Pages

Friday, May 31, 2024

PERANG DUNIA II- PD2

 


Perang Dunia II atau Perang Dunia Kedua (biasa disingkat menjadi PDII atau PD2) adalah sebuah perang global yang berlangsung mulai tahun 1939 sampai 1945. Perang ini melibatkan banyak sekali negara di dunia —termasuk semua kekuatan besar—yang pada akhirnya membentuk dua aliansi militer yang saling bertentangan: Sekutu dan Poros. Perang ini merupakan perang terluas dalam sejarah yang melibatkan lebih dari 100 juta orang di berbagai pasukan militer. Dalam keadaan "perang total", negara-negara besar memaksimalkan seluruh kemampuan ekonomi, industri, dan ilmiahnya untuk keperluan perang, sehingga menghapus perbedaan antara sumber daya sipil dan militer. Ditandai oleh sejumlah peristiwa penting yang melibatkan kematian massal warga sipil, termasuk Holokaus dan pemakaian senjata nuklir dalam peperangan, perang ini memakan korban jiwa sebanyak 50 juta sampai 70 juta jiwa. Jumlah kematian ini menjadikan Perang Dunia II konflik paling mematikan sepanjang sejarah umat manusia.

 

Kekaisaran Jepang berusaha mendominasi Asia Timur dan sudah memulai perang dengan Republik Tiongkok pada tahun 1937, tetapi perang dunia secara umum pecah pada tanggal 1 September 1939 dengan invasi ke Polandia oleh Jerman yang diikuti serangkaian pernyataan perang terhadap Jerman oleh Prancis dan Britania. Sejak akhir tahun 1939 hingga awal 1941, dalam serangkaian kampanye dan perjanjian, Jerman membentuk aliansi Poros bersama Italia, menguasai atau menaklukkan sebagian besar benua Eropa. Setelah Pakta Molotov–Ribbentrop, Jerman dan Uni Soviet berpisah dan menganeksasi wilayah negara-negara tetangganya sendiri di Eropa, termasuk Polandia. Britania Raya, dengan imperium dan Persemakmurannya, menjadi satu-satunya kekuatan besar Sekutu yang terus berperang melawan blok Poros, dengan mengadakan pertempuran di Afrika Utara dan Pertempuran Atlantik. Bulan Juni 1941, Poros Eropa melancarkan invasi terhadap Uni Soviet yang menandakan terbukanya teater perang darat terbesar sepanjang sejarah, yang melibatkan sebagian besar pasukan militer Poros sampai akhir perang. Pada bulan Desember 1941, Jepang bergabung dengan blok Poros, menyerang Amerika Serikat dan teritori Eropa di Samudra Pasifik, dan dengan cepat menguasai sebagian besar Pasifik Barat.

 

Serbuan Poros berhenti pada tahun 1942, setelah Jepang kalah dalam berbagai pertempuran laut dan tentara Poros Eropa dikalahkan di Afrika Utara dan Stalingrad. Pada tahun 1943, melalui serangkaian kekalahan Jerman di Eropa Timurinvasi Sekutu ke Italia, dan kemenangan Amerika Serikat di Pasifik, Poros kehilangan inisiatif mereka dan mundur secara strategis di semua front. Tahun 1944, Sekutu Barat menyerbu Prancis, sementara Uni Soviet merebut kembali semua teritori yang pernah dicaplok dan menyerbu Jerman beserta sekutunya. Perang di Eropa berakhir dengan pendudukan Berlin oleh tentara Soviet dan Polandia dan penyerahan tanpa syarat Jerman pada tanggal 8 Mei 1945. Sepanjang 1944 dan 1945, Amerika Serikat mengalahkan Angkatan Laut Jepang dan menduduki beberapa pulau di Pasifik Barat, menjatuhkan bom atom di negara itu menjelang invasi ke Kepulauan Jepang. Uni Soviet kemudian mengikuti melalui negosiasi dengan menyatakan perang terhadap Jepang dan menyerbu Manchuria. Kekaisaran Jepang menyerah pada tanggal 15 Agustus 1945, sehingga mengakhiri perang di Asia dan memperkuat kemenangan total Sekutu atas Poros.

 

Perang Dunia II mengubah haluan politik dan struktur sosial dunia. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) didirikan untuk memperkuat kerja sama internasional dan mencegah konflik-konflik yang akan datang. Para kekuatan besar yang merupakan pemenang perang—Amerika Serikat, Uni Soviet, Tiongkok, Britania Raya, dan Prancis—menjadi anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.[3] Uni Soviet dan Amerika Serikat muncul sebagai kekuatan super yang saling bersaing dan mendirikan panggung Perang Dunia yang kelak bertahan selama 46 tahun selanjutnya. Sementara itu, pengaruh kekuatan-kekuatan besar Eropa mulai melemah, dan dekolonisasi Asia dan Afrika dimulai. Kebanyakan negara yang industrinya terkena dampak buruk mulai menjalani pemulihan ekonomi. Integrasi politik, khususnya di Eropa, muncul sebagai upaya untuk menstabilkan hubungan pascaperang.

 

Kronologi

 

Awal terjadinya perang umumnya disetujui pada tanggal 1 September 1939, dimulai dengan invasi Jerman ke Polandia; Britania dan Prancis menyatakan perang terhadap Jerman dua hari kemudian. Tanggal lain mengenai awal perang ini adalah dimulainya Perang Tiongkok-Jepang Kedua pada 7 Juli 1937.

Lainnya mengikuti sejarawan Britania Raya A. J. P. Taylor, yang percaya bahwa Perang Tiongkok-Jepang dan perang di Eropa beserta koloninya terjadi bersamaan dan dua perang ini bergabung pada tahun 1941. Artikel ini memakai penanggalan konvesional. Tanggal-tanggal awal lainnya yang sering dipakai untuk Perang Dunia II juga meliputi invasi Italia ke Abisinia pada tanggal 3 Oktober 1935. Sejarawan Britania Raya Antony Beevor memandang awal Perang Dunia Kedua terjadi saat Jepang menyerbu Manchuria bulan Agustus 1939.

 

Tanggal pasti akhir perang juga tidak disetujui secara universal. Dari dulu disebutkan bahwa perang berakhir saat gencatan senjata 14 Agustus 1945 (V-J Day), alih-alih penyerahan diri resmi Jepang (2 September 1945); di sejumlah teks sejarah Eropa, perang ini berakhir pada V-E Day (8 Mei 1945). Meski begitu, Perjanjian Damai dengan Jepang baru ditandatangani pada tahun 1951, dan dengan Jerman pada tahun 1990.

 

Latar belakang

 

Perang Dunia I membuat perubahan besar pada peta politik, dengan kekalahan Blok Sentral, termasuk Austria-Hungaria, Kekaisaran Jerman, dan Kesultanan Utsmaniyah; dan perebutan kekuasaan oleh Bolshevik di Rusia pada tahun 1917. Sementara itu, negara-negara Sekutu yang menang seperti Prancis, Belgia, Italia, Yunani, dan Rumania memperoleh wilayah baru, dan negara-negara baru tercipta dari runtuhnya Austria-Hungaria, Kekaisaran Rusia, dan Kesultanan Utsmaniyah.

 

Meski muncul gerakan pasifis setelah Perang Dunia I, kekalahan ini masih membuat nasionalisme iredentis dan revanchis pemain utama di sejumlah negara Eropa. Iredentisme dan revanchisme punya pengaruh kuat di Jerman karena kehilangan teritori, koloni, dan keuangan yang besar akibat Perjanjian Versailles. Menurut perjanjian ini, Jerman kehilangan 13 persen wilayah dalam negerinya dan seluruh koloninya di luar negeri, sementara Jerman dilarang menganeksasi negara lain, harus membayar biaya perbaikan perang, dan membatasi ukuran dan kemampuan angkatan bersenjata negaranya.Pada saat yang sama, Perang Saudara Rusia berakhir dengan terbentuknya Uni Soviet.

 

Kekaisaran Jerman bubar melalui Revolusi Jerman 1918–1919 dan sebuah pemerintahan demokratis yang kemudian dikenal dengan nama Republik Weimar dibentuk. Periode antarperang melibatkan kerusuhan antara pendukung republik baru ini dan penentang garis keras atas sayap kanan maupun kiri. Walaupun Italia selaku sekutu Entente berhasil merebut sejumlah wilayah, kaum nasionalis Italia marah mengetahui janji-janji Britania dan Prancis yang menjamin masuknya Italia ke kancah perang tidak dipenuhi dengan penyelesaian damai. Sejak 1922 sampai 1925, gerakan Fasis pimpinan Benito Mussolini berkuasa di Italia dengan agenda nasionalis, totalitarian, dan kolaborasionis kelas yang menghapus demokrasi perwakilan, penindasan sosialis, kaum sayap kiri dan liberal, dan mengejar kebijakan luar negeri agresif yang berusaha membawa Italia sebagai kekuatan dunia—"Kekaisaran Romawi Baru".

 

Di Jerman, Partai Nazi yang dipimpin Adolf Hitler berupaya mendirikan pemerintahan fasis di Jerman. Setelah Depresi Besar dimulai, dukungan dalam negeri untuk Nazi meningkat dan, pada tahun 1933, Hitler ditunjuk sebagai Kanselir Jerman. Setelah kebakaran Reichstag, Hitler menciptakan negara satu partai totalitarian yang dipimpin Partai Nazi.

 

Partai Kuomintang (KMT) di Tiongkok melancarkan kampanye penyatuan melawan panglima perang regional dan secara nominal berhasil menyatukan Tiongkok pada pertengahan 1920-an, tetapi langsung terlibat dalam perang saudara melawan bekas sekutunya yang komunis.  Pada tahun 1931, Kekaisaran Jepang yang semakin militaristik, yang sudah lama berusaha memengaruhi Tiongkok. sebagai tahap pertama dari apa yang disebut pemerintahnya sebagai hak untuk menguasai Asia, memakai Insiden Mukden sebagai alasan melancarkan invasi ke Manchuria dan mendirikan negara boneka Manchukuo.

Terlalu lemah melawan Jepang, Tiongkok meminta bantuan Liga Bangsa-Bangsa. Jepang menarik diri dari Liga Bangsa-Bangsa setelah dikecam atas tindakannya terhadap Manchuria. Kedua negara ini kemudian bertempur di Shanghai, Rehe, dan Hebei sampai Gencatan Senjata Tanggu ditandatangani tahun 1933. Setelah itu, pasukan sukarelawan Tiongkok melanjutkan pemberontakan terhadap agresi Jepang di Manchuria, dan Chahar dan Suiyuan.

 

Adolf Hitler, setelah upaya gagal menggulingkan pemerintah Jerman tahun 1923, menjadi Kanselir Jerman pada tahun 1933. Ia menghapus demokrasi, menciptakan revisi orde baru radikal dan rasis, dan segera memulai kampanye persenjataan kembali Sementara itu, Prancis, untuk melindungi aliansinya, memberikan Italia kendali atas Ethiopia yang diinginkan Italia sebagai jajahan kolonialnya. Situasi ini memburuk pada awal 1935 ketika Teritori Cekungan Saar dengan sah bersatu kembali dengan Jerman dan Hitler menolak Perjanjian Versailles, mempercepat program persenjataan kembalinya dan memperkenalkan wajib militer

 

Berharap mencegah Jerman, Britania Raya, Prancis, dan Italia membentuk Front Stresa. Uni Soviet, khawatir akan keinginan Jerman mencaplok wilayah luas di Eropa Timur, membuat perjanjian bantuan bersama dengan Prancis. Sebelum diberlakukan, pakta Prancis-Soviet ini perlu melewati birokrasi Liga Bangsa-Bangsa, yang pada dasarnya menjadikannya tidak berguna. Akan tetapi, pada bulan Juni 1935, Britania Raya membuat perjanjian laut independen dengan Jerman, sehingga melonggarkkan batasan-batasan sebelumnya. Amerika Serikat, setelah mempertimbangkan peristiwa yang terjadi di Eropa dan Asia, mengesahkan Undang-Undang Netralitas pada bulan Agustus. Pada bulan Oktober, Italia menginvasi Ethiopia, dan Jerman adalah satu-satunya negara besar Eropa yang mendukung tindakan tersebut. Italia langsung menarik keberatannya terhadap tindakan Jerman menganeksasi Austria.

 

Hitler menolak Perjanjian Versailles dan Locarno dengan meremiliterisasi Rhineland pada bulan Maret 1936. Ia mendapat sedikit tanggapan dari kekuatan-kekuatan Eropa lainnya. Ketika Perang Saudara Spanyol pecah bulan Juli, Hitler dan Mussolini mendukung pasukan Nasionalis yang fasis dan otoriter dalam perang saudara mereka melawan Republik Spanyol yang didukung Soviet. Kedua pihak memakai konflik ini untuk menguji senjata dan metode peperangan baru, berakhir dengan kemenangan Nasionalis pada awal 1939. Bulan Oktober 1936, Jerman dan Italia membentuk Poros Roma-Berlin. Sebulan kemudian, Jerman dan Jepang menandatangani Pakta Anti-Komintern, namun kelak diikuti Italia pada tahun berikutnya. Di Tiongkok, setelah Insiden Xi'an, pasukan Kuomintang dan komunis menyetujui gencatan senjata untuk membentuk front bersatu dan sama-sama melawan Jepang.

 

Bersambung…..

Sumber : Wikipedia

 

Ratusan Jet Tempur Siluman F-35 Siap Dikirim Tetapi Pentagon Tolak, Kini Terparkir di Pabrikan dan Terancam Mangkrak

 


Lebih dari 100 jet tempur F-35 generasi kelima kini terparkir di fasilitas pabrikannya, Lockheed Martin.

Hal itu terjadi setelah Departemen Pertahanan AS menolak menerima jet tempur siluman tersebut.

Sejak Juli tahun lalu, Pentagon menolak menerima pesawat F-35 yang sepenuhnya dibangun oleh Lockheed Martin.



Alasannya karena keterlambatan pengembangan Technology Refresh-3 (TR-3), seperti dikutip dari laman defencesecurityasia.com, Sabtu (1/6/2024).

Pengembangan TR-3 sendiri merupakan sebuah upaya aplikasi perangkat lunak dan perangkat keras senilai USD 1,8 miliar.Tujuannya untuk lebih meningkatkan kemampuan jet tempur F-35.  Akibat penolakan Pentagon, Lockheed Martin kini khawatir tak lagi memiliki lahan yang layak untuk menampung F-35.

Hal tersebut terungkap dalam laporan terbaru badan pengawas pemerintah Amerika Serikat, Government Accountability Office (GAO).  GAO tidak secara jelas mengungkapkan jumlah sebenarnya jet tempur F-35 yang saat ini terparkir di fasilitas Lockheed Martin.

Pentagon pun hanya menyatakan bahwa jumlah pesawat yang terparkir tidak tepat untuk diberitahukan kepada publik.

Jawaban Pentagon cukup untuk mengatakan bahwa masalah jet tempur F-35 yang terparkir sangatlah serius.



"Jika penerbitan TR-3 melampaui April 2024, perusahaan Lockheed Martin diperkirakan tidak lagi memiliki fasilitas penyimpanan dan harus menyusun rencana untuk menyimpan lebih banyak pesawat (F-35)," menurut laporan GAO.

Pejabat senior Lockheed Martin menyatakan bahwa mereka memiliki semua infrastruktur dan kapasitas yang dibutuhkan untuk menyimpan pesawat F-35.

Akan tetapi Pentagon menolak untuk menerimanya sampai semua masalah mengenai TR-3 diselesaikan dan pesawat tersebut diserahkan kepada pelanggan.

"Informasi spesifik mengenai penyimpanan (F-35) tidak akan dibagikan karena masalah keamanan," kata seorang pejabat senior Lockheed Martin, mengutip laman National Interest.

Dari segi finansial juga akan berdampak pada Lockheed Martin. Sebab, Bloomberg memperkirakan untuk setiap jet tempur F-35 yang ditolak Pentagon, Lockheed Martin akan menanggung kerugian sebesar USD 7 juta dalam bentuk pembayaran di muka yang tidak dilakukan oleh Pentagon.

GAO mengatakan Pentagon dan Lockheed Martin akan menghadapi tanggung jawab yang lebih besar jika F-35 yang disimpan rusak atau hilang saat berada di fasilitas penyimpanan perusahaan.

Badan pengawas pemerintah Amerika Serikat juga menyatakan bahwa masalah yang dihadapi Pentagon dan Lockheed Martin adalah sesuatu yang unik serta menghadirkan risiko jadwal dan finansial bagi Pentagon.

GAO juga menyatakan bahwa meskipun TR-3 sudah siap, Lockheed Martin masih membutuhkan waktu setidaknya satu tahun untuk mengirimkan lebih dari 100 unit F-35 yang kini dimilikinya ke Pentagon.

Pesawat F-35 yang saat ini dilengkapi dengan upgrade TR-3 diperkirakan baru akan dikirim ke Pentagon mulai tahun 2025.

Sesuai jadwal awal, pesawat F-35 yang telah diupgrade dengan TR-3 seharusnya sudah mulai dikirim ke Pentagon mulai Juli tahun lalu.

Menurut laporan media pertahanan AS, sistem TR-3 yang ditingkatkan menghadapi masalah dalam mendukung sistem radar dan peperangan elektronik (EW) pada pesawat F-35 yang ada.

Pilot penguji pesawat tempur F-35 menyatakan bahwa mereka harus "me-reboot" radar dan sistem EW saat dalam penerbangan karena masalah dengan TR-3.

SUMBER : ZONA JAKARTA

 

Siapa sangka, Naval Group kembali membuat heboh masyarakat Indonesia

 



Pasalnya, galangan kapal asal Prancis itu menawarkan sebuah kapal perang dengan segala keunggulan lainnya.

Sebagai pengingat, Naval Group adalah pihak yang akan menyediakan dua kapal selam Scorpene Evolved kepada Indonesia.

Bahkan galangan kapal Indonesia, PT PAL akan dilibatkan dalam pembuatan kapal selam itu.

“Naval Group dan PT PAL telah menandatangani kontrak dengan Kemhan RI untuk memperkuat TNI AL dengan dua kapal selam Scorpene Evolved. Keduanya akan dibangun di Indonesia berkat program transfer teknologi dari Naval Group”, jelas PT PAL pada 2 April 2024.



siapa sangka, Naval Group kembali membuat penawaran dan kali ini adalah sebuah kapal perang.

Beberapa waktu lalu, kapal perang Angkatan Laut Prancis yaitu FS Bretagne (D655) terlihat berlabuh di Tanjung Priok dari 20 sampai 24 Mei.

Menurut kabar saat itu, Angkatan Laut Prancis hanya lakukan kunjungan persahabatan (port visit) di Indonesia.

“Kapal perang Angkatan Laut Prancis FS Bretagne bersandar di Dermaga JICT 2, Pelabuhan Tanjung Priok untuk kunjungan persahabatan (port visit) di Indonesia sampai 24 Mei 2024”, beber Antara pada 20 Mei 2024.

“Kapal perang Prancis hanya post visit, tidak ada agenda lain. Kapal itu sandar di Jakarta dari 20 sampai 24 Mei”, kata Kepala Dinas Penerangan Lantamal III Jakarta Letkol Laut (KH) M. Qomar Syarifudin.

Namun kabar baru beredar, mengabarkan bahwa ada agenda khusus di dalam kapal perang itu.

Menurut penjelasan Naval News, beberapa orang penting TNI AL masuk ke dalam kapal perang itu untuk mendapat sejumlah pemaparan.

Benar saja, petinggi TNI AL mendapat pemaparan soal kapal perang Belharra.

Bukan hanya pemaparan, pihak Prancis bahkan menawarkan kapal perang itu.

“Dari tanggal 21-24 Mei, FS Bretagne melakukan kunjungan di Pelabuhan Tanjung Priok. Selama itu pula kapal perang ini menampung puluhan pejabat pertahanan Indonesia, akademisi, jurnalis, dan pemangku kepentingan utama lainnya, termasuk perwakilan dari beberapa perusahaan pertahanan Indonesia. Pada kesempatan itu, Naval Group menawarkan fregat Belharra”, jelas Naval News pada 31 Mei 2024. 

Indonesia bisa mendapat seluruh sensor, senjata anti-udara, anti-kapal selam, anti-permukaan, maupun peperangan elektronik.

Lalu terakhir, galangan kapal asal Prancis itu juga buka peluang untuk membangun kapal perangnya di Indonesia.

“Unit pertama Belharra dapat dibangun di Prancis selama 36 bulan, lalu unit berikutnya bisa dibangun secara lokal oleh perusahaan kapal milik Indonesia, PT PAL. Namun Prancis tetap terbuka jikalau Indonesia ingin memproduksi lokal penuh dari kapal pertama”, pungkas Naval News

sumber : Zona Jkarta


Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali diundang oleh Angkatan Laut Italia guna melaksanakan kunjungan di atas Kapal Induk Italia ITS Giuseppe Garibaldi

 


ITS Giuseppe Garibaldi adalah kapal induk kecil dengan panjang 180,2m dan bobot penuh setelah MLU 2023 14.150ton serta mempunyai kapasitas membawa 18 pesawat VSTOL dan heli (photo: Marina Militare)

Dalam kunjungan kerjanya ke Italia pekan lalu, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali diundang oleh Angkatan Laut Italia guna melaksanakan kunjungan di atas Kapal Induk Italia ITS Giuseppe Garibaldi yang sedang melaksanakan Latihan. Kedatangan pimpinan tertinggi TNI AL ke atas kapal Induk Italia disambut oleh Deputy Chief of the Italian Navy, Admiral Giuseppe Berutti Bergotto. 

Dalam pertemuan ini keduanya membahas berbagai kerjasama terkait pertahanan matra laut, menurut Kasal Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali bahwa, Kunjungan ke Italia ini merupakan bentuk komitmen TNI AL untuk mempererat hubungan dengan Angkatan Laut negara sahabat, sekaligus sebagai bentuk Naval Diplomacy.

ITS Giuseppe Garibaldi pada tahun 2024 ini akan pensiun dan digantikan oleh ITS Trieste kapal terbesar di AL Italia dengan panjang 245,0m dan bobot penuh 38.000ton (photo: Marina Militare)

ITS Giuseppe Garibaldi adalah kapal penerbangan dek pertama yang pernah dibangun untuk Angkatan Laut Italia , dan kapal Italia pertama yang dibangun untuk mengoperasikan pesawat sayap tetap. Kapal induk yang mulai dioperasionalkan oleh Angkatan Laut Italia pada tahun 1985 ini, memliki memiliki Panjang 180,2 meter, dengan kecepatan 30 Knot serta daya jangkau hingga 7.000 mil laut (13.000 km). 

Dalam lawatannya ke Italia ini, selain menghadiri undangan dari Angkatan laut Italia, Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali beserta sejumlah delegasi TNI AL juga berkesempatan melaksanakan peninjauan ke fasilitas produksi helikopter Anti Kapal Selam (AKS) dan proses pembuatan kapal frigate PPA.

KASAL diatas kapal induk ITS Giuseppe Garibaldi (photo: TNI AL)

Seperti diketahui Pembangunan kekuatan matra laut merupakan salah satu prioritas yang mutlak harus diwujudkan dimana merupakan bagian integral dari pertahanan nasional Indonesia. 

Mengutip statmen Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto saat bertemu dengan Kasal beberapa waktu lalu, Dimana Menhan RI menegaskan komitmennya untuk meningkatkan kemampuan operasional dan pertahanan laut Indonesia dalam menghadapi dinamika keamanan maritim di wilayah perairan Indonesia.

(TNI AL)

 

Wednesday, May 29, 2024

Kementerian Pertahanan atau Kemenhan resmi menandatangani kontrak pengadaan dua unit kapal fregat sejenis Frigate European Multi-Mission

 

Dua kapal frigat FREMM rencananya akan dibangun di Indonesia dengan bantuan Fincantieri sebagai bagian transfer of technology, sedangkan empat kapal frigat FREMM akan dibangun di Fincantieri di Italia. Navalnews.com

Kementerian Pertahanan atau Kemenhan resmi menandatangani kontrak pengadaan dua unit kapal fregat sejenis Frigate European Multi-Mission atau FREMM dengan Italia. Kapal fregat adalah jenis kapal perang yang biasa digunakan untuk patroli samudra hingga pengawalan armada dagang dan tanker di daerah rawan.

Menurut laman kemhan.go.id yang dikutip Rabu, 17 April 2024, kapal pertama berencana dikirimkan ke Indonesia dari Italia pada Oktober tahun ini. Sementara kapal kedua dijadwalkan tiba pada April 2025. Rencana jadwal itu juga tercantum dalam kontrak yang ditandangani.

Fincantieri S.p.A, perusahaan pembuat kapal asal Italia, dipercaya menjadi penyedia dua kapal tersebut. Perusahaan itu melaksanakan konstruksi dua kapal yang akan diberikan kepada TNI AL tersebut di galangan kapalnya di Trieste, Italia.

Pengadaan kapal ini juga mencakup berbagai aspek layanan seperti konsultasi pengembangan galangan kapal, strategi bisnis jangka panjang dan peningkatan fisik galangan kapal. Selain itu, ada juga penyampaian materi didaktik serta kursus pelatihan kelas di Italia yang berdurasi enam bulan. Termasuk juga dalam paket pengadaan itu, dukungan pengelolaan aset modernisasi galangan kapal, pelatihan manajemen, pusat pelatihan simulator, pengembangan jalur pelatihan di Universitas Pertahanan, serta pembentukan tim ahli lokal untuk pengembangan peluang langsung dan tidak langsung.

Menurut keterangan Biro Humas Sekretariat Jenderal Kemenhan, kementerian telah memenuhi semua syarat yang diperlukan untuk efektifitas dan masa berlaku kontrak. Perusahaan Fincantieri S.p.A, juga telah mendapatkan persetujuan dari OCCAR (Organisation for Joint Armament Cooperation) Italia dan Angkatan Laut Italia untuk penjualan kapal tersebut kepada Indonesia.

Kapal yang dipesan kementerian di bawah Menhan Prabowo Subianto itu berjenis Pattugliatore Polivalente d’Altura (PPA) yang memiliki kemampuan multi-misi dan dilengkapi dengan teknologi termutakhir. Kapal itu memiliki panjang hingga 143 meter dengan lebar sekitar 16,5 meter.

Sementara itu, kedua kapal fregat juga memiliki spesifikasi berat benaman hingga 6.250 ton dan kecepatan maksimal kurang lebih 30 knots. Kapal-kapal tersebut juga akan dilengkapi sistem rudal permukaan ke udara Aster 15, peluncur vertikal DCNS Sylver A43, hingga sederet persenjataan meriam berbagai ukuran.

Fincantieri S.p.A, perusahaan pembuat kapal asal Italia, dipercaya menjadi penyedia dua kapal tersebut. Perusahaan itu melaksanakan konstruksi dua kapal yang akan diberikan kepada TNI AL tersebut di galangan kapalnya di Trieste, Italia.

Pengadaan kapal ini juga mencakup berbagai aspek layanan seperti konsultasi pengembangan galangan kapal, strategi bisnis jangka panjang dan peningkatan fisik galangan kapal. Selain itu, ada juga penyampaian materi didaktik serta kursus pelatihan kelas di Italia yang berdurasi enam bulan. Termasuk juga dalam paket pengadaan itu, dukungan pengelolaan aset modernisasi galangan kapal, pelatihan manajemen, pusat pelatihan simulator, pengembangan jalur pelatihan di Universitas Pertahanan, serta pembentukan tim ahli lokal untuk pengembangan peluang langsung dan tidak langsung.

Menurut keterangan Biro Humas Sekretariat Jenderal Kemenhan, kementerian telah memenuhi semua syarat yang diperlukan untuk efektifitas dan masa berlaku kontrak. Perusahaan Fincantieri S.p.A, juga telah mendapatkan persetujuan dari OCCAR (Organisation for Joint Armament Cooperation) Italia dan Angkatan Laut Italia untuk penjualan kapal tersebut kepada Indonesia.

Kapal yang dipesan kementerian di bawah Menhan Prabowo Subianto itu berjenis Pattugliatore Polivalente d’Altura (PPA) yang memiliki kemampuan multi-misi dan dilengkapi dengan teknologi termutakhir. Kapal itu memiliki panjang hingga 143 meter dengan lebar sekitar 16,5 meter.

Sementara itu, kedua kapal fregat juga memiliki spesifikasi berat benaman hingga 6.250 ton dan kecepatan maksimal kurang lebih 30 knots. Kapal-kapal tersebut juga akan dilengkapi sistem rudal permukaan ke udara Aster 15, peluncur vertikal DCNS Sylver A43, hingga sederet persenjataan meriam berbagai ukuran.

 sumber : Antara

Sangat Membanggakan, Situs Asing Akui Pengalaman Indonesia di Jet Tempur F-16 Jauh Lebih Tinggi dan Hebat

 


Indonesia  memiliki sejarah yang sangat panjang dalam mengoperasionalkan jet tempur F-16

Serta Indonesia dicap menjadi pelopor di Asia tengara dalam menggunakan jet tempur F-16 buatan Lockheed Martin.

Maka dari itu sosok F-16 jadi salah satu jet tempur legendaris yang sampai saat ini masih aktif bertugas.

Apalagi situs asing mengakui jika pengalaman Indonesia dalam mengoperasionalkan F-16 jauh lebih tinggi dan hebat.

Dikutip dari The Diplomat pada 25 Februari 2020, Indonesia pertama kali menggunakan F-16 pada tahun 1989 dan menjadi pengguna pertama di kawasan Asia Tenggara.

Jika dihitung sampai tahun 2024 maka sudah 35 tahun Indonesia menggunakan F-16.

Sedangkan negara tetanga Indonesia yaitu Singapura menggunakan baru menggunakan F-16 pada tahun 1998.

Serta Thailand menggunakan F-16 pertama kali pada tahun 1995.

Dengan ini maka pengalaman Indonesia dalam mengoperasionalkan F-16 lumayan tinggi dibandingkan Singapura dan Thailand.

Walaupun begitu, F-16 tercanggih di kawasan Asia Tenggara saat ini adalah milik Singapura.

serta F-16 dengan kuantitas terbanyak dimiliki oleh Singapura dengan jumlah 59 unit.

Sedangkan Thailand diketahui masih mengoperasionalkan 50 unit F-16 yang dimana 14 unit digunakan untuk latihan

Dijelaskan dari Instagram @militer.udara, F-16 pertama Indonesia pertama kali tiba pada 12 Desember 1989.

Dijelaskan jika tiga Pesawat F-16 Fighting Falcon yang dibeli Indonesia datang pertama kali di Indonesia setelah melakukan penerbangan ferry dari Fort Worth Dallas ke Honolulu.

Lalu penerbangan F-16 lanjut menuju Guam dan akhirnya mendarat di Lanud Iswahjudi, Madiun.

Pesawat F-16 tiba di Indonesia secara bergelombang.

Gelombang pertama pada tanggal 12 Desember 1989, gelombang kedua pada tanggal 7 Januari 1990, dan gelombang ketiga tiba pada tanggal 22 September 1990 melengkapi 12 pesawat F-16 yang dipesan.

Tanggal 13 Desember 1989, pesawat F-16 diresmikan Kasau Marsekal TNI Oetomo sebagai kekuatan Skadron Udara 3 yang berhome base di Lanud Iswahjudi Madiun.

Penentuan pembelian Pesawat F-16 Fighting Falcon tidak lepas dari perkembangan kebutuhan objektif saat itu, di samping berbagai pertimbangan lain seperti politik dan ekonomi.

Bagi TNI AU sendiri kebutuhan membeli pesawat tempur berkemampuan tinggi sangat diperlukan baik untuk kepentingan pertahanan maupun perkembangan teknologi.

Dan Pesawat F-16 Fighting Falcon dinilai pesawat yang paling tepat untuk melanjutkan kebutuhan akan penguasaan teknologi mutakhir.

Pembelian Pesawat F-16 Fighting Falcon dilakukan melalui “Proyek Bima Sena” yang diketuai oleh Marsma TNI Sudjatio Adi.

Tipe pesawat F-16 yang dibeli adalah tipe A (kursi tunggal) dan tipe B (kursi ganda) yang berfungsi multirole.

Kemudian secara khusus TNI AU menyiapkan 180 orang anggotanya baik penerbang maupun teknisi untuk mendapatkan latihan dan pendidikan tentang F-16.

Lalu dipilihlah empat penerbang F-5 Tiger II yang telah mengantongi lebih dari 1000 jam terbang untuk diberangkatkan ke Amerika.

Mereka adalah Letkol Pnb Wartoyo, Mayor Pnb Basri Sidehabi, Mayor Pnb Eris Heryanto dan Mayor Pnb Rodi Suprasodjo.

Sebelum diterbangkan ke Indonesia, pesawat F-16 terlebih dahulu diserahkan secara resmi oleh pabrik pembuatnya General Dynamic ke Indonesia yang diwakili oleh Sekjen Dephan Letjen TNI IB. Sudjana.

Dan penyerahan F-16 dilaksanakan di pabrik General Dynamics Fort Worth Texas Amerika Serikat dengan mengumandangkan lagu Indonesia Raya.

Selain itu, Indonesia selaku operator F-16 memiliki keterbatasan akan senjata canggih termasuk peralatan pendukungnya.

Hal tersebut dijelaskan bahwa F-16 Indonesia memiliki kelemahan soal senjata canggih dan peralatan navigasi/penargetan.

“F-16 Indonesia digunakan dalam peran pertahanan udara dan serangan darat, meskipun kurangnya senjata canggih dan peralatan navigasi/penargetan membatasi mereka untuk melakukan operasi siang hari,” tulis laman f-16 net.

Dari penjelasan diatas maka F-16 Indonesia minim akan adanya senjata canggih termasuk peralatan penargetan yang dimilikinya.

Perlu digaris bawahi jika F-16 Indonesia yang dimaksud adalah F-16 A/B Blok 15OCU yang dibeli Indonesia di era tahun 1980-an lalu.

Pada waktu itu Indonesia memesan 12 unit F-16.

Pemesanan 12 unit F-16 Indonesia ditujukan untuk menggantikan beberapa OV-10F Bronco yang sudah lebih dulu bertugas.

Pemilihan F-16 sebagai jet tempur terbarunya merupakan langkah yang tepat.

Pasalnya F-16 A/B Block 15OCU merupakan jet tempur generasi ke-4 yang mengusung banyak kecanggihan.

Sayangnya pada tahun 1999, AS memberlakukan embargo kepada Indonesia setelah mereka dituduh ikut serta dalam kekerasan di Timor Timur selama pemisahan wilayah tersebut dari Indonesia dan berimbas ke armada F-16.

Dan terbukti embargo AS berdampak serius terhadap kesiapan tempur armada F-16 Indonesia terutama karena kurangnya suku cadang.

Larangan embargo AS tersebut dicabut pada bulan November 2005 dan berbuah postif untuk armada F-16 Indonesia.


Sumber : Zona Jakarta



 

.

 

BERITA POLULER