Pages

Thursday, January 12, 2012

Pesawat F-16 mengawal pesawat Garuda yang ditumpangi Presiden SBY


Tribun Pekanbaru - Kamis, 12 Januari 2012 12:31 WIB
|
pesawat_kawal.jpg
Kompas/A Tomy Trinugroho
pesawat F-16 mengawal pesawat Garuda yang ditumpangi SBY
TRIBUNPEKANBARU.COM-Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Kamis (12/1/2012) sekitar pukul 10.30 WIB, tiba di Pangkalan Udara (Lanud) TNI AU Iswahjudi, Madiun, Jawa Timur, setelah menjalani penerbangan sekitar 40 menit dari Malang.Seusai makan siang di Madiun, Presiden dan rombongan rencananya melanjutkan perjalanan lewat darat menuju Pacitan.
Dalam perjalanan udara menuju Madiun, pesawat Garuda yang ditumpangi rombongan Presiden didampingi empat pesawat F-16 yang berpangkalan di Lanud Iswahjudi.
Keempat pesawat ini mendampingi pesawat Presiden sejak di tengah perjalanan hingga sampai di Madiun.
"Selamat pagi dan salam sejahtera dari ketinggian 22.000 kaki. Kami mengucapkan selamat datang kepada Bapak Presiden dan Ibu, beserta rombongan. Merupakan satu kehormatan bagi kami, pesawat tempur TNI Angkatan Udara, untuk melaksanakan tugas escort pesawat Indonesia One," kata salah seorang pilot pesawat F-16 lewat radio yang diperdengarkan di kabin pesawat Presiden.
"Beberapa saat lagi kita akan memasuki restricted area Iswahyudi, tempat penjaga angkasa bersarang dan menempa diri untuk menghadapi segala ancaman udara. Kami TNI Angkatan Udara selalu siap sedia menjaga setiap jengkal wilayah kedaulatan Republik Indonesia dari udara. Akhirnya, kepada Bapak Presiden dan Ibu, beserta rombongan, kami ucapkan selamat datang di Lanud Iswahyudi. Have a nice flight and happy landing. All falcon, kepada Presiden Republik Indonesia, hormat gerak! Tegak gerak!" ujar pilot itu.(*)

sumber : TribunPekanbaru

Wednesday, January 11, 2012

Lepaskan Jubah kebesaran kita, lepaskan ego, lepaskan kepentingan pribadi golongan dan buang kepentingan lainya untuk Pertahanan dan Keaman RI yang Kuat dan disegani bangsa bangsa di dunia


Leopard 2A6 Bundeswehr melakukan manuver di tanah berlumpur dan menyeberangi sungai. (Foto: Bundeswehr)
Kalau kita lihat komentar-komentar dari LSM ,Pengamat dan  elit Politik yang ada di DPR, kita miris mendengarnya , prihatin dan perlu dipertanyakan Nasionalis mereka, kecintaan terhadap NKRI ini, dan perlu dipertanyakan juga apakah meraka orang titipan? antek antek Asing?

Isu terhangat pengadaan Main Battle Tank dari Pengamat, LSM,Elit Politik mereka menyerbu pemerintah untuk membatalkan pembelian MBT Leopard 2A6. ya dengan alasan Klasik Main Battle Tank Gak cocok di geografis Indonesia karena bobot MBT tersebut 62 Ton. Saya katakan MBT bisa jalan di negeri tercinta ini lihat di negara-negara lain MBT jalan dilumpur dan pinggiran rawa bahkan menyebrangi sungai yang berlumpur.  Saya sarankan untuk Pengamat ,LSM,Elit Politik amati cermati dan lihat dinegara lain biar terbuka wawasan untuk apa MBT itu , MBT bukan untuk nembaki rakyat sendiri , lo rakyat kita sendiri masa ditembaki digilas pake MBT? terlalu naif dan terlalu dini untuk mengatakan MBT tidak cocok di Indonesia.

Wahai Para pengamat,LSM,Elit politik Lepaskan Jubah kebesaran , lepaskan ego, lepaskan kepentingan pribadi  golongan dan buang kepentingan lainya untuk Pertahanan dan Keaman RI yang Kuat dan disegani bangsa bangsa di dunia, Kalau membuat komentar-komentar yang tidak enak didengar dan melemahkan kekuatan pertahanan kita hanya karena UUD (ujung ujung nya duit) itu artinya sama saja membuat bangsa dan negara ini hancur selalu diusik selalu ditumpangi oleh negara negara lain.

TNI sedang membangun kekuatan yang dituangkan dalam renstra TNI 2010-2014 dan ingin mencapai MEF tentunya modernisasi dan peningkatan jumlah alutsista tentunya kita harus dukung agar pertahanan dan kemamanan kita kuat dan mempunnyai efek deterance yang mumpuni dan disegani bangsa bangsa di dunia.

Pemerintah tentunya dalam pengadaan alutsista untuk mencapai MEF harus meminta persetujuan DPR nah disini Komisi I DPRRI jangan lah ego dan sewot  sewotan ngambek alhasil karena ego gagallah semua pengadaan alutsista TNI yang nota benenya untuk memperkuat pertahanan dan keamanan negara , sebagai contoh pengadaan MBT leopard 2A6 dari belanda belum meminta persetujuan elit politik di media dah koar koar MBT tidak cocok untuk indonesia , nah kalo gini gimana? buat bingung masyarakat, Istilahnya gini Kata Masyarakat : " Apanya kalian ribut ribut gak jelas apa kurang amplopnya?" apa kurang jatah ? merasa tidak dihargai?. Ingat DPR itu pake uang rakyat berilah contoh teladan dan buat rakyat tidak bingung.

Seharusnya DPR harus menjalankan fungsinya DPR sebagai pengawal dan partner pemerintah bukan jadi musuh pemerintah, yang terjadi sekarang DPR seolah olah jadi musuh pemerintah bisa nya menganjal ganjal saja, apa mungkin gak dapet jatah? , Ok ini jaman era demokrasi semua bebas ngomong , mbo ya kasih contoh yang baik dan santun bukan songong songonga, ego-egoan,kuat-kuattan, kalo kaya gini gimana jadinya bangsa ini?. kalo menurut pendapat saya ada musuh dalam selimut yang ingin melemahkan sistem pertahan dan keamanan kita dengan isu HAM, dan sebagainya .

Jadi bersatu kita teguh bercerai kita runtuh. majulah TNI dengan modernisasi alutsistanya dan segerahlah nongkrong MBT-MBT di NKRI ini karena tetangga kita dikawasan ini sudah punya MBT. Majulah bangsa ku

oleh : IWJ
By Indonesia Defence





Komisi I Tolak Pembelian 100 Tank Leopard Bekas dari Belanda


Leopard 2A6 Bundeswehr melakukan manuver di tanah berlumpur dan menyeberangi sungai. (Foto: Bundeswehr)

11 Januari 2012, Senayan: Komisi I DPR tidak setuju atas rencana pemerintah membeli 100 tank Leopard 2A6 bekas dari Belanda. Spesifikasi tank tersebut dinilai tidak cocok dengan kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari hutan dan pegunungan.

Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin mengungkapkan, tank Leopard sangat cocok untuk perang kota atau perang di area gurun pasir. Sebab tank itu memiliki kemampuan tembak hingga 6 km, sementara berdasarkan kajian tank yang dioperasikan di Indonesia hanya bisa efektif menembak lurus dalam jarak 1–2 Km saja.

"Dalam rapat internal Komisi 1 kemarin, mayoritas fraksi menolak rencana pemerintah membeli tank bekas dari Belanda tersebut. Bahkan anggota Fraksi dari pemerintah, Demokrat bersikap sama, menolak," kata Hasanuddin di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta Rabu (11/1).

Hasanudin mengatakan, sebelumnya Kemenkeu menyampaikan bahwa tahun ini Indonesia mendapat alokasi pinjaman luar negeri (PLN) untuk belanja alutsista sebesar 6,5 miliar US dolar. Di mana sebagian dari dana itu dikabarkan akan digunakan Kementerian Pertahanan membeli 100 tank Leopard 2A6 bekas dari Belanda. Jika DPR menolak rencana tersebut, maka dana pinjaman tersebut tidak bisa cair.

"Pertanyaannya jika DPR tidak setuju dengan rencana pembelian itu, kemudian pemerintah tetap membelinya, dari mana sumber dana untuk pembelian itu, kan gitu. Karena kabarnya pemerintah optimis dapat segera mendatangkan 100 Tank Leopard 2A6 bekas dari Belanda itu segera," ujar politisi PDIP ini.

Purnawirawan jenderal TNI ini memaparkan, bahwa DPR bukannya tidak setuju pemerintah membeli tank. DPR setuju-setuju saja, asal kondisi barangnya sesuai dengan geografi Indonesia. Berdasarkan penjelasan salah satu anggota Komisi I yang sudah 30 tahun tugas di batalyon tank Salim Mengga, tank yang cocok untuk dipergunakan di Indonesia yakni kelas medium sekitar 23 ton.

"Dalam hal ini sebenarnya Presiden juga telah mengeluarkan perintah untuk melakukan riset untuk jenis tank yang cocok digunakan di Indonesia. Kemudian PT Pindad telah selesai membuat prototipe bagi tank yang diinginkan tersebut. Lalu kenapa sekarang yang muncul justru tank kelas berat, 63 ton. Inikan jadi tanda tanya, apa yang di inginkan presiden dengan yang dilakukan bawahannya berbeda," tegasnya.

Sebelumnya KSAD Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo mengatakan, selain Tank, TNI AD juga akan membeli beberapa jenis persenjataan lainya seperti peluncur roket multi laras, helikopter type 1412 dan helikopter Apache. Selain itu TNI AD juga akan membeli meriam 155 mm dari Perancis.

Pramono menyebutkan, untuk Tank Leopard 2A6 seberat 62 ton seharga 280 juta US dolar, awalnya TNI AD membeli 44 unit. Setelah dilakukan negosiasi, pihak pabrik dari Eropa menawarkan 100 unit dengan harga sama dan diputuskan untuk membeli 100 unit tank Leopard itu.

Sumber: Jurnal Parlemen

Komisi I Tunggu Penjelasan Pemerintah Soal Hibah Hercules

C-130H Hercules dari 37 Squadron RAAF, berpangkalan di RAAF Base Richmond terbang di atas kota Melbourne. (Foto: Australia DoD)

10 Januari 2012, Senayan: Komisi I DPR hingga kini belum bersikap dan mengambil keputusan atas rencana pemerintah menerima hibah 4 unit pesawat Hercules bekas jenis C130 seri H dari Australia. Sebab, pemerintah belum menyampaikan rencana tersebut kepada DPR selain rencana menerima hibah 24 unit pesawat bekas F-16 dari Amerika Serikat.

"Pemerintah hingga kini belum menyampaikanya ke DPR soal rencana menerima pesawat bekas dari Austrlia, Hercules jenis C130 seri H itu. Karenanya DPR tidak tahu atas rencana itu dan hingga kini sudah tentu belum ada persetujuan dari DPR," kata Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin di gedung Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa (10/1).

Hasanuddin mengatakan, memang sebelumnya pemerintah berencana untuk menerima hibah pesawat bekas Hercules dari Australia. Namun kemudian hal itu dibatalkan. Bahkan saat itu juga telah disiapkan anggarannya untuk kepentingan retrofit, sebesar Rp 430 miliar. Namun tiba-tiba pemerintah memutuskan batal, dan alokasi anggaran itu dialihkan untuk perbaikan pesawat lainnya.

"Jadi sepengetahuan DPR yang terakhir ya memang pemerintah membatalkan rencana menerima hibah pesawat bekas dari Austrlia itu. Kalau sekarang tiba-tiba pemerintah bilang akan menerima hibah pesawat tersebut dan tinggal menunggu persetujuan dari DPR, ya kita belum tahu itu," ungkap politisi PDIP ini.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan saat ini pemerintah tinggal menunggu persetujuan dari DPR untuk menerima hibah pesawat Hercules bekas dari Australia. Selain itu Purnomo mengatakan sebelum dibawa ke Indonesia, pesawat Hercules tersebut harus lebih dulu diretrofit. Saat ini pemerintah masih menyusun anggaran retrofit pesawat hibah itu, untuk dimasukan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (ABPN) Perubahan tahun 2012.

Purnomo menambahkan kehadiran empat unit pesawat Hercules akan menambah kekuatan pertahanan Indonesia termasuk untuk membantu akomodasi penanggulangan bencana.

TB Hasanuddin: Pesawat Super Tucano Bukan untuk Tempur

Pesawat Super Tucano yang dipesan pemerintah Indonesia dari Brasil akan datang mulai Maret 2012 mendatang. Untuk sementara empat unit dari 16 pesawat yang dipesan.

"Ya, saya gembira pesawat sudah mulai dikirim bertahap dan akan segera mengganti pesawat lama di Skuadron 21 Abdulrahman Saleh," kata anggota Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin kepada Jurnalparlemen.com, Senin (9/1).

Menurut politisi PDIP ini, Super Tucano A29 terbang untuk bantuan dekat, bukan untuk fighter. "Bantuan dekat itu untuk menembak sasaran di darat. Koordinasi dengan satuan-satuan di darat dan satuan-satuan di laut. Itu cukup bagus dan harganya relatif murah," kata anggota DPR asal Majalengka, Jawa Barat ini.

Super Tucano direncanakan akan terbang perdana di hadapan publik pada HUT TNI AU 9 April mendatang. Super Tucano memiliki keunggulan close air support. Juga memiliki kemampuan menembakkan asap ke darat secara cepat untuk menunjukkan posisi musuh.

Sumber: Jurnal Parlemen

Waspadai Iran, AS Akan Perbaharui Persenjataan Negara Teluk


Aulia Akbar
Selasa, 10 Januari 2012 13:04 wib
ilustrasi : arabianbusiness
ilustrasi : arabianbusiness
RIYADH - Amerika Serikat (AS) mendesak negara Teluk agar memperbaharui misil-misilnya, di samping itu, AS juga melanjutkan pembangunan sistem pertahanan misil dengan negara-negara Teluk lainnya. Misil-misil itu ditujukan untuk melindung negara penghasil minyak dari ancaman misil Iran.

Pada 2 Januari lalu, perusahaan militer asal Massachusetts, Raytheon Co mengumumkan penandatanganan kontraknya dengan Uni Emirat Arab untuk membangun sistem anti-misil Terminal High Altitude Area Defence (THAAD). Uni Emirat Arab juga mendapatkan 96 misil untuk pertahanannya pada Desember 2011.

Pada 2010 lalu, AS juga menempatkan radar AN/TPY-2 di Gurun Negev, yang terletak di bagian selatan Tel Aviv. Radar itu ditujukan untuk memperkuat kapabilitas pertahanan misil Israel dan juga mendeteksi misil Iran. Demikian seperti diberitakan UPI, Selasa (10/1/2012).

Selain membicarakan masalah penempatan sistem pertahanan misil Teluk, AS juga mendesak Arab Saudi agar memperbaharui misil patriotnya. Perusahaan Raytheon juga sudah memperbaharui misil patriot milik Kuwait.

Keenam negara Dewan Kerja Sama Teluk, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, Qatar, dan Bahrain, sebelumnya sudah sepakat untuk menjalankan konsep integrasi pertahanan pada dua dekade yang lalu. Meski demikian, proses kerja sama itu tampak tersendat karena beberapa negara Teluk menolak untuk berada di bawah kendali Arab Saudi, yang menjadi figur terkuat bagi negara Teluk.

Bila memang proyek pertahanan itu selesai dibangun, sistem pertahanan misil AS tampaknya semakin bertambah kuat, pasalnya North Atlantic Treaty Organization juga memiliki misil di Turki. Menurut Turki, misil-misil NATO tidak diarahkan ke Iran, namun AS sebelumnya mengatakan bahwa misil-misil ditujukan untuk mewaspadai ancaman di Timur Tengah.(AUL)
 
sumber OKE ZONE 

ASEAN akan kembangkan kerja sama maritim di 2012

Rabu, 11 Januari 2012 21:28 WIB 
Marty Natalegawa (FOTO ANTARA)
Jakarta (ANTARA News) - Negara-negara anggota ASEAN setuju untuk mengembangkan lebih jauh lagi kerja sama maritim di kawasan, kata Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa.

"Para Menlu ASEAN menyetujui saran Indonesia untuk memberdayakan Forum Maritim ASEAN yang sudah melakukan pertemuan tahunannya sejak 2010 agar menjadi ajang untuk membahas kerja sama maritim di kawasan," kata Menlu yang dihubungi ANTARA Rabu, setelah mengikuti Pertemuan Informal Menlu ASEAN di Siem Reap, Kamboja.

Marty mengatakan, di masa yang akan datang Forum Maritim ASEAN selain menjadi ajang diskusi masalah kelautan bagi negara-negara anggota juga akan mengundang negara-negara anggota Konferensi Asia Timur (EAS) untuk membahas isu serupa.

"Ke depan kita ingin lebih menonjolkan faktor kerja sama di bidang kelautan daripada permasalahannya," kata Marty.

Dia menambahkan bahwa selain kerja sama maritim, menlu ASEAN dalam pertemuan di Siem Reap, Rabu, juga setuju untuk memberdayakan Pusat Koordinasi ASEAN Untuk Bantuan Kemanusiaan dalam Manajemen Bencana (AHA Center) yang berlokasi di Jakarta agar mempertajam kemampuan ASEAN untuk menangani situasi paska bencana di kawasan.

Sektor kelautan selama beberapa tahun terakhir telah menjadi isu yang menyebabkan ketegangan diantara negara-negara ASEAN. Mulai dari konflik perbatasan di Laut China Selatan antara empat negara ASEAN dan China hingga masalah pencurian ikan sempat membuat panas situasi di kawasan Asia Tenggara dan sekitarnya. 


sumber : Antara

Rusia Kembangkan Sistem Misil Baru

foto
Pravda.ru
TEMPO.CO, Jakarta - Rusia kini mengembangkan sistem misil strategis dengan teknologi yang sama sekali baru untuk meningkatkan daya gempur Strategic Missile Forces mereka. Sistem baru ini mereka yakini mampu mengatasi berbagai sistem pertahanan misil. Situs berita Pravda.Ru melaporkan ini mengutip pertanyaan seorang sumber di Kementerian Pertahanan Rusia kepada kantor berita Interfax.

"Kami memperkirakan akan mendapatkan rudal baru dengan hulu ledak pada 2018-2020 yang memungkinkan kami mengatasi sistem pertahanan rudal pada waktu itu," kata sumber tersebut. Dia menambahkan sekarang mereka tengah mempersiapkan sebuah sistem untuk misil kelas menengah dengan perlengkapan yang serbabaru. "Dengan demikian pada pergantian tahun 2015 kami bisa mulai meng-upgrade divisi rudal kami."

Sebelumnya Departemen Pertahanan Rusia menyatakan sedang mengerjakan sebuah desain kompleks untuk meluncurkan rudal balistik antarbenua seberat 100 ton.

Berbagai langkah ini ditengarai merupakan reaksi Presiden Dmitry Medvedev atas penempatan rudal pertahanan di Eropa. Tahun ini, misalnya, dua divisi Strategic Rocket Forces Rusia akan mendapat roket "Yars", yang menggunakan rudal balistik antarbenua RS-24. Yars dirancang untuk menggantikan si tua "stiletto" yang kini bertugas di Ivanovo.

Dmitry Medvedev telah menyatakan keberatannya saat bertemu dengan Presiden Barack Obama dalam forum Asia-Pacific Economic Cooperation di Hawaii, November lalu. Tapi, menurut The New York Times, setelah pembicaraan face-to-face itu Presiden Medvedev menyatakan, “Posisi kami tetap jauh terpisah.”

Para pejabat Amerika berusaha menyakinkan bahwa penempatan sistem pertahanan rudal di Eropa dimaksudkan untuk berjaga-jaga terhadap ancaman Iran. Tapi, menurut Pravda, Amerika tak mau memberikan jaminan bahwa mereka tidak akan mengarahkan rudalnya ke Rusia. Lantaran itu pemerintah Rusia lalu mengumumkan serangkaian tindakan untuk membenahi pertahanan. Medvedev bahkan bicara soal kemungkinan menarik diri dari perjanjian START-III dan mempersiapkan diri menghadapi perang cyber.

sumber : Tempo.co

Indonesia signs $500 mln contract to buy six Russian jet fighters


Sukhoi Su-30MK2 jet fighters
13:07 10/01/2012
MOSCOW, January 10 (RIA Novosti)

Indonesia has signed a $470 million contract with Russia to buy six Sukhoi Su-30MK2 jet fighters for the Indonesian Air Force, The Jakarta Post daily has reported.
The deal was confirmed by Russian defense-industry and diplomatic sources, but the Sukhoi aircraft maker and arms exporter Rosoboronexport declined to comment.
Deliveries will start after 2013.
Indonesian Deputy Minister of Defense Sjafrie Sjamsoeddin said his office had handed over the contract to Rosoboronexport on December 30.
“We have another contract still in progress,” Sjafrie said.
The Indonesian Air Force currently has 10 Sukhoi jetfighters - six Sukhoi SU-27SKMs and four Sukhoi SU-30MK2s. The Air Force plans to place one squadron of the jetfighters at Hasanuddin Airbase in Makassar.
Russia recently completed a $300-million contract signed in 2007 on the delivery of three Su-30MK2 and three Su-27SKM fighters to Jakarta in addition to two Su-27SK and two Su-30MK fighters purchased in 2003.

sumber : RIA NOVOSTI

BERITA POLULER