Pages

Saturday, January 14, 2012

Pengadaan Main Battle Tank Leopard 2A6 di Barengi Transfer Of Technologi (TOT)

Jakarta - Kepala Staf Angkatan Darat
Jenderal Pramono Edhie Wibowo
memastikan rencana pembelian tank
berat Leopard A26 buatan Jerman
sudah sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan senjata dalam negeri. "Itu
teknisnya sudah saya tanyakan
kepada ahlinya, yaitu pusat
kesenjataan kavaleri," kata Pramono
di Kantor Pusat Penerangan Angkatan
Darat, Jumat 13 Januari 2012.
KSAD juga memastikan pembelian
tank berat Leopard A26 dari Belanda
itu akan diikuti dengan transfer
teknologi. "Membeli alat harus siap
dengan alih teknologi untuk pasukan
yang memakainya," ujarnya.
Menurut Pramono, pembelian 100
tank Leopard itu sudah sesuai dengan
rencana modernisasi alat utama
sistem persenjataan (alutsista) yang
akan rampung pada 2014. Pemilihan
tank berat ini juga untuk
mengimbangi negara tetangga yang
telah lebih dulu memiliki tank sejenis.
Modernisasi ini, dia melanjutkan,
tidak untuk meningkatkan persaingan
antarnegara yang ada di kawasan.
"Hanya mungkin ada yang terkejut,
kok, sekarang. Jawabnya, ya, karena
kita (baru) punya uang sekarang,"
ujar Pramono datar.
Agar harga tank bisa lebih murah,
pemerintah membelinya melalui kerja
sama antarpemerintah, dengan
pemerintah Belanda. Anggaran US$
280 juta yang sudah disiapkan pun
cukup untuk membeli seratus tank
berdaya tembak 6 kilometer itu.
"Prinsipnya, alutsista itu harus
memberi kebanggaan dan
mendukung kesiapan AD untuk
menjalankan tugas pokoknya,"
Pramono menegaskan.
Lebih jauh disebutkan, selama ini AD
belum pernah membeli alutsista
dalam jumlah besar. Sebagai contoh,
Indonesia saat ini baru memiliki tank
ringan AMX13 yang umurnya 50
tahun lebih. Dengan penambahan
dana Rp 14 triliun hingga 2014, AD
akan terus membeli alutsista baru,
bukan hanya tank berat, tapi juga
meriam, helikopter, rudal
antiserangan udara, dan amunisi.
Mengenai rencana pembelian tank
Leopard ini, Wakil Ketua Komisi
Pertahanan T.B. Hasanuddin
mengatakan Dewan Perwakilan
Rakyat akan menolak pembelian
karena tank jenis ini dinilai tak cocok
dengan kondisi geografis Indonesia.
Menurut dia, tank berbobot 60 ton ini
akan mubazir karena tidak sesuai
dengan kebutuhan TNI AD. "Yang kita
butuhkan sesuai dengan renstra itu
tank jenis menengah, bukan tank
berat seperti ini," ujarnya. Sejumlah
anggota Komisi Pertahanan lainnya
juga mengkritik rencana penempatan
tank yang akan dipusatkan di Jawa.
Menanggapi hal ini, Pramono
menjelaskan, pembelian tank berat
merupakan upaya AD menciptakan
kesetaraan dengan negara tetangga,
seperti Malaysia, Thailand, Kamboja,
dan Myanmar, yang telah lebih dulu
memilikinya. Pembelian tank berat
oleh AD akan sangat berguna dalam
latihan gabungan antarnegara
ASEAN. "Selama ini latihan gabungan
tidak berjalan sepadan. Mereka
punya tank berat, sedangkan kita
medium saja belum punya," ujarnya.
Mengenai penempatan tank yang
dipusatkan di Jawa, menurut
Pramono, semata-mata agar lebih
mudah diangkut ke mana saja di
wilayah Indonesia. Pasalnya, untuk
memindahkan tank tempur itu,
diperlukan alat angkut militer yang
sampai saat ini baru ada di Jakarta
dan Surabaya. KSAD juga meminta
masyarakat tidak khawatir akan
penyalahgunaan tank oleh AD.
Bagaimanapun, tank tempur tidak
akan digunakan di daerah padat
penduduk. "Prinsipnya, tank hanya
akan melawan tank," ujarnya.
Sumber : TEMPO

No comments:

Post a Comment

DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK

BERITA POLULER

BACA JUGA: