F-15EX yang di pesan Indonesia
Boeing
F-15EX Eagle II merupakan pesawat tempur multiperan dari Amerika Serikat,
turunan dari McDonnell Douglas F-15E Strike Eagle. Pesawat ini lahir dari studi
"Cost Assessment and Program Evaluation" (OSD CAPE) oleh Departemen
Pertahanan Amerika Serikat di tahun 2018 untuk memanfaatkan jumlah armada
F-15C/D yang menua atas isu jumlah F-22 yang tidak memadai, keterlambatan
proyek F-35, sekaligus memelihara keberlangsungan ragam pokok industri
pertahanan domestik khususnya lini pesawat tempur melalui pabrik Boeing di St.
Louis (yang sebelumnya merupakan McDonnell Douglas). F-15EX diarahkan untuk
menggantikan peran F-15C/D dalam operasi pertahanan udara dan sebagai sebuah
platform terjangkau untuk membawa ragam amunisi dalam jumlah besar, mendampingi
F-22 dan F-35 di garis operasi terdepan. Unit pesawat pertama diterima pada
tahun 2021 dan diharapkan dapat aktif operasional pada Juli 2024.
Desain dan pengembangan
Pada
tahun 2018, menindaklanjuti studi OSD CAPE, Angkatan Udara Amerika Serikat
(USAF) dan Boeing membahas F-15X atau Advanced F-15, varian kursi tunggal
berdasarkan F-15QA untuk menggantikan armada F-15C/D USAF. Beberapa peningkatan
meliputi sistem AMBER (Advanced Missile and Bomb Ejector Rack) yang dapat
membawa hingga 22 rudal udara-ke-udara, sensor pencarian dan pelacakan
inframerah, instrumen peperangan elektronik dan avionik muktahir, radar active
electronically scanned array (AESA), serta peningkatan struktur kerangka
pesawat dengan umur penggunaan hingga 20.000 jam terbang. Proposal varian kursi
tunggal dan dua kursi diajukan, F-15CX dan F-15EX, dengan kapabilitas serupa.
USAF mengambil opsi varian dua kursi, dimana dapat diterbangkan baik oleh
seorang pilot saja maupun pilot beserta weapon system officer (WSO) untuk
operasi lebih komplek, dan kedepannya, mengendalikan collaborative combat
aircraft (proyek UCAV layaknya Loyal Wingman). Keputusan mengapa memilih varian
dua kursi karena varian ini masih diproduksi.
Terlihat sebuah F-15EX
di jalur perakitan, Juli 2020
USAF
mengakuisisi F-15EX untuk memelihara proporsi kekuatan armada imbas dari F-22
yang tidak lagi diproduksi, hambatan dalam proyek F-35, dan tentunya armada
F-15 yang makin menua. Meskipun dianggap tidak dapat menghadapi pertahanan
udara modern lampau tahun 2028, F-15EX dapat melaksanakan peran pertahanan
udara domestik, penjaga zona larangan terbang, dan membawa ragam amunisi jarak
jauh. Pada Juli 2020, Departemen Pertahanan Amerika Serikat memesan delapan
unit F-15EX dengan jangka waktu tiga tahun senilai US$1,2 milyar. Pada Agustus
2020, USAF mengumumkan rencana untuk menggantikan armada F-15C Garda Nasional
Udara di Florida dan Oregon dengan F-15EX. Uji coba terbang perdana dilakukan
pada 2 Februari 2021.
Pada
7 April 2021, diumumkan Eagle II menjadi nama resmi F-15EX. Draft alokasi
pertahanan FY2021 menunjukkan anggaran pembelian F-15EX sejumlah US$1,2 milyar
untuk 12 unit pesawat, menambah total pesanan menjadi 20 unit. Pada Mei 2022,
USAF telah memesan 144 unit F-15EX dan berencana akan mengurangi jumlah pesanan
menjadi 80 unit.Unit operasional pertama F-15EX tidak menerima tanki bahan
bakar konformal. Proposal anggaran USAF untuk tahun fiskal 2024 meliputi
alokasi anggaran pembelian 24 unit F-15EX tambahan, sehingga total pesanan
menjadi 104 unit pesawat.
Riwayat operasional
Unit
pertama F-15EX diterima di Lanud Eglin, Florida
Unit
pertama F-15EX diterima oleh USAF pada Maret 2021 di Lanud Eglin, Florida,
dengan total sekarang enam unit pesawat untuk uji coba lebih lanjut. Dua unit
pertama F-15EX melakukan uji coba persenjataan dan ikut serta dalam Northern
Edge dan Combat Hammer pada bulan Mei and Agustus 2023. Unit pesawat yang
ketiga dilengkapi dengan tambahan perangkat komunikasi, modifikasi desain badan
pesawat sesuai spesifikasi USAF, dan merupakan unit pertama yang dilengkapi
dengan sistem EPAWSS. Proyek uji coba ini relatif dapat dipersingkat oleh
karena beberapa sistem/instrumen layaknya display kokpit dan fly-by-wire telah
diuji coba sebelumnya pada F-15SA dan F-15QA.
Pada
18 April 2023, USAF mengumumkan bahwa Garda Nasional Udara California dan
Louisiana akan menerima F-15EX sebagai pengganti armada F-15C/D mereka. Pada 25
Mei 2023, diumumkan bahwa 173rd Fighter Wing di Lanud Kingsley Field, Oregon,
akan menjadi Formal Training Unit (FTU) untuk F-35A daripada F-15EX. Pelatihan
dasar F-15, baik untuk F-15E dan F-15EX, akan mengambil lokasi di Lanud Seymour
Johnson, Carolina Utara, mulai 2026 kedepannya.
Varian
·
F-15EX
·
Varian
dua kursi
·
F-15IA
F-15IA (Israel Advanced) merupakan
varian untuk Angkatan Udara Israel berdasarkan F-15EX. Pasukan Pertahanan
Israel menyetujui rencana akuisisi 25 unit F-15IA rakitan baru dan meningkatkan
25 unit F-15I ke varian F-15IA pada Februari 2020.
·
F-15IDN ( F15 EX pesanan Indonesia )
F-15IDN (sebelumnya F-15ID) merupakan
proposal varian ekspor F-15EX untuk TNI Angkatan Udara. Pada Februari 2022,
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menyetujui permohonan penjualan 36 unit
F-15ID dan peralatan/tambahan lain terkait kepada Indonesia dengan nilai total
US$13,9 miliar.
Pengguna
Amerika
Serikat
·
Angkatan
Udara Amerika Serikat – 6 unit pesawat telah diterima dari 104 unit yang
dipesan.
·
Lanud
Eglin, Florida.
·
85th
Test and Evaluation Squadron
·
40th
Flight Test Squadron
·
Lanud
Portland, Oregon (wacana untuk tahun 2025)
·
123d
Fighter Squadron
·
Lanud
Fresno, California (wacana 194th Fighter Squadron
·
Lanudal
Gabungan New Orleans, Louisiana (wacana)
·
122d
Fighter Squadron
Spesifikasi (F-15EX)
Data
dari Air and Space Forces Magazine, USAF Flight Manual (TO 1F-15E-1), General
Electric
Ciri-ciri umum
§ Kru: 1 atau 2 (pilot dan WSO)
§ Panjang: 19.446 m
§ Rentang sayap: 13.045 m
§ Tinggi: 5.64 m
§ Luas sayap: 56.5 m2
§ Airfoil: root: NACA 64A006.6; tip:
NACA 64A203
§ Berat kosong: 15.694 kg
§ Berat maksimum saat lepas landas:
36.741 kg
§ Kinerja
§ Batas kelajuan: 1.650 mph, 2.656 km/h
§ Jangkauan: 791 mi, 1.272 km
§ Jangkauan feri: 2.400 mi, 3.900 km ()
dengan tanki bahan bakar konformal dan tiga tanki bahan bakar eksternal
§ Langit-langit batas: 18.000 m
§ Laju tanjak: 250 m/s
§ Persenjataan
§ Senjata api: 1× M61A1 Vulcan, 500
butir M-56 atau PGU-28
§ Titik keras: 4 cantelan sayap,
cantelan badan, bomb racks pada tanki bahan bakar konformal dengan 23 titik
pegangan dengan kapasitas 29.500 pon (13.400 kg) tanki eksternal dan amunisi
Rudal:
§ Rudal udara ke udara: 12 titik
pegangan
§ AIM-9 Sidewinder
§ AIM-120 AMRAAM
§ AIM-260 JATM (akan diintergrasikan)
§ Rudal udara ke darat:
§ AGM-158 JASSM
Avionik
Radar:
§ Radar AESA Raytheon AN/APG-82(V)1
§ Pod Penarget:
§ Pod Martin Marietta LANTIRN atau
Lockheed Martin Sniper XR
§ Pod IRST Lockheed Martin Legion
§ Penangkal:
§ BAE Systems AN/ALQ-250 Eagle Passive
Active Warning Survivability System (EPAWSS) - sistem perang elektronika/penangkal
elektronik gabungan
§ AN/ALE-47 Airborne Countermeasures
Dispenser System - sistem sekam/chaff dan flare
Pesawat sebanding dalam
peran, konfigurasi, dan era
§ Tiongkok Shenyang J-16
§ Rusia Sukhoi Su-35
§ Rusia Sukhoi Su-30MKI
Berita terkini F15 EX
Indonesia
disorot dunia setelah tandatangan MoU pengadaan jet tempur F-15 EX. Melalui banyak surat kabar, Indonesia
dikabarkan ingin memboyong 24 unit F-15 EX itu. Indonesia melakukan
penandatanganan nota kesepahaman MoU atas pembelian 24 unit F-15 EX. Penandatanganan tersebut dilakukan di lini
produksi Boeing di St Louis, Missouri, AS, terang Breaking Defence, 22 Agustus
2023.
Menteri
Pertahanan Prabowo Subianto menyaksikan langsung momen tersebut. Penandatanganan
MoU komitmen pembelian 24 unit jet tempur F-15 EX. Kami dengan bangga
mengumumkan komitmen kami untuk pengadaan jet tempur ini yang penting bagi
Indonesia.
Jet
tempur canggih ini akan melindungi dan mengamankan negara kita dengan
kemampuannya”, ucapnya lewat postingan Instagram, 22 Agustus 2023. Indonesia
sendiri adalah operator ke-7 dari jet tempur kelas berat besutan Boeing itu.
Namun
Indonesia adalah pelanggan pertama dari F-15 varian EX di seluruh dunia. Indonesia adalah kandidat yang bergabung
sebagai operator F-15 yang saat ini hanya berjumlah tujuh negara di seluruh
dunia. Namun sejauh ini, baru Indonesia
yang membeli model F-15 EX”, terang The Drive, 22 Agustus 2023.
Kehadiran
ke-24 F-15 EX menjadikan Indonesia sebagai salah satu pemilik jet tempur paling
modern di Asia Tenggara.
F-15
EX sendiri adalah varian teranyar dari F-15 dengan sejumlah peningkatan. Sebut
saja sistem kendali penerbangan elektronik (fly-by-wire), sistem peperangan
elektronik (EW) baru, kokpit digital, serta perangkat lunak dan sistem misi
terbaru. F-15 EX kendati bukan jet
tempur paling modern, namun AS masih berhadap kepadanya. Pentagon sampai rela menggelontorkan miliaran
Dolar untuk miliki F-15 varian teranyar ini. Padahal kalau diingat-ingat, AS
sudah punya jet tempur paling unggul saat ini yaitu generasi 5 berkemampuan
siluman (stealh).
Sedangkan
F-15 EX mentok pada jet tempur generasi 4.5 dengan kemampuan siluman yang
minim. Terdapat beberapa alasan mengapa F-15 masih digunakan oleh AS bahkan
negara-negara lain di dunia.Mengutip Military.com, paling tidak ada dua
jawaban.
Pertama, kendati bukan jet tempur baru, namun
F-15 merupakan yang terkuat dan tercanggih di kelasnya. Dia memiliki badan pesawat yang lebih kuat,
prosesor yang lebih bertenaga, dan sistem kontrol penerbangan yang canggih
dibanding pesawat lain”, bebernya.
Alasan kedua, F-15 adalah jet tempur yang belum
pernah menelan kekalahan di segala medan tempur. Sedangkan F-15 EX yang
mendapat peningkatan di hampir semua sektor memiliki perang tersendiri di medan
tempur. Salah satu jet tempur generasi 5
AS yaitu F-35 memiliki peran sebagai pemantau musuh. Karena dirinya siluman dan memiliki radar
lebih canggih, maka F-35 dikerahkan untuk mengamankan posisi musuh. Sementara
F-15 EX datang dengan puluhan rudalnya untuk melepaskan serangan. Daya angkut F-15 EX mencapai 13,6 ton sekali
jalan. Sedangkan F-35 hanya 2,5 ton”, ungkap pembuat F-35 yaitu Lockheed
Martin. Sederhananya, F-15 EX digunakan sebagai eksekutor sedangkan F-35
sebagai mata pemantau.
Sumber
dari Berbagai sumber