebut.

Wakil Ketua Komisi I DPR RI Tubagus Hasanuddin mengatakan, dalam APBN 2010-2014 alokasi dana pembelian enam pesawat tempur buatan Rusia itu senilai US$470 juta (sekitar Rp4,27 triliun) menggunakan skema state credit. Pengadaan itupun harus dilakukan dengan cara Government to Government (G to G).

“Tapi kemudian memakai kredit ekspor, dan tidak lewat Rosoboron, tapi dengan sebuah PT X di Indonesia,” kata Wakil Ketua Komisi I DPR RI Tubagus Hasanuddin di pabrik pesawat nasional PT DI di Bandung, Jumat (2/3). Rosoboron adalah semacam BUMN di Rusia, yang menjadi pintu ekspor produk militer Rusia.

Padahal, menurut Tubagus, terdapat sisa dana sekitar US$760 juta dari US$1 miliar yang disediakan pemerintah Rusia. Jika sebelumnya harga satu unit pesawat sekitar US$55 juta, akhirnya mengalami kenaikan jadi US$60-70 juta per unit.

“Ambillah harga tertinggi US$70 juta jadinya US$420 untuk enam unit. Jadi ada perbedaan US$50 juta (sekitar Rp454,9 miliar),” kata Tubagus. Menurutnya, DPR sudah menanyakan soal ini kepada Kemhan tapi tidak mendapat jawaban memuaskan. “Jawabannya muter-muter. Ya sudahlah karena ini menyangkut user di TNI AU dan broker kita serahkan saja ke KPK,” kata Tubagus.

KPK tak perlu takut memeriksa permainan anggaran ini agar kerugian negara bisa diselamatkan.

sumber : JURNAS

Friday, January 27, 2012

KSAU : Delapan Pesawat Tempur akan Lengkapi Alutsista


Amerika Serikat mengakuisisi Super Tucano dan diberinama A29. Indonesia membeli 16 unit Super Tucano dari Embraer. (Foto: A29)

26 Januari 2012, Yogyakarta: Delapan pesawat tempur akan didatangkan dari Rusia dan Brasil dalam waktu dekat untuk melengkapi alat utama sistem persenjataan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara, kata Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat.

"Delapan pesawat tempur itu masing-masing terdiri atas empat pesawat Sukhoi dari Rusia, dan Super Tucano dari Brasil. Kedelapan pesawat tempur baru tersebut akan tiba di Indonesia pada 2012-2014," katanya di sela Rapat Pimpinan (Rapim) Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara (AU) di Akademi Angkatan Udara (AAU) Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, untuk pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) tahap berikutnya, TNI AU hingga 2024 juga akan mendatangkan pesawat tempur Sukhoi enam unit, Super Tucano 16 unit, T-50 dari Korea Selatan 16 unit, dan F-16 sebanyak 30 unit.

"Dengan pengadaan alutsista tersebut TNI AU pada 2024 akan memiliki 180 pesawat tempur. Hal itu sebagai upaya TNI AU membangun kekuatan serta memodernisasi dan meregenerasi alutsista yang dimiliki saat ini," kata KSAU.

Ia mengatakan banyak pesawat yang dimiliki TNI AU saat ini sudah uzur, usianya rata-rata mencapai 30 tahun, sehingga perlu dilakukan peremajaan. Jika tidak diganti biaya perawatannya sangat tinggi, apalagi ada beberapa suku cadang pesawat yang sudah tidak dibuat lagi karena pabrik yang membuat pesawat sudah tidak beroperasi.

"Meskipun beberapa pesawat sudah tidak dapat berfungsi secara maksimal, kami telah memaksimalkan pesawat tempur untuk mengamankan wilayah Ngara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari ancaman luar. Hal itu juga didukung oleh penambahan alutsista yang didasarkan penghitungan dari kebutuhan pesawat tempur dan jumlah landasan yang bisa mengoperasikan pesawat tempur," katanya.

Menurut dia, TNI AU sudah mempunyai anggaran rutin dan alutsista melalui pemerintah yang cukup besar dan pengadaan di Kementerian Pertahanan (Kemhan) sehingga bisa membeli persenjataan dan pesawat untuk meningkatkan kemampuan alutsista dan memperkuat pertahanan negara di udara.

"Rencana kesiapan alutsista yang ada untuk melanjutkan program peningkatan kemampuan alutsista sudah dicanangkan dalam Rencana dan Strategi (Renstra) Pembangunan TNI AU 2010-2014," kata KSAU.

TNI AU Berkomitmen Wujudkan Pertahanan Udara Tangguh

Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara berkomitmen mewujudkan pertahanan negara di udara yang tangguh dengan memantapkan visi, persepsi, dan interpretasi dalam menghadapi perkembangan lingkungan yang dinamis, kata Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat.

"Komitmen dan konsistensi merupakan modal penting dalam mewujudkan pertahanan negara di udara yang tangguh dengan alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang modern, personel yang profesional, motivasi dan dedikasi yang tinggi, dan organisasi yang efektif," katanya pada Rapat Pimpinan (Rapim) TNI AU di Akademi Angkatan Udara (AAU) Yogyakarta, Kamis.

Sumber: ANTARA News

Thursday, January 26, 2012

Salah Satu Target TNI AU Tahun 2012 ini Adalah Pembentukan Skuadron UAV


YOGYAKARTA – Kesiapan operasional TNI AU difokuskan pada tercapainya kemampuan operasional secara terpadu dari satuan-satuan TNI AU, sehingga kesiapan operasional dan tuntutan kualitas SDM TNI AU dapat tercapai dan diandalkan.

Demikian dikatakan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat, saat membuka Rapim TNI AU dan Apel Komandan Satuan Tahun 2012 di AAU, Yogyakarta, Kamis. (26/1).

Rapim ini merupakan tindak lanjut dari Rapim TNI yang baru saja dilaksanakan dan sebagai upaya untuk memantapkan konsolidasi dalam jajaran AU, sehingga lebih memantapkan peran pengabdian sesuai bidangnya serta kepadulian AU terhadap agenda nasional beserta dinamikanya.

Adapun sasaran TNI AU di tahun 2012 adalah right sizing organisasi, terbentuknya Satuan Radar 246 di Timika, Skadron pesawat mata-mata (UAV) di Lanud Supadio dan peningkatan Lanud tipe B ke tipe A (Supadio dan Pekanbaru), peningkatan Lanud tipe C ke tipe B (El Tari Kupang, Patimura Ambon, Manuhua Biak, Ngurah Rai Bali), tipe D ke tipe C (Lanud Morotai). Serta pembentukan Satuan pemeliharaan 14, Depo pemeliharaan 10 dan perubahan nama lanud.

Selain itu implementasi kerjasama dengan negara sahabat di bidang pendidikan dan latihan operasi, sinkronisasi kerjasama industri dalam negeri, percepatan pengadaan alutsista dan peningkatan kesiapan pesawat, inovasi teknologi di bidang litbang.

Sedangkan untuk melanjutkan program peningkatan kemampuan alutsista TNI AU, sudah dicanangkan dalam rencana strategis pembangunan TNI AU tahun 2010-2014.

Sumber : POSKOTANEWS.COM

Wednesday, November 23, 2011

Kasau: TNI AU targetkan pasang 32 radar



Rabu, 23 November 2011 13:38 WIB | 847 Views
Solo (ANTARA News) - Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat mengatakan TNI AU menargetkan program pemasangan instalasi radar di seluruh wilayah Indonesia, hingga 2024 sebanyak 32 unit.

"Radar yang berfungsi untuk pengawasan wilayah udara itu, kita sudah mulai `instal` empat unit di Indonesia Timur, dan diharapkan bulan Februari 2012 dapat dioperasikan," kata Kasau usai melantik 97 perwira Setukpa di Pangkalan Udara Adi Soemarmo, Solo, Jateng, Rabu.

Menurut dia, jenis radar buatan Prancis dan Inggris, sehingga membutuhkan anggaran cukup besar. Radar itu, cukup canggih karena juga dapat untuk mengarahkan pesawat terbang menuju sasaran.

Kasau menjelaskan, empat radar tersebut ditempatkan di Indonesia bagian timur seperti di Kupang, Saumlaki, Merauke, dan Biak.

Namun, radar di Timika alatnya sudah datang dan kini sedang diinstal, sehingga untuk wilayah Indonesia Timur bisa diawasi setiap saat.

"Kita terakhir pemasangan radar di Timika, dan ke depan kita programkan empat radar akan dipasang Jayapura, Singkawang Pontianak, Poso, Tabulang," paparnya.

Menurut Kasau, program untuk pemasangan alar tersebut bagi TNI AU hingga 2024 sebanyak 32 unit radar diharapkan dapat terpasang.

"Kami kini baru memiliki 18 unit radar yang tersebar di wilayah Indonesia," ujar Kasau.

Program radar target sebanyak 32 unit tersebut minimal, karena Negara Indonesia sangat luas dan jika ingin diawasi seluruhnya diperlukan alat lebih banyak.

Sehingga, kata Kasau, setiap benda masuk di ruang angkasa wilayah Indonesia bisa terdeteksi, tetapi dengan diperlukan banyak radar memerlukan anggaran sangat besar.

Program pemerintah untuk TNI AU karena anggaran terbatas, sehingga pemasangan dilakukan minimal. "Bila da pesawat asing yang masuk di wilayah Indonesia dapat dimonitor, kalau perlu kita ditegur dan ambil tindakan," ujarnya.

"Hal itu, untuk menjaga kedaulatan dan kehormatan Bangsa kita. Kalau mereka masuk niatnya baik tidak masalah. Namun, jika niatnya jahat kita kecolongan dan harga diri bangsa tercoreng," katanya.

Kasau mencontohkan beberapa pesawat komersil dari negara lain yang masuk wilayah kita tanpa izin bisa dimonitor dan diperingatkan. Hal itu sesuai aturan tidak diperbolehkan dan mereka juga bisa memahaminya.
ANTARA

BERITA POLULER