Seorang diplomat senior Cina mengatakan melancarkan perang terhadap Iran dengan dalih program nuklirnya akan membawa bencana bagi perekonomian dunia.
"Semua orang tahu bahwa 40 persen dari minyak yang dikirim setiap hari ke seluruh dunia melewati Selat Hormuz. Perang dimulai di wilayah akan membawa bencana bagi perekonomian dunia, "kata Chen Xiaodong pada Selasa (10/1).
Kepala Urusan Asia Barat dan Afrika Utara Departemen Kementerian Luar Negeri China itu mengungkapkan, "Kami mendesak semua pihak terkait untuk menahan diri dari mengambil tindakan yang akan memperkeruh situasi, dan membuat upaya bersama untuk mencegah perang," tegas Chen.
AS dan Israel berulangkali mengancam akan menerapkan opsi invasi militer terhadap Iran.
Tehran membalas ancaman AS dengan menggelar manuver militer Velayat 90 selama 10 hari yang membentang dari timur Selat Hormuz di Teluk Persia hingga Teluk Aden.
Kepala Angkatan Laut Iran, Laksamana Habibullah Sayyari mengatakan "Tujuan manuver militer kami demi mewujudkan stabilitas dan keamanan di kawasan, tanpa perlu beralih ke kekuatan luar."
Seorang analis pertahanan Amerika, Adam Lowther menyerukan kepada para politisi AS untuk mengurungkan opsi invasi militer terhadap Iran. "Iran memiliki kemampuan militer untuk menghadapi AS dalam perang," kata Akademisi dari Universitas Angkatan Udara AS ini mengungkapkan alasannya.
Lowther menjelaskan, "Iran tidak seperti Grenada, Panama, Somalia, Haiti, Bosnia, Serbia, Afghanistan atau Irak yang bisa dengan mudah dikuasai AS dalam invasi militer. Sebab kemampuan militer sejumlah negara itu tidak mampu bersaing dengan AS."
"Angkatan Laut Iran terampil dalam pertempuran littoral dan mereka mampu menutup Selat Hormuz untuk durasi yang cukup untuk memicu malapetaka ekonomi," tegas Lowther.
"Manuver militer angkatan laut Iran baru-baru ini menggambarkan strategi yang jelas untuk menutup Selat Hormuz. Bahkan mereka bisa menenggelamkan kapal perang Amerika yang masuk daerah tersebut. Hal ini akan mengakibatkan kerugian yang signifikan bagi pelayaran komersial dan menyebabkan harga minyak meroket," pungkasnya.
Sumber:(IRIB Indonesia/PH)
"Semua orang tahu bahwa 40 persen dari minyak yang dikirim setiap hari ke seluruh dunia melewati Selat Hormuz. Perang dimulai di wilayah akan membawa bencana bagi perekonomian dunia, "kata Chen Xiaodong pada Selasa (10/1).
Kepala Urusan Asia Barat dan Afrika Utara Departemen Kementerian Luar Negeri China itu mengungkapkan, "Kami mendesak semua pihak terkait untuk menahan diri dari mengambil tindakan yang akan memperkeruh situasi, dan membuat upaya bersama untuk mencegah perang," tegas Chen.
AS dan Israel berulangkali mengancam akan menerapkan opsi invasi militer terhadap Iran.
Tehran membalas ancaman AS dengan menggelar manuver militer Velayat 90 selama 10 hari yang membentang dari timur Selat Hormuz di Teluk Persia hingga Teluk Aden.
Kepala Angkatan Laut Iran, Laksamana Habibullah Sayyari mengatakan "Tujuan manuver militer kami demi mewujudkan stabilitas dan keamanan di kawasan, tanpa perlu beralih ke kekuatan luar."
Seorang analis pertahanan Amerika, Adam Lowther menyerukan kepada para politisi AS untuk mengurungkan opsi invasi militer terhadap Iran. "Iran memiliki kemampuan militer untuk menghadapi AS dalam perang," kata Akademisi dari Universitas Angkatan Udara AS ini mengungkapkan alasannya.
Lowther menjelaskan, "Iran tidak seperti Grenada, Panama, Somalia, Haiti, Bosnia, Serbia, Afghanistan atau Irak yang bisa dengan mudah dikuasai AS dalam invasi militer. Sebab kemampuan militer sejumlah negara itu tidak mampu bersaing dengan AS."
"Angkatan Laut Iran terampil dalam pertempuran littoral dan mereka mampu menutup Selat Hormuz untuk durasi yang cukup untuk memicu malapetaka ekonomi," tegas Lowther.
"Manuver militer angkatan laut Iran baru-baru ini menggambarkan strategi yang jelas untuk menutup Selat Hormuz. Bahkan mereka bisa menenggelamkan kapal perang Amerika yang masuk daerah tersebut. Hal ini akan mengakibatkan kerugian yang signifikan bagi pelayaran komersial dan menyebabkan harga minyak meroket," pungkasnya.
Sumber:(IRIB Indonesia/PH)
No comments:
Post a Comment
DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK