Pages

Thursday, August 26, 2010

Kemajuan Industri Militer Iran, Hasil Sanksi Barat

Kemajuan Industri Militer Iran, Hasil Sanksi Barat
Nuklir Bushehr
Pada tanggal 9 Juni lalu, resolusi anti-Iran secara tiba-tiba diputuskan Dewan Keamanan (DK) PBB. Padahal sebelumnya, Iran, Brazil dan Turki berhasil menggapai kesepakatan bersama yang kemudian dikenal dengan Deklarasi Tehran. Kesepakatan konstruktif ini semestinya mendapat sambutan dari lembaga-lembaga internasional. Akan tetapi fakta berbeda dengan realita. Menyusul Deklarasi Tehran itu, negara-negara arogan memaksa DK PBB supaya meratifikasi resolusi baru anti-Iran. Pada akhirnya, resolusi sepihak itu diputuskan DK PBB dengan tekanan arogansi dunia. Menyusul resolusi anti-Iran itu, para pengamat di Iran dan sejumlah analis asing malah menilainya sebagai senjata makan tuan bagi Barat. Resolusi itu malah akan memperkokoh Republik Islam Iran. Selama 30 tahun lebih sejak terjadinya Revolusi Islam Iran, negara ini membuktikan kepada dunia bahawa sanksi dan embargo tidak akan menggoyahkan kemajuan bangsa ini. Hal itupun dibuktikan dengan sederetan keberhasilan Negeri Mullah ini yang memaksa para musuh dan negara-negara Barat berdecak kagum.
Nuklir Bushehr
Pada tanggal 21 Agustus lalu, Iran berhasil mengoperasikan reaktor nuklir Busher yang sempat terkatung-katung karena tekanan arogansi dunia. Pada akhirnya, Iran yang bekerjasama dengan Rusia, berhasil mengaktifkan reaktor Busher dengan pengisian bahan bakar. Keberhasilan ini dapat dikatakan sebagai pukulan telak bagi Barat.
Salehi di Bushehr, Jumat malam (20/8) di hadapan para wartawan mengatakan, "Pemindahan bahan bakar ke bangunan utama reaktor nuklir Bushehr dimulai Sabtu pagi (21/8)." Ia menjelaskan, "Pemindahan itu akan berlangsung di bawah pengawasan tim Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA). Dengan acara pemindahan itu, reaktor nuklir Bushehr dinyatakan beroperasi." Ia menambahkan, "Tanggal 16 September, kami kembali akan menyaksikan pengisian kembali bahan bakar di reaktor nuklir Busher yang juga dihadiri oleh sejumlah menteri luar negeri dan pejabat nuklir Rusia. Adapun pada pertengahan November, reaktor nuklir Bushehr akan dihubungan dengan jaringan listrik negara yang rencananya akan dihadiri para pemimpin negara tetangga dan para tokoh penting tingkat internasional. Pada saat itu, kita akan menggelar pesta akbar nuklir."
Pembangunan dunia unit reaktor di 12 km selatan kota Busher sudah berlangsung sejak tahun 1973 oleh perusahaan Jerman, Siemens. Saat itu, Jerman sudah menerima lima milyar mark, tapi setelah revolusi Islam Iran, negara ini tidak bersedia menuntaskan proyek milik rakyat Iran ini. Pada tanggal 25 Agustus 1992, Tehran menandatangani kerjasama komprehensif nuklir dengan Moskow. Berdasarkan kesepakatan tersebut, perusahaan nuklir Rusia bersedia menyelesaikan proyek nuklir Bushehr hingga 8 Januari 1995.
Meski mendapat tekanan luar biasa, bangsa Iran tetap bertekad kuat untuk mengembangkan teknologi nuklir sipil. Keberhasilan ini dapat menjadi contoh bagi negara-negara lain. Dengan pengoperasian reakltor Busher, Iran membuktikan bahwa high technology seperti reaktor nuklir sipil merupakan hak semua bangsa di dunia.

Jet Tempur Tanpa Awak
Dalam beberapa hari terakhir ini, Iran juga mengejutkan kembali dunia dengan memamerkan kesuksesannya di bidang industri pertahanan militer. Jet pembom tanpa awak produksi dalam negeri Iran bernama Karrar, dipamerkan tanggal 22 Agustus di Universitas Industri Malek Ashtar, bertepatan dengan peringatan Hari Industri Pertahanan. Pameran jet pembom itu disaksikan oleh Presiden, Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad.
Karrar adalah pesawat tanpa awak jarak jauh pertama milik Iran yang mampu mencapai target jarak jauh dengan membawa bahan peledak yang cukup berat. Ini adalah kesuksesan teknologi Iran yang menakjubkan karena selama ini, hanya dua negara yang mampu membuat jet tanpa awak dengan teknologi tinggi. Kedua negara itu adalah AS dan Perancis. Selain itu, Rezim Zionis Israel juga memproduksi pesawat tanpa awak dengan bantuan AS.
Iran juga sudah memulai pembuatan pesawat tanpa awak sejak militer Rezim Saddam Husein menyerang Iran pada dekade 80-an. Hingga kini, Iran sudah membuat berbagai jenis pesawat tanpa awak.
Jet tanpa awak Karrar mempunyai spesifikasi luar biasa. Motor turbojet Karrar dapat mencapai kecepatan hingga 1000 km perjam dengan ketinggian yang luar biasa. Jet tanpa awak Karrar ini mempunyai panjang empat meter yang juga dapat membawa berbagai jenis bom dan roket. Empat jenis roket yang diangkut Karrar dapat menghancurkan target dari jarak 1000 km dan bomnya juga dapat meratakan posisi musuh dengan daya destruktif yang luar biasa.
Dalam acara yang yang memamerkan jet Karrar tersebut, Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad menyampaikan pesan perdamaian dan menyatakan bahwa jet tanpa awak ini dibuat untuk mengantisipasi kemungkinan serangan musuh. Ia menegaskan, "Republik Islam Iran tidak dapat diam dalam menyikapi kezaliman dan ketidakadilan. Untuk itu, Iran harus mencapai tingkat kemajuan dan ketangguhan yang membuat para musuh pesimis." Dengan demikian, Ahmadinejad menegaskan bahwa Karrar itu berfungsi sebagai senjata defensif yang menahan serangan musuh.
Keberhasilan jet tempur tanpa awak yang dibuat Iran, spontan mendapat reaksi dari berbagai media asing. Koran Perancis, Le Parisien, menyinggung acara yang memamerkan jet tempur Karrar menulis, "Iran menunjukkan kemampuannya menghadapi kemungkinan segala serangan atas situs-situs nuklirnya." Koran itu juga menambahkan, Iran akhir-akhir ini menunjukkan berbagai keberhasilannya di bidang industri militer, khususnya di bidang sistem rudal, pesawat tanpa awak, kapal cepat dan kapal selam."
Koran Al-Quds Al-Arabi juga menulis, "Awal tahun ini, AS menyatakan kekhawatirannya atas program dalam pembuatan pesawat tanpa awak Republik Islam Iran. Menurut laporan koran itu, Iran dengan membuat jet tanpa awak Karrar, bergabung dengan negara-negara pembuat pesawat tanpa awak di dunia.

Rudal dan Kapal Perang
Keberhasilan lainnya yang membuat dunia tercengang adalah rudal baru Qiam dari darat ke darat. Rudal ini menjadi koleksi terbaru rudal Iran. Rudal baru Qiam itu diumumkan dua hari sebelum dipamerkannya jet tanpa awak Karrar. Spesifikasi unggul Qiam ini adalah tidak memiliki sayap sirip yang dapat meningkatkan kecepatan dan membidik target dengan jitu. Ketua Badan Industri Penerbangan Kementerian Pertahanan Republik Islam Iran, Brigjen Sayid Mehdi Farahi menyatakan, "Rudal balistik Qiam dapat diluncurkan dengan menggunakan berbagai launcher khusus."
Rudal Qiam juga dapat menghantam berbagai macam target di berbagai jarak sesuai dengan misi yang ditentukan. Bahkan menurut Brigjen Farahi, "Dapat dikatakan bahwa pengalaman 25 tahun industri pertahanan dan penerbangan Iran, telah teringkas dalam rudal Qiyam." Lebih dari itu, rudal Qiam juga berfungsi sebagai anti-radar.
Bersamaan dengan uji coba rudal Qiam, Iran juga menguji rudal generasi ketiga Fateh 110. Rudal balistik ini diproduksi untuk pertama kali pada tahun 2002. Kini, rudal ini dengan kejituan luar biasa dapat membidik target. Selain itu, rudal Fateh 110 menggunakan bahan bakar padat.
Dalam beberapa hari terakhir ini, dua kapal terbaru Iran, Dzulfiqar dan Seraj diproduksi massal. Dua kapal cepat itu berfungsi sebagai penangkal serangan musuh. Dalam manuver militer beberapa bulan lalu, kedua kapal itu mampu menampilkan manuver dengan sempurna. Kedua kapal itu mempunyai kecepatan tinggi dan memiliki daya bidik yang luar biasa.
Menteri Pertahanan Republik Islam Iran, Brigjen Ahmad Vahidi dalam acara peresmian pabrik yang memproduksi kapal-kapal cepat Seraj 1 dan generasi baru kapal Dzulfiqar, hari Senin (23/8), mengatakan, "Kapal Seraj 1 didesain sebagai kapal cepat destroyer yang dilengkapi rudal untuk wilayah panas." Ia juga menjelaskan, "Organ kapal Seraj 1 adalah fiberglass yang juga dilengkapi dengan alat-alat komunikasi dan radar pendeteksi." Vahidi menambahkan, "Kapal Seraj 1 didesain sedemikian rupa sehingga suara akibat kecepatan tinggi kapal ini tidak masuk dalam kabin kapal."
Adapun mengenai kapal Dzulfiqar, Ahmad Vahidi menjelaskan, "Kapal ini didesain sebagai kapal operasi yang dapat menyerang kapal-kapal musuh dengan cepat. Kapal itu juga dilengkapi roket dan senjata lainnya." Ia menambahkan, "Kecepatan tinggi dan manuver cepat adalah spesifikasi khusus yang dimiliki kapal Dzulfiqar."
Panglima Angkatan Laut Pasdaran Republik Islam Iran, Ali Fadavi, setelah peresmian pabrik kapal Seraj dan Dzulfiqar, menyatakan, "Di bidang kapal cepat pelempar roket, tidak ada negara di dunia yang mempunyai kekuatan seperti ini." Ia juga menegaskan, "Rata-rata kecepatan kapal cepat Iran lebih cepat dua kali lipat dibanding kapal-kapal cepat AS."
Iran tidak hanya berhasil membuat kapal-kapal kelas menengah, tapi juga mampu membuat kapal selam dengan kecanggihan yang menakjubkan. Empat kapal selam modern Ghadir produksi Perindustrian Maritim Kementerian Pertahanan Iran, Ahad siang (8/8) secara resmi bergabung dengan armada Angkatan Laut Iran. Kapal selam Ghadir sepenuhnya produk dalam negeri dan termasuk tipe kapal selam ringan yang memiliki kemampuan manuver khusus. Ghadir didesain khusus untuk laut dangkal di Teluk Persia sehingga membuat kapal selam ini gesit bermanuver.
Terkait hal ini, Panglima Angkatan Laut Republik Islam Iran, Habibullah Sayyari, Senin (9/8) kepada televisi Iran, menjelaskan teknologi pembuatan kapal selam yang hanya dimiliki oleh beberapa negara. Dikatakannya, seluruh fase pembuatan kapal selam itu sepenuhnya dilakukan di Iran dan kemampuan itu dicapai berkat usaha dan kreatifitas ilmuan lokal.
Industri Militer Iran Bukan Ancaman
Dengan berbagai keberhasilan di bidang militer, Republik Islam Iran menekankan bahwa semua pembuatan senjata militer itu bertujuan untuk kepentingan membela diri dari segala kemungkinan serangan musuh. Para musuh dalam tiga dekade terakhir ini, mengggunakan berbagai cara untuk menekan Republik Islam Iran. Sementara itu, Iran selalu menekankan persahabatan dengan negara-negara tetangga. Iran pun menunjukkan iktikad baik itu melalui berbagai kerjasama politik, ekonomi dan militer.
Pada awal bulan Agustus lalu, Menteri Pertahanan Republik Islam Iran berkunjung ke Oman guna menandatangani kerjasama pertahanan. Berdasarkan kerjasama tersebut, kedua pihak siap melakukan transaksi, bahkan siap menggelar manuver militer bersama. Sebelum itu, Iran juga menandatangani kerjasama militer dengan Qatar. Kerjasama yang sama juga ditandatangani oleh Iran dan Tajikistan. Kedua pihak sepakat mengembangkan kerjasama pertahanan, pendidikan dan teknis.

Salah satu aspek penting dari inovasi-inovasi baru di bidang militer adalah hasil karya lokal. Semua senjata militer itu dibuat atas hasil karya para pakar lokal. Hal yang menarik, inovasi baru itu muncul di tengah sanksi dan embargo terhadap Republik Islam Iran. Untuk itu, sanksi sama sekali tidak berpengaruh pada Iran, bahkan membuat negara ini kian independen. Terkait sanksi, Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatollah Al-Udzma Sayid Ali Khamenei mengatakan, "Para pejabat Iran telah mengambil keputusan yang tepat dalam menyikapi sanksi sepihak AS dan Eropa. Insya-Allah, dengan kekuatan persatuan dan solidaritas, sanksi berubah menjadi peluang."

No comments:

Post a Comment

DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK