Beberapa
waktu lalu, Indonesia dan Korea Selatan sedang dalam negosiasi terkait
penyelesaian iuran KF-21 Boramae. Menurut
situs berita Munhwa, mengatakan pada 9 Mei 2024 bahwa Indonesia mengajukan
untuk meminta penyesuaian iuran.
Hal
ini dilakukan untuk menindaklanjuti kerja sama Indonesia-Korsel dalam kerja
sama pembuatan jet tempur KF-21 Boramae.
Dilaporkan bahwa Indonesia sebelumnya tergabung dalam proyek ini dengan
nilai kontribusi sebesar 20%. Jatah
iuran Indonesia awalnya adalah 1,6 triliun won.
Kemudian, Indonesia meminta penyesuaian untuk membayar iurannya 600
miliar won sampai tenggat waktu 2026.
Sementara
itu permintaan Indonesia tersebut sedang dipertimbangkan oleh pemerintah Korsel
apakah akan menerima permintaan Indonesia tersebut atau tidak. Sejauh ini,
Korea Selatan telah memberikan update terbaru mengenai situasi terkait
pembicaraan dengan Indonesia.
Dilaporan
situs berita Yohnap News Agency, pada 29 Juni 2024, Kementerian Luar Negeri
mengumumkan bahwa kedua negara sedang menjalin komunikasi yang erat. Yaitu
mengenai proyek pesawat tempur Korea KF-21 Boramae, yang baru-baru ini diminta
oleh Indonesia untuk disesuaikan bagiannya. Seorang pejabat dari Kementerian
Luar Negeri bertemu dengan wartawan pada tanggal 9 Juni 2024 memberikan
pernyataannya.
"Korea
dan Indonesia terus melanjutkan komunikasi dan konsultasi yang erat antara
otoritas terkait untuk dengan lancar menyelesaikan proyek kerja sama strategis
seperti pengembangan bersama jet tempur," katanya.
Baru-baru
ini, pemerintah memutuskan untuk menerima usulan Indonesia untuk mengurangi
kontribusi pengembangan KF-21 dari 1,6 triliun won menjadi 600 miliar won.
indonesia
akan menanggung sekitar 1,7 triliun won (kemudian dikurangi menjadi sekitar 1,6
triliun won). Nilainya 20% dari total biaya pengembangan KF-21 pada bulan
Januari 2016. Namun hingga pengembangan selesai pada bulan Juni 2026, Korsel
hanya akan menyediakan teknologi terkait dengan nilai yang setara.
Namun, alih-alih membayar 600 miliar won, yang merupakan sepertiga dari jumlah yang dijanjikan baru-baru ini. Pada tahun 2026, Indonesia mengusulkan untuk menerima transfer teknologi sebesar itu saja. Noh Ji-man, kepala divisi pesawat tempur Korea DAPA, menjelaskan dalam pengarahan.
"Kami
sedang mengejar rencana untuk menyesuaikan skala nilai transfer (terkait
teknologi) ke Indonesia sejalan dengan besarnya penyesuaian kontribusi,"
katanya.
sumber Zonajakarta
No comments:
Post a Comment
DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK