Pages

Sunday, September 29, 2024

PT Dirgantara Indonesia (PTDI) menekankan pentingnya penguasaan teknologi kunci pesawat tempur Rafale

 

Rafale


Pemerintah Indonesia memilih pesawat tempur Rafale produksi Dassault Aviation, Prancis, untuk menjaga kedaulatan udara Tanah Air.

Dilansir dari siaran pers yang tayang di kemhan.go.id pada 9 Januari 2024, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI telah mengaktifkan kontrak pengadaan tahap pertama pesawat tempur Rafale pada September 2022 sebanyak 6 unit.

Alhasil, secara keseluruhan, Kemhan RI akan mengakuisisi 42 unit pesawat tempur Rafale. Merujuk artikel yang tayang di antaranews pada Jumat (27/9/2024), perusahaan pelat merah PT Dirgantara Indonesia (PTDI) menekankan pentingnya penguasaan teknologi kunci dalam kerja sama pengadaan 42 unit pesawat tempur Rafale dari Dassault Aviation, Prancis.

Rafale


Direktur Utama PTDI, Gita Amperiawan, menjelaskan bahwa menguasai teknologi tersebut akan membuka peluang bagi Indonesia untuk memproduksi pesawat tempur di dalam negeri.

"Ada beberapa teknologi kunci yang justru kami harapkan ini menjadi komplementer pada saat kita membangun kemampuan (produksi) fighter (pesawat tempur) di Tanah Air," ujar Gita saat berbicara di fasilitas produksi PTDI di Bandung, Jawa Barat, Jumat (27/9/2024).

Saat ini, kata Gita, perundingan mengenai alih teknologi atau ofset dalam pengadaan 42 unit Rafale antara Pemerintah Indonesia, Dassault Aviation, dan Pemerintah Prancis masih berlangsung.

Gita mengatakan PTDI juga telah mengusulkan paket pekerjaan produksi untuk beberapa komponen pesawat Rafale, yang akan memungkinkan perusahaan pelat merah tersebut untuk terlibat dalam rantai produksi global Dassault Aviation. "Ini bagus, karena kami disertifikasi, dan ke depannya kami bisa menjadi bagian dari rantai produksi globalnya mereka," kata Gita.

"Di luar itu, pemeliharaannya tentu di kami juga, karena kita harus bisa mengambil kemampuan MRO (pemeliharaan, perawatan, dan perbaikan)," lanjut dia. Dalam kesempatan lain, PTDI juga menegaskan ambisinya untuk membangun kemampuan memproduksi pesawat tempur sendiri.

KF-21 Boramae/IFX


Oleh karena itu, dalam proyek kerja sama membangun KF-21 Boramae buatan Korea Aerospace Industries (KAI) antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Korea Selatan, PTDI menekankan bahwa berbagai bentuk ofset yang diajukan dalam proyek tersebut harus diarahkan untuk mendukung kemampuan memproduksi pesawat tempur di dalam negeri.

"Apapun programnya di berbagai macam ofset, tujuannya cuma satu, bagaimana PTDI mampu ke depannya membangun fighter," kata Gita. 

Terkait pengadaan Rafale, pada tahun 2022 PTDI dan Dassault Aviation menandatangani nota kesepahaman (MoU) mengenai kerja sama ofset dan alih teknologi untuk jet tempur tersebut.

 

Sumber Zonajakarta

Indonesia Beruntung Rafale Gantikan Rencana Pembelian F-35 Karena ALIS dan ODIN yang Ancam Kedaulatan Negara

 

Rafale

Indonesia sempat dikabarkan telah menandatangani kontrak pengadaan 48 unit F-35 pada tahun 2021. Akan tetapi kontrak tersebut dibatalkan lantaran fitur Autonomic Logistics Information System (ALIS) dan the Operational Data Integrated Network (ODIN) yang dianggap mengancam kedaulatan negara.

Beruntung ada Rafale yang efektif menggantikan rencana pembelian F-35 yang sempat dibuat Indonesia sebelumnya.

Dilansir ZONAJAKARTA.com dari artikel berjudul "Indonesia troubled by F-35s and real-time data transmission" yang dimuat laman Bulgarian Military pada Minggu, 22 September 2024, F-35 memang sempat masuk dalam daftar rencana pembelian jet tempur kekinian yang dibuat Indonesia.

Hal ini dilakukan untuk mewujudkan program modernisasi alutsista khususnya bagi TNI AU yang dicanangkan oleh negara.

Modernisasi yang dimaksud tidak hanya berupa armada tempur namun juga skill sumber daya manusia (SDM) di dalamnya.

Tak tanggung-tanggung, nilai kontrak untuk pengadaan pesawat generasi kelima buatan Lockheed Martin itu diperkirakan mencapai angka 14 miliar dolar AS.

Ketika itu, pemerintah secara diam-diam juga sudah menandatangani kesepakatan agar proses pengiriman unit pesawat segera dimulai sehingga pesanan yang sudah dibeli bisa mendarat bertahap di tanah air mulai tahun 2026 mendatang.

Namun ketika proses akuisisi sudah terlanjur berjalan lancar, muncul kritik dari para ahli militer di dalam negeri dengan nada khawatir.

Menurut mereka, Indonesia tak seharusnya mudah tergiur dengan segala kecanggihan F-35 yang ditawarkan oleh pabrikan.

Sebab di balik kecanggihan itu pula terdapat bahaya mengintai yang dapat mengancam kedaulatan negara.

Saat ditelusuri lebih lanjut, fitur canggih pada F-35 yang menjadi kekhawatiran banyak negara pelanggan adalah ALIS dan ODIN. Menurut informasi dari sebuah dokumen resmi milik Lockheed Martin, ALIS diklaim banyak membantu crew jet tempur generasi kelima andalan Amerika Serikat itu dalam hal kemampuan untuk merencanakan ke depan, memelihara, hingga mempertahankan sistemnya selama unit jet tempur masih bisa dioperasikan.

Berbagai kemampuan termasuk operasi, pemeliharaan, prognostik, rantai pasokan, layanan dukungan pelanggan, pelatihan, dan data teknis juga mampu diintegrasikan oleh perangkat lunak ini.

Sementara ODIN merupakan sistem berbasis cloud yang menggabungkan lingkungan data terintegrasi baru dan rangkaian aplikasi baru yang bersifat user-oriented.

Selain dapat meningkatkan kinerja dan menjaga keberlanjutan armada F-35, software ini dianggap mampu mengurangi beban kerja administrator dan tenaga maintenance pesawat secara substansial serta dapat meningkatkan kapabilitas misi untuk semua varian.

Sayangnya kedua fitur canggih ini justru dapat menjadi ancaman bagi kedaulatan negara pengguna pesawat terkait tak terkecuali apabila Indonesia menggunakannya.

Jika Nusantara tetap membelinya, Amerika Serikat akan terus memantau pergerakan militer negeri ini sehingga secara tidak langsung membuat NKRI "tergadaikan" ke Negeri Paman Sam.

Beruntung ketika Indonesia akhirnya memutuskan tak jadi membeli F-35, kontrak pengadaan Rafale sudah diteken tepat di bulan Januari 2022.

Melansir laman The Defense Post melalui artikel berjudul "Indonesia Completes 42 Rafale Fighter Jet Order With France" yang terbit pada 11 Januari 2024, seluruh proses akuisisi jet tempur generasi 4,5 buatan Dassault Aviation itu sudah 100 persen tuntas awal tahun ini.

Sebelum delapan belas unit terakhir dibeli kontan tepat 9 Januari 2024 lalu, pemerintah sudah menyelesaikan seluruh tahapan akuisisi sebagaimana kontrak yang disepakati. Akuisisi dimulai dengan pemesanan enam unit pertama pada September 2022, kemudian delapan belas unit berikutnya menyusul saat memasuki bulan Agustus 2023.

Keseluruhan unit pesawat yang dibeli dengan nilai kontrak 8,1 miliar dolar AS itu rencananya bakal mendarat di tanah air mulai akhir 2026 mendatang. Selama masa menunggu, pilot TNI AU juga diberikan kesempatan untuk berlatih secara intensif termasuk melalui penggunaan simulator.

Dengan tuntasnya transaksi ini, keberadaan Rafale bukan sekedar menjadi "juru selamat" bagi Indonesia.

Tetapi negeri ini juga bisa memperoleh pesawat dengan harga yang lebih murah dari F-35 namun kemampuannya tidak kalah bersaing. Bahkan Dassault Aviation sendiri berencana untuk mengembangkannya ke varian generasi kelima atau yang disebut juga dengan "Super Rafale".  Sehingga Prancis memiliki potensi untuk melampaui Amerika Serikat dalam penjualan jet tempur modern di pasar ekspor.

sumber zonajakarta

 

 

Wednesday, September 25, 2024

Launching Ceremony Kapal Bantu Hidro Oseanografi (BHO) (Ocean Going) di Dermaga PT. Palindo Marine, Batam,

 


Batam – Staf Ahli Menhan Bidang Ekonomi Mayjen TNI Steverly C. Parengkuan memimpin kegiatan Launching Ceremony Kapal Bantu Hidro Oseanografi (BHO) (Ocean Going) di Dermaga PT. Palindo Marine, Batam, Selasa (24/9). Program pembangunan kapal ini merupakan kerja sama antara Kementerian Pertahanan RI dengan Abeking & Rassmusen, Jerman. Dimana kontrak pembangunan kapal BHO (Ocean Going) dilaksanakan oleh Abening & Rasmussen, sedangkan pembangunan platformnya dilakukan oleh PT Palindo Marine melalui program offset agreement antara Abeking & Rasmussen dengan Ditjen Pothan Kemhan. 

Sebelumnya, kegiatan pemotongan plat pertama (first steel cutting) telah dilaksanakan pada 15 September 2023 dan peletakan lunas (keel laying) dilaksanakan pada 14 Desember 2023.

Rangkaian acara Launching Ceremony Kapal BHO (Ocean Going) di awali dengan pemotongan tali tross secara simbolis, penekanan tombol sirine, dan kata sambutan. 

Dalam sambutan Kabaranahan Kemhan Marsekal Madya TNI Yusuf Jauhari yang dibacakan oleh Staf Ahli Menhan Bidang Ekonomi disampaikan bahwa kontrak pembangunan kapal BHO (Ocean Going) ini merupakan wujud kontribusi Kementerian Pertahanan dalam mendukung kemandirian industri pertahanan dalam negeri, yang pada akhirnya betujuan untuk meningkatkan laju perekonomian nasional dan kesejahteraan rakyat Indonesia. 

“Setelah kegiatan launching ceremony ini kapal BHO (Ocean Going) akan menuju Jerman menggunakan transporter untuk menyelesaikan pemasangan seluruh peralatan oceanografi di galangan Abeking & Rasmussen,” kata Kabaranahan Kemhan. 

Sementara, dalam sambutan Komandan Pushidrosal Laksamana Madya TNI Budi Purwanto yang dibacakan oleh Wadan Pushidrosal menegaskan bahwa alutsista dengan teknologi yang canggih menjadi komponen utama yang harus diprioritaskan dalam pelaksaaan tugas operasi. Tanpa dukungan alutsista yang memadai, operasi survei dan pemetaan tidak akan berjalan maksimal. “Saya sangat mengapresiasi kepada pihak yang terkait dalam pembangungan kapal BHO (Ocean Going) terutama kepada Kemhan yang terus mendorong pengembangan teknologi dan infrastruktur maritim,” tegas Komandan Pushidrosal. 

Kapal BHO (Ocean Going) yang memiliki fungsi utama untuk melaksanakan survei dan pemetaan di pesisir pantai, laut dangkal, hingga samudera, menggunakan teknologi survei beresolusi tinggi. Dengan sensor penginderaan bawah air yang canggih, kapal ini dapat mencapai kedalaman antara 600 meter hingga 11.000 meter, sehingga sangat mendukung kegiatan pencarian objek di bawah permukaan laut, terutama dalam situasi darurat. 

Untuk mendukung operasionalnya, kapal ini dilengkapi dengan geladak heli dengan kapasitas maksimum 12 ton MTOW, meriam 20mm dan 12,7mm, serta teknologi surveillance, manuver, dan station keeping yang andal. Selain itu, kapal yang didesain dengan struktur high tensile steel ini memiliki kecepatan maksimum 16 knot, berbobot total 3419 ton, mampu mengangkut tambahan beban sebesar 200 ton, endurance 60 hari dengan 90 personel menggunakan sistem pendorongan hybrid. 

Turut hadir dalam acara launching yaitu Ketua KKIP Letjen TNI (Purn) Yoedi Swastanto, Wadan Pushidrosal Laksma TNI Ronny Saleh, Kadisadal Laksma TNI Ifa Djaya Sakti, CEO Abeking & Rasmussen Matthias Hellman dan Direktur Palindo Charles Wirawan serta tamu undangan. (Biro Humas Setjen Kemhan)


Sumber : kemenhan

Tuesday, September 17, 2024

PTDI Bakal Buat Mobil Terbang Lokal, Bernama Vela Alpha Selesai Beberapa Tahun lagi

 

Mobil terbang Vela Alpha PTDI

Membangun mobil terbang saat ini bukanlah sesuai yang mustahil untuk dilakukan. Beberapa negara maju sedang membangun mobil terbangnya sendiri, seperti China. Perusahaan teknologi di sana, Xpeng AeroHT memamerkan mobil terbang Xpeng X2 di Pameran Ekonomi dan Perdagangan Internasional China Langfang 2024 pada 16 Juni lalu. Pada kesempatan itu, Xpeng X2 bahkan melakukan demonstrasi terbang di kawasan Zona Ekonomi Bandara Internasional Beijing. Bahkan menurut penjelasan Antara, itu bukanlah kali pertama Xpeng X2 melakukan uji terbang.b“Demonstrasi itu bukan penerbangan uji coba publik yang pertama”, jelasnya. Siapa sangka, Indonesia menjadi salah satu negara yang berupaya membangun mobil terbangnya sendiri.

Pabrikan dalam negeri, PT Dirgantara Indonesia (PTDI) yang akan mewakili Indonesia membangun mobil terbang. PTDI lewat laman resminya (16/9/24) mengatakan bahwa mereka akan meluncurkan moda transportasi masa depan, yaitu mobil terbang. “PTDI meluncurkan inovasi mengembangkan mobil terbang seiring dengan kesadaran akan pentingnya moda transportasi masa depan”, jelasnya. Mobil terbang itu akan bernama Vela Alpha dan ditargetkan selesai dan dipasarkan di tahun 2028. Spesifikasi dasar Vela Alpha adalah kendaraan Vertical Take-off and Landing (VTOL) dengan satu pilot dan empat penumpang.

PTDI akan bekerja sama dengan Vela Aero dalam hal engineering dan produksi. Sementara Vela Alpha akan diproduksi di fasilitas PTDI di Bandung. Ke depan PTDI dan Vela Aero akan melakukan co-partnering untuk produksi air taxi tersebut dan pengembangan lanjutannya. Untuk manufacturing-nya paling memungkinkan di fasilitas PTDI”, kata Humas PTDI, Anissa Carolina.



Vela Alpha akan terlihat seperti pesawat kecil dengan baling-baling, artinya dia terbang seperti helikopter.

Ada delapan baling-baling yang menghadap ke atas serta satu menghadap ke belakang di bagian buritan. Mobil terbang ini memiliki panjang 10,8 meter, tinggi 4,2 meter dan rentang sayap 13,1 meter. Kabinnya terdiri dari dua ruangan terpisah, satu untuk pilot dan lainnya untuk penumpang. Kabinnya terdiri dari dua ruang terpisah, yakni ruang pilot dan penumpang. Mobil terbang lokal Indonesia ini mampu membawa muatan sebanyak 456 kilogram. Terakhir, PTDI dan Vela Aero menawarkan dua opsi mesin pada mobil terbangnya, yaitu murni listrik (eVTOL) dengan daya 216 kWh dan hybrid (hVTOL) 71 kWh. PTDI baru bisa menjelaskan kemampuan mesin eVTOL, memiliki jarak tempur hingga 100 kilometer.

Saat ini, PTDI sedang mengajukan uji layak terbang Vela Alpha kepada Direktorat Kelaikudaraan & Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Kementerian Perhubungan. Fun fact, ini bakal menjadi mobil terbang pertama yang dilakukan di kawasan Asia Tenggara


SUMBER ZONAJAKARTA

 

kemampuan Rafale Prancis untuk menembak jatuh jet tempur terbaik AS saat itu sangat signifikan

 

Rafale  Perancis yang di pesan Indonesia sebanya 48 Unit

Pesawat tempur F-22 Raptor dan F-35 Lightning II dari Amerika Serikat merupakan jet tempur terbaik di dunia.

Memiliki kemampuan siluman higga manuver yang super, F-22 dan F-35 seakan tidak mungkin terkalahkan. Kendati demikian, kehadiran pesawat tempur Rafale dari Prancis tak bisa dilupakan begitu saja.

F22 Raptor USA


Terlebih lagi, Rafale kini menjadi pesawat tempur laris manis dengan banyak pelanggan dari berbagai negara di dunia.

Saking larisnya, salah satu media asing membahas mengenai ketenaran Rafale di atas F-22 Raptor. Hal tersebut seperti diberitakan laman The National Interest dalam artikelnya berjudul "F-22 Raptor Defeated? How a French Rafale 'Killed' the World's Top Fighter" edisi 15 September 2024.

Artikel tersebut menerangkan bahwa F-22 bisa dibilang menjadi pesawat tempr yang paling dipuji di seluruh dunia. Ketika pesawat tempur generasi kelima pertama mengudara pada awal tahun 2000-an, masa depan pertempuran udara akan berubah selamanya. Kendati demikian, hal itu tentu saja tidak berarti F-22 tidak dapat dikalahkan.

F-22 diteranggkan menjadi platform pesawat tempur pertama yang menggabungkan kemampuan siluman, manuver super, jelajah super, dan fusi sensor dalam satu rangka pesawat.

Meski kemampuan ini menjadikan F-22 sebagai pesawat legendaris di kalangan penggemar penerbangan dan pakar milier, F-22 tidak sepenuhnya kebal. Kenyataannya, seorang pilot pesawat tempur Prancis pernah 'menembak' F-22 dalam latihan pertempuran.

Meski insiden ini bukan hal baru, kemampuan Rafale Prancis untuk menembak jatuh jet tempur terbaik AS saat itu sangat signifikan.

Peristiwa tersebut terjadi di tahun 2009, satu skuadron F-22 Raptor dari Wing Tempur 1 Angkatan Udara di Virginia terbang ke Uni Emirat Arab (UEA).

Kedatangan mereka ke UEA guna untuk menyelesaikan latihan bersama pesawat tempur Rafale Prancis, Mirage UEA, dan Typhoon Inggris.

Selama latihan bersama tersebut, pesawat tempur dari masing-masing negara saling berhadapan dalam berbagai evolusi pelatihan.

Satu bulan setelah latihan berakhir, Kementerian Pertahanan Prancis menerbitkan rekaman yang menggambarkan F-22 dalam posisi dogfight yang tidak menguntungkan yang terekam oleh kamera depan Rafale.

Kala itu, posisi F-22 yang rentan menyiratkan bahwa pesawat tempur Prancis tersebut telah memenangkan setidaknya ronde dogfight performatif tersebut dengan jet Amerika.

Meski video tersebut telah dirilis, AS membantah bahwa salah satu pesawatnya telah dikalahkan oleh Rafale. Namun, para pilot mengakui bahwa satu F-22 ditembak jatuh oleh Mirage milik UEA selama latihan.

 

Setelah melihat video Rafale vs F-22, para ahli mengakui bahwa pilot Prancis tersebut telah mendorong badan pesawatnya hingga batas maksimal, bahkan mencapai 9G pada satu titik selama adu dogfight.

Kemenangan Rafale atas F-22 seperti yang ditunjukkan dalam video tersebut semakin menunjukkan bahwa terkadang keterampilan pilot lebih penting daripada keunggulan teknologi pada badan pesawat.

Meskipun F-22 secara teknologi lebih unggul daripada Rafale, pilot masih bisa membuat kesalahan. Beberapa tahun sebelum insiden Rafale, F-22 Raptor lainnya dilaporkan dikalahkan oleh F-16 Fighting Falcon selama latihan militer.

Selain itu, jet Growler Angkatan Laut mengulangi prestasi tersebut pada latihan udara yang berbeda di awal tahun 2009.

Pesawat tempur F-22 buatan Lockheed Martin terus memiliki atribut unit dan bahkan tidak dimiliki oleh pesawat tempur generasi kelima yang terbaru, F-35.

F-22 dilengkapi penampang radar kecil dan dua mesin penggerak dorong. Selain itu, F-22 memiliki karakteristik penerbangan supermanuver yang membantunya tidak terdeteksi oleh badan pesawat asing.

Keunggulan lainnya dibandingkan F-35, F-22 memiliki ketinggian dan kecepatan operasional yang lebih tinggi, mencapai Mach 2,25 dan ketinggian 20 km. Kemampuan F-22 tersebut lebih unggul dibandingkan kecepatan F-35 yang di bawah rata-rata yaitu Mach 1,6 dan ketinggian maksimum di bawah 16 km.

Meski 30 persen lebih berat, F-22 tetap jauh lebih mudah bermanuver dengan dua mesin F119 yang menghasilkan rasio dorong/berat yang cukup baik yaitu 1,08.

Namun sampai saat ini, hanya Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) yang menjadi pengguna F-22 Raptor. Hal tersebut berbanding terbalik dengan Rafale yang banyak memiliki pelanggan di negara-negara di dunia. Seperti baru-baru ini, Prancis telah mengambil hati Serbia untuk mengakuisisi Rafale.

Diberitakan Defense News dalam artikel berjudul "Serbia to buy 12 Rafale fighter jets in nod to European industry" edisi 30 Agustus 2024, Serbia telah membeli 12 unit Rafale.

Keduabelas Rafale dari Dassault Aviation Prancis untuk menggantikan armada MiG-29 milik Serbia. Kontrak untuk sembilan Rafale satu tempat duduk dan tiga Rafale dua tempat duduk bernilai US$3 miliar, menurut media Prancis.

Harga pembelian tersebut mencakup paket logistik tambahan, mesin dan suku cadang, kata Vucic dalam sebuah konferensi pers, Reuters melaporkan. (ZJ)

 

Sumber: Zonajakarta, Defense News, the national interest

 

Tuesday, August 20, 2024

Marwah Republik Semakin Berkibar

Gambar dibawah adalah ilustrasi jet tempur F15 Id khusus untuk Indonesia yang diterbitkan Boeing Company AS seminggu yang lalu. Ini adalah literasi marketing komunikasi digital sebagai bagian dari upaya percepatan proses pengadaan alutsista canggih dan strategis. Untuk apa sih Indonesia melakukan pengadaan berbagai alutsista strategis. Jawabannya, demi marwah, martabat dan harga diri NKRI serta untuk memperkokoh kekuatan. Sebagai informasi Indonesia akan membeli 24 unit jet tempur canggih, twin engine multi role ini. Alhamdulillah.



Marwah Republik Indonesia saat ini and next adalah posisi geopolitik dan geostrategisnya yang membuat pemilik hegemoni AS dan aliansi AUKUS harus berbaik hati dan bermuka manis dengan Jakarta. Salah satu cara "mengurung" China dengan barikade bulan sabit mulai dari Jepang sampai India adalah melihat Indonesia sebagai pemilik teritori strategis di Asia Tenggara. Dan sekaligus bumper pertahanan bagi Australia. Dengan dinamika yang terjadi di kawasan Asia Pasifik khususnya Laut China Selatan, betapa sesungguhnya Indonesia punya bargaining power atau marwah dalam diplomasi multi dimensi.
Contoh, ketika Prabowo menjadi menteri pertahanan, status visa nya masih di ban AS. Padahal mantan Pangkostrad ini sedang giat-giatnya membeli alutsista canggih. Lalu dia berkunjung ke Austria melirik jet tempur Typhoon. AS mulai mikir neh. Karena ada kesulitan teknis kemudian Menhan ke Perancis untuk beli 42 jet tempur Rafale. Nah ketika beliau berkunjung ke Paris, Washington berubah sikap dan mempersilakan Prabowo berkunjung. Nah pada saat Menhan kita berkunjung beberapa bulan kemudian, Pentagon membentangkan karpet merah. Luar biasa.
Inilah marwah dan martabat yang berkelas. Negara adidaya AS harus berhitung ulang untuk Prabowo dan Indonesia. Ternyata da lagi yang lebih bermarwah. Ketika Indonesia teken kontrak 42 jet tempur Rafale dengan Perancis, pada hari yang sama AS menyetujui penjualan 24 jet tempur F15 Id. Benar-benar surprise. Padahal jet tempur F15 ini hanya untuk sekutu AS seperti Korsel, Jepang dan Singapura. Dari sini bisa terlihat betapa marwah Indonesia menguat dalam diplomasi militer.

Rafale


Penguatan alutsista Indonesia juga mengangkat marwah negeri ini. Ingat ketika konflik Ambalat membara antara tahun 2001sd 2008 betapa marwah kita dilecehkan jiran sebelah. 4 pesawat bronco baling-baling TNI AU ketika patroli di Sipadan diusir 3 jet tempur F5E Malaysia. Presiden SBY ketika mengunjungi Ambalat dengan sejumlah KRI mendapat pelecehan dari pesawat Malaysia. Marwah negeri ini berada di titik terendah padahal jiran kita itu bersebelahan rumah lho. Benar-benar kebangetan. Namun saat ini si jiran sudah mati angin di Ambalat sejak kita mulai penguatan alutsista sepanjang 15 tahun terakhir. Marwah negeri kembali berkibar di Ambalat.

F15-ex/id

Sinergitas pembangunan ekonomi kesejahteraan dan investasi pertahanan yang berlangsung saat ini semakin menguatkan marwah republik. Indonesia saat ini berada di urutan 16 besar dunia dalam pencapaian produk domestik bruto (PDB) sehingga masuk grup elite dunia G20. Demikian juga dengan postur kekuatan militer kita menurut GFP (Global Fire Power) ada di urutan 13 besar dunia. Artinya kedua pilar marwah kita yaitu ekonomi kesejahteraan dan investasi pertahanan semakin mengibarkan kekuatan harkat dan martabat republik.
Di usia ke 79 sebuah perjalanan eksistensi yang penuh dengan nilai perjuangan dan kejuangan adalah evidence historis tak terbantahkan tentang definisi marwah kebangsaan. Proklamasi 17 Agustus 1945 adalah simbol keberanian dan ketangguhan tak tertandingi untuk menegakkan marwah dan harga diri bangsa. Indonesia adalah satu-satunya negara di kawasan ini yang memerdekakan diri dengan perjuangan "timnas full team" darah dan air mata. Berdirinya republik kebanggaan kita ini, bukan karena hadiah dari penjajah sebagaimana negara lain yang ada di sekitar kita.
Betapa nilai capital gain dari perjuangan itu yang kemudian menjadikan negeri jamrud khatulustiwa ini memiliki semangat kebangsaan nasionalis patriotik tak tergantikan. Marwah Republik Indonesia yang tertinggi adalah seluruh anak negeri antar generasi memiliki jiwa nasionalis patriotik yang diakui dunia sampai saat ini. Seremoni dari akhir pertandingan Timnas sepakbola kebanggaan kita adalah salah satu bukti. Ketika lagu "Tanah Airku" menggema berkumandang di stadion megah bersama seluruh pemain di lingkaran lapangan hijau bersama puluhan ribu penonton dan puluhan juta pemirsa mampu membangkitkan semangat kebangsaan kita. Betapa marwah republik menjulang menggema dan menyelinap di relung bathin anak negeri lintas generasi.
Pencapaian republik di usia ke 79 patut kita syukuri. Republik Indonesia adalah sebuah karunia terbesar untuk kita syukuri. Dunia sebenarnya terpana dan kagum dengan sebuah negara multi dimensi. Beribu pulau, beragam etnis, bervariasi bahasa dan aneka budaya membentuk adonan indah megah yang bernama Indonesia. Sebuah maha karya dari perumus dan pendiri republik tentu dengan ridho Allah jadilah sebuah tatanan yang tersaji indah, besar, megah, ramah dan gemah ripah.
Hidup guyup dua ratus delapan puluh juta anak bangsa menyebar di berbagai pulau nusantara. Masya Allah kalau bukan karena kehendak Allah. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. Mari kita renungkan betapa kita ditakdirkan menjadi bagian dari warga bangsa besar, bangsa yang menghargai jasa para pahlawan. Bangsa multi etnis multi budaya yang mampu mengikatkuatkan kebhinekaannya. Inilah sejatinya akar jatidiri marwah republik. Dirgahayu Indonesia.
****
Oleh: Jagarin Pane (Pengamat Alutsista)
Semarang / 17 Agustus 2024
Nusantara Baru Indonesia Maju

Monday, August 19, 2024

PT Pindad yang Pertama di Dunia Ciptakan Senjata Pelumpuh Senyap SPS-1 Anti Drone Bisa Hancurkan UAV Dengan 2 Cara



Penggunaan Unmanned Aerial Vehicle (UAV) alias drone baik untuk keperluan militer maupun sipil terus meningkat setiap harinya yang bisa memabawa manfaat bisa juga menjadi ancaman. PT Pindad perusahaan yang selama ini bergerak di bidang alat pertahanan rupanya cukup menyadari akan perkembangan penggunaan drone yang semakin meningkat.

Alih-alih ikut membuat drone, PT Pindad justru membuat gebrakan dengan membuat senjata anti UAV. Meski di bidang pertahanan, militer Indonesia, khususnya TNI AL memiliki cita-cita untuk memiliki skadron Unmanned Aerial Vehicle (UAV) alias drone untuk melindungi NKRI. Media asing bahkan ikut penasaran dengan rencana pembentukan skadron UAV oleh TNI AL Indonesia. Hal ini seperti dikutip Zonajakarta.com dari artikel The Defense Post edisi 30 Oktober 2023 yang berjudul "Indonesia Incar Skuadron Drone Buatan Dalam Negeri".

"Militer Indonesia telah mengumumkan niatnya untuk membangun skuadron drone buatan dalam negeri untuk meningkatkan kemampuan pengawasan dan pertahanan udaranya," jelas media berbahasa Inggris tersebut. The Defence Post kemudian membongkar investasi drone yang sudah dilakukan Indonesia. "Awal tahun ini, Kementerian Pertahanan Indonesia mengumumkan bahwa mereka membeli selusin drone militer dari Turki dengan nilai total $300 juta.

Kontrak tersebut juga mencakup penyediaan pelatihan dan simulator penerbangan, yang diharapkan selesai pada November 2025. Meskipun jenis drone spesifiknya tidak diungkapkan, beberapa laporan media menyebutkan itu adalah UAV tempur Anka dari Turkish Aerospace Industries. Pada tahun 2019, anak perusahaan Boeing, Insitu, juga mengatakan pihaknya mendapatkan kontrak senilai hampir $48 juta untuk mengirimkan delapan drone ScanEagle ke Indonesia.

UAV portabel dengan ketinggian rendah ini menawarkan ketahanan penerbangan lebih dari 20 jam dan dapat mendukung operasi intelijen, pengintaian, dan pengawasan di medan perang," jelas The Defence Post. Amerika Serikat (AS) secara sukarela memberikah hibah unmanned aerial vehicles (UAV) alias Drone Boeing Insitu ScanEagle kepada TNI AL Indonesia pada 2021 lalu.

Rencana besar TNI AL Indonesia untuk membentuk skadron UAV diumumkan TNI AL lewat unggahan akun Instagram @tni_angkatan_laut pada 26 Oktober 2023 silam. "'Saat ini TNI AL telah memiliki beberapa Unmanned Aerial Vehicle (UAV) baik buatan luar negeri maupun buatan sendiri, kedepan tentu saja kita akan mengembangkan skuadron UAV dan semua yang terkait dengan peralatan nirawak'.

Hal tersebut dikatakan oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali, sesaat setelah memimpin pelaksanaan serah terima tiga jabatan strategis di TNI AL, Kamis (26/10), di Mabesal Cilangkap, Jakarta.

Lebih lanjut menurut Kasal, dengan kemajuan peperangan saat ini, kita dapat melihat bagaimana drone sangat efektif untuk digunakan dalam peperangan saat ini, dan Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal) harus menguasai tantangan tersebut. 

Laksamana TNI Muhammad Ali juga menekankan dalam mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) pengawak TNI AL yang kompeten dan berkualitas dikaitkan dengan kemajuan teknologi, maka dalam pendidikan TNI AL akan ditingkatkan bukan saja teori tapi penguasaan teknologi informasi dan teknologi kesenjataan," jelas akun Instagram @tni_angkatan_laut kala itu 

Tak cuma menguji penggunaan dan melakukan pengadaan drone, Indonesia rupanya juga menyiapkan alutsista anti drone lewat PT Pindad. PT Pindad memperkenalkan produk inovasi terbaru dalam mengembangkan senjata anti-drone buatan dalam negeri yang diberi nama SPS-1 (Senjata Pelumpuh Senyap seri 1) dan kendaraan Maung MV3 Mobile Jammer pada 17 Agustus 2024 di Ibu Kota Nusantara (IKN). 

dari rilis resmi Pindad, senjata SPS-1 dan Maung MV3 Mobile Jammer ini turut berpartisipasi dalam mendukung pengamanan upacara HUT ke-79 RI di IKN yang dihadiri oleh Presiden RI Joko Widodo dan Presiden terpilih RI, Prabowo Subianto. 

PT Pindad yang Pertama di Dunia Ciptakan Senjata Pelumpuh Senyap SPS-1 Anti Drone Bisa Hancurkan UAV Dengan 2 Cara. Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Pindad , Sigit P. Santosa dalam keterangan resmi perusahaan menyampaikan keunggulan dan kontribusi produk inovasi dalam mendukung pertahanan negara. Dengan dukungan teknis dan kesiapan purnajual dalam negeri yang dimiliki,  SPS-1 dan Maung MV3 Mobile Jammer mampu memperkuat pertahanan negara dari gangguan dan ancaman drone ilegal, juga sebagai upaya mewujudkan kemandirian alutsista.

Adapun VP Inovasi, Prima Kharisma menjelaskan  proses pengembangan dan keunikan sistem pertahanan didalamnya yang terintegrasi. "Produk ini merupakan jenis varian kombinasi yang belum pernah dikembangkan sebelumnya di dunia, bisa dibilang original desain from Indonesia yang proses pengembangan kendaraannya, senjatanya, dan komponen jammer terintegrasi menjadi satu sistem kesatuan pertahanan anti-drone " ujar Prima. 

SPS-1 dioperasikan oleh 1 orang personil, andal untuk mobilitas  tinggi karena melekat pada senjata. SPS-1 bertenaga baterai sehingga tidak tergantung kepada power system static. 

SPS-1 memiliki kemampuan menetralisir ancaman drone dengan 2 metode. PT Pindad yang Pertama di Dunia Ciptakan Senjata Pelumpuh Senyap SPS-1 Anti Drone Bisa Hancurkan UAV Dengan 2 Cara

Pertama soft kill untuk menonaktifkan drone yang mengancam dengan menutup akses kendali pada jarak 500 m. Kedua hard kill yang bersifat destruktif atau menghancurkan drone pada jarak 150 m.

Senjata ini didesain mengikuti perkembangan teknologi terkini dan merupakan hasil penyesuaian dengan kebutuhan pengguna.


zona jakarta

  

BERITA POLULER