Pages

Saturday, June 1, 2024

Melihat Spesifikasi F15 EX Yang di pesan Indonesia

 

F-15EX yang di pesan Indonesia

Boeing F-15EX Eagle II merupakan pesawat tempur multiperan dari Amerika Serikat, turunan dari McDonnell Douglas F-15E Strike Eagle. Pesawat ini lahir dari studi "Cost Assessment and Program Evaluation" (OSD CAPE) oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat di tahun 2018 untuk memanfaatkan jumlah armada F-15C/D yang menua atas isu jumlah F-22 yang tidak memadai, keterlambatan proyek F-35, sekaligus memelihara keberlangsungan ragam pokok industri pertahanan domestik khususnya lini pesawat tempur melalui pabrik Boeing di St. Louis (yang sebelumnya merupakan McDonnell Douglas). F-15EX diarahkan untuk menggantikan peran F-15C/D dalam operasi pertahanan udara dan sebagai sebuah platform terjangkau untuk membawa ragam amunisi dalam jumlah besar, mendampingi F-22 dan F-35 di garis operasi terdepan. Unit pesawat pertama diterima pada tahun 2021 dan diharapkan dapat aktif operasional pada Juli 2024.



 

Desain dan pengembangan

Pada tahun 2018, menindaklanjuti studi OSD CAPE, Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) dan Boeing membahas F-15X atau Advanced F-15, varian kursi tunggal berdasarkan F-15QA untuk menggantikan armada F-15C/D USAF. Beberapa peningkatan meliputi sistem AMBER (Advanced Missile and Bomb Ejector Rack) yang dapat membawa hingga 22 rudal udara-ke-udara, sensor pencarian dan pelacakan inframerah, instrumen peperangan elektronik dan avionik muktahir, radar active electronically scanned array (AESA), serta peningkatan struktur kerangka pesawat dengan umur penggunaan hingga 20.000 jam terbang. Proposal varian kursi tunggal dan dua kursi diajukan, F-15CX dan F-15EX, dengan kapabilitas serupa. USAF mengambil opsi varian dua kursi, dimana dapat diterbangkan baik oleh seorang pilot saja maupun pilot beserta weapon system officer (WSO) untuk operasi lebih komplek, dan kedepannya, mengendalikan collaborative combat aircraft (proyek UCAV layaknya Loyal Wingman). Keputusan mengapa memilih varian dua kursi karena varian ini masih diproduksi.

 

Terlihat sebuah F-15EX di jalur perakitan, Juli 2020

 

USAF mengakuisisi F-15EX untuk memelihara proporsi kekuatan armada imbas dari F-22 yang tidak lagi diproduksi, hambatan dalam proyek F-35, dan tentunya armada F-15 yang makin menua. Meskipun dianggap tidak dapat menghadapi pertahanan udara modern lampau tahun 2028, F-15EX dapat melaksanakan peran pertahanan udara domestik, penjaga zona larangan terbang, dan membawa ragam amunisi jarak jauh. Pada Juli 2020, Departemen Pertahanan Amerika Serikat memesan delapan unit F-15EX dengan jangka waktu tiga tahun senilai US$1,2 milyar. Pada Agustus 2020, USAF mengumumkan rencana untuk menggantikan armada F-15C Garda Nasional Udara di Florida dan Oregon dengan F-15EX. Uji coba terbang perdana dilakukan pada 2 Februari 2021.

 

Pada 7 April 2021, diumumkan Eagle II menjadi nama resmi F-15EX. Draft alokasi pertahanan FY2021 menunjukkan anggaran pembelian F-15EX sejumlah US$1,2 milyar untuk 12 unit pesawat, menambah total pesanan menjadi 20 unit. Pada Mei 2022, USAF telah memesan 144 unit F-15EX dan berencana akan mengurangi jumlah pesanan menjadi 80 unit.Unit operasional pertama F-15EX tidak menerima tanki bahan bakar konformal. Proposal anggaran USAF untuk tahun fiskal 2024 meliputi alokasi anggaran pembelian 24 unit F-15EX tambahan, sehingga total pesanan menjadi 104 unit pesawat.

 

Riwayat operasional

 

Unit pertama F-15EX diterima di Lanud Eglin, Florida

Unit pertama F-15EX diterima oleh USAF pada Maret 2021 di Lanud Eglin, Florida, dengan total sekarang enam unit pesawat untuk uji coba lebih lanjut. Dua unit pertama F-15EX melakukan uji coba persenjataan dan ikut serta dalam Northern Edge dan Combat Hammer pada bulan Mei and Agustus 2023. Unit pesawat yang ketiga dilengkapi dengan tambahan perangkat komunikasi, modifikasi desain badan pesawat sesuai spesifikasi USAF, dan merupakan unit pertama yang dilengkapi dengan sistem EPAWSS. Proyek uji coba ini relatif dapat dipersingkat oleh karena beberapa sistem/instrumen layaknya display kokpit dan fly-by-wire telah diuji coba sebelumnya pada F-15SA dan F-15QA.

 

Pada 18 April 2023, USAF mengumumkan bahwa Garda Nasional Udara California dan Louisiana akan menerima F-15EX sebagai pengganti armada F-15C/D mereka. Pada 25 Mei 2023, diumumkan bahwa 173rd Fighter Wing di Lanud Kingsley Field, Oregon, akan menjadi Formal Training Unit (FTU) untuk F-35A daripada F-15EX. Pelatihan dasar F-15, baik untuk F-15E dan F-15EX, akan mengambil lokasi di Lanud Seymour Johnson, Carolina Utara, mulai 2026 kedepannya. 

 

Varian

·         F-15EX

·         Varian dua kursi

·         F-15IA

F-15IA (Israel Advanced) merupakan varian untuk Angkatan Udara Israel berdasarkan F-15EX. Pasukan Pertahanan Israel menyetujui rencana akuisisi 25 unit F-15IA rakitan baru dan meningkatkan 25 unit F-15I ke varian F-15IA pada Februari 2020.

·         F-15IDN ( F15 EX pesanan Indonesia )

F-15IDN (sebelumnya F-15ID) merupakan proposal varian ekspor F-15EX untuk TNI Angkatan Udara. Pada Februari 2022, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menyetujui permohonan penjualan 36 unit F-15ID dan peralatan/tambahan lain terkait kepada Indonesia dengan nilai total US$13,9 miliar.

Pengguna

Amerika Serikat

·         Angkatan Udara Amerika Serikat – 6 unit pesawat telah diterima dari 104 unit yang dipesan.

·         Lanud Eglin, Florida.

·         85th Test and Evaluation Squadron

·         40th Flight Test Squadron

·         Lanud Portland, Oregon (wacana untuk tahun 2025)

·         123d Fighter Squadron

·         Lanud Fresno, California (wacana 194th Fighter Squadron

·         Lanudal Gabungan New Orleans, Louisiana (wacana)

·         122d Fighter Squadron 

 

Spesifikasi (F-15EX)

Data dari Air and Space Forces Magazine, USAF Flight Manual (TO 1F-15E-1), General Electric

Ciri-ciri umum

 

§  Kru: 1 atau 2 (pilot dan WSO)

§  Panjang: 19.446 m

§  Rentang sayap: 13.045 m

§  Tinggi: 5.64 m

§  Luas sayap: 56.5 m2

§  Airfoil: root: NACA 64A006.6; tip: NACA 64A203

§  Berat kosong: 15.694 kg

§  Berat maksimum saat lepas landas: 36.741 kg

§  Kinerja

 

§  Batas kelajuan: 1.650 mph, 2.656 km/h

§  Jangkauan: 791 mi, 1.272 km

§  Jangkauan feri: 2.400 mi, 3.900 km () dengan tanki bahan bakar konformal dan tiga tanki bahan bakar eksternal

§  Langit-langit batas: 18.000 m

§  Laju tanjak: 250 m/s

§  Persenjataan

§  Senjata api: 1× M61A1 Vulcan, 500 butir M-56 atau PGU-28

§  Titik keras: 4 cantelan sayap, cantelan badan, bomb racks pada tanki bahan bakar konformal dengan 23 titik pegangan dengan kapasitas 29.500 pon (13.400 kg) tanki eksternal dan amunisi

Rudal:

§  Rudal udara ke udara: 12 titik pegangan

§  AIM-9 Sidewinder

§  AIM-120 AMRAAM

§  AIM-260 JATM (akan diintergrasikan)

§  Rudal udara ke darat:

§  AGM-158 JASSM

 

 

 

Avionik

Radar:

§  Radar AESA Raytheon AN/APG-82(V)1

§  Pod Penarget:

§  Pod Martin Marietta LANTIRN atau Lockheed Martin Sniper XR

§  Pod IRST Lockheed Martin Legion

§  Penangkal:

§  BAE Systems AN/ALQ-250 Eagle Passive Active Warning Survivability System (EPAWSS) - sistem perang elektronika/penangkal elektronik gabungan

§  AN/ALE-47 Airborne Countermeasures Dispenser System - sistem sekam/chaff dan flare

Pesawat sebanding dalam peran, konfigurasi, dan era

§  Tiongkok Shenyang J-16

§  Rusia Sukhoi Su-35

§  Rusia Sukhoi Su-30MKI

 

Berita terkini F15 EX



 

Indonesia disorot dunia setelah tandatangan MoU pengadaan jet tempur F-15 EX.  Melalui banyak surat kabar, Indonesia dikabarkan ingin memboyong 24 unit F-15 EX itu. Indonesia melakukan penandatanganan nota kesepahaman MoU atas pembelian 24 unit F-15 EX.  Penandatanganan tersebut dilakukan di lini produksi Boeing di St Louis, Missouri, AS, terang Breaking Defence, 22 Agustus 2023.

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyaksikan langsung momen tersebut. Penandatanganan MoU komitmen pembelian 24 unit jet tempur F-15 EX. Kami dengan bangga mengumumkan komitmen kami untuk pengadaan jet tempur ini yang penting bagi Indonesia.

Jet tempur canggih ini akan melindungi dan mengamankan negara kita dengan kemampuannya”, ucapnya lewat postingan Instagram, 22 Agustus 2023. Indonesia sendiri adalah operator ke-7 dari jet tempur kelas berat besutan Boeing itu.

Namun Indonesia adalah pelanggan pertama dari F-15 varian EX di seluruh dunia.  Indonesia adalah kandidat yang bergabung sebagai operator F-15 yang saat ini hanya berjumlah tujuh negara di seluruh dunia.  Namun sejauh ini, baru Indonesia yang membeli model F-15 EX”, terang The Drive, 22 Agustus 2023.

Kehadiran ke-24 F-15 EX menjadikan Indonesia sebagai salah satu pemilik jet tempur paling modern di Asia Tenggara.



 

F-15 EX sendiri adalah varian teranyar dari F-15 dengan sejumlah peningkatan. Sebut saja sistem kendali penerbangan elektronik (fly-by-wire), sistem peperangan elektronik (EW) baru, kokpit digital, serta perangkat lunak dan sistem misi terbaru.  F-15 EX kendati bukan jet tempur paling modern, namun AS masih berhadap kepadanya.  Pentagon sampai rela menggelontorkan miliaran Dolar untuk miliki F-15 varian teranyar ini. Padahal kalau diingat-ingat, AS sudah punya jet tempur paling unggul saat ini yaitu generasi 5 berkemampuan siluman (stealh).

 

Sedangkan F-15 EX mentok pada jet tempur generasi 4.5 dengan kemampuan siluman yang minim. Terdapat beberapa alasan mengapa F-15 masih digunakan oleh AS bahkan negara-negara lain di dunia.Mengutip Military.com, paling tidak ada dua jawaban.

Pertama, kendati bukan jet tempur baru, namun F-15 merupakan yang terkuat dan tercanggih di kelasnya.  Dia memiliki badan pesawat yang lebih kuat, prosesor yang lebih bertenaga, dan sistem kontrol penerbangan yang canggih dibanding pesawat lain”, bebernya.

Alasan kedua, F-15 adalah jet tempur yang belum pernah menelan kekalahan di segala medan tempur. Sedangkan F-15 EX yang mendapat peningkatan di hampir semua sektor memiliki perang tersendiri di medan tempur.  Salah satu jet tempur generasi 5 AS yaitu F-35 memiliki peran sebagai pemantau musuh.  Karena dirinya siluman dan memiliki radar lebih canggih, maka F-35 dikerahkan untuk mengamankan posisi musuh. Sementara F-15 EX datang dengan puluhan rudalnya untuk melepaskan serangan.  Daya angkut F-15 EX mencapai 13,6 ton sekali jalan. Sedangkan F-35 hanya 2,5 ton”, ungkap pembuat F-35 yaitu Lockheed Martin. Sederhananya, F-15 EX digunakan sebagai eksekutor sedangkan F-35 sebagai mata pemantau.

 

Sumber dari Berbagai sumber

Jepang yang Masih Pelit Berikan Teknologi Kelas Mogami, Prancis Siap Jor-joran Kasih Sistem Canggih Fregat FDI ke Indonesia

 


Belharra class atau yang dikenal dengan kapal perang Fregate de Defense et d Intervention (FDI) merupakan calon fregat baru yang segera ternama di dunia.

Dikutip dari berbagai informasi di Naval Analyses, fregat FDI menjadi kapal perang yang memiliki deretan teknologi canggih mulai dari sistem internal eksternal sampai persenjataan.

Dibagian persenjataan fregat FDI terbilang sangat komplit karena memiliki sederet rudal mematikan dan modern.

Mulai dari rudal pertahanan udara Aster 15/30 yang tersimpan di tabung peluncur vertikal jenis SYLVER A50 yang terletak pada bagian depan fregat FDI.

Dan jika diperlukan maka fregat FDI dapat dipasangkan tabung peluncur vertikal jenis SYLVER A70 dan dapat meluncurkan rudal serang darat MBDA MdCN LACM.

Jika ditotal maka fregat FDI memiliki tabung peluncur vertikal rudal sebanyak 8x4 atau sekitar 32 peluncur rudal vertikal.



Selain rudal pertahanan udara dan rudal jelajah serang darat, fregat FDI masih dapat diperkuat dengan rudal anti kapal Exocet jenis terbaru Block 3C yang tersimpan pada bagian tengah kapal.

Terbukti jika fregat FDI akan mengusung quad launcher rudal anti kapal Exocet yang semuanya berjumlah delapan buah.

Untuk meriam pada fregat FDI menggunakan satu unit Leonardo OTO 76/62 Super Rapid pada bagian depan serta ada meriam Nexter NARWHAL 20mm yang berupa RWS.

Nexter NARWHAL 20mm pada fregat FDI terletak pada bagian belakang kapal dan memiliki dua unit.

Lalu untuk memaksimalkan peran anti kapal selam ada dua unit peluncur torpedo di kiri dan kanan yang bernama EuroTorp dan beramunisikan torpedo MU90.

Untuk di fregat FDI versi Yunani masih dipasangkan penangkis serangan udara rudal sejenis RIM-116

Selain itu untuk sistem pertahanan fregat FDI memiliki peluncur decoy dan akan memakai CANTO sebagai antisipasi anti torpedo musuh.

Termasuk decoy anti rudal kapal dimiliki fregat FDI yang berada di sisi kanan dan kiri serta sanggup memberikan perlindungan 360 derajat.

Salah satu yang terpenting pada fregat FDI adalah adanya Combined Active Passive Towed Array Sonar (CAPTAS) yang merupakan sonar tarik yang ditempatkan di belakang.

Dari adanya CAPTAS maka fregat FDI bisa melakukan penanggulangan kapal selam musuh dan melakukan perburuan kapal selam musuh.

Selain sonar tarik, fregat FDI memiliki sonar yang terletak pada bagian depan berupa Thales KINGKLIP Mk2 yang mampu mendeteksi dan mengklasifikasi target bawah air.

Alhasil untuk memaksimalkan perang anti kapal selam maka fregat FDI difasilitasi dengan helideck dan hanggar helikopter yang berukuran 11 ton.

 

 


Maka dari itu helikopter berspesialisasi anti kapal selam dapat diperkuat di fregat FDI termasuk dengan drone VSR700 serta hanggar dibagian samping kiri dan kanan untuk menampung perahu RIB berukuran 9,5 meter.

Selain itu, deretan teknologi canggih masih ada di fregat FDI berupa bola radar yang bernama Thales SURFSAT-L SATCOM yang ada di belakang dan depan untuk alat komunikasi satelit yang menghubungkan dengan markas dan beberapa alutsista udara, permukaan, dan darat.

Bergeser ke tengah ada alat canggih berupa Safran Paseo XLR EO FCS yang berupa alat optik yang bisa mengendalikan beberapa senjata dan bisa untuk memantau target.

Yang paling utama pada fregat FDI adalah tiang tinggi yang disitu memiliki beberapa alat canggih dan fungsinya bermacam-macam.

Dari urutan teratas di tiang fregat FDI ada Thales ALTESSE-H C-ESM dan COMMINT yang fungsinya sangat banyak seperti peringatan dan kewaspadaan dini, kesadaran situasional taktis, serta dukungan operasi intelijen yang dapat melakukan analisis sinyal.

Serta untuk mengoptimlakan alat komunikasi pada fregat FDI memiliki Alseamar AS338 MIDS/JTIDS NATO L16, Alseamar AS 329-1A UHF, Alseamar AS 237 UHF, Alseamar AS 307-B UHF, serta TADIL A/L11 V/UHF.

Tak berhenti disitu saja, fregat FDI masih memiliki teknologi Thales SENTINEL R-ESM dan kegunaanya adalah dalam peperangan elektronika dan ditempatkan di beberapa titik.

Masih dalam tiang yang sama, sosok Bertin Technologies TV dan IR Surveillance System disematkan di fregat FDI untuk dukungan pengawasan dan perlindungan

Dan yang paling utama di tiang fregat FDI adalah radar besutan Thales yang bernama SEAFIRE S-band dan mengusung radar AESA.

Serta radar Thales STIR 1.2 EO Mk2 FCR dan EO tracking system terdapat dibawah radar AESA fregat FDI dan berguna untuk mengendalikan sistem rudal pertahanan udara.

Dengan deretan teknologi tersebut maka tak heran jika fregat FDI jadi sosok tercanggih yang pas untuk gantikan kapal perang fregat La Fayette.

Dikutip dari Naval Group yang berjudul Naval Group launches the first defense and intervention frigate (FDI) for the French Navy, fregat FDI memiliki panjang 122 meter, lebar 18 meter, serta berat mencapai 4.500 ton.

 

Sayangnya untuk mesin dan tenaga penggerak dari fregat FDI masih belum diketahui.

Tetapi diproyeksikan jika fregat FDI bakal memiliki kecepatan maksimal sampai 27 knots serta daya tahan 45 hari.

Akomodasi dari fregat FDI sendiri dapat membawa 125 personel dan dapat menampung prajurit tambahan seperti kru helikopter dan pasukan khusus sampai 28 personel.

Fregat FDI Prancis Bisa Menjadi Calon Kapal Perang Terbaru Indonesia Setelah PPA Paolo Thaon Di Revel Class dari Italia.

.

Dari kelebihan ini maka tak heran jika pihak Naval Group selaku developer dari fregat FDI menawarkan kapal perang ini untuk memperkuat TNI AL.

Dijelaskan dari Naval News pada 31 Mei 2024, fregat FDI yang ditawarkan ke Indonesia dalam konfigurasi multi-misi penuh.

Artinya Indonesia bisa mendapatkan seluruh sensor dan senjata anti-udara, anti-kapal selam, anti-permukaan, asimetris, dan peperangan elektronik pada fregat FDI.

Ini termasuk 32x SYLVER VLS untuk rudal ASTER 15 dan 30, umpan akustik CANTO, radar multi-fungsi Sea Fire 4D AESA, serta sonar array yang dipasang di lambung kapal, kedalaman variabel, dan sonar derek pada fregat FDI buatan Naval Group.

Secara garis besar jika Prancis siap jor-joran kasih sistem canggih jika Indonesia jadi membeli fregat FDI di masa yang akan datang.

Berbeda dengan Jepang yang diduga masih pelit berikan teknologi kelas Mogami kepada beberapa negara.

SUMBER ZONAJAKARTA

Friday, May 31, 2024

Kemampuan Rafale Pesanan Indonesia dan Jet Tempur Siluman F-35 Punya Kemiripan yang Berkaitan Dengan Nuklir

 

F-35 PARKIR

Tentu ada banyak alasan mengapa jet tempur F-35 begitu digemari, salah satunya adalah kemampuan siluman. Dengan kemampuan siluman ini, F-35 punya kesempatan untuk menembus pertahanan musuh.

Radar musuh akan sulit mendeteksi kedatangan platform siluman ini, dan F-35 dapat menyerang aset berharga tinggi musuh.

Tapi selain kemampuan siluman, daya serang F-35 juga menakutkan karena mampu melepaskan serangan nuklir.

F-35

F-35 adalah satu dari sedikit jet tempur yang dapat melakukan hal itu. Menurut kabar terbaru, F-35 Belanda yang diberi tugas oleh NATO untuk mengambil peran serangan nuklir. Belanda telah menjadi negara pertama yang menyatakan bawah F-35 miliknya bertanggung jawab penuh atas peran serangan nuklir”, jelas The War Zone pada 31 Mei 2024. Sementara bom nuklir yang akan dipakai adalah bom termonuklir B61-12. Pengambilan peran ini melihat ketegangan antara Rusia dan Ukraina yang tiada henti.

Klaim pihak Barat mengatakan bahwa Rusia berulang kali melakukan serangan nuklir, hal inilah yang menjadi fokus NATO. Peran anti-nuklir ini secara resmi akan dijalankan F-35 Belanda mulai 1 Juni menggantikan F-16 mereka. Benar, F-35 adalah pemain baru bagi Belanda dalam misi perang nuklir ini.

Lebih spesifik, Amerika sebagai pembuat F-35 baru memberi izin kepada jet tempur Belanda untuk menjalankan peran nuklir.

Sementara sebelum F-35, F-16 Belanda lah yang menjalankan misi besar itu. Belanda adalah salah satu sekutu NATO yang menjalankan misi pencegahan nuklir, dan negara Eropa yang memakai F-35 untuk jalankan operasi itu”, ucap Angkatan Udara Belanda dalam keterangannya.  Setelah Belanda, F-35 Inggris, Belgia, Jerman, dan Italia juga dipercaya akan mengemban misi yang sama. F-35 Inggris, Belgia, Jerman, dan Italia pada akhirnya akan menerima bom B61-12 meski jadwal pengirimannya sangat dirahasiakan”, pungkas The War Zone.

Namun di luar penjelasan itu semua, jet tempur lain yaitu Rafale nyatanya juga sedang diupayakan untuk dapat melakukan serangan nuklir. Rafale sejatinya mampu menggotong berbagai jet tempur rudal maupun bom, dan nuklir adalah salah satunya.

Rafale baru saja lakukan uji coba lepaskan rudal kiamat berhulu ledak nuklir


Karena baru-baru ini, Rafale telah lakukan uji coba lepaskan rudal nuklir udara-ke-permukaan jarak menengah ASMP-R.

Pada tanggal 22 Mei, Direktorat Jenderal Persenjataan Perancis umumkan keberhasilan peluncuran evaluasi pertama dari rudal udara-ke-permukaan jarak menengah ASMP-R”, jelas Army Recognition pada tanggal yang sama.  ASMP adalah rudal jelajah berhulu ledak nuklir yang dikembangkan oleh perusahaan raksasa MBDA Prancis. Sementara ASMP-R sendiri adalah varian tercanggih dari rudal kiamat itu.

Rudal ASMP pertama kali beroperasi pada bulan Mei 1986, di mana jet tempur pendahulu Rafale yaitu Mirage yang membawanya.

Versi yang ditingkatkan pun lahir yaitu ASMP-A dengan jangkauan sekitar 500 km dengan kecepatan maksimum 3 mach.

 

Varian ini pertama kali beroperasi pada bulan Oktober 2009 di mana digunakan oleh jet tempur Mirage dan juga Rafale.

Merasa belum cukup, MBDA menciptakan ASMP-R di tahun 2016 dengan kemampuan yang ditingkatkan.

belum jelas berapa jauh rudal ini dapat melesat maupun kecepatannya, namun yang jelas ASMP-R membawa hulu ledak termonuklir 300 kt.  Pertanyaannya, apakah Indonesia yang akan menerima Rafale di tahun 2026 juga akan senjata nuklir?

Jawabannya tidak karena Indonesia bukanlah negara dari Treaty On The Non Proliferation Of Nuclear Weapon 1968 (NPT), karena hanya 5 negara yang diperbolehkan mengembangkan senjata nuklir.  Berdasarkan NPT 1968, hanya Amerika, Rusia, China, Prancis, dan Inggris yang boleh memiliki senjata nuklir.  Di sisi lain, Indonesia juga menunjukkan sikapnya menentang penyebaran senjata nuklir.

Dengan meningkatnya tantangan keamanan nuklir global, mulai dari ketegangan geopolitik dan kemajuan teknologi yang meningkatkan keamanan nuklir. Indonesia tegaskan komitmen pelucutan senjata nuklir”, ungkap Kemlu di laman resminya pada 23 Mei 2024.

Dalam upaya menjamin keamanan nuklir, Indonesia sejatinya sudah melakukan berbagai upaya seperti memperkuat peraturan domestik.

SUMBER :ZONA JAKARTA

 

 

PERANG DUNIA II- PD2

 


Perang Dunia II atau Perang Dunia Kedua (biasa disingkat menjadi PDII atau PD2) adalah sebuah perang global yang berlangsung mulai tahun 1939 sampai 1945. Perang ini melibatkan banyak sekali negara di dunia —termasuk semua kekuatan besar—yang pada akhirnya membentuk dua aliansi militer yang saling bertentangan: Sekutu dan Poros. Perang ini merupakan perang terluas dalam sejarah yang melibatkan lebih dari 100 juta orang di berbagai pasukan militer. Dalam keadaan "perang total", negara-negara besar memaksimalkan seluruh kemampuan ekonomi, industri, dan ilmiahnya untuk keperluan perang, sehingga menghapus perbedaan antara sumber daya sipil dan militer. Ditandai oleh sejumlah peristiwa penting yang melibatkan kematian massal warga sipil, termasuk Holokaus dan pemakaian senjata nuklir dalam peperangan, perang ini memakan korban jiwa sebanyak 50 juta sampai 70 juta jiwa. Jumlah kematian ini menjadikan Perang Dunia II konflik paling mematikan sepanjang sejarah umat manusia.

 

Kekaisaran Jepang berusaha mendominasi Asia Timur dan sudah memulai perang dengan Republik Tiongkok pada tahun 1937, tetapi perang dunia secara umum pecah pada tanggal 1 September 1939 dengan invasi ke Polandia oleh Jerman yang diikuti serangkaian pernyataan perang terhadap Jerman oleh Prancis dan Britania. Sejak akhir tahun 1939 hingga awal 1941, dalam serangkaian kampanye dan perjanjian, Jerman membentuk aliansi Poros bersama Italia, menguasai atau menaklukkan sebagian besar benua Eropa. Setelah Pakta Molotov–Ribbentrop, Jerman dan Uni Soviet berpisah dan menganeksasi wilayah negara-negara tetangganya sendiri di Eropa, termasuk Polandia. Britania Raya, dengan imperium dan Persemakmurannya, menjadi satu-satunya kekuatan besar Sekutu yang terus berperang melawan blok Poros, dengan mengadakan pertempuran di Afrika Utara dan Pertempuran Atlantik. Bulan Juni 1941, Poros Eropa melancarkan invasi terhadap Uni Soviet yang menandakan terbukanya teater perang darat terbesar sepanjang sejarah, yang melibatkan sebagian besar pasukan militer Poros sampai akhir perang. Pada bulan Desember 1941, Jepang bergabung dengan blok Poros, menyerang Amerika Serikat dan teritori Eropa di Samudra Pasifik, dan dengan cepat menguasai sebagian besar Pasifik Barat.

 

Serbuan Poros berhenti pada tahun 1942, setelah Jepang kalah dalam berbagai pertempuran laut dan tentara Poros Eropa dikalahkan di Afrika Utara dan Stalingrad. Pada tahun 1943, melalui serangkaian kekalahan Jerman di Eropa Timurinvasi Sekutu ke Italia, dan kemenangan Amerika Serikat di Pasifik, Poros kehilangan inisiatif mereka dan mundur secara strategis di semua front. Tahun 1944, Sekutu Barat menyerbu Prancis, sementara Uni Soviet merebut kembali semua teritori yang pernah dicaplok dan menyerbu Jerman beserta sekutunya. Perang di Eropa berakhir dengan pendudukan Berlin oleh tentara Soviet dan Polandia dan penyerahan tanpa syarat Jerman pada tanggal 8 Mei 1945. Sepanjang 1944 dan 1945, Amerika Serikat mengalahkan Angkatan Laut Jepang dan menduduki beberapa pulau di Pasifik Barat, menjatuhkan bom atom di negara itu menjelang invasi ke Kepulauan Jepang. Uni Soviet kemudian mengikuti melalui negosiasi dengan menyatakan perang terhadap Jepang dan menyerbu Manchuria. Kekaisaran Jepang menyerah pada tanggal 15 Agustus 1945, sehingga mengakhiri perang di Asia dan memperkuat kemenangan total Sekutu atas Poros.

 

Perang Dunia II mengubah haluan politik dan struktur sosial dunia. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) didirikan untuk memperkuat kerja sama internasional dan mencegah konflik-konflik yang akan datang. Para kekuatan besar yang merupakan pemenang perang—Amerika Serikat, Uni Soviet, Tiongkok, Britania Raya, dan Prancis—menjadi anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.[3] Uni Soviet dan Amerika Serikat muncul sebagai kekuatan super yang saling bersaing dan mendirikan panggung Perang Dunia yang kelak bertahan selama 46 tahun selanjutnya. Sementara itu, pengaruh kekuatan-kekuatan besar Eropa mulai melemah, dan dekolonisasi Asia dan Afrika dimulai. Kebanyakan negara yang industrinya terkena dampak buruk mulai menjalani pemulihan ekonomi. Integrasi politik, khususnya di Eropa, muncul sebagai upaya untuk menstabilkan hubungan pascaperang.

 

Kronologi

 

Awal terjadinya perang umumnya disetujui pada tanggal 1 September 1939, dimulai dengan invasi Jerman ke Polandia; Britania dan Prancis menyatakan perang terhadap Jerman dua hari kemudian. Tanggal lain mengenai awal perang ini adalah dimulainya Perang Tiongkok-Jepang Kedua pada 7 Juli 1937.

Lainnya mengikuti sejarawan Britania Raya A. J. P. Taylor, yang percaya bahwa Perang Tiongkok-Jepang dan perang di Eropa beserta koloninya terjadi bersamaan dan dua perang ini bergabung pada tahun 1941. Artikel ini memakai penanggalan konvesional. Tanggal-tanggal awal lainnya yang sering dipakai untuk Perang Dunia II juga meliputi invasi Italia ke Abisinia pada tanggal 3 Oktober 1935. Sejarawan Britania Raya Antony Beevor memandang awal Perang Dunia Kedua terjadi saat Jepang menyerbu Manchuria bulan Agustus 1939.

 

Tanggal pasti akhir perang juga tidak disetujui secara universal. Dari dulu disebutkan bahwa perang berakhir saat gencatan senjata 14 Agustus 1945 (V-J Day), alih-alih penyerahan diri resmi Jepang (2 September 1945); di sejumlah teks sejarah Eropa, perang ini berakhir pada V-E Day (8 Mei 1945). Meski begitu, Perjanjian Damai dengan Jepang baru ditandatangani pada tahun 1951, dan dengan Jerman pada tahun 1990.

 

Latar belakang

 

Perang Dunia I membuat perubahan besar pada peta politik, dengan kekalahan Blok Sentral, termasuk Austria-Hungaria, Kekaisaran Jerman, dan Kesultanan Utsmaniyah; dan perebutan kekuasaan oleh Bolshevik di Rusia pada tahun 1917. Sementara itu, negara-negara Sekutu yang menang seperti Prancis, Belgia, Italia, Yunani, dan Rumania memperoleh wilayah baru, dan negara-negara baru tercipta dari runtuhnya Austria-Hungaria, Kekaisaran Rusia, dan Kesultanan Utsmaniyah.

 

Meski muncul gerakan pasifis setelah Perang Dunia I, kekalahan ini masih membuat nasionalisme iredentis dan revanchis pemain utama di sejumlah negara Eropa. Iredentisme dan revanchisme punya pengaruh kuat di Jerman karena kehilangan teritori, koloni, dan keuangan yang besar akibat Perjanjian Versailles. Menurut perjanjian ini, Jerman kehilangan 13 persen wilayah dalam negerinya dan seluruh koloninya di luar negeri, sementara Jerman dilarang menganeksasi negara lain, harus membayar biaya perbaikan perang, dan membatasi ukuran dan kemampuan angkatan bersenjata negaranya.Pada saat yang sama, Perang Saudara Rusia berakhir dengan terbentuknya Uni Soviet.

 

Kekaisaran Jerman bubar melalui Revolusi Jerman 1918–1919 dan sebuah pemerintahan demokratis yang kemudian dikenal dengan nama Republik Weimar dibentuk. Periode antarperang melibatkan kerusuhan antara pendukung republik baru ini dan penentang garis keras atas sayap kanan maupun kiri. Walaupun Italia selaku sekutu Entente berhasil merebut sejumlah wilayah, kaum nasionalis Italia marah mengetahui janji-janji Britania dan Prancis yang menjamin masuknya Italia ke kancah perang tidak dipenuhi dengan penyelesaian damai. Sejak 1922 sampai 1925, gerakan Fasis pimpinan Benito Mussolini berkuasa di Italia dengan agenda nasionalis, totalitarian, dan kolaborasionis kelas yang menghapus demokrasi perwakilan, penindasan sosialis, kaum sayap kiri dan liberal, dan mengejar kebijakan luar negeri agresif yang berusaha membawa Italia sebagai kekuatan dunia—"Kekaisaran Romawi Baru".

 

Di Jerman, Partai Nazi yang dipimpin Adolf Hitler berupaya mendirikan pemerintahan fasis di Jerman. Setelah Depresi Besar dimulai, dukungan dalam negeri untuk Nazi meningkat dan, pada tahun 1933, Hitler ditunjuk sebagai Kanselir Jerman. Setelah kebakaran Reichstag, Hitler menciptakan negara satu partai totalitarian yang dipimpin Partai Nazi.

 

Partai Kuomintang (KMT) di Tiongkok melancarkan kampanye penyatuan melawan panglima perang regional dan secara nominal berhasil menyatukan Tiongkok pada pertengahan 1920-an, tetapi langsung terlibat dalam perang saudara melawan bekas sekutunya yang komunis.  Pada tahun 1931, Kekaisaran Jepang yang semakin militaristik, yang sudah lama berusaha memengaruhi Tiongkok. sebagai tahap pertama dari apa yang disebut pemerintahnya sebagai hak untuk menguasai Asia, memakai Insiden Mukden sebagai alasan melancarkan invasi ke Manchuria dan mendirikan negara boneka Manchukuo.

Terlalu lemah melawan Jepang, Tiongkok meminta bantuan Liga Bangsa-Bangsa. Jepang menarik diri dari Liga Bangsa-Bangsa setelah dikecam atas tindakannya terhadap Manchuria. Kedua negara ini kemudian bertempur di Shanghai, Rehe, dan Hebei sampai Gencatan Senjata Tanggu ditandatangani tahun 1933. Setelah itu, pasukan sukarelawan Tiongkok melanjutkan pemberontakan terhadap agresi Jepang di Manchuria, dan Chahar dan Suiyuan.

 

Adolf Hitler, setelah upaya gagal menggulingkan pemerintah Jerman tahun 1923, menjadi Kanselir Jerman pada tahun 1933. Ia menghapus demokrasi, menciptakan revisi orde baru radikal dan rasis, dan segera memulai kampanye persenjataan kembali Sementara itu, Prancis, untuk melindungi aliansinya, memberikan Italia kendali atas Ethiopia yang diinginkan Italia sebagai jajahan kolonialnya. Situasi ini memburuk pada awal 1935 ketika Teritori Cekungan Saar dengan sah bersatu kembali dengan Jerman dan Hitler menolak Perjanjian Versailles, mempercepat program persenjataan kembalinya dan memperkenalkan wajib militer

 

Berharap mencegah Jerman, Britania Raya, Prancis, dan Italia membentuk Front Stresa. Uni Soviet, khawatir akan keinginan Jerman mencaplok wilayah luas di Eropa Timur, membuat perjanjian bantuan bersama dengan Prancis. Sebelum diberlakukan, pakta Prancis-Soviet ini perlu melewati birokrasi Liga Bangsa-Bangsa, yang pada dasarnya menjadikannya tidak berguna. Akan tetapi, pada bulan Juni 1935, Britania Raya membuat perjanjian laut independen dengan Jerman, sehingga melonggarkkan batasan-batasan sebelumnya. Amerika Serikat, setelah mempertimbangkan peristiwa yang terjadi di Eropa dan Asia, mengesahkan Undang-Undang Netralitas pada bulan Agustus. Pada bulan Oktober, Italia menginvasi Ethiopia, dan Jerman adalah satu-satunya negara besar Eropa yang mendukung tindakan tersebut. Italia langsung menarik keberatannya terhadap tindakan Jerman menganeksasi Austria.

 

Hitler menolak Perjanjian Versailles dan Locarno dengan meremiliterisasi Rhineland pada bulan Maret 1936. Ia mendapat sedikit tanggapan dari kekuatan-kekuatan Eropa lainnya. Ketika Perang Saudara Spanyol pecah bulan Juli, Hitler dan Mussolini mendukung pasukan Nasionalis yang fasis dan otoriter dalam perang saudara mereka melawan Republik Spanyol yang didukung Soviet. Kedua pihak memakai konflik ini untuk menguji senjata dan metode peperangan baru, berakhir dengan kemenangan Nasionalis pada awal 1939. Bulan Oktober 1936, Jerman dan Italia membentuk Poros Roma-Berlin. Sebulan kemudian, Jerman dan Jepang menandatangani Pakta Anti-Komintern, namun kelak diikuti Italia pada tahun berikutnya. Di Tiongkok, setelah Insiden Xi'an, pasukan Kuomintang dan komunis menyetujui gencatan senjata untuk membentuk front bersatu dan sama-sama melawan Jepang.

 

Bersambung…..

Sumber : Wikipedia

 

Ratusan Jet Tempur Siluman F-35 Siap Dikirim Tetapi Pentagon Tolak, Kini Terparkir di Pabrikan dan Terancam Mangkrak

 


Lebih dari 100 jet tempur F-35 generasi kelima kini terparkir di fasilitas pabrikannya, Lockheed Martin.

Hal itu terjadi setelah Departemen Pertahanan AS menolak menerima jet tempur siluman tersebut.

Sejak Juli tahun lalu, Pentagon menolak menerima pesawat F-35 yang sepenuhnya dibangun oleh Lockheed Martin.



Alasannya karena keterlambatan pengembangan Technology Refresh-3 (TR-3), seperti dikutip dari laman defencesecurityasia.com, Sabtu (1/6/2024).

Pengembangan TR-3 sendiri merupakan sebuah upaya aplikasi perangkat lunak dan perangkat keras senilai USD 1,8 miliar.Tujuannya untuk lebih meningkatkan kemampuan jet tempur F-35.  Akibat penolakan Pentagon, Lockheed Martin kini khawatir tak lagi memiliki lahan yang layak untuk menampung F-35.

Hal tersebut terungkap dalam laporan terbaru badan pengawas pemerintah Amerika Serikat, Government Accountability Office (GAO).  GAO tidak secara jelas mengungkapkan jumlah sebenarnya jet tempur F-35 yang saat ini terparkir di fasilitas Lockheed Martin.

Pentagon pun hanya menyatakan bahwa jumlah pesawat yang terparkir tidak tepat untuk diberitahukan kepada publik.

Jawaban Pentagon cukup untuk mengatakan bahwa masalah jet tempur F-35 yang terparkir sangatlah serius.



"Jika penerbitan TR-3 melampaui April 2024, perusahaan Lockheed Martin diperkirakan tidak lagi memiliki fasilitas penyimpanan dan harus menyusun rencana untuk menyimpan lebih banyak pesawat (F-35)," menurut laporan GAO.

Pejabat senior Lockheed Martin menyatakan bahwa mereka memiliki semua infrastruktur dan kapasitas yang dibutuhkan untuk menyimpan pesawat F-35.

Akan tetapi Pentagon menolak untuk menerimanya sampai semua masalah mengenai TR-3 diselesaikan dan pesawat tersebut diserahkan kepada pelanggan.

"Informasi spesifik mengenai penyimpanan (F-35) tidak akan dibagikan karena masalah keamanan," kata seorang pejabat senior Lockheed Martin, mengutip laman National Interest.

Dari segi finansial juga akan berdampak pada Lockheed Martin. Sebab, Bloomberg memperkirakan untuk setiap jet tempur F-35 yang ditolak Pentagon, Lockheed Martin akan menanggung kerugian sebesar USD 7 juta dalam bentuk pembayaran di muka yang tidak dilakukan oleh Pentagon.

GAO mengatakan Pentagon dan Lockheed Martin akan menghadapi tanggung jawab yang lebih besar jika F-35 yang disimpan rusak atau hilang saat berada di fasilitas penyimpanan perusahaan.

Badan pengawas pemerintah Amerika Serikat juga menyatakan bahwa masalah yang dihadapi Pentagon dan Lockheed Martin adalah sesuatu yang unik serta menghadirkan risiko jadwal dan finansial bagi Pentagon.

GAO juga menyatakan bahwa meskipun TR-3 sudah siap, Lockheed Martin masih membutuhkan waktu setidaknya satu tahun untuk mengirimkan lebih dari 100 unit F-35 yang kini dimilikinya ke Pentagon.

Pesawat F-35 yang saat ini dilengkapi dengan upgrade TR-3 diperkirakan baru akan dikirim ke Pentagon mulai tahun 2025.

Sesuai jadwal awal, pesawat F-35 yang telah diupgrade dengan TR-3 seharusnya sudah mulai dikirim ke Pentagon mulai Juli tahun lalu.

Menurut laporan media pertahanan AS, sistem TR-3 yang ditingkatkan menghadapi masalah dalam mendukung sistem radar dan peperangan elektronik (EW) pada pesawat F-35 yang ada.

Pilot penguji pesawat tempur F-35 menyatakan bahwa mereka harus "me-reboot" radar dan sistem EW saat dalam penerbangan karena masalah dengan TR-3.

SUMBER : ZONA JAKARTA

 

BERITA POLULER