Sistem pertahanan udara S-400
terus menunjukkan kemajuannya di pasar internasional. India selangkah lagi bakal menyepakati kerja
sama Rusia sebagai negara produsen S-400 untuk ikut terlibat dalam proses
produksi.
Bahkan tidak hanya produksi
S-400, Rusia juga turut memberikan sejumlah benefit bagi India jika bersedia
untuk bekerja sama.
dari laman Bulgarian Military
melalui artikel berjudul "India inching closer to production and service
of S-400 (SA-21)" yang terbit pada Sabtu, 29 Juni 2024, rencana produksi
bersama S-400 oleh India dan Rusia ini akan dilaksanakan melalui sebuah joint
venture antara perusahaan lokal dengan Almaz-Antey. Tujuannya agar penggunaan sistem pertahanan
udara ini oleh New Delhi dapat berjalan lebih optimal.
Pembicaraan perusahaan lokal
dengan Almaz-Antey yang sedang berlangsung akan segera memasuki tahap akhir.
Jika kerja sama ini berhasil
disepakati, kedua perusahaan akan bahu-membahu dalam memasok komponen
pendukungnya.
Tak hanya itu, kedua negara
bahkan sudah membahas rencana pembuatan spare part S-400 di India.
"Ya, kita berbicara tentang
pembuatan suku cadang di India," kata Sergey Chemezov mewakili Rostec
dikutip dari laman Bulgarian Military pada Sabtu, 29 Juni 2024.
Perlu diketahui bahwa sebelum
adanya rencana kerja sama produksi S-400, Rusia sudah terlebih dahulu menjual
lisensi dua produk alutsistanya untuk diproduksi di India. Antara lain jet tempur Su-30 dan tank T-90. Tak hanya itu, kedua negara saat ini juga
berkolaborasi dalam pembuatan rudal BrahMos yang berhasil diekspor ke Filipina. Keinginan India untuk membeli S-400 sudah ada
sejak 2015 silam.
Karena itulah, Negeri Anak Benua
tersebut langsung bergegas menyelesaikan kontrak pembelian senilai 5,43 miliar
dolar AS saat menerima kunjungan Presiden Rusia Vladmir Putin tahun 2023 lalu. Dalam
perjalanannya, pembelian S-400 oleh India sempat mendapat pertentangan dari
Amerika Serikat.
Negeri Paman Sam bahkan sempat
mengancam akan menjatuhkan sanksi berdasarkan regulasi The Countering America's
Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA). Namun faktanya sampai sekarang, hal
itu tidak pernah terjadi. Bahkan
Washington terkesan membiarkan ketika New Delhi justru membantu mengekspor
BrahMos ke Filipina. Sebab Manila
sendiri juga mendapat bekingan dari Barat untuk menghadapi ancaman China di
Laut Natuna Utara.
Di sisi lain, keinginan India
untuk menjalin kerja sama produksi S-400 dengan Rusia juga memiliki alasan
tersendiri.
Melansir laman The Defense Post
dalam artikel berjudul "Russia Delays S-400 Air Defense System Delivery to
India by 2 Years" yang terbit pada 21 Maret 2024, dua skuadron sistem
pertahanan udara tersebut dikabarkan bakal tertunda pengirimannya hingga 2026
jika pengadaannya dilakukan dengan skema impor.
Padahal Moskow sempat menjanjikan pengiriman tiga skuadron pertama pada tahun 2023 lalu.Kemudian sisanya menyusul pada tahun ini sesuai dengan kesepakatan.
Situasi perang di Ukraina
menjadikan segala rencana yang sudah disusun terhambat. Karena itulah India
berinisiatif untuk memperoleh lisensi atau menjalin kerja sama produksi agar
pengadaannya bisa sedikit dipercepat. Apalagi Rusia sudah menawarkan benefit
bahwa proses produksi disertai dengan pengadaan spare part.
SUMBER ZONAJAKARTA
No comments:
Post a Comment
DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK