Pages

Friday, May 31, 2024

Ratusan Jet Tempur Siluman F-35 Siap Dikirim Tetapi Pentagon Tolak, Kini Terparkir di Pabrikan dan Terancam Mangkrak

 


Lebih dari 100 jet tempur F-35 generasi kelima kini terparkir di fasilitas pabrikannya, Lockheed Martin.

Hal itu terjadi setelah Departemen Pertahanan AS menolak menerima jet tempur siluman tersebut.

Sejak Juli tahun lalu, Pentagon menolak menerima pesawat F-35 yang sepenuhnya dibangun oleh Lockheed Martin.



Alasannya karena keterlambatan pengembangan Technology Refresh-3 (TR-3), seperti dikutip dari laman defencesecurityasia.com, Sabtu (1/6/2024).

Pengembangan TR-3 sendiri merupakan sebuah upaya aplikasi perangkat lunak dan perangkat keras senilai USD 1,8 miliar.Tujuannya untuk lebih meningkatkan kemampuan jet tempur F-35.  Akibat penolakan Pentagon, Lockheed Martin kini khawatir tak lagi memiliki lahan yang layak untuk menampung F-35.

Hal tersebut terungkap dalam laporan terbaru badan pengawas pemerintah Amerika Serikat, Government Accountability Office (GAO).  GAO tidak secara jelas mengungkapkan jumlah sebenarnya jet tempur F-35 yang saat ini terparkir di fasilitas Lockheed Martin.

Pentagon pun hanya menyatakan bahwa jumlah pesawat yang terparkir tidak tepat untuk diberitahukan kepada publik.

Jawaban Pentagon cukup untuk mengatakan bahwa masalah jet tempur F-35 yang terparkir sangatlah serius.



"Jika penerbitan TR-3 melampaui April 2024, perusahaan Lockheed Martin diperkirakan tidak lagi memiliki fasilitas penyimpanan dan harus menyusun rencana untuk menyimpan lebih banyak pesawat (F-35)," menurut laporan GAO.

Pejabat senior Lockheed Martin menyatakan bahwa mereka memiliki semua infrastruktur dan kapasitas yang dibutuhkan untuk menyimpan pesawat F-35.

Akan tetapi Pentagon menolak untuk menerimanya sampai semua masalah mengenai TR-3 diselesaikan dan pesawat tersebut diserahkan kepada pelanggan.

"Informasi spesifik mengenai penyimpanan (F-35) tidak akan dibagikan karena masalah keamanan," kata seorang pejabat senior Lockheed Martin, mengutip laman National Interest.

Dari segi finansial juga akan berdampak pada Lockheed Martin. Sebab, Bloomberg memperkirakan untuk setiap jet tempur F-35 yang ditolak Pentagon, Lockheed Martin akan menanggung kerugian sebesar USD 7 juta dalam bentuk pembayaran di muka yang tidak dilakukan oleh Pentagon.

GAO mengatakan Pentagon dan Lockheed Martin akan menghadapi tanggung jawab yang lebih besar jika F-35 yang disimpan rusak atau hilang saat berada di fasilitas penyimpanan perusahaan.

Badan pengawas pemerintah Amerika Serikat juga menyatakan bahwa masalah yang dihadapi Pentagon dan Lockheed Martin adalah sesuatu yang unik serta menghadirkan risiko jadwal dan finansial bagi Pentagon.

GAO juga menyatakan bahwa meskipun TR-3 sudah siap, Lockheed Martin masih membutuhkan waktu setidaknya satu tahun untuk mengirimkan lebih dari 100 unit F-35 yang kini dimilikinya ke Pentagon.

Pesawat F-35 yang saat ini dilengkapi dengan upgrade TR-3 diperkirakan baru akan dikirim ke Pentagon mulai tahun 2025.

Sesuai jadwal awal, pesawat F-35 yang telah diupgrade dengan TR-3 seharusnya sudah mulai dikirim ke Pentagon mulai Juli tahun lalu.

Menurut laporan media pertahanan AS, sistem TR-3 yang ditingkatkan menghadapi masalah dalam mendukung sistem radar dan peperangan elektronik (EW) pada pesawat F-35 yang ada.

Pilot penguji pesawat tempur F-35 menyatakan bahwa mereka harus "me-reboot" radar dan sistem EW saat dalam penerbangan karena masalah dengan TR-3.

SUMBER : ZONA JAKARTA

 

Siapa sangka, Naval Group kembali membuat heboh masyarakat Indonesia

 



Pasalnya, galangan kapal asal Prancis itu menawarkan sebuah kapal perang dengan segala keunggulan lainnya.

Sebagai pengingat, Naval Group adalah pihak yang akan menyediakan dua kapal selam Scorpene Evolved kepada Indonesia.

Bahkan galangan kapal Indonesia, PT PAL akan dilibatkan dalam pembuatan kapal selam itu.

“Naval Group dan PT PAL telah menandatangani kontrak dengan Kemhan RI untuk memperkuat TNI AL dengan dua kapal selam Scorpene Evolved. Keduanya akan dibangun di Indonesia berkat program transfer teknologi dari Naval Group”, jelas PT PAL pada 2 April 2024.



siapa sangka, Naval Group kembali membuat penawaran dan kali ini adalah sebuah kapal perang.

Beberapa waktu lalu, kapal perang Angkatan Laut Prancis yaitu FS Bretagne (D655) terlihat berlabuh di Tanjung Priok dari 20 sampai 24 Mei.

Menurut kabar saat itu, Angkatan Laut Prancis hanya lakukan kunjungan persahabatan (port visit) di Indonesia.

“Kapal perang Angkatan Laut Prancis FS Bretagne bersandar di Dermaga JICT 2, Pelabuhan Tanjung Priok untuk kunjungan persahabatan (port visit) di Indonesia sampai 24 Mei 2024”, beber Antara pada 20 Mei 2024.

“Kapal perang Prancis hanya post visit, tidak ada agenda lain. Kapal itu sandar di Jakarta dari 20 sampai 24 Mei”, kata Kepala Dinas Penerangan Lantamal III Jakarta Letkol Laut (KH) M. Qomar Syarifudin.

Namun kabar baru beredar, mengabarkan bahwa ada agenda khusus di dalam kapal perang itu.

Menurut penjelasan Naval News, beberapa orang penting TNI AL masuk ke dalam kapal perang itu untuk mendapat sejumlah pemaparan.

Benar saja, petinggi TNI AL mendapat pemaparan soal kapal perang Belharra.

Bukan hanya pemaparan, pihak Prancis bahkan menawarkan kapal perang itu.

“Dari tanggal 21-24 Mei, FS Bretagne melakukan kunjungan di Pelabuhan Tanjung Priok. Selama itu pula kapal perang ini menampung puluhan pejabat pertahanan Indonesia, akademisi, jurnalis, dan pemangku kepentingan utama lainnya, termasuk perwakilan dari beberapa perusahaan pertahanan Indonesia. Pada kesempatan itu, Naval Group menawarkan fregat Belharra”, jelas Naval News pada 31 Mei 2024. 

Indonesia bisa mendapat seluruh sensor, senjata anti-udara, anti-kapal selam, anti-permukaan, maupun peperangan elektronik.

Lalu terakhir, galangan kapal asal Prancis itu juga buka peluang untuk membangun kapal perangnya di Indonesia.

“Unit pertama Belharra dapat dibangun di Prancis selama 36 bulan, lalu unit berikutnya bisa dibangun secara lokal oleh perusahaan kapal milik Indonesia, PT PAL. Namun Prancis tetap terbuka jikalau Indonesia ingin memproduksi lokal penuh dari kapal pertama”, pungkas Naval News

sumber : Zona Jkarta


Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali diundang oleh Angkatan Laut Italia guna melaksanakan kunjungan di atas Kapal Induk Italia ITS Giuseppe Garibaldi

 


ITS Giuseppe Garibaldi adalah kapal induk kecil dengan panjang 180,2m dan bobot penuh setelah MLU 2023 14.150ton serta mempunyai kapasitas membawa 18 pesawat VSTOL dan heli (photo: Marina Militare)

Dalam kunjungan kerjanya ke Italia pekan lalu, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali diundang oleh Angkatan Laut Italia guna melaksanakan kunjungan di atas Kapal Induk Italia ITS Giuseppe Garibaldi yang sedang melaksanakan Latihan. Kedatangan pimpinan tertinggi TNI AL ke atas kapal Induk Italia disambut oleh Deputy Chief of the Italian Navy, Admiral Giuseppe Berutti Bergotto. 

Dalam pertemuan ini keduanya membahas berbagai kerjasama terkait pertahanan matra laut, menurut Kasal Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali bahwa, Kunjungan ke Italia ini merupakan bentuk komitmen TNI AL untuk mempererat hubungan dengan Angkatan Laut negara sahabat, sekaligus sebagai bentuk Naval Diplomacy.

ITS Giuseppe Garibaldi pada tahun 2024 ini akan pensiun dan digantikan oleh ITS Trieste kapal terbesar di AL Italia dengan panjang 245,0m dan bobot penuh 38.000ton (photo: Marina Militare)

ITS Giuseppe Garibaldi adalah kapal penerbangan dek pertama yang pernah dibangun untuk Angkatan Laut Italia , dan kapal Italia pertama yang dibangun untuk mengoperasikan pesawat sayap tetap. Kapal induk yang mulai dioperasionalkan oleh Angkatan Laut Italia pada tahun 1985 ini, memliki memiliki Panjang 180,2 meter, dengan kecepatan 30 Knot serta daya jangkau hingga 7.000 mil laut (13.000 km). 

Dalam lawatannya ke Italia ini, selain menghadiri undangan dari Angkatan laut Italia, Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali beserta sejumlah delegasi TNI AL juga berkesempatan melaksanakan peninjauan ke fasilitas produksi helikopter Anti Kapal Selam (AKS) dan proses pembuatan kapal frigate PPA.

KASAL diatas kapal induk ITS Giuseppe Garibaldi (photo: TNI AL)

Seperti diketahui Pembangunan kekuatan matra laut merupakan salah satu prioritas yang mutlak harus diwujudkan dimana merupakan bagian integral dari pertahanan nasional Indonesia. 

Mengutip statmen Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto saat bertemu dengan Kasal beberapa waktu lalu, Dimana Menhan RI menegaskan komitmennya untuk meningkatkan kemampuan operasional dan pertahanan laut Indonesia dalam menghadapi dinamika keamanan maritim di wilayah perairan Indonesia.

(TNI AL)

 

Wednesday, May 29, 2024

Kementerian Pertahanan atau Kemenhan resmi menandatangani kontrak pengadaan dua unit kapal fregat sejenis Frigate European Multi-Mission

 

Dua kapal frigat FREMM rencananya akan dibangun di Indonesia dengan bantuan Fincantieri sebagai bagian transfer of technology, sedangkan empat kapal frigat FREMM akan dibangun di Fincantieri di Italia. Navalnews.com

Kementerian Pertahanan atau Kemenhan resmi menandatangani kontrak pengadaan dua unit kapal fregat sejenis Frigate European Multi-Mission atau FREMM dengan Italia. Kapal fregat adalah jenis kapal perang yang biasa digunakan untuk patroli samudra hingga pengawalan armada dagang dan tanker di daerah rawan.

Menurut laman kemhan.go.id yang dikutip Rabu, 17 April 2024, kapal pertama berencana dikirimkan ke Indonesia dari Italia pada Oktober tahun ini. Sementara kapal kedua dijadwalkan tiba pada April 2025. Rencana jadwal itu juga tercantum dalam kontrak yang ditandangani.

Fincantieri S.p.A, perusahaan pembuat kapal asal Italia, dipercaya menjadi penyedia dua kapal tersebut. Perusahaan itu melaksanakan konstruksi dua kapal yang akan diberikan kepada TNI AL tersebut di galangan kapalnya di Trieste, Italia.

Pengadaan kapal ini juga mencakup berbagai aspek layanan seperti konsultasi pengembangan galangan kapal, strategi bisnis jangka panjang dan peningkatan fisik galangan kapal. Selain itu, ada juga penyampaian materi didaktik serta kursus pelatihan kelas di Italia yang berdurasi enam bulan. Termasuk juga dalam paket pengadaan itu, dukungan pengelolaan aset modernisasi galangan kapal, pelatihan manajemen, pusat pelatihan simulator, pengembangan jalur pelatihan di Universitas Pertahanan, serta pembentukan tim ahli lokal untuk pengembangan peluang langsung dan tidak langsung.

Menurut keterangan Biro Humas Sekretariat Jenderal Kemenhan, kementerian telah memenuhi semua syarat yang diperlukan untuk efektifitas dan masa berlaku kontrak. Perusahaan Fincantieri S.p.A, juga telah mendapatkan persetujuan dari OCCAR (Organisation for Joint Armament Cooperation) Italia dan Angkatan Laut Italia untuk penjualan kapal tersebut kepada Indonesia.

Kapal yang dipesan kementerian di bawah Menhan Prabowo Subianto itu berjenis Pattugliatore Polivalente d’Altura (PPA) yang memiliki kemampuan multi-misi dan dilengkapi dengan teknologi termutakhir. Kapal itu memiliki panjang hingga 143 meter dengan lebar sekitar 16,5 meter.

Sementara itu, kedua kapal fregat juga memiliki spesifikasi berat benaman hingga 6.250 ton dan kecepatan maksimal kurang lebih 30 knots. Kapal-kapal tersebut juga akan dilengkapi sistem rudal permukaan ke udara Aster 15, peluncur vertikal DCNS Sylver A43, hingga sederet persenjataan meriam berbagai ukuran.

Fincantieri S.p.A, perusahaan pembuat kapal asal Italia, dipercaya menjadi penyedia dua kapal tersebut. Perusahaan itu melaksanakan konstruksi dua kapal yang akan diberikan kepada TNI AL tersebut di galangan kapalnya di Trieste, Italia.

Pengadaan kapal ini juga mencakup berbagai aspek layanan seperti konsultasi pengembangan galangan kapal, strategi bisnis jangka panjang dan peningkatan fisik galangan kapal. Selain itu, ada juga penyampaian materi didaktik serta kursus pelatihan kelas di Italia yang berdurasi enam bulan. Termasuk juga dalam paket pengadaan itu, dukungan pengelolaan aset modernisasi galangan kapal, pelatihan manajemen, pusat pelatihan simulator, pengembangan jalur pelatihan di Universitas Pertahanan, serta pembentukan tim ahli lokal untuk pengembangan peluang langsung dan tidak langsung.

Menurut keterangan Biro Humas Sekretariat Jenderal Kemenhan, kementerian telah memenuhi semua syarat yang diperlukan untuk efektifitas dan masa berlaku kontrak. Perusahaan Fincantieri S.p.A, juga telah mendapatkan persetujuan dari OCCAR (Organisation for Joint Armament Cooperation) Italia dan Angkatan Laut Italia untuk penjualan kapal tersebut kepada Indonesia.

Kapal yang dipesan kementerian di bawah Menhan Prabowo Subianto itu berjenis Pattugliatore Polivalente d’Altura (PPA) yang memiliki kemampuan multi-misi dan dilengkapi dengan teknologi termutakhir. Kapal itu memiliki panjang hingga 143 meter dengan lebar sekitar 16,5 meter.

Sementara itu, kedua kapal fregat juga memiliki spesifikasi berat benaman hingga 6.250 ton dan kecepatan maksimal kurang lebih 30 knots. Kapal-kapal tersebut juga akan dilengkapi sistem rudal permukaan ke udara Aster 15, peluncur vertikal DCNS Sylver A43, hingga sederet persenjataan meriam berbagai ukuran.

 sumber : Antara

Sangat Membanggakan, Situs Asing Akui Pengalaman Indonesia di Jet Tempur F-16 Jauh Lebih Tinggi dan Hebat

 


Indonesia  memiliki sejarah yang sangat panjang dalam mengoperasionalkan jet tempur F-16

Serta Indonesia dicap menjadi pelopor di Asia tengara dalam menggunakan jet tempur F-16 buatan Lockheed Martin.

Maka dari itu sosok F-16 jadi salah satu jet tempur legendaris yang sampai saat ini masih aktif bertugas.

Apalagi situs asing mengakui jika pengalaman Indonesia dalam mengoperasionalkan F-16 jauh lebih tinggi dan hebat.

Dikutip dari The Diplomat pada 25 Februari 2020, Indonesia pertama kali menggunakan F-16 pada tahun 1989 dan menjadi pengguna pertama di kawasan Asia Tenggara.

Jika dihitung sampai tahun 2024 maka sudah 35 tahun Indonesia menggunakan F-16.

Sedangkan negara tetanga Indonesia yaitu Singapura menggunakan baru menggunakan F-16 pada tahun 1998.

Serta Thailand menggunakan F-16 pertama kali pada tahun 1995.

Dengan ini maka pengalaman Indonesia dalam mengoperasionalkan F-16 lumayan tinggi dibandingkan Singapura dan Thailand.

Walaupun begitu, F-16 tercanggih di kawasan Asia Tenggara saat ini adalah milik Singapura.

serta F-16 dengan kuantitas terbanyak dimiliki oleh Singapura dengan jumlah 59 unit.

Sedangkan Thailand diketahui masih mengoperasionalkan 50 unit F-16 yang dimana 14 unit digunakan untuk latihan

Dijelaskan dari Instagram @militer.udara, F-16 pertama Indonesia pertama kali tiba pada 12 Desember 1989.

Dijelaskan jika tiga Pesawat F-16 Fighting Falcon yang dibeli Indonesia datang pertama kali di Indonesia setelah melakukan penerbangan ferry dari Fort Worth Dallas ke Honolulu.

Lalu penerbangan F-16 lanjut menuju Guam dan akhirnya mendarat di Lanud Iswahjudi, Madiun.

Pesawat F-16 tiba di Indonesia secara bergelombang.

Gelombang pertama pada tanggal 12 Desember 1989, gelombang kedua pada tanggal 7 Januari 1990, dan gelombang ketiga tiba pada tanggal 22 September 1990 melengkapi 12 pesawat F-16 yang dipesan.

Tanggal 13 Desember 1989, pesawat F-16 diresmikan Kasau Marsekal TNI Oetomo sebagai kekuatan Skadron Udara 3 yang berhome base di Lanud Iswahjudi Madiun.

Penentuan pembelian Pesawat F-16 Fighting Falcon tidak lepas dari perkembangan kebutuhan objektif saat itu, di samping berbagai pertimbangan lain seperti politik dan ekonomi.

Bagi TNI AU sendiri kebutuhan membeli pesawat tempur berkemampuan tinggi sangat diperlukan baik untuk kepentingan pertahanan maupun perkembangan teknologi.

Dan Pesawat F-16 Fighting Falcon dinilai pesawat yang paling tepat untuk melanjutkan kebutuhan akan penguasaan teknologi mutakhir.

Pembelian Pesawat F-16 Fighting Falcon dilakukan melalui “Proyek Bima Sena” yang diketuai oleh Marsma TNI Sudjatio Adi.

Tipe pesawat F-16 yang dibeli adalah tipe A (kursi tunggal) dan tipe B (kursi ganda) yang berfungsi multirole.

Kemudian secara khusus TNI AU menyiapkan 180 orang anggotanya baik penerbang maupun teknisi untuk mendapatkan latihan dan pendidikan tentang F-16.

Lalu dipilihlah empat penerbang F-5 Tiger II yang telah mengantongi lebih dari 1000 jam terbang untuk diberangkatkan ke Amerika.

Mereka adalah Letkol Pnb Wartoyo, Mayor Pnb Basri Sidehabi, Mayor Pnb Eris Heryanto dan Mayor Pnb Rodi Suprasodjo.

Sebelum diterbangkan ke Indonesia, pesawat F-16 terlebih dahulu diserahkan secara resmi oleh pabrik pembuatnya General Dynamic ke Indonesia yang diwakili oleh Sekjen Dephan Letjen TNI IB. Sudjana.

Dan penyerahan F-16 dilaksanakan di pabrik General Dynamics Fort Worth Texas Amerika Serikat dengan mengumandangkan lagu Indonesia Raya.

Selain itu, Indonesia selaku operator F-16 memiliki keterbatasan akan senjata canggih termasuk peralatan pendukungnya.

Hal tersebut dijelaskan bahwa F-16 Indonesia memiliki kelemahan soal senjata canggih dan peralatan navigasi/penargetan.

“F-16 Indonesia digunakan dalam peran pertahanan udara dan serangan darat, meskipun kurangnya senjata canggih dan peralatan navigasi/penargetan membatasi mereka untuk melakukan operasi siang hari,” tulis laman f-16 net.

Dari penjelasan diatas maka F-16 Indonesia minim akan adanya senjata canggih termasuk peralatan penargetan yang dimilikinya.

Perlu digaris bawahi jika F-16 Indonesia yang dimaksud adalah F-16 A/B Blok 15OCU yang dibeli Indonesia di era tahun 1980-an lalu.

Pada waktu itu Indonesia memesan 12 unit F-16.

Pemesanan 12 unit F-16 Indonesia ditujukan untuk menggantikan beberapa OV-10F Bronco yang sudah lebih dulu bertugas.

Pemilihan F-16 sebagai jet tempur terbarunya merupakan langkah yang tepat.

Pasalnya F-16 A/B Block 15OCU merupakan jet tempur generasi ke-4 yang mengusung banyak kecanggihan.

Sayangnya pada tahun 1999, AS memberlakukan embargo kepada Indonesia setelah mereka dituduh ikut serta dalam kekerasan di Timor Timur selama pemisahan wilayah tersebut dari Indonesia dan berimbas ke armada F-16.

Dan terbukti embargo AS berdampak serius terhadap kesiapan tempur armada F-16 Indonesia terutama karena kurangnya suku cadang.

Larangan embargo AS tersebut dicabut pada bulan November 2005 dan berbuah postif untuk armada F-16 Indonesia.


Sumber : Zona Jakarta



 

.

 

Sunday, May 26, 2024

Pesawat Tempur TNI AU dan TUDM Patroli Bersama Jaga Keamanan Ruang Udara dan Perairan Selat Malaka

                        

Patroli bersama pesawat F-16 C/D TNI AU bersama pesawat F/A-18D TUDM (all photos: TNI AU)

TNI Angkatan Udara (TNI AU) dan Tentara Udara Diraja Malaysia (TUDM) melakukan Patroli Terkoordinasi (Patkor Malindo Siri I/2024) untuk menjaga keamanan di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia, tepatnya di Selat Malaka.


Indonesia mengerahkan dua jet tempur F-16 C/D dari Skadron Udara 16 Wing Udara 6 Lanud Roesmin Nurjadin. Pesawat ini diawaki oleh Lettu Pnb Galih Rakasiwi dan Lettu Pnb Ghazi Umar Marzuq.

Setelah lepas landas dari Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, kedua F-16 TNI AU tersebut bertemu dengan dua F-18 Hornet milik TUDM untuk patroli bersama di Selat Malaka.


Komandan Pangkalan TNI AU (Danlanud) Roesmin Nurjadin (RSN) Marsma TNI Feri Yunaldi S.E., M.Han., mengatakan bahwa kerja sama antara Indonesia dan Malaysia ini bertujuan untuk menjaga ruang udara dan perairan Selat Malaka serta menciptakan keamanan dan stabilitas kedua negara.

Lebih lanjut, Danlanud RSN menyatakan bahwa peningkatan komitmen hubungan bilateral sangat penting, mengingat Selat Malaka merupakan salah satu jalur perairan terpadat di dunia yang harus dijaga dengan ekstra demi kelancaran perekonomian.


Patkor Malindo yang selama ini dilaksanakan selalu berhasil mencapai sasaran operasinya, yaitu menjamin keamanan di Selat Malaka. Hal ini menunjukkan tekad kedua negara untuk terus bekerja sama dalam menjaga keamanan kawasan, yang pada akhirnya akan mendukung pertumbuhan ekonomi dan stabilitas regional.

SUMBER TNI AU

Kemhan RI Semprot Media Korsel Terkait Pembayaran Jet Tempur KF-21, Tegaskan Bukan Pengurangan Tetapi Penyesuaian



Kementerian Pertahanan RI dikabarkan meminta koreksi terhadap terminologi yang mengemuka di media Korea Selatan terkait persoalan pembayaran iuran KF-21.Istilah pasti terkait pengadaan iuran pemerintah Indonesia terhadap proyek jet tempur KF-21 ada 'penyesuaian pembayaran'.Jadi bukan 'pemotonan pembayaran' seperti yang selama ini beredar luas di jaga maya.

Jadi bukan 'pemotonan pembayaran' seperti yang selama ini beredar luas di jaga maya.



Sebelumnya, media Korea Selatan Yonhap News menyebutkan bahwa Indonesia telah meminta pengurangan kontribusi kerja sama produksi jet tempur KF-21.

Sementara Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA) Korea Selatan mengatakan dalam konferensi pers bahwa pihak Indonesia mengusulkan penyesuaian kontribusi menjadi 600 miliar won pada tahun 2026, ketika pengembangan sistem KF-21 selesai.

DAPA pun mengungkap sedang melakukan penyesuaian terhadap 600 miliar won, yang bisa dibayar oleh Indonesia.

Oleh karena itu, pemerintah Korea Selatan memutuskan menerima usulan Indonesia untuk mengurangi kontribusi pengembangan pesawat tempur KF-21 dari 1,6 triliun won menjadi 600 miliar won.

Seorang pejabat dari DAPA mengatakan, "Sama sekali tidak mungkin (Indonesia) mengambil teknologi senilai 1,6 triliun won dengan hanya membayar 600 miliar won."

Pejabat tersebut mengatakan bahwa penyediaan prototipe KF-21, yang awalnya di pengembalian pembayaran kontribusi, juga akan dikaji ulang dari awal.

Awalnya diputuskan untuk memberikan satu dari enam prototipe KF-21 ke Indonesia.

Akan tetapi dijelaskan bahwa prototipe mungkin tidak diberikan karena penurunan kontribusi   


sumber zonajakarta


BERITA POLULER

BACA JUGA: