Indonesia dulu pernah memiliki
skadron pesawat pembom strategis jarak jauh dalam diri Tupolev Tu-16 Badger. Tu-16
Badger kala itu menjadi tulang punggung pesawat pembom strategis Indonesia
untuk memberikan ancaman maksimal bagi calon lawannya. Kedigdayaan skadron pesawat pembom strategis
Indonesia terdengar sampai Australia.
Alice Springs di Northern
Territory Australia jadi saksi skadron pesawat pembom strategis Indonesia
beraksi. Kala Dwikora, AURI sengaja menerbangkan dua unit Tu-16 ke Alice
Springs dan Malaysia secara bersamaan. Hal ini untuk menunjukkan jangkauan
tempur militer Indonesia yang mampu melakukan serangan jarak jauh. Untuk saat
ini kemampuan serangan jarak jauh Indonesia sepeninggal Tu-16 melorot. Akan
tetapi Indonesia segera mendapat pengganti Tu-16 dalam diri F-15 Eagle II.Memang
ada perbedaan jenis keduanya antara pesawat pembom dan jet tempur Secara kasat
mata pun ukuran Tu-16 lebih besar dari F-15 Eagle II. Namun soal daya muat bom
ternyata F-15 Eagle II sama dengan Tu-16. Hal ini lantaran evolusi teknologi
pertahanan matra udara yang mampu menyulap jet tempur memiliki kemampuan setara
dengan pesawat pembom. "Dalam peran Air Strike di dalamnya dimaksudkan
untuk pesawar seran saja.
Namun dengan teknologi terkini,
peran tersebut dapat dirangkap pesawat tempur multiperan.Dahulu pesawat pembom
strategis harus besar seperti Tu-16 Badger yang pernah dioperasikan AURI. Saat
ini dengan performa yang hampir sama atau lebih baik, peran pembom strategis
dapat dilakukan oleh pesawat yang lebih kecil seperti terlihat pada gambar
berikut ini yang membandingkan performa F-15 Eagle II dengan Tu-16
Badger," jelas Marsekal TNI (Purn) Fadjar Prasetyo dalam bukunya Plan
Bobcat.
Sebab dengan muatan bom banyak ia
bisa terbang ke sasaran secara cepat dan menjatuhkan malapetaka bagi musuh di
sana. Negara-negara besar seperti China, Rusia, AS dan Inggris masig memiliki
pesawat pembom. AS dengan trio B-2
Spirit, B-52 dan B-1B Lancer masih jadi paling yang teratas. Rusia dengan Tu-22
Backfire, Tu-160 Blackjack dan tentunya si gaek Tu-95 Bear. China urutan ketiga
dengan Xian H-6 dengan keunggulan jumlah lebih dari 231 lebih unit pesawat
bomber itu operasional.
Inggris jadi yang paling buncit
dimana mereka cuma mengoperasikan segelintir sisa V Bomber era Perang Dingin. RAF
Inggris sadar mereka membutuhkan lagi pesawat bomber baru dimana mereka lebih
memilih membangun pesawat tempur multiperan BAE Tempest untuk mengisi
kekosongan ini. Indonesia juga butuh menghidupkan lagi skadron pesawat pembom
strategis entah memakai F-15 Eagle II atau lainnya. Karena Indonesia mesti
menggapai apa itu Manajemen Pertempuran Udara Generasi Kelima. Salah satunya
kepemilikan skadron pembom strategis.
Sumber: Zonajakarta, Lemhanas RI