Pages

Tuesday, June 18, 2024

Alutsista jet tempur siluman F-22 Raptor Amerika Serikat akan mencatatkan sejarah di Indonesia.

 



Dikutip dari Dispen AU pada 16 Juni 2024, direncanakan jika enam pesawat F-22 Raptor dari 27th Fighter Squadron akan transit di Indonesia.


Nantinya F-22 Raptor tersebut akan berpartisipasi dalam latihan militer multinasional Pitch Black 24 di Australia pada bulan Agustus mendatang. 


Dalam informasinya, F-22 Raptor dijadwalkan melaksanakan pengisian bahan bakar hot pit di Bali.


Setelah melakukan pengisian bahan bakar hot pit di Bali, F-22 Raptor akan melanjutkan perjalanan ke Brunei Darussalam.


Perlu diketahui jika kunjungan F-22 Raptor menandai momen bersejarah di Indonesia.


Karena untuk pertama kalinya pesawat F-22 Raptor akan mendarat dan transit di Indonesia setelah sebelumnya F-35.


Oleh karena itu, TNI AU US PACAF telah menyelesaikan Iron Blade Fighter Interaction Site Survey dan Fighter Logistic Subject Matter Expert Exchange 2024 di Lanud I Gusti Ngurah Rai, Badung dari tanggal 11 hingga 13 Juni 2024 sebelum kedatangan F-22 Raptor.


Selain itu, kunjungan F-22 Raptor ke Indonesia akan menjadi hal yang penting bagi TNI AU.


Karena dalam kunjungan F-22 Raptor ke Indonesia akan ada serial Latihan Bersama (Latma).


Latma tersebut diduga akan melibatkan F-16 Indonesia dengan F-22 Raptor di wilayah udara NKRI.


Sunday, June 16, 2024

Kapal Perang KRI I Gusti Ngurah Rai-332 Bakal Terlibat Latma Orruda 2024 Indonesia-Rusia, Sejarah Baru Akan Tercipta

 

Foto yang memperlihatkan dua alutsista terdepan di republik ini, yaitu frigat KRI I Gusti Ngurah Rai 332 dan jet tempur Sukhoi Su-30MK2


Perwakilan Koarmada II yakni Komandan KRI I Gusti Ngurah Rai-332 Kolonel Laut (P) Ahmad Ahsan, dan Komandan KRI Frans Kaisiepo-368 Letkol Laut (P) Lustia Budi, mengikuti Final Planning Conference (FPC) Orruda 2024.

FPC Orruda tahun 2024 digelar selama dua hari dari tanggal 12 s.d. 13 Juni 2024, bertempat di Lounge Room Hotel Platinum Surabaya. Rabu (12/6) yang Dikutip dari Dispen AL Koarmada II pada 12 Juni 2024.

Kegiatan tersebut dipimpin langsung oleh Ketua Delegasi TNI Angkatan Laut Kolonel Laut (P) Lukman Kharis bersama Head of Delegation Russia Captain Navy Igor Bykov.

Adapun tujuan dari pelaksanaan FPC adalah untuk melaksanakan rapat perencanaan akhir yang merupakan latihan bilateral pertama antara dua angkatan laut yang belum pernah dilaksanakan sejak kemerdekaan Indonesia.

Ketua Delegasi TNI AL menyampaikan bahwa Orruda 2024 adalah latihan spesial bagi kedua angkatan laut yang akan menjadi sejarah besar bagi kedua negara.

“Saya percaya pertemuan ini, akan membawa ide dan wawasan berharga bagi kedua pihak serta saya juga menjamin bahwa suasana terbuka dan ramah ini akan memperkuat hubungan antara Angkatan Laut Indonesia dan Angkatan Laut Rusia,” ungkap Ketua Delegasi TNI AL.

Ada dugaan jika KRI Frans Kaisiepo-368 dan KRI I Gusti Ngurah Rai-332 menjadi kapal perang Indonesia yang akan ikut dalam Latma Orruda 2024 nantinya.

Jika itu benar maka KRI I Gusti Ngurah Rai-332 bisa menjadi kapal perang fregat pertama Indonesia yang akan menjalani latihan bersama Angkatan Laut Rusia.

Sedangkan dari pihak Rusia belum ada kejelasan soal rencana kapal perang jenis apa yang akan mengikuti Orruda 2024 dengan kapal perang Indonesia.

Termasuk lokasi dari Orruda 2024 juga belum diketahui. Diduga dalam waktu dekat akan ada informasi lebih lanjut dari TNI AL soal Orruda 2024 Indonesia-Rusia.  Nantinya dalam Orruda 2024 bisa menciptakan sejarah baru antara Indonesia-Rusia dalam bidang pertahanan kerjasama militer.

Dikutip dari Kemhan RI pada 1 Desember 2021, Indonesia pernah menjadi tuan rumah sekaligus memimpin bersama Rusia dalam penyelenggaraan ASEAN – Russia Naval Exercise (ARNEX) atau Latihan Bersama (Latma) Angkatan Laut ASEAN – Rusia, yang dimulai 1 sampai 3 Desember 2021 di Perairan Indonesia, di lepas Pantai Sumatera Utara.

Latihan dengan tema “Joint Actions to Ensure the Safety of Maritime Economic Activity and Civil Navigation” tersebut dibuka oleh Pangkoarmada I Laksda TNI Arsyad Abdullah, Rabu (1/12) di Lantamal I Belawan, Medan, Sumatera Utara.

Upacara pembukaan dihadiri oleh Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Duta Besar Rusia untuk ASEAN, para Atase Pertahanan negara anggota ASEAN di Jakarta.


 

 

Serta diikuti secara daring oleh para Ketua ASEAN Defence Senior Officials Meeting Working Group (ADSOM WG), Commander of the Primorye Flotilla of All-Arms Forces of the Russian Pacific Fleet dan para peserta latihan di daerah lego jangkar di Belawan.

Setelah upacara pembukaan selesai, Pangkoarmada I, Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Duta Besar Rusia untuk ASEAN, dan para Atase Pertahanan melakukan inspeksi ke seluruh kapal peserta latihan yang sedang berada di area lego jangkar menggunakan KRI Lepu-861.

Sumatera Utara dipilih menjadi lokasi pelaksanaan ARNEX mengingat lokasinya yang strategis dan dekat dengan negara anggota ASEAN, sehingga lebih memudahkan pengerahan unsur-unsur di masa pandemi covid-19.

Dalam latihan bersama ini, Indonesia mengerahkan 1 Frigate KRI Gusti Ngurah Rai-332, 1 Helikopter AS-565, 1 Pesawat CN-235 serta melibatkan 500 personel TNI Angkatan Laut.

Sementara dari 11 negara peserta, 8 negara mengirimkan unsur berupa kapal perang atau pesawat dan 3 negara mengirimkan observers.


Komandan KRI I GUSTI NGURAH RAI-332 Kolonel Laut (P) Ahmad Ahsan, S.E,M.Tr.Hanla.,MM di dampingi Kadivkom KRI GNR Kapten Laut (P) Yoga Setya Permana, S.T.Han dan Wapadiv PIT KRI GNR Letda Laut (P) Dwijan Budiarto, S.Tr.Han menghadiri FPC Final Planning Exercise dalam rangka latma Orruda 2024.

Latihan yang digelar untuk pertama kalinya tersebut bertujuan untuk meningkatkan kerja sama dan interaksi antara Angkatan Laut Rusia dengan negara ASEAN.

Latihan ARNEX berfokus pada area keamanan maritim untuk membangun kemampuan dan meningkatkan interoperabilitas antara Angkatan Laut negara anggota ASEAN dan Rusia dalam rangka menjamin keamanan aktifitas ekonomi maritim dan navigasi sipil.

Dimana latihan akan dilakukan tanpa kontak fisik sehingga tidak akan ada observer dan ship rider selama latihan.

Latihan ARNEX merupakan usulan dari Rusia yang pertama kali disampaikan pada awal tahun 2020.

Pada waktu itu Indonesia menjadi country coordinator kerja sama ASEAN-Rusia sehingga Indonesia dalam hal ini Kemhan RI menyampaikan usulan kepada negara anggota ASEAN lainnya.

Melalui mekanisme yang berlaku dibawah kerangka ASEAN Defence Ministers’ Meeting (ADMM).

setelah melalui proses dalam kerangka tersebut, akhirnya pada pertemuan ADMM ke-14 tanggal 9 Desember 2020, para Menhan negara anggota ASEAN sepakat menerima usulan Rusia untuk melaksanakan latihan ARNEX pada akhir tahun 2021.

Rusia merupakan salah satu dialogue partner ASEAN sejak tahun 1996 dan Rusia telah menjadi ASEAN strategic partner pada tahun 2018. Rusia juga merupakan anggota Forum ADMM-Plus yang merupakan Forum Pertahanan antara ASEAN dengan 8 negara mitra wicara yang berdiri sejak tahun 2010, terdiri dari Australia, Amerika Serikat, China, Rusia, India, Korea Selatan, Jepang, Selandia Baru.

 sumber zonajakarta

Petinggi DAPA Sampaikan Kemungkinan Mengeluarkan Indonesia dari Program KF-21

 



Prototipe ketiga dan kelima KF-21. Permasalah Korea-Indonesia terjadi bermula ketika ada dugaan insinyur Indonesia membocorkan program pemodelan desain 3D untuk KF-21 sehingga dilaporkan ke polisi (photo: Wiki)

Kepala Defense Acquisition Program Administration (DAPA) Korea Selatan telah memperdebatkan kemungkinan mengeluarkan Indonesia dari program pesawat tempur KF-21 bersama Korea Aerospace Industries.

Dalam sebuah wawancara dengan harian Korea JoongAngDaily, ketua DAPA Seok Jong-gun mengatakan bahwa partisipasi Jakarta yang berkelanjutan dapat bergantung pada hasil penyelidikan tentang dugaan para insinyur Indonesia yang diduga mencuri data program yang sensitif.

“Jika hasil investigasi menunjukkan bahwa telah terjadi kebocoran teknologi yang signifikan, kami akan mempertimbangkan kembali kerja sama dalam pengembangan bersama,” kata Seok.

“Kami akan terus berkoordinasi mengenai teknologi apa saja yang akan ditransfer ke Indonesia, namun sebenarnya teknologi tersebut baru akan ditransfer setelah pengembangan selesai pada tahun 2026. Hingga saat ini, hanya sebagian kecil dari teknologi yang telah ditransfer, dan masih pada tingkat yang belum sempurna. .”

Dugaan pencurian data oleh insinyur Indonesia yang bekerja di Korea Selatan pertama kali terungkap pada bulan 

Januari. Insiden tersebut mengakibatkan penyelidikan oleh kontra intelijen Korea Selatan, dan penyelidikan polisi sedang dilakukan. Pada bulan Februari, laporan menyebutkan bahwa orang-orang Indonesia yang diduga bertanggung jawab telah dilarang meninggalkan Korea Selatan.

Wawancara ini menyentuh permasalahan lain yang menjadi kendala antara kedua mitra: keterlambatan pembayaran dari Indonesia. DAPA telah setuju untuk mengurangi kontribusi Indonesia sebesar 600 billion won dari sekitar 1.6 trillion won ($1.16 billion) yang awalnya disetujui untuk dibayarkan dalam program pembangunan sebesar 8,8 billion won.  

Namun sebagai imbalan atas pengurangan pembayaran tersebut, Seok mengindikasikan bahwa DAPA memutuskan untuk menurunkan tingkat transfer teknologi.

“Dalam pengembangan bersama dengan Indonesia, kami menjanjikan transfer teknologi dan penyediaan prototipe sebagai imbalan atas kontribusi mereka, namun Indonesia berada dalam kondisi keuangan yang sulit, sehingga mereka hanya akan membayar 600 billion won dan menerima lebih sedikit,” katanya.

Mengingat status pembayaran Indonesia, Korea Selatan juga tidak mengikuti rencana sebelumnya untuk memberikan salah satu dari enam prototipe KF-21. Seok mengindikasikan bahwa Korea Selatan terpengaruh oleh pembayaran.

“Bagi kami, lebih penting untuk menyelesaikan pengembangan sistem KF-21 dengan benar pada tahun 2026, yang merupakan tenggat waktu  yang dijadwalkan.”

Terlepas dari tantangan yang dihadapi kedua mitra, Seok menekankan bahwa Indonesia tetap merupakan pasar penting di jantung Asia Tenggara, dengan komitmen untuk membeli 48 KF-21 – yang disebut ‘IFX’ di Indonesia.

(FlightGlobal)

TNI AL Gelar Final Planning Conference Latihan Orruda 2024 Bersama AL Rusia

 


Latihan antara AL Rusia dan Indonesia akan digelar untuk pertama kalinya (photo: TNI AL) 

Koarmada II Ikuti FPC Orruda 2024

Perwakilan dari Komando  (Koarmada) II yakni Komandan KRI I Gusti Ngurah Rai-332 Kolonel Laut (P) Ahmad Ahsan, dan Komandan KRI Frans Kaisiepo-368 Letkol Laut (P) Lustia Budi, mengikuti Final Planning Conference (FPC) Orruda Tahun 2024 yang digelar selama dua hari dari tanggal 12 s.d. 13 Juni 2024, bertempat di Lounge Room Hotel Platinum Surabaya. Rabu (12/6).

Kegiatan tersebut dipimpin langsung oleh Ketua Delegasi TNI Angkatan Laut Kolonel Laut (P) Lukman Kharis bersama Head of Delegation Russia Captain Navy Igor Bykov.


Adapun tujuan dari pelaksanaan FPC adalah untuk melaksanakan rapat perencanaan akhir yang merupakan latihan bilateral pertama antara dua angkatan laut yang belum pernah dilaksanakan sejak kemerdekaan Indonesia.        

Ketua Delegasi TNI AL menyampaikan bahwa Orruda 2024 adalah latihan spesial bagi kedua angkatan laut yang akan menjadi sejarah besar bagi kedua negara.

"Saya percaya pertemuan ini, akan membawa ide dan wawasan berharga bagi kedua pihak serta saya juga menjamin bahwa suasana terbuka dan ramah ini akan memperkuat hubungan antara Angkatan Laut Indonesia dan Angkatan Laut Rusia," ungkap Ketua Delegasi TNI AL.

(TNI)

Analis Militer Tanah Air Curigai Manuver Politik China Jual Rudal Jelajah YJ 12E ke Indonesia

 


Memang betul Indonesia tengah berusaha membangun Coastal Defence bermodalkan rudal YJ 12E atau BrahMos. Entah dimana yang bakal diambil Indonesia baik YJ 12E atau BrahMos punya kemampuan mematikan menhajar kapal perang lawan. 

Sebelum adanya isu YJ 12E, BrahMos sudah sangat dekat diakuisisi Indonesia. Merasa bisa mengembangkan YJ 12 lebih jauh, China akhirnya membuat versi Coastal Defence. 

Yakni memasangkan YJ 12 ke platform truk agar mudah dibawa ke pesisir pantai. 

Sementara versi ekspor YJ 12E yang hendak dijual Indonesia jangkauan tembaknya melorot di angka 290 km. YJ 12 versi original sangat diwaspadai oleh US Navy. US Navy menaruh perhatian khusus akan kemampuan YJ 12 apalagi setiap kapal perang China sekelas fregat dan destroyer sudah dilengkapi rudal ini.

 Sistem pertahanan kapal perang AS, AEGIS dinilai bakal kesulitan menangkal serangan YJ 12. 

"YJ-12 menimbulkan sejumlah kekhawatiran keamanan bagi pasukan angkatan laut AS di Pasifik dan dianggap sebagai rudal anti-kapal paling berbahaya yang pernah diproduksi Tiongkok sejauh ini. 

Hal ini menyulitkan sistem tempur Aegis dan rudal permukaan-ke-udara SM-2 yang melindungi kelompok penyerang kapal induk AS untuk mengidentifikasi dan menyerang rudal tersebut karena dapat diluncurkan di luar jangkauan cakrawala, yang sangat mengurangi waktu Angkatan Laut AS untuk bereaksi," jelasnya. 

Lantas kenapa China mau menjual salah satu senjata strategisnya ke Indonesia? 

Meski cuma versi ekspor YJ 12E yang ditawarkan Indoensia punya kemampuan sama soal manuver, kecepatan serta daya ledak. 

Cuma jangkauannya saja yang disunat.Berbagai anggapan muncul namun seorang analis militer Indonesia yang tak mau disebutkan namanya curiga ini sebagai manuver politik China. 

"Membeli senjata buatan China mungkin bukan untuk tujuan memodernisasi kekuatan militer negara, tapi lebih ke manuver politik. Ini semacam sebuah jaminan kepada China bahwa Indonesia bukan ancaman bagi mereka," jelasnya dikutup dari Defence Security Asia pada Januari 2024. 

Tapi besar kemungkinan Indonesia tak akan membeli YJ 12E karena incaran sesungguhnya rudal jelajahnya ialah RK-360 Neptune.*


sumber zonajakarta

Saturday, June 15, 2024

Media Malaysia membocorkan rencana Indonesia membeli rudal anti-kapal YJ-12E dari China.

 

 

Rudal anti-kapal buatan China, YJ-12E, menurut media Malaysia, defencesecurityasia.com akan dibeli Indonesia. (defencesecurityasia.com)

Media tersebut adalah defencesecurityasia.com yang menyebut Indonesia mengindikasikan keinginan untuk mengimpor rudal anti-kapal YJ-12E tersebut.

Ini agak mengejutkan, mengingat YJ-12E adalah bagian dari pertahanan laut.

Sementara Indonesia terlibat konflik perbatasan laut dengan China di kawasan laut China Selatan.

Namun, kemungkinan pembelian YJ-12E itu bukan semata-mata bagian dari upaya pertahanan laut Indonesia, melainkan ada motif politik.

Media Malaysia itu kemudian mengutio South China Morning Post yang mewawancarai analis militer Indonesia.

"Mengambil senjata dari China mungkin bukan untuk tujuan memodernisasi kekuatan militer negara, tapi lebih sebagai manuvre politik," kata analisis itu kepada South China Morning Post seperti dikutip defencesecurityasia.com, awal tahun 2024.

"Ini semacam jaminan kepada China bahwa Indonesia bukan ancaman," tambahnya. Menurutnya, ini seperti apa yang dilakukan Malaysia ketika membeli 4 kapal patroli Keris dari China.  Upaya Malaysia itu juga dinilai bahwa pihaknya ingin meyakinkan kepada China tidak akan bersikap konfrontal.

Rudal anti-kapal YJ-12E buatan China ini mirip dengan rudal Brahmos buatan India. Rudal ini akan menjadi bagian dari sistem pertahanan pantai. YJ-12E merupakan pengembangan dari YJ-12B yang digunakan militer China dan memiliki kecepatan 3 Mach. Rudal ini juga dilengkapi sistem BeiDou dan pencari radar aktif.

Selain membeli, menurut media tersebut, Indonesia juga berkeinginan untuk melakukan kerja sama dengan China dalam proses produksi YJ-12E. Sebelumnya, Indonesia sudah bekerja sama dengan Turki untuk mendatangkan rudal anti-kapal Atmaca.

Bahkan, Indonesia juga menjajaki kerja sama produksi Atmaka dengan Turki. Setelah Indonesia berencana mendatangkan Atmaka dari Turki, Malaysia juga ikut-ikutan.

Malaysia juga menjajaki kerja sama dengan pabrikan dirgantara Roketsan dari Turki dalam memproduksi rudal Atmaca. Bahkan, menurut Manaajer Umum STM, Ozger Guleryuz, Rokestan juga akan memasok Atmaca ke Malaysia.

Artinya, Malaysia akan menjadi negara ASEAN kedua yang memiliki Atmaka, setelah Indonesia. Atmaca merupakan rudal anti-kapal yang bisa menembak sasaran dari jarak 200 km. Indonesia rencananya mendatangkan 45 rudal Atmaca.

Rudal itu akan menjadi senjata kapal-kapal perang Indonesia untuk menghalau kapal lawan. Rudal ini rencananya dipasang ke kapal korvet Kelas Fatahilah, Kelas Parhum, dan KCR FPB 57. Jika Atmaca lebih sebagai rudal yang dibawa kapal perang, sedangkan YJ-12E akan menjadi senjata pos-pos militer di pantai.

Sehingga, diharapkan adanya Atmaca dan YJ-12E akan saling melengkapi. Jika Malaysia ikut membeli Amtaca setelah Indonesia melakukannya, bukan tak mungkin negara jiran itu juga akan membeli YJ-12E.

sumber zonajakarta

Wednesday, June 12, 2024

Situs Asing Prediksi Indonesia Bakal Upayakan Beli Su-57 Saingi F-35 Singapura


Indonesia diyakini situs asing bakal borong Su-57 untuk saingi F-35 Singapura

Su-57 dan F-35 digadang bakal menjadi rival jet tempur siluman masa depan.  Pengembangan F-35 lebih dulu leading dibanding Su-57. Maklum, Su-57 dibiayai pakai ongkos pribadi Rusia sementara F-35 join dari berbagai negara. Sampai saat ini penjualan F-35 terbilang sangat menjanjikan dibanding Su-57 yang baru diproduksi memenuhi kebutuhan dalam negeri AU Rusia. Rusia sendiri tak menampikn bahwa mereka hendak menjual Su-57 buatannya ke luar negeri.  Moskow sama sekali tak keberatan Su-57 jadi barang komersil karena orientasi pembuatan jet tempur ini memang mendapat margin keuntungan.

Untuk memudahkan penjualan Su-57, Rusia memakai cara sederhana.Yakni membuat suku cadang hingga fasilitas perawatan Su-57 segaris dengan Su-30 dan Su-35.Jadi setiap negara yang pernah atau sedang mengoperasikan Su-30 bisa segera transisi ke Su-57. Tak perlu membangun fasilitas pendukung dari nol, dengan pengalaman mengoperasikan Su-30 maka dipastikan mempiloti Su-57 bukan masalah besar. Hal ini dimulai saat Rusia memperkenalkan Su-30MK terbarunya yang memakai teknologi Su-57.

 


Mereka seakan ingin memperlihatkan kepada calon konsumen bahwa benar Su-30 masih segaris keturunan dengan Su-57. "United Aircraft Corporation (UAC) Rusia telah mematenkan jet tempur taktis siluman dua tempat duduk baru.  Berdasarkan jet tempur Su-30MK, pesawat ini memiliki fitur pesawat generasi kelima seperti penampang radar rendah dan kemampuan manuver super," lapor The Defense Post.  UAC menjelaskan Su-30MK versi terbarunya ini menggunakan beberapa komponen penting Su-57. Membuat Su-30 yang selama ini dicap kuno mampu melaksanakan berbagai misi tempur yang dilakukan Su-57.

 

"Hasil teknis dari penemuan yang diklaim adalah untuk mengurangi tingkat visibilitas pesawat dalam jangkauan radar (radar signature atau radar cross-section) meningkatkan kemampuan manuver pesawat hingga kemampuan super-manuver, meningkatkan tingkat karakteristik aerodinamis pesawat dengan kecepatan penerbangan supersonik dan subsonik, memperluas fungsionalitas pesawat dalam hal interaksi informasi-komunikasi," beber UAC.

 

Tentunya dengan adanya 'promosi' ini menjadikan calon customer tertarik membeli Su-57. Sebetulnya sulit bagi Su-57 Rusia menyamai angka penjualan Su-57. Rusia diketahui sudah menawarkan Su-57 ke lima negara di ASEAN termasuk Indonesia. Walau Indonesia sendiri belum menyatakan minat membeli Su-57 lantaran transaksi Su-35 gagal. Justru Myanmar dan Vietnam lah yang saat ini di barisan terdepan mendapatkan Su-57. "Di Asia Tenggara secara lebih luas, Vietnam dan Myanmar kemungkinan besar akan menjadi klien pertama Su-57," jelas situs asing Military Watch Magazine pada 24 Februari 2024. Meski demikian Military Watch Magazine memprediksi Indonesia akan membeli Su-57 demi saingi F-35 Singapura.

 

"Negara tetangga terdekat  Singapura, Malaysia dan Indonesia, sebelumnya diperkirakan akan mempertimbangkan untuk membeli pesawat tempur generasi kelima mereka, yaitu Su-57 Rusia. F-35 secara efektif tidak tertandingi dan hampir tidak tertandingi ketika beroperasi di wilayah tersebut," jelasnya.

 

Su-57 Vs F-35 di Asia Tenggara, fenomena yang menarik disimak.*


Zona Jakarta

 

BERITA POLULER