Seorang pejabat senior Rusia memperingatkan Uni Eropa untuk tidak bergabung dalam sanksi minyak Amerika Serikat terhadap Iran, karena langkah itu memiliki konsekuensi ekonomi yang pahit bagi negara-negara anggota blok itu.
"Jika Uni Eropa mengikuti Amerika dan memaksakan embargo pada ekspor minyak Iran, maka organisasi itu sendiri yang akan menderita kerugian terburuk dan bukan AS, sebab Washington memiliki banyak cadangan minyak," kata Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Rusia, Nikolai Patrushev kepada Interfax pada Kamis (12/1).
"Mengingat masalah jangka panjang ekonomi di zona euro, kebijakan seperti itu hanya akan memperburuk situasi," tambahnya.
Pejabat itu menuturkan pemerintah Rusia menyadari rencana Eropa untuk menjatuhkan sanksi baru terhadap Iran dalam pertemuan mendatang pada 23 Januari.
"Uni Eropa adalah mitra dagang, ekonomi, dan politik yang paling penting bagi kita. Euro adalah mata uang kedua dalam cadangan negara kita. Oleh karena itu, secara fundamental sangat penting bagi Rusia agar Eropa tidak menjadi lemah, tapi harus menjadi lebih kuat sebagai salah satu pusat dari tatanan dunia sekarang," jelasnya.
Patrushev lebih lanjut menandaskan tuduhan Amerika Serikat bahwa Iran sedang mengembangkan senjata nuklir, yang menjadi pembenaran utama Washington untuk menjatuhkan sanksi baru terhadap Tehran, belum pernah terbukti.
"Kami telah mendengar selama bertahun-tahun bahwa Iran akan membuat bom atom dalam beberapa pekan ke depan. Namun, komponen militer program nuklir Iran belum pernah terbukti sama sekali," tegasnya.
Deputi Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan pada Rabu bahwa negaranya tidak akan bergabung dalam sanksi AS dan Eropa terhadap sektor minyak Iran.
SUMBER :(IRIB Indonesia/RM)
"Jika Uni Eropa mengikuti Amerika dan memaksakan embargo pada ekspor minyak Iran, maka organisasi itu sendiri yang akan menderita kerugian terburuk dan bukan AS, sebab Washington memiliki banyak cadangan minyak," kata Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Rusia, Nikolai Patrushev kepada Interfax pada Kamis (12/1).
"Mengingat masalah jangka panjang ekonomi di zona euro, kebijakan seperti itu hanya akan memperburuk situasi," tambahnya.
Pejabat itu menuturkan pemerintah Rusia menyadari rencana Eropa untuk menjatuhkan sanksi baru terhadap Iran dalam pertemuan mendatang pada 23 Januari.
"Uni Eropa adalah mitra dagang, ekonomi, dan politik yang paling penting bagi kita. Euro adalah mata uang kedua dalam cadangan negara kita. Oleh karena itu, secara fundamental sangat penting bagi Rusia agar Eropa tidak menjadi lemah, tapi harus menjadi lebih kuat sebagai salah satu pusat dari tatanan dunia sekarang," jelasnya.
Patrushev lebih lanjut menandaskan tuduhan Amerika Serikat bahwa Iran sedang mengembangkan senjata nuklir, yang menjadi pembenaran utama Washington untuk menjatuhkan sanksi baru terhadap Tehran, belum pernah terbukti.
"Kami telah mendengar selama bertahun-tahun bahwa Iran akan membuat bom atom dalam beberapa pekan ke depan. Namun, komponen militer program nuklir Iran belum pernah terbukti sama sekali," tegasnya.
Deputi Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan pada Rabu bahwa negaranya tidak akan bergabung dalam sanksi AS dan Eropa terhadap sektor minyak Iran.
SUMBER :(IRIB Indonesia/RM)
No comments:
Post a Comment
DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK