Belharra class atau yang dikenal
dengan kapal perang Fregate de Defense et d Intervention (FDI) merupakan calon
fregat baru yang segera ternama di dunia.
Dikutip dari berbagai informasi di
Naval Analyses, fregat FDI menjadi kapal perang yang memiliki deretan teknologi
canggih mulai dari sistem internal eksternal sampai persenjataan.
Dibagian persenjataan fregat FDI
terbilang sangat komplit karena memiliki sederet rudal mematikan dan modern.
Mulai dari rudal pertahanan udara
Aster 15/30 yang tersimpan di tabung peluncur vertikal jenis SYLVER A50 yang
terletak pada bagian depan fregat FDI.
Dan jika diperlukan maka fregat FDI
dapat dipasangkan tabung peluncur vertikal jenis SYLVER A70 dan dapat
meluncurkan rudal serang darat MBDA MdCN LACM.
Jika ditotal maka fregat FDI memiliki
tabung peluncur vertikal rudal sebanyak 8x4 atau sekitar 32 peluncur rudal
vertikal.
Selain rudal pertahanan udara dan
rudal jelajah serang darat, fregat FDI masih dapat diperkuat dengan rudal anti
kapal Exocet jenis terbaru Block 3C yang tersimpan pada bagian tengah kapal.
Terbukti jika fregat FDI akan
mengusung quad launcher rudal anti kapal Exocet yang semuanya berjumlah delapan
buah.
Untuk meriam pada fregat FDI
menggunakan satu unit Leonardo OTO 76/62 Super Rapid pada bagian depan serta
ada meriam Nexter NARWHAL 20mm yang berupa RWS.
Nexter NARWHAL 20mm pada fregat FDI
terletak pada bagian belakang kapal dan memiliki dua unit.
Lalu untuk memaksimalkan peran anti
kapal selam ada dua unit peluncur torpedo di kiri dan kanan yang bernama
EuroTorp dan beramunisikan torpedo MU90.
Untuk di fregat FDI versi Yunani masih
dipasangkan penangkis serangan udara rudal sejenis RIM-116
Selain itu untuk sistem pertahanan
fregat FDI memiliki peluncur decoy dan akan memakai CANTO sebagai antisipasi
anti torpedo musuh.
Termasuk decoy anti rudal kapal
dimiliki fregat FDI yang berada di sisi kanan dan kiri serta sanggup memberikan
perlindungan 360 derajat.
Salah satu yang terpenting pada fregat
FDI adalah adanya Combined Active Passive Towed Array Sonar (CAPTAS) yang merupakan
sonar tarik yang ditempatkan di belakang.
Dari adanya CAPTAS maka fregat FDI
bisa melakukan penanggulangan kapal selam musuh dan melakukan perburuan kapal
selam musuh.
Selain sonar tarik, fregat FDI
memiliki sonar yang terletak pada bagian depan berupa Thales KINGKLIP Mk2 yang
mampu mendeteksi dan mengklasifikasi target bawah air.
Alhasil untuk memaksimalkan perang
anti kapal selam maka fregat FDI difasilitasi dengan helideck dan hanggar
helikopter yang berukuran 11 ton.
Maka dari itu helikopter
berspesialisasi anti kapal selam dapat diperkuat di fregat FDI termasuk dengan
drone VSR700 serta hanggar dibagian samping kiri dan kanan untuk menampung
perahu RIB berukuran 9,5 meter.
Selain itu, deretan teknologi canggih
masih ada di fregat FDI berupa bola radar yang bernama Thales SURFSAT-L SATCOM
yang ada di belakang dan depan untuk alat komunikasi satelit yang menghubungkan
dengan markas dan beberapa alutsista udara, permukaan, dan darat.
Bergeser ke tengah ada alat canggih
berupa Safran Paseo XLR EO FCS yang berupa alat optik yang bisa mengendalikan
beberapa senjata dan bisa untuk memantau target.
Yang paling utama pada fregat FDI
adalah tiang tinggi yang disitu memiliki beberapa alat canggih dan fungsinya
bermacam-macam.
Dari urutan teratas di tiang fregat
FDI ada Thales ALTESSE-H C-ESM dan COMMINT yang fungsinya sangat banyak seperti
peringatan dan kewaspadaan dini, kesadaran situasional taktis, serta dukungan
operasi intelijen yang dapat melakukan analisis sinyal.
Serta untuk mengoptimlakan alat
komunikasi pada fregat FDI memiliki Alseamar AS338 MIDS/JTIDS NATO L16,
Alseamar AS 329-1A UHF, Alseamar AS 237 UHF, Alseamar AS 307-B UHF, serta TADIL
A/L11 V/UHF.
Tak berhenti disitu saja, fregat FDI
masih memiliki teknologi Thales SENTINEL R-ESM dan kegunaanya adalah dalam
peperangan elektronika dan ditempatkan di beberapa titik.
Masih dalam tiang yang sama, sosok
Bertin Technologies TV dan IR Surveillance System disematkan di fregat FDI
untuk dukungan pengawasan dan perlindungan
Dan yang paling utama di tiang fregat
FDI adalah radar besutan Thales yang bernama SEAFIRE S-band dan mengusung radar
AESA.
Serta radar Thales STIR 1.2 EO Mk2 FCR
dan EO tracking system terdapat dibawah radar AESA fregat FDI dan berguna untuk
mengendalikan sistem rudal pertahanan udara.
Dengan deretan teknologi tersebut maka
tak heran jika fregat FDI jadi sosok tercanggih yang pas untuk gantikan kapal
perang fregat La Fayette.
Dikutip dari Naval Group yang berjudul
Naval Group launches the first defense and intervention frigate (FDI) for the
French Navy, fregat FDI memiliki panjang 122 meter, lebar 18 meter, serta berat
mencapai 4.500 ton.
Sayangnya untuk mesin dan tenaga
penggerak dari fregat FDI masih belum diketahui.
Tetapi diproyeksikan jika fregat FDI
bakal memiliki kecepatan maksimal sampai 27 knots serta daya tahan 45 hari.
Akomodasi dari fregat FDI sendiri dapat
membawa 125 personel dan dapat menampung prajurit tambahan seperti kru
helikopter dan pasukan khusus sampai 28 personel.
Fregat FDI Prancis Bisa Menjadi Calon
Kapal Perang Terbaru Indonesia Setelah PPA Paolo Thaon Di Revel Class dari
Italia.
.
Dari kelebihan ini maka tak heran jika
pihak Naval Group selaku developer dari fregat FDI menawarkan kapal perang ini
untuk memperkuat TNI AL.
Dijelaskan dari Naval News pada 31 Mei
2024, fregat FDI yang ditawarkan ke Indonesia dalam konfigurasi multi-misi
penuh.
Artinya Indonesia bisa mendapatkan
seluruh sensor dan senjata anti-udara, anti-kapal selam, anti-permukaan,
asimetris, dan peperangan elektronik pada fregat FDI.
Ini termasuk 32x SYLVER VLS untuk
rudal ASTER 15 dan 30, umpan akustik CANTO, radar multi-fungsi Sea Fire 4D
AESA, serta sonar array yang dipasang di lambung kapal, kedalaman variabel, dan
sonar derek pada fregat FDI buatan Naval Group.
Secara garis besar jika Prancis siap
jor-joran kasih sistem canggih jika Indonesia jadi membeli fregat FDI di masa
yang akan datang.
Berbeda dengan Jepang yang diduga
masih pelit berikan teknologi kelas Mogami kepada beberapa negara.
SUMBER ZONAJAKARTA