Lebih
dari 100 jet tempur F-35 generasi kelima kini terparkir di fasilitas
pabrikannya, Lockheed Martin.
Hal
itu terjadi setelah Departemen Pertahanan AS menolak menerima jet tempur
siluman tersebut.
Sejak
Juli tahun lalu, Pentagon menolak menerima pesawat F-35 yang sepenuhnya
dibangun oleh Lockheed Martin.
Alasannya
karena keterlambatan pengembangan Technology Refresh-3 (TR-3), seperti dikutip
dari laman defencesecurityasia.com, Sabtu (1/6/2024).
Pengembangan
TR-3 sendiri merupakan sebuah upaya aplikasi perangkat lunak dan perangkat
keras senilai USD 1,8 miliar.Tujuannya untuk lebih meningkatkan kemampuan jet
tempur F-35. Akibat penolakan Pentagon,
Lockheed Martin kini khawatir tak lagi memiliki lahan yang layak untuk
menampung F-35.
Hal
tersebut terungkap dalam laporan terbaru badan pengawas pemerintah Amerika
Serikat, Government Accountability Office (GAO). GAO tidak secara jelas mengungkapkan jumlah
sebenarnya jet tempur F-35 yang saat ini terparkir di fasilitas Lockheed
Martin.
Pentagon
pun hanya menyatakan bahwa jumlah pesawat yang terparkir tidak tepat untuk diberitahukan
kepada publik.
Jawaban
Pentagon cukup untuk mengatakan bahwa masalah jet tempur F-35 yang terparkir
sangatlah serius.
"Jika
penerbitan TR-3 melampaui April 2024, perusahaan Lockheed Martin diperkirakan
tidak lagi memiliki fasilitas penyimpanan dan harus menyusun rencana untuk
menyimpan lebih banyak pesawat (F-35)," menurut laporan GAO.
Pejabat
senior Lockheed Martin menyatakan bahwa mereka memiliki semua infrastruktur dan
kapasitas yang dibutuhkan untuk menyimpan pesawat F-35.
Akan
tetapi Pentagon menolak untuk menerimanya sampai semua masalah mengenai TR-3
diselesaikan dan pesawat tersebut diserahkan kepada pelanggan.
"Informasi
spesifik mengenai penyimpanan (F-35) tidak akan dibagikan karena masalah
keamanan," kata seorang pejabat senior Lockheed Martin, mengutip laman
National Interest.
Dari
segi finansial juga akan berdampak pada Lockheed Martin. Sebab, Bloomberg memperkirakan
untuk setiap jet tempur F-35 yang ditolak Pentagon, Lockheed Martin akan
menanggung kerugian sebesar USD 7 juta dalam bentuk pembayaran di muka yang
tidak dilakukan oleh Pentagon.
GAO mengatakan Pentagon dan Lockheed Martin akan menghadapi tanggung jawab yang lebih besar jika F-35 yang disimpan rusak atau hilang saat berada di fasilitas penyimpanan perusahaan.
Badan
pengawas pemerintah Amerika Serikat juga menyatakan bahwa masalah yang dihadapi
Pentagon dan Lockheed Martin adalah sesuatu yang unik serta menghadirkan risiko
jadwal dan finansial bagi Pentagon.
GAO
juga menyatakan bahwa meskipun TR-3 sudah siap, Lockheed Martin masih
membutuhkan waktu setidaknya satu tahun untuk mengirimkan lebih dari 100 unit
F-35 yang kini dimilikinya ke Pentagon.
Pesawat
F-35 yang saat ini dilengkapi dengan upgrade TR-3 diperkirakan baru akan
dikirim ke Pentagon mulai tahun 2025.
Sesuai
jadwal awal, pesawat F-35 yang telah diupgrade dengan TR-3 seharusnya sudah
mulai dikirim ke Pentagon mulai Juli tahun lalu.
Menurut
laporan media pertahanan AS, sistem TR-3 yang ditingkatkan menghadapi masalah
dalam mendukung sistem radar dan peperangan elektronik (EW) pada pesawat F-35
yang ada.
Pilot
penguji pesawat tempur F-35 menyatakan bahwa mereka harus "me-reboot"
radar dan sistem EW saat dalam penerbangan karena masalah dengan TR-3.
SUMBER : ZONA JAKARTA
No comments:
Post a Comment
DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK