Pages

Showing posts with label ALUTSISTA IRAN. Show all posts
Showing posts with label ALUTSISTA IRAN. Show all posts

Wednesday, July 25, 2012

AL AS Sulit Deteksi Kapal Selam Mini Iran


Seorang mantan komandan Angkatan Laut AS mengatakan, militer Iran memiliki armada kapal selam mini, yang sangat sulit dilacak dan dideteksi oleh AL Amerika Serikat.

"Kapal selam mini Iran adalah masalah besar bagi kami," tulis situs berita MinnPost mengutip keterangan pensiunan AL, Christopher Harmer, yang pernah menjabat sebagai direktur operasi masa depan Armada Kelima AS, yang berbasis di Bahrain, dari tahun 2008 sampai 2009.

"Mereka adalah ancaman bagi kami, karena mereka dapat menyebar di sepanjang Teluk Persia dan Laut Arab, dan itu sangat sulit bagi kita untuk melacak mereka," tambahnya.

Komandan Harmer mengatakan bahwa Angkatan Laut AS lebih terbiasa untuk melacak kapal besar – kapal selam kelas nuklir era Soviet – ini sesuatu yang diketahui oleh Iran.

"Mencari kapal selam kecil di perairan dangkal jauh lebih sulit, karena akustik sangat jauh lebih sulit, lebih kecil menjadikan lebih sedikit tingkat kebisingan," katanya.

Selama beberapa tahun terakhir, Iran telah membuat terobosan penting di sektor pertahanan dan mencapai swasembada dalam memproduksi peralatan dan sistem militer penting.

(IRIB INDONESIA)

Friday, January 6, 2012

Iran akan selenggarakan latihan perang lagi


Jumat, 6 Januari 2012 20:01 WIB
ilustrasi Sebuah misil darat-ke-laut jarak jauh bernama Qader (Kuasa) diluncurkan saat latihan perang Velayat-90 di pesisir Laut Oman dekat Selat Hormuz, Iran selatan, Senin (2/1). (FOTO REUTERS/Jamejamonline/Ebrahim Norouzi/Handout/ox/12.)
Teheran (ANTARA News/AFP) - Iran akan menyelenggarakan latihan militer lagi di dan sekitar Teluk Hormuz dalam beberapa pekan ke depan, kata panglima angkatan laut Pengawal Revolusinya yang dikutip kantor berita Fars, Jumat.

Manuver-manuver itu akan diselenggarakan dalam bulan kalender Iran dari 21 Januari sampai 19 Februari, kata Fars mengutip pernyataan Ali Fadavi.

Latihan-latihan itu akan menekankan pernyataan tegas Iran bahwa pihaknya "menguasai penuh perairan Selat Hormuz dan mengawasi segala pergerakan di daerah itu," tambah Fadavi.

Pengumuman itu-- yang waktunya dibatasi bagi latihan yang Pengawal Revolusi umumkan sebelumnya "secepat mungkin"-- yang berisiko meningkatkan ketegangan dengan Barat di selat itu.

Perairan itu adalah "jalur paling penting dunia" untuk kapal-kapal tangki, kata Badan Informasi Energi Amerika Serikat. Sekitar 20 persen pengiriman minyak dunia melewati perairan sempit itu memasuki Teluk.

Angkatan laut reguler Iran menyelesaikan latihan perang 10 hari di timur selat itu, di Teluk Oman, awal pekan ini dengan uji-uji coba tiga rudal anti-kapal.

Para pemimpin militer dan politik Iran memperingatkan mereka akan mendekat ke selat itu jika sanksi-sanksi Barat ditingkatkan untuk menghambat ekspor minyak Iran.

Angkatan laut juga memperingatkan bahwa pihaknya akan bereaksi jika Amerika Serikat berusaha menggelar satu dari kapal-kapal induknya di perairan itu.

Pengawal Revolusi, yang menggunakan kapal-kapal kecil berkecepatan tinggi yang membawa peluncur-peluncur rudal dan kapal-kapal kecil lainnya, secara berkala menyelenggarakan latihan -latihan di dan sekitar Selat Hormuz.

Pelatihan terbaru diselenggarakan Juli 2011 dan termasuk penembakan beberapa rudal anti-kapal antara lain rudal Khalij Fars yang memiliki jangkauan tembak 300km.

Fadavi tidak merinci manuver-manuver baru itu.

"Ketujuh dalam rangkaian Manuver Nabi Besar itu akan dilakukan di daerah Teluk Persia dan Selat Hormuz. Latihan itu akan berbeda dari latihan sebelumnya, " kata Fars mengutip pernyataan Fadavi.
(H-RN/H-AK)  


sumber : Antara

Monday, January 2, 2012

Iran-US brinkmanship over oil strait of Hormuz worsens

Iran-US brinkmanship over oil strait of Hormuz worsens

A showdown between Iran and the United States over Tehran’s threats to close the strategic Strait of Hormuz to oil tankers worsened on Thursday with warships from each side giving weight to an increasingly bellicose exchange of words.
Iran’s Revolutionary Guards rejected a warning that the US military would “not tolerate” such a closure, saying they would act decisively “to protect our vital interests.”
State Department spokeswoman Victoria Nuland said on Thursday that Iran had exhibited “irrational behavior” by threatening to close the strait.
“One can only guess that the international sanctions are beginning to feel the pinch, and that the ratcheting up of pressure, particularly on their oil sector, is pinching in a way that is causing them to lash out.”
The tough language came as two US warships entered a zone where the Iranian navy’s ships and aircraft were in the middle of 10 days of war games designed as a show of military might.
But a US navy spokeswoman said later that the aircraft carrier USS John C.
Stennis and the guided-missile cruiser USS Mobile Bay had transited without incident on Tuesday, in pre-planned, routine operation.
“Our interaction with the regular Iranian Navy continues to be within the standards of maritime practice, well-known, routine and professional,” Fifth Fleet spokeswoman Lieutenant Rebecca Rebarich said on Thursday.
The transit area was in waters east of the Strait of Hormuz, a choke point at the entrance to the Gulf through which more than a third of the world’s tanker-borne oil passes.
Iranian Vice President Mohammad Reza Rahimi warned this week that “not a drop of oil will pass through the Strait of Hormuz” if the West followed through with planned additional sanctions against Iran over its nuclear program.
The navy commander, Admiral Habibollah Sayari, backed that up by saying it would be “really easy” to close the strait.
A US Defence Department spokesman riposted on Wednesday that “interference with the transit of vessels through the Strait of Hormuz will not be tolerated.”
But Brigadier General Hossein Salami, the deputy commander of Iran’s powerful Revolutionary Guards, told Fars news agency on Thursday that “our response to threats is threats.”
We have no doubt about our being able to carry out defensive strategies to protect our vital interests – we will act more decisively than ever,” he was quoted as saying.
“The Americans are not qualified to give us permission” to carry out military strategy, he said.
Admiral Sayari said the US aircraft carrier was monitored by Iranian forces as it passed from the Strait of Hormuz to the Gulf of Oman, state television reported.
It broadcast footage of an aircraft carrier being shadowed by an Iranian plane.
An Iranian navy spokesman, Commodore Mahmoud Mousavi, told the official IRNA news agency the US carrier went “inside the manoeuvre zone” where Iranian ships were conducting their exercises.
He added that the Iranian navy was “prepared, in accordance with international law, to confront offenders who do not respect our security perimeters during the manoeuvres.”
US officials had said on Wednesday that the Stennis and its carrier strike group were moving through the Strait of Hormuz.
Pentagon press secretary George Little said this was “a pre-planned, routine transit” to the Arabian Sea to provide air power for the war in Afghanistan.
The United States maintains a navy presence in the Gulf in large part to ensure oil traffic there is unhindered. Its Fifth Fleet is based in Bahrain.
Iran, which is already subject to several rounds of sanctions over its nuclear program, has repeatedly said it could target the Strait of Hormuz if attacked or its economy is strangled.
Such a move could cause havoc on world oil markets, disrupting the fragile global economy, although analysts say the Islamic republic is unlikely to take such drastic steps as it relies on the route for its own oil exports.
Iran’s naval manoeuvres included the laying of mines and the use of aerial drones, according to Iranian media. Missiles and torpedoes were to be test-fired in the coming days.
Earlier this month, Iranian officials said a Revolutionary Guards cyber-warfare unit had hacked the controls of a US bat-winged RQ-170 Sentinel reconnaissance drone and brought it down safely.
Analysts and oil market traders are watching the developing situation in and around the Strait of Hormuz carefully, fearing that a spark could ignite open confrontation between the long-time foes.
The United States had proposed a military hotline between Tehran and Washington to defuse any “miscalculations” between their navies, but Iran in September rejected that offer.
 
SUMBER :  DEFENCE TALK

Jet Tempur Iran Jepret Kapal Induk AS

Monday, December 12, 2011

Perangkat Terbaru AL Iran Akan Segera Diluncurkan



Digg it

F

Seorang komandan senior Angkatan Laur Iran, mengkonfirmasikan rencana segera negara ini untuk meluncurkan sebuah perangkat militer terbaru dalam melawan perang elektronik musuh.

Laksamana Gholam Reza Khadem Bigham, Rabu (7/12) mengatakan, Angkatan Laut Iran akan meluncurkan perangkat produksi dalam negeri itu pada manuver Velayat 90 yang akan digelar di perairan internasional.

Ditambahkannya bahwa dalam manuver tersebut, seluruh perlengkapan terbaru Iran akan diluncurkan. Demikian dilaporkan IRNA.

Pejabat tinggi AL Iran itu menegaskan bahwa kapal selam Ghadir produksi dalam negeri telah bergabung dengan armada Angkatan Laut Iran pada 28 November lalu, dan akan ikut berpartisipasi pada manuver itu.


 (IRIB Indonesia/MZ/SL)

Sunday, December 4, 2011

Kapal Perang Iran Dilengkapi Rudal Penjelajah




Kapal-kapal perang Angkatan Laut Iran dilengkapi dengan rudal penjelajah, Qader yang memiliki kemampuan tembak sejauh 200 kilometer.

Panglima Angkatan Laut Republik Islam Iran, Laksamana Habibollah Sayari dalam wawancaranya dengan Fars News pada Rabu (30/11), seraya menyinggung pemasangan rudal penjelajah Qader di kapal-kapal perang Iran, mengatakan, "Rudal Qader adalah salah satu rudal paling kuat dan canggih yang dimiliki Angkatan Laut Iran, dan saat ini rudal itu dalam skala besar telah diserahkan ke unit pasukan laut negara ini." 

Panglima Angkatan Laut Iran seraya menyinggung kemampuan rudal Qader dalam menarget musuh, menjelaskan bahwa Qader saat ini digunakan sebagai rudal dari pantai ke laut dan dari laut ke laut. Rudal Qader juga dapat di pasang di berbagai jenis Helikopter.

Laksamana Sayari juga menyinggung keberadaan kapal induk AS di Teluk Persia selama 30 tahun. Dikatakannya, "Kehadiran kapal induk AS di kawasan bukanlah hal baru. Angkatan Laut Iran selalu mengawasi gerak-gerik kapal-kapal induk Amerika."

Rudal Qader mempunyai kemampuan jarak tembak hingga 200 kilometer dan merupakan rudal laut generasi baru. Kementerian Pertahanan Iran menyerahkan rudal tersebut kepada angkatan laut pada pekan-pekan terakhir ini.

Menurut Menteri Pertahanan Iran Ahmad Vahidi, rudal Qader dapat dipasang di berbagai jenis helikopter dan kapal perang. Rudal Qader juga mampu menghancurkan berbagai sasaran, termasuk kapal perang serta target musuh di pesisir.

Irantelah membuat prestasi besar di sektor pertahanan dan mencapai swasembada dalam memproduksi peralatan dan sistem militer penting dalam beberapa tahun terakhir. 

Irantelah berulang kali meyakinkan bahwa kekuatan militernya tidak menimbulkan ancaman bagi negara-negara lain. Doktrin militer Iran didasarkan pada pertahanan. (IRIB Indonesia/RA/RM)

IRIB

Angkatan Laut Iran Terima Sistem Rudal Cruise Baru Dalam Jumlah Massif




Angkatan Laut Republik Islam Iran menerima sistem rudal penjelajah (cruise) tipe dari darat ke laut dalam jumlah massif menjelang peringatan Hari Angkatan Laut Iran pada 28 November mendatang.

Fars News (23/11) melaporkan, kantor media Menteri Pertahanan Iran, Ahmad Vahedi mengatakan, "Perkembangan variabel kekuatan di sektor pertahanan, merupakan pilar utama kebijakan Republik Islam Iran dalam menghadapi segala bentuk ancaman."

Vahedi mengatakan, "Peningkatan kekuatan angkatan laut merupakan salah satu strategi Kementerian Pertahanan Iran yang ditindaklanjuti dengan serius."

Menurutnya, kekuatan Angkatan Laut Iran menjadi sebuah kekuatan unggul dan  berkembang pesat. Mobilitas sistem peluncur rudal baru yang mampu meliputi seluruh pesisir negara secara otomatis meningkatkan kemampuan pertahanan Angkatan Laut Iran.

Dibanding dengan sistem sebelumya, sistem baru yang diserahkan kepada Angkatan Laut Iran itu lebih fleksibel, lebih aman untuk operator sistem, dan lebih akurat dalam mengidentifikasi target besar dan kecil di laut. (IRIB Indonesia/MZ/SL)

IRIB

BERITA POLULER