Pasalnya,
galangan kapal asal Prancis itu menawarkan sebuah kapal perang dengan segala
keunggulan lainnya.
Sebagai
pengingat, Naval Group adalah pihak yang akan menyediakan dua kapal selam
Scorpene Evolved kepada Indonesia.
Bahkan
galangan kapal Indonesia, PT PAL akan dilibatkan dalam pembuatan kapal selam
itu.
“Naval
Group dan PT PAL telah menandatangani kontrak dengan Kemhan RI untuk memperkuat
TNI AL dengan dua kapal selam Scorpene Evolved. Keduanya akan dibangun di
Indonesia berkat program transfer teknologi dari Naval Group”, jelas PT PAL
pada 2 April 2024.
siapa
sangka, Naval Group kembali membuat penawaran dan kali ini adalah sebuah kapal
perang.
Beberapa
waktu lalu, kapal perang Angkatan Laut Prancis yaitu FS Bretagne (D655)
terlihat berlabuh di Tanjung Priok dari 20 sampai 24 Mei.
Menurut
kabar saat itu, Angkatan Laut Prancis hanya lakukan kunjungan persahabatan
(port visit) di Indonesia.
“Kapal
perang Angkatan Laut Prancis FS Bretagne bersandar di Dermaga JICT 2, Pelabuhan
Tanjung Priok untuk kunjungan persahabatan (port visit) di Indonesia sampai 24
Mei 2024”, beber Antara pada 20 Mei 2024.
“Kapal
perang Prancis hanya post visit, tidak ada agenda lain. Kapal itu sandar di
Jakarta dari 20 sampai 24 Mei”, kata Kepala Dinas Penerangan Lantamal III
Jakarta Letkol Laut (KH) M. Qomar Syarifudin.
Namun
kabar baru beredar, mengabarkan bahwa ada agenda khusus di dalam kapal perang
itu.
Menurut
penjelasan Naval News, beberapa orang penting TNI AL masuk ke dalam kapal
perang itu untuk mendapat sejumlah pemaparan.
Benar
saja, petinggi TNI AL mendapat pemaparan soal kapal perang Belharra.
Bukan
hanya pemaparan, pihak Prancis bahkan menawarkan kapal perang itu.
“Dari
tanggal 21-24 Mei, FS Bretagne melakukan kunjungan di Pelabuhan Tanjung Priok.
Selama itu pula kapal perang ini menampung puluhan pejabat pertahanan
Indonesia, akademisi, jurnalis, dan pemangku kepentingan utama lainnya,
termasuk perwakilan dari beberapa perusahaan pertahanan Indonesia. Pada
kesempatan itu, Naval Group menawarkan fregat Belharra”, jelas Naval News pada
31 Mei 2024.
Indonesia
bisa mendapat seluruh sensor, senjata anti-udara, anti-kapal selam,
anti-permukaan, maupun peperangan elektronik.
Lalu
terakhir, galangan kapal asal Prancis itu juga buka peluang untuk membangun
kapal perangnya di Indonesia.
“Unit pertama Belharra
dapat dibangun di Prancis selama 36 bulan, lalu unit berikutnya bisa dibangun
secara lokal oleh perusahaan kapal milik Indonesia, PT PAL. Namun Prancis tetap
terbuka jikalau Indonesia ingin memproduksi lokal penuh dari kapal pertama”,
pungkas Naval News
ITS Giuseppe Garibaldi adalah kapal induk kecil
dengan panjang 180,2m dan bobot penuh setelah MLU 2023 14.150ton serta
mempunyai kapasitas membawa 18 pesawat VSTOL dan heli (photo: Marina Militare)
Dalam kunjungan kerjanya ke Italia pekan lalu, Kepala Staf
TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali diundang oleh Angkatan
Laut Italia guna melaksanakan kunjungan di atas Kapal Induk Italia ITS Giuseppe
Garibaldi yang sedang melaksanakan Latihan. Kedatangan pimpinan tertinggi TNI
AL ke atas kapal Induk Italia disambut oleh Deputy Chief of the Italian Navy,
Admiral Giuseppe Berutti Bergotto.
Dalam pertemuan ini keduanya membahas berbagai kerjasama
terkait pertahanan matra laut, menurut Kasal Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali
bahwa, Kunjungan ke Italia ini merupakan bentuk komitmen TNI AL untuk
mempererat hubungan dengan Angkatan Laut negara sahabat, sekaligus sebagai
bentuk Naval Diplomacy.
ITS Giuseppe Garibaldi pada tahun 2024 ini akan pensiun dan
digantikan oleh ITS Trieste kapal terbesar di AL Italia dengan panjang 245,0m
dan bobot penuh 38.000ton (photo: Marina Militare)
ITS Giuseppe Garibaldi adalah kapal penerbangan dek
pertama yang pernah dibangun untuk Angkatan Laut Italia , dan kapal Italia
pertama yang dibangun untuk mengoperasikan pesawat sayap tetap. Kapal induk
yang mulai dioperasionalkan oleh Angkatan Laut Italia pada tahun 1985 ini,
memliki memiliki Panjang 180,2 meter, dengan kecepatan 30 Knot serta daya
jangkau hingga 7.000 mil laut (13.000 km).
Dalam lawatannya ke Italia ini, selain menghadiri undangan
dari Angkatan laut Italia, Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali beserta sejumlah
delegasi TNI AL juga berkesempatan melaksanakan peninjauan ke fasilitas
produksi helikopter Anti Kapal Selam (AKS) dan proses pembuatan kapal frigate
PPA.
KASAL diatas kapal induk ITS Giuseppe Garibaldi
(photo: TNI AL)
Seperti diketahui Pembangunan kekuatan matra laut
merupakan salah satu prioritas yang mutlak harus diwujudkan dimana merupakan
bagian integral dari pertahanan nasional Indonesia.
Mengutip statmen Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto
saat bertemu dengan Kasal beberapa waktu lalu, Dimana Menhan RI menegaskan
komitmennya untuk meningkatkan kemampuan operasional dan pertahanan laut
Indonesia dalam menghadapi dinamika keamanan maritim di wilayah perairan
Indonesia.
Dua kapal frigat FREMM rencananya akan dibangun di Indonesia dengan bantuan Fincantieri sebagai bagian transfer of technology, sedangkan empat kapal frigat FREMM akan dibangun di Fincantieri di Italia. Navalnews.com
Kementerian
Pertahanan atau Kemenhan resmi menandatangani kontrak pengadaan dua unit kapal
fregat sejenis Frigate European Multi-Mission atau FREMM dengan Italia. Kapal
fregat adalah jenis kapal perang yang biasa digunakan untuk patroli samudra
hingga pengawalan armada dagang dan tanker di daerah rawan.
Menurut
laman kemhan.go.id yang dikutip Rabu, 17 April 2024, kapal pertama berencana
dikirimkan ke Indonesia dari Italia pada Oktober tahun ini. Sementara kapal
kedua dijadwalkan tiba pada April 2025. Rencana jadwal itu juga tercantum dalam
kontrak yang ditandangani.
Fincantieri
S.p.A, perusahaan pembuat kapal asal Italia, dipercaya menjadi penyedia dua
kapal tersebut. Perusahaan itu melaksanakan konstruksi dua kapal yang akan
diberikan kepada TNI AL tersebut di galangan kapalnya di Trieste, Italia.
Pengadaan
kapal ini juga mencakup berbagai aspek layanan seperti konsultasi pengembangan
galangan kapal, strategi bisnis jangka panjang dan peningkatan fisik galangan
kapal. Selain itu, ada juga penyampaian materi didaktik serta kursus pelatihan
kelas di Italia yang berdurasi enam bulan. Termasuk juga dalam paket pengadaan
itu, dukungan pengelolaan aset modernisasi galangan kapal, pelatihan manajemen,
pusat pelatihan simulator, pengembangan jalur pelatihan di Universitas
Pertahanan, serta pembentukan tim ahli lokal untuk pengembangan peluang
langsung dan tidak langsung.
Menurut
keterangan Biro Humas Sekretariat Jenderal Kemenhan, kementerian telah memenuhi
semua syarat yang diperlukan untuk efektifitas dan masa berlaku kontrak.
Perusahaan Fincantieri S.p.A, juga telah mendapatkan persetujuan dari OCCAR
(Organisation for Joint Armament Cooperation) Italia dan Angkatan Laut Italia
untuk penjualan kapal tersebut kepada Indonesia.
Kapal
yang dipesan kementerian di bawah Menhan Prabowo Subianto itu berjenis
Pattugliatore Polivalente d’Altura (PPA) yang memiliki kemampuan multi-misi dan
dilengkapi dengan teknologi termutakhir. Kapal itu memiliki panjang hingga 143
meter dengan lebar sekitar 16,5 meter.
Sementara
itu, kedua kapal fregat juga memiliki spesifikasi berat benaman hingga 6.250
ton dan kecepatan maksimal kurang lebih 30 knots. Kapal-kapal tersebut juga
akan dilengkapi sistem rudal permukaan ke udara Aster 15, peluncur vertikal
DCNS Sylver A43, hingga sederet persenjataan meriam berbagai ukuran.
Fincantieri
S.p.A, perusahaan pembuat kapal asal Italia, dipercaya menjadi penyedia dua
kapal tersebut. Perusahaan itu melaksanakan konstruksi dua kapal yang akan
diberikan kepada TNI AL tersebut di galangan kapalnya di Trieste, Italia.
Pengadaan
kapal ini juga mencakup berbagai aspek layanan seperti konsultasi pengembangan
galangan kapal, strategi bisnis jangka panjang dan peningkatan fisik galangan
kapal. Selain itu, ada juga penyampaian materi didaktik serta kursus pelatihan
kelas di Italia yang berdurasi enam bulan. Termasuk juga dalam paket pengadaan
itu, dukungan pengelolaan aset modernisasi galangan kapal, pelatihan manajemen,
pusat pelatihan simulator, pengembangan jalur pelatihan di Universitas
Pertahanan, serta pembentukan tim ahli lokal untuk pengembangan peluang
langsung dan tidak langsung.
Menurut
keterangan Biro Humas Sekretariat Jenderal Kemenhan, kementerian telah memenuhi
semua syarat yang diperlukan untuk efektifitas dan masa berlaku kontrak.
Perusahaan Fincantieri S.p.A, juga telah mendapatkan persetujuan dari OCCAR
(Organisation for Joint Armament Cooperation) Italia dan Angkatan Laut Italia
untuk penjualan kapal tersebut kepada Indonesia.
Kapal
yang dipesan kementerian di bawah Menhan Prabowo Subianto itu berjenis
Pattugliatore Polivalente d’Altura (PPA) yang memiliki kemampuan multi-misi dan
dilengkapi dengan teknologi termutakhir. Kapal itu memiliki panjang hingga 143
meter dengan lebar sekitar 16,5 meter.
Sementara
itu, kedua kapal fregat juga memiliki spesifikasi berat benaman hingga 6.250
ton dan kecepatan maksimal kurang lebih 30 knots. Kapal-kapal tersebut juga
akan dilengkapi sistem rudal permukaan ke udara Aster 15, peluncur vertikal
DCNS Sylver A43, hingga sederet persenjataan meriam berbagai ukuran.
Indonesia memiliki
sejarah yang sangat panjang dalam mengoperasionalkan jet tempur F-16
Serta Indonesia dicap menjadi pelopor di Asia tengara
dalam menggunakan jet tempur F-16 buatan Lockheed Martin.
Maka dari itu sosok F-16 jadi salah satu jet tempur
legendaris yang sampai saat ini masih aktif bertugas.
Apalagi situs asing mengakui jika pengalaman
Indonesia dalam mengoperasionalkan F-16 jauh lebih tinggi dan hebat.
Dikutip dari The Diplomat pada
25 Februari 2020, Indonesia pertama kali menggunakan F-16 pada tahun 1989 dan
menjadi pengguna pertama di kawasan Asia Tenggara.
Jika dihitung sampai tahun 2024 maka sudah
35 tahun Indonesia menggunakan F-16.
Sedangkan negara tetanga Indonesia yaitu Singapura menggunakan
baru menggunakan F-16 pada tahun 1998.
Serta Thailand menggunakan F-16 pertama kali
pada tahun 1995.
Dengan ini maka pengalaman Indonesia dalam
mengoperasionalkan F-16 lumayan tinggi dibandingkan Singapura dan Thailand.
Walaupun begitu, F-16 tercanggih di kawasan Asia Tenggara
saat ini adalah milik Singapura.
serta F-16 dengan kuantitas terbanyak
dimiliki oleh Singapura dengan jumlah 59 unit.
Sedangkan Thailand diketahui masih mengoperasionalkan 50 unit F-16 yang
dimana 14 unit digunakan untuk latihan
Dijelaskan dari Instagram
@militer.udara, F-16 pertama Indonesia pertama kali tiba pada
12 Desember 1989.
Dijelaskan jika tiga Pesawat F-16 Fighting Falcon yang
dibeli Indonesia datang pertama kali di Indonesia setelah melakukan penerbangan
ferry dari Fort Worth Dallas ke Honolulu.
Lalu penerbangan F-16 lanjut menuju Guam dan akhirnya
mendarat di Lanud Iswahjudi, Madiun.
Pesawat F-16 tiba di Indonesia secara bergelombang.
Gelombang pertama pada tanggal 12 Desember
1989, gelombang kedua pada tanggal 7 Januari 1990, dan gelombang ketiga tiba
pada tanggal 22 September 1990 melengkapi 12 pesawat F-16 yang dipesan.
Tanggal 13 Desember 1989, pesawat F-16 diresmikan Kasau
Marsekal TNI Oetomo sebagai kekuatan Skadron Udara 3 yang berhome base di Lanud
Iswahjudi Madiun.
Penentuan pembelian Pesawat F-16 Fighting
Falcon tidak lepas dari perkembangan kebutuhan objektif saat itu, di samping
berbagai pertimbangan lain seperti politik dan ekonomi.
Bagi TNI AU sendiri kebutuhan membeli pesawat tempur berkemampuan
tinggi sangat diperlukan baik untuk kepentingan pertahanan maupun perkembangan
teknologi.
Dan Pesawat F-16 Fighting Falcon dinilai
pesawat yang paling tepat untuk melanjutkan kebutuhan akan penguasaan teknologi
mutakhir.
Pembelian Pesawat F-16 Fighting Falcon dilakukan melalui
“Proyek Bima Sena” yang diketuai oleh Marsma TNI Sudjatio Adi.
Tipe pesawat F-16 yang dibeli adalah tipe A (kursi
tunggal) dan tipe B (kursi ganda) yang berfungsi multirole.
Kemudian secara khusus TNI AU menyiapkan 180 orang
anggotanya baik penerbang maupun teknisi untuk mendapatkan latihan dan
pendidikan tentang F-16.
Lalu dipilihlah empat penerbang F-5 Tiger II yang telah
mengantongi lebih dari 1000 jam terbang untuk diberangkatkan ke Amerika.
Mereka adalah Letkol Pnb Wartoyo, Mayor Pnb Basri
Sidehabi, Mayor Pnb Eris Heryanto dan Mayor Pnb Rodi Suprasodjo.
Sebelum diterbangkan ke Indonesia, pesawat
F-16 terlebih dahulu diserahkan secara resmi oleh pabrik pembuatnya General
Dynamic ke Indonesia yang diwakili oleh Sekjen Dephan Letjen TNI IB. Sudjana.
Dan penyerahan F-16 dilaksanakan di pabrik General
Dynamics Fort Worth Texas Amerika Serikat dengan mengumandangkan lagu Indonesia
Raya.
Selain itu, Indonesia selaku operator F-16 memiliki
keterbatasan akan senjata canggih termasuk peralatan pendukungnya.
Hal tersebut dijelaskan bahwa F-16 Indonesia memiliki
kelemahan soal senjata canggih dan peralatan navigasi/penargetan.
“F-16 Indonesia digunakan dalam peran
pertahanan udara dan serangan darat, meskipun kurangnya senjata canggih dan
peralatan navigasi/penargetan membatasi mereka untuk melakukan operasi siang
hari,” tulis laman f-16 net.
Dari penjelasan diatas maka F-16 Indonesia minim akan
adanya senjata canggih termasuk peralatan penargetan yang dimilikinya.
Perlu digaris bawahi jika F-16 Indonesia yang dimaksud adalah
F-16 A/B Blok 15OCU yang dibeli Indonesia di era tahun 1980-an lalu.
Pada waktu itu Indonesia memesan 12 unit F-16.
Pemesanan 12 unit F-16 Indonesia ditujukan untuk
menggantikan beberapa OV-10F Bronco yang sudah lebih dulu bertugas.
Pemilihan F-16 sebagai jet tempur terbarunya merupakan
langkah yang tepat.
Pasalnya F-16 A/B Block 15OCU merupakan jet tempur
generasi ke-4 yang mengusung banyak kecanggihan.
Sayangnya pada tahun 1999, AS memberlakukan embargo kepada
Indonesia setelah mereka dituduh ikut serta dalam kekerasan di Timor Timur
selama pemisahan wilayah tersebut dari Indonesia dan berimbas ke armada F-16.
Dan terbukti embargo AS berdampak serius terhadap kesiapan
tempur armada F-16 Indonesia terutama karena kurangnya suku cadang.
Larangan embargo AS tersebut dicabut pada bulan November
2005 dan berbuah postif untuk armada F-16 Indonesia.
Patroli bersama pesawat F-16 C/D TNI AU bersama pesawat F/A-18D TUDM (all photos: TNI AU)
TNI Angkatan Udara (TNI AU) dan Tentara Udara Diraja Malaysia (TUDM) melakukan Patroli Terkoordinasi (Patkor Malindo Siri I/2024) untuk menjaga keamanan di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia, tepatnya di Selat Malaka.
Indonesia mengerahkan dua jet tempur F-16 C/D dari Skadron Udara 16 Wing Udara 6 Lanud Roesmin Nurjadin. Pesawat ini diawaki oleh Lettu Pnb Galih Rakasiwi dan Lettu Pnb Ghazi Umar Marzuq.
Setelah lepas landas dari Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, kedua F-16 TNI AU tersebut bertemu dengan dua F-18 Hornet milik TUDM untuk patroli bersama di Selat Malaka.
Komandan Pangkalan TNI AU (Danlanud) Roesmin Nurjadin (RSN) Marsma TNI Feri Yunaldi S.E., M.Han., mengatakan bahwa kerja sama antara Indonesia dan Malaysia ini bertujuan untuk menjaga ruang udara dan perairan Selat Malaka serta menciptakan keamanan dan stabilitas kedua negara.
Lebih lanjut, Danlanud RSN menyatakan bahwa peningkatan komitmen hubungan bilateral sangat penting, mengingat Selat Malaka merupakan salah satu jalur perairan terpadat di dunia yang harus dijaga dengan ekstra demi kelancaran perekonomian.
Patkor Malindo yang selama ini dilaksanakan selalu berhasil mencapai sasaran operasinya, yaitu menjamin keamanan di Selat Malaka. Hal ini menunjukkan tekad kedua negara untuk terus bekerja sama dalam menjaga keamanan kawasan, yang pada akhirnya akan mendukung pertumbuhan ekonomi dan stabilitas regional.
Kementerian Pertahanan RI dikabarkan meminta koreksi terhadap terminologi yang mengemuka di mediaKorea Selatanterkait persoalan pembayaran iuranKF-21.Istilah pasti terkait pengadaan iuran pemerintahIndonesiaterhadap proyekjet tempurKF-21 ada 'penyesuaian pembayaran'.Jadi bukan 'pemotonan pembayaran' seperti yang selama ini beredar luas di jaga maya.
Jadi bukan 'pemotonan pembayaran' seperti yang selama ini beredar luas di jaga maya.
Sebelumnya, media Korea Selatan Yonhap News
menyebutkan bahwa Indonesia telah meminta pengurangan kontribusi kerja sama
produksi jet tempur KF-21.
Sementara Administrasi Program Akuisisi
Pertahanan (DAPA) Korea Selatan mengatakan dalam
konferensi pers bahwa pihak Indonesia mengusulkan penyesuaian kontribusi
menjadi 600 miliar won pada tahun 2026, ketika pengembangan sistem KF-21
selesai.
DAPA pun mengungkap sedang melakukan
penyesuaian terhadap 600 miliar won, yang bisa dibayar oleh Indonesia.
Oleh karena itu, pemerintah Korea Selatan
memutuskan menerima usulan Indonesia untuk mengurangi kontribusi
pengembangan pesawat tempur KF-21 dari 1,6 triliun won
menjadi 600 miliar won.
Seorang pejabat dari DAPA mengatakan,
"Sama sekali tidak mungkin (Indonesia) mengambil teknologi senilai 1,6
triliun won dengan hanya membayar 600 miliar won."
Pejabat tersebut mengatakan bahwa penyediaan
prototipe KF-21, yang awalnya di pengembalian pembayaran kontribusi, juga akan
dikaji ulang dari awal.
Awalnya diputuskan untuk memberikan satu
dari enam prototipe KF-21 ke Indonesia.
Akan
tetapi dijelaskan bahwa prototipe mungkin tidak diberikan karena penurunan
kontribusi
Indonesia baru saja
secara resmi memperkuat pertahanan udaranya dengan membeli sistem canggih Hisar
O dari Turki.
Kemampuannya yang luar biasa dalam
melacak dan menghancurkan target udara menjadikannya aset berharga bagi negara.
Melansir akun Instagram Kementerian
Pertahanan RI di @kemhanri, Minggu, 28 April 2024, artikel ini akan mengupas 7
keunggulan hisar O
Dengan memahami keunggulan Hisar O,
kita dapat melihat bagaimana sistem pertahanan udara ini berkontribusi dalam
meningkatkan kekuatan militer Indonesia di kancah internasional.
1. Kemampuan Melacak Target Udara yang
Luar Biasa
Seperti yang dilaporkan Zona Jakarta
sebelumnya, Hisar O mampu melacak dan menghancurkan hingga 60 target udara
secara simultan, menjadikannya salah satu sistem pertahanan udara paling
canggih di dunia.
Hal ini dimungkinkan berkat kombinasi
hulu ledak fragmentasi high explosive dan mesin roket propelan padat dua tahap.
2. Jangkauan yang Luas
Hisar O memiliki jangkauan intersepsi
mencapai 20-25 km dan dapat mencapai ketinggian 10 km.
Jangkauan ini jauh lebih luas
dibandingkan Hisar A yang hanya mampu menjangkau target udara hingga kisaran 10
km.
3. Fleksibilitas dan Kompatibilitas
Tinggi
Hisar O memiliki struktur modular yang
membuatnya kompatibel dengan berbagai platform pertempuran, seperti darat,
laut, dan udara. Fitur ini memungkinkan Hisar O untuk digunakan di berbagai
medan dan situasi.
4. Kemampuan Meluncur 360 Derajat
Hisar O mampu meluncur 360 derajat
secara vertikal, memberikannya fleksibilitas dan kemampuan manuver yang luar
biasa.
Hal ini memungkinkan Hisar O untuk
menargetkan musuh dari berbagai arah.
5. Integrasi Multiplatform Interface
Hisar O dilengkapi dengan integrasi
multiplatform interface yang memungkinkannya untuk berkoordinasi dengan sistem
pertahanan udara lainnya.
Fitur ini meningkatkan efektivitas dan
efisiensi pertahanan udara secara keseluruhan.
6. Sistem Kontrol Vektor Dorong
Hisar O memiliki sistem kontrol vektor
dorong yang memungkinkan pengendalian arah dan kecepatannya dengan presisi
tinggi.
Hal ini meningkatkan akurasi dan
efektivitas serangan terhadap target udara.
7. Mendukung Pengendalian Kebakaran
dan Infrastruktur Kendali Komando
Hisar O tidak hanya mampu
menghancurkan target udara, tetapi juga dapat digunakan untuk mengendalikan
kebakaran dan infrastruktur kendali komando.
Fitur ini membuatnya menjadi aset yang
berharga dalam berbagai situasi.
Pembelian Hisar O merupakan bukti
komitmen Indonesia dalam memodernisasi alutsista dan memperkuat pertahanan
udaranya.
Kemampuan sistem ini yang luar biasa
diharapkan dapat memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap berbagai
ancaman udara, seperti pesawat tempur, rudal, dan drone.
Dengan memahami fakta-fakta menarik
tentang Hisar O, kita dapat melihat bagaimana sistem pertahanan udara ini
berkontribusi dalam meningkatkan keamanan dan stabilitas Indonesia.
Kehadiran Hisar O menandakan era baru
dalam pertahanan udara Indonesia, dan menunjukkan tekad negara untuk menjadi
kekuatan militer yang diperhitungkan di kawasan ini