Seorang analis pertahanan Amerika, Adam Lowther menyerukan kepada para politisi AS untuk mengurungkan opsi invasi militer terhadap Iran.
"Iran memiliki kemampuan militer untuk menghadapi AS dalam perang," kata Akademisi dari Universitas Angkatan Udara AS ini mengungkapkan alasannya.
Lowther menjelaskan, "Iran tidak seperti Grenada, Panama, Somalia, Haiti, Bosnia, Serbia, Afghanistan atau Irak yang bisa dengan mudah dikuasai AS dalam invasi militer. Sebab kemampuan militer sejumlah negara itu tidak mampu bersaing dengan AS."
Dia juga mencatat bahwa militer Iran dewasa ini jauh lebih kompeten dan kuat. "Setelah menyaksikan perang di Irak selama satu dekade, Iran memiliki pemahaman yang baik tentang taktik dan strategi AS di Irak," tegasnya.
"Angkatan Laut Iran terampil dalam pertempuran littoral dan mereka mampu menutup Selat Hormuz untuk durasi yang cukup untuk memicu malapetaka ekonomi," tegas Lowther.
"Manuver militer angkatan laut Iran baru-baru ini menggambarkan strategi yang jelas untuk menutup Selat Hormuz. Bahkan mereka bisa menenggelamkan kapal perang Amerika yang masuk daerah tersebut. Hal ini akan mengakibatkan kerugian yang signifikan bagi pelayaran komersial dan menyebabkan harga minyak meroket," pungkasnya.
Angkatan Laut Iran menggelar menuver militer pada tanggal 24 Desember 2011 yang membentang dari timur Selat Hormuz di Teluk Persia hingga Teluk Aden.
Beragam kapal selam dari berbagai kelas termasuk Tareq dan Ghadir, serta rudal, dan torpedo terbaru diterjunkan dalam manuver militer tersebut.
Korps Angkatan Laut Pasukan Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) akan menggelar manuver militer besar di Teluk Persia dan Selat Hormuz pada bulan Februari mendatang.
Iran berulang kali menegaskan bahwa kekuatan militernya didasarkan pada doktrin pertahanan dan pencegahan, serta tidak menimbulkan ancaman bagi negara lain.
Selat Hormuz merupakan jalur perairan strategis antara Iran dan Oman yang menghubungkan Teluk Persia dengan Laut Oman, dan menjadi rute minyak utama dunia.
sumber :(IRIB Indonesia/PH)
"Iran memiliki kemampuan militer untuk menghadapi AS dalam perang," kata Akademisi dari Universitas Angkatan Udara AS ini mengungkapkan alasannya.
Lowther menjelaskan, "Iran tidak seperti Grenada, Panama, Somalia, Haiti, Bosnia, Serbia, Afghanistan atau Irak yang bisa dengan mudah dikuasai AS dalam invasi militer. Sebab kemampuan militer sejumlah negara itu tidak mampu bersaing dengan AS."
Dia juga mencatat bahwa militer Iran dewasa ini jauh lebih kompeten dan kuat. "Setelah menyaksikan perang di Irak selama satu dekade, Iran memiliki pemahaman yang baik tentang taktik dan strategi AS di Irak," tegasnya.
"Angkatan Laut Iran terampil dalam pertempuran littoral dan mereka mampu menutup Selat Hormuz untuk durasi yang cukup untuk memicu malapetaka ekonomi," tegas Lowther.
"Manuver militer angkatan laut Iran baru-baru ini menggambarkan strategi yang jelas untuk menutup Selat Hormuz. Bahkan mereka bisa menenggelamkan kapal perang Amerika yang masuk daerah tersebut. Hal ini akan mengakibatkan kerugian yang signifikan bagi pelayaran komersial dan menyebabkan harga minyak meroket," pungkasnya.
Angkatan Laut Iran menggelar menuver militer pada tanggal 24 Desember 2011 yang membentang dari timur Selat Hormuz di Teluk Persia hingga Teluk Aden.
Beragam kapal selam dari berbagai kelas termasuk Tareq dan Ghadir, serta rudal, dan torpedo terbaru diterjunkan dalam manuver militer tersebut.
Korps Angkatan Laut Pasukan Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) akan menggelar manuver militer besar di Teluk Persia dan Selat Hormuz pada bulan Februari mendatang.
Iran berulang kali menegaskan bahwa kekuatan militernya didasarkan pada doktrin pertahanan dan pencegahan, serta tidak menimbulkan ancaman bagi negara lain.
Selat Hormuz merupakan jalur perairan strategis antara Iran dan Oman yang menghubungkan Teluk Persia dengan Laut Oman, dan menjadi rute minyak utama dunia.
sumber :(IRIB Indonesia/PH)
No comments:
Post a Comment
DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK