AS
rela menolak semua permintaan F-35 dari negara kaya raya Timur Tengah macam
Qatar, UEA hingga Arab Saudi demi menjaga keunggulan udara Israel.
"Israel
telah menjadi importir senjata Amerika terbesar selama periode 2004 hingga
2008, berjumlah lebih dari 35% senjata AS yang diekspor oleh AS. Faktanya, 99%
impor Israel berasal dari AS," bebernya.
Karena
AS menganak emaskan Israel, Arab Saudi mulai mencari alternatif supplier
senjata lain.
Nama
Prancis mencuat dimana Raja Salman ingin membelikan AU Arab Saudi 100 unit
Rafale seperti yang dilakukan Indonesia.
"Yang
terbaru adalah Arab Saudi yang dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk
mengakuisisi 54 jet tempur Rafale, meski media Prancis mengklaim negara
produsen minyak terbesar kedua di dunia itu ingin membeli 100 jet tempur buatan
Prancis," lapor Defence Security Asia pada 17 Februari 2024.
Apa
yang dilakukan Arab Saudi membuat Jerman yang memveto penjualan Eurofighter
Typhoon kebakaran jenggot.
Jerman
mendadak mengizinkan kembali Typhoon dijual ke Arab Saudi. Tetapi Riyadh cuek akan hal ini, mereka
mendiamkan Jerman, tak menanggapinya. "Laporan
terbaru menyebutkan bahwa pemerintah Jerman telah setuju untuk mengizinkan Arab
Saudi mengakuisisi Eurofighter Typhoon, namun Arab Saudi belum memberikan
reaksi apapun terhadap keputusan Berlin tersebut," bebernya.
Hal
ini seakan memberi pertanda bahwa Raja Salman tak sudi lagi membeli Eurofighter
Typhoon dan memilih Rafale untuk AU Arab Saudi.*
sumber zonajakarta
No comments:
Post a Comment
DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK