Pages

Sunday, January 29, 2012

Kopaska Dan Pasukan Khusus AL Rusia Gagalkan “Perompakan” di KM Multi Prima-1



30 Januari 2012, Surabaya: Kesibukan aktifitas pelayaran di Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) terganggu dengan adanya aksi “perompakan” di KM Multi Prima-1 yang sedang lego jangkar di sekitar pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, belum lama ini Jum’at (20/01). Setelah mendapat kontak, aksi “perompakan” itu direspon oleh Satuan komando Pasukan Katak (Satkopaska) Koarmatim dengan menerjunkan satu tim Visit Boarding Search and Seizure (VBSS), tim ini didukung oleh pasukan khusus AL Rusia dari kapal perang Russian Navy RFS Admiral Panteleev-548 yang sedang bersandar di Dermaga Jamrud Utara, Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

Tim VBSS Kopaska yang dibekali dengan senjata lengkap meluncur ke arah KM Multi Prima-1 menggunakan kendaraan air cepat yang biasa disebut Sea Rider, demikian juga tim VBSS dari pasukan Khusus AL Rusia bergerak bersama-sama menuju kapal yang sedang dibajak tersebut. Dua tim pasukan khusus AL dua negara tersebut bergerak mendekati kapal dari arah buritan lambung kanan dan kiri. Penyergapan mendadak dan sangat cepat itu mengejutkan para perompak yang ada di atas kapal. Hal itu menimbulkan konsentrasi mereka menjadi terpecah, sehingga tim Kopaska dan pasukan khusus AL Rusia dapat dengan mudah menaiki kapal.

Tidak membutuhkan waktu yang lama bagi tim gabungan untuk melumpuhkan 6 orang perompak yang menyandera awak kapal KM Multi Prima-1. Sekitar 5 menit tim Kopaska dan pasukan khusus AL Rusia dapat menguasai obyek-obyek vital yang ada dikapal seperti Anjungan, Ruang Mesin dan Kemudi Darurat. Nahkoda kapal dan seluruh Anak Buah Kapal (ABK) dapat dibebaskan dengan selamat dan 6 orang perompak tersebut berhasil dilumpuhkan.


Kejadian tersebut merupakan skenario latihan bersama antara Kopaska Koarmatim dan Russian Navy dalam rangka kunjungan persahabatan selama tiga hari kapal perang Rusia RFS Admiral Panteleev di Surabaya. Latihan bersama itu disaksikan oleh Perwira Staf Operasi (Pasops) Satkopaska Koarmatim Letnan Kolonel Laut (P) Sri Gunanto, Duta Besar (Dubes) Rusia untuk Indonesia Alexander Ivanov, Atase Pertahanan (Athan) Rusia untuk Indonesia Vladimir Avanasenkov. Selain itu, kedua pasukan khusus AL kedua negara juga menampilkan pameran persenjataan yang mereka gunakan di dermaga Jamrud, Pelabuhan Tanjung Perak.

Tentara AL Rusia itu menunjukan persenjataan yang mereka gunakan dalam operasi anti pembajakan dan terorisme di laut, seperti dalam pelaksanaan operasi pembebasan kapal tanker Moscow University pertengahan 2010. Kapal Tanker tersebut milik Rusia yang di bajak perompak Somalia di sekitar Teluk Aden. Kapal Tanker ini membawa muatan minyak mentah sebanyak 86 ribu ton bernilai USD50 juta atau sekitar Rp. 454 miliar (Rp. 9,080 per dolar). Pasukan khusus Rusia yang berada di RFS Admiral Panteleev, berhasil membebaskan 23 pelaut Rusia dan menangkap para pembajak.

Sumber: Koarmatim

Panglima TNI : Opsi Pembelian Tank Akan Digelar



Main Battle Tank Rusia, T-90E (versi ekspor). Unit barunya dijual sekitar US$ 2,23 juta, nyaris sama dengan tank Leopard bekas pakai AD Belanda. (Foto: Uralvagonzavod)

JAKARTA - Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono menyatakan, banyak opsi untuk membeli tank guna melengkapi alutsista TNI AD. Oleh karena itu, menurut Agus, tidak perlu berpolemik mengenai rencana pembelian tank Leopard.

"Kan memang belum final," ujar Agus di DPR RI, Jakarta, Senin (30/1). Penjelasan menyeluruh mengenai rencana pembelian alutsista memang harus dilakukan sebelum memutuskan pilihan bersama-sama DPR.

"Kalau mau beli peralatan itu kan ada opsinya. Banyak. A, B, C, semuanya digelar, lalu mana yang cocok, nah itu baru dibeli," kata Agus. Agus memastikan ada banyak opsi yang dapat dibahas dan dipilih bersama DPR.

Ditanya mengenai opsi membeli tank T-90 dari Rusia, Panglima TNI menjawab "Ya, itu salah satu. Tapi kan ada banyak sekali opsi,". Dia menilai tank medium yang dikembangkan PT Pindad pun menjadi opsi menarik untuk dilirik. "Bagus sekali kalau bisa dibuat didalam negeri," katanya.

Meski begitu, Agus menjelaskan bahwa ada aturan untuk pembelian alutsista produksi dalam negeri dan luar negeri. "Kalau bisa di produksi didalam negeri, ya harus dalam negeri. Kalau tidak bisa dalam negeri, harus joint production. Kalau joint production tidak bisa, baru beli dari luar negeri. Itu ada pedomannya. Kami ikuti itu saja. Kita lihat nanti seperti apa perkembangannya," kata Agus.

Sebelumnya, rencana pembelian tank tempur utama Leopard sempat jadi polemik karena DPR menolak rencana TNI AD itu. DPR beralasan, tank Leopard tidak sesuai untuk kondisi medan di Indonesia.

Sumber : VIVANEWS.COM

MISI RAHASIA : UNIT 731 JEPANG YANG MENGERIKAN DAN TIDAK BERPRIKEMANUASIAAN

[Image: Unit-731-photo-3jpg]
 
Unit 731 adalah suatu unit rahasia untuk pengembangan senjata biologi yang dimiliki Jepang pada tahun 1937-1945.[1] Unit ini dipimpin oleh Jenderal Ishii Shiro dan berkantor pusat di pinggiran kota Harbin dan bercabang ke Manchuria.[2] Organisasi Jepang ini merupakan suatu kompleks laboratorium besar yang terdiri dari 150 gedung dan 5 perkemahan satelit dengan 3.000 ilmuwan dan teknisi bekerja di dalamnya.[

Pada tahun 1932, Ishii Shiro mendirikan suatu Laboratorium Pencegahan Epidemik di sekolah medis militer Tokyo dan Unit Togo di desa Bei-inho, sebelah tenggara kota Harbin.[2] Laboratorium ini sempat ditutup pada tahun 1934 karena 12 orang tawanan perang lari dari fasilitas tersebut dan pasukan gerilya Cina berhasil menyerang pasukan Ishii.[2] Dua tahun kemudian, Unit Togo dibuka kembali dan berganti nama menjadi Departemen Pencegahan Epidemik Tentara Kwantung (Unit Ishii) dan di tahun 1940 diubah kembali menjadi Departemen Pencegahan Epidemik dan Purifikasi Air (menjadi Unit 731 pada tahun 1941).[2] Selain di Manchuria, militer Jepang juga memiliki cabang di Beijing (Unit 1855), Nanking (Unit 1644), Guangzhou (Unit 8604), dan Singapura (Unit 9420) dengan total 20.000 staf secara keseluruhan.[2] Masing-masing cabang melalukan eksperimen biologi dan kimia yang telah dikembangkan oleh Unit 731.[2]
 
Ishii Shiro, pemimpin unit 731

Unit 731 melakukan eksperimen pembuatan senjata biologi dengan menginfeksi tawanan perang dengan pes, antraks, kolera, wabah demam berdarah, radang dingin (frostbite), dan bahkan penyakit menular seksual.[1][3] Walaupun sulit untuk mengetahui jumlah korban yang meninggal, diperkirakan sekitar 10.000 tawanan meninggal dunia akibat eksperimen yang dilakukan Jepang ini.[1] Para dokter yang bertugas di Unit 731 melakukan perbanyakan bakteri atau virus patogen pada organ tubuh manusia kemudian menyebarkannya ke warga desa sekitar ketika telah didapatkan jumlah patogen yang mencukupi.[3] Organ tubuh tersebut didapatkan dari hasil pembedahan tubuh tawanan.[3] Berbagai pembedahan bagian tubuh dilakukan untuk melihat efek dari suatu senjata biologi.[3] Namun, pembedahan dan eksperimen yang dilakukan Jepang berlangsung dengan sadis, diantaranya adalah transfusi darah binatang ke manusia, pemecahan bola mata, pemotongan anggota tubuh dan menyambungkannya kembali ke sisi yang berlawanan, hingga percobaan pada bayi dan anak kecil yang menyebabkan kematian.[3]
Untuk melihat efek dari penyakit yang tidak dirawat, Jepang menginfeksi pria dan wanita dengan sifilis, membekukan manusia kemudian dicairkan kembali untuk mempelajari efek pembusukan daging, menempatkan manusia pada ruangan bertekanan tinggi, dan berbagai tindakan tidak manusiawi lainnya.[4] Mayat-mayat korban yang telah diambil organ dalamnya kemudian dibuang dan dibakar dengan krematorium.[5]

Selain digunakan untuk uji senjata biologi, para tawanan juga dimanfaatkan untuk uji senjata.[4] Para tawanan diikat pada jarak tertentu, diposisikan dengan sudut berbeda kemudian dilempar dengan granat, penyembur api, maupun bahan peledak.[4] Hal ini dilakukan untuk mengukur posisi dan kisaran terbaik untuk pelepasan senjata tersebut.[4]

Pada Agustus 1945, seluruh gedung dan peralatan Unit 731 dimusnahkan dan Jenderal Ishii Shiro pergi untuk mencari bantuan kepada Amerika.[2] Dia menemui Jenderal McArthur untuk meminta imunitas bagi bagi staf Unit 731 dan menukarnya dengan pengetahuan Jepang dalam pengembangan senjata kimia dan biologi.[2] Pada September 1947, Amerika sepakat untuk tidak menuntut Jepang terhadap kejahatan perang yang telah mereka lakukan.[2] Beberapa personel medis Unit 731 masih dapat menduduki posisi penting di dalam masyarakat Jepang, contohnya Jenderal Masaji Kitano.[5] Kitano adalah orang yang menunjuk Ishii Shiro untuk memimpin Unit 731.[5] Dia tetap menjadi orang penting di Jepang karena menjadi direktur dari Green Cross Corporation, perusahaan ternama di Jepang yang memproduksi berbagai produk darah.[5] Ishii Shiro meninggal pada usia 69 tahun karena kanker tenggorokan (laring).[6]

SUMBER : WIKIPEDIA  

Unit 731 - Eksperimen Biologi Berbahaya Milik Jepang

Kamp Konsentrasi di Auschwitz, Polandia pada era kejayaan sang diktator legendaris, Adolf Hitler mungkin adalah salah satu sejarah kelam dunia lewat eksperimen - eksperimen yang telah membuang jauh Hak Asasi Manusia. Zaman Perang dunia kedua memang banyak menuliskan catatan menyakitkan dimana ribuan nyawa harus hilang pada saat itu oleh karna penelitian mengerikan yang dilakukan oleh Hitler dan kolega. Namun, tahukah kalian bahwa bukan hanya Jerman yang memiliki kamp berbahaya seperti itu? Baiklah semua, perkenalkan kamp eksperimen berbahaya lainnya yang berasal dari negeri Sakura, Jepang, yang dikenal dengan UNIT 731.
Rentang tahun 1937 hingga tahun 1945 unit ini eksis dalam semua kegiatannya. Unit ini diciptakan dengan tujuan konversi Senjata kimia dan Biologi dan juga pengembangan tentara kekaisaran Jepang pada saat itu. Seperti pada kamp konsentrasi milik tentara NAZI yang memiliki aktor pendukung utama yang dijuluki malaikat kematian "Josef Mengele", Unit 731 juga memiliki pemerannya sendiri yang juga tidak kalah mengerikan dari sang dokter Jerman tadi. Dialah bapak perang senjata Biologi dari Jepang.


Ishii Shiro, Pemimpin Unit 731

1932, Sang dokter mendirikan sebuah kelompok riset rahasia yang kala itu disebut unit Togo setelah sebelumnya sang dokter diangkat menjadi kepala medis angkatan darat Jepang yang kemudian ditempatkan dikomando angkatan darat Epidemic Prevention Research Laboratory (Laboratorium penelitian Pencegahan Epidemi / Wabah). Sempat ditutup dua tahun setelah berdiri karna alasan lolosnya 12 tawanan perang dari fasilitas tersebut dan juga penyerangan pasukan gerilya Cina terhadap pasukan dari Ishii, Unit Togo kembali dibuka dengan nama baru yaitu Epidemic Prevention and Water Purification Department of the Kwantung Army (Departemen Pencegahan Epidemik dan Purifikasi Air Angkatan Darat Kwantung) yang lebih dikenal dengan nama Unit 731 pada tahun 1940 - 1941.

ishiro.jpg
Shiro Ishii

Sedikit kilas balik mengenai latar belakang dari sang prajurit dengan pangkat Letjen (Letnan Jendral) tersebut. Ishii lahir di desa Shibayama, prefektur Chiba dan mencicipi pengetahuan mengenai ilmu kedokteran di Kyoto Imperial University. Dalam catatan sejarah, sang dokter dikenal unggul dalam studinya, namun dia juga dikenal egois, suka memaksa dan kadang sering menjadi individu yang sangat mengganggu (hmmm... ciri - ciri orang pandai pada umumnya memang seperti itu, hmmmm... bukan menyinggung seseorang lho!). Sebelum memulai karir di Unit 731, Dr. Shiro juga dikenal dengan ambisinya dalam bidang[...]


Eksperimen Manusia dan

Biological Warfare
Seperti halnya Josef Mengele, Shiro Ishii juga memiliki hobi dan kemampuan dalam hal mengutak - atik tubuh manusia dan senjata biologi dalam keperluan penelitian. Tidak kalah juga dengan apa yang terjadi di Austria, didalam kamp Unit 731, hal - hal seperti pembedahan mahluk hidup (Vivisection) tanpa anestesi (penahan rasa sakit) dianggap sebagai hal yang biasa. Para ilmuwan sering melakukan operasi invasif pada tahanan, mengambil salah satu organ untuk mempelajari efek penyakit dari tubuh manusia. Celakanya hal ini dilakukan sementara sang korban masih dalam keadaan hidup karna para ilmuwan khawatir dengan proses dekomposisi yang akan mempengaruhi hasil.

Pria, Wanita, anak - anak / bayi dan bahkan tidak jarang wanita hamil juga ikut dalam list penelitian mereka. Dalam eksperimen mereka, janin (Fetus) para wanita hamil seringkali diambil untuk diteliti, para narapidana lainnya seringkali kehilangan kaki mereka yang diamputasi untuk mempelajari tentang kehilangan darah Banyak juga dari para tahanan yang kehilangan sebagian besar isi perut mereka dalam Vivisection mengerikan yang dilakukan Unit tersebut.

jp1.jpg

Bukan hanya sampai disitu, penyiksaan yang berkedok penelitian tersebut juga ada yang dalam bentuk "percobaan senjata". Dalam aktivitas ini, para tahanan biasanya menjadi tameng hidup kemudian diledakkan dengan granat atau dibakar menggunakan Flame-Thrower. Biasanya mereka diikat kemudian disiksa dengan berbagai senjata baru yang mereka ciptakan tersebut.

jp2.jpg

Eksperimen manusia berikutnya juga tidak kalah mengerikan dari sebelumnya. Kali ini para ilmuwan mencoba untuk mengetes seberapa kuat dari efek virus - virus penyakit pada saat itu. Bagaimana caranya? Yeah, sudah tidak perlu ditebak lagi, cara mereka menguji efek dari virus - virus penyakit adalah dengan menyuntikan virus penyakit tersebut kedalam tubuh para narapidana. Para narapidana perempuan dan laki - laki (sengaja) ditularkan Shypilis dan Gonorrhea (sejenis penyakit kelamin) untuk kepentingan penelitian. Para korban - korban tersebut juga seringkali diisolasi bersama - sama dengan kutu sehingga mereka bisa mempelajari wabah tersebut. Wabah kolera dan anthrax yang juga menjadi salah satu eksperimen mereka, konon telah memakan 400.000 jiwa warga Cina (yang menjadi negara jajahan mereka pada saat itu).

jp3.jpg

Meskipun sebagai pemimpin dan otak dari semuanya, Dr.Shiro Ishii tidaklah sendiri dalam menyebabkan banyak kengerian tersebut. Seperti halnya organisasi lainnya, Unit 731 memiliki[...]


Anggota, Divisi dan Fasilitas

Diketahui, dengan pangkat tertinggi dan pemimpin dalam Unit tersebut, Dr. Shiro Ishii. Kemudian dibawahnya adalah Letnan Kolonel, Ryoichi Naito, Dr. Masaji Kitano, Yoshio Shinozuka dan terakhir Yasuji Kaneko. Merekalah yang menjalankan unit tersebut menjadi sebuah Pembantaian Manusia yang memiliki cover Penelitian Manusia.

Unit 731 diketahui juga memiliki 8 divisi dengan masing - masing fungsinya ;
Divisi 1 : Penelitian Bubonic Plaque (Penyakit Pes), Kolera, Anthrax, Tipus dan Tuberculosis menggunakan manusia hidup sebagai pengujiannya. Untuk divisi ini, dibangun sebuah penjara yang mampu menampung 300 - 400 orang tahanan.

Divisi 2 : Penelitian senjata Biologi (khususnya produksi perangkat untuk menyebarkan kuman dan parasit)

Divisi 3 : Produksi kerang yang memiliki agen Biologi. Divisi ini ditempatkan di Harbin, Manchurian Selatan, China.

Divisi 4 : Produksi agen lainnya.

Divisi 5 : Pelatihan Personil.

Divisi 6 - 8 : Peralatan, Unit Medis dan Administrasi.

Unit 731 sendiri bertempat di Pingfang, Kabupaten Harbin, Manchurian Selatan (makanya sering disebut Nighmare of Manchurian), China, yang menjadi boneka terbesar Jepan di negeri tersebut. Selain Unit tersebut, Jepang juga memiliki beberapa unit affiliasi yang tersebar dibeberapa negara yang menjadi kekuasaan mereka. Mereka adalah Unit 516 ( Qiqihar ), Unit 543 ( Hailar ), Unit 773 (Songo unit), Unit 100 ( Changchun ), Unit Ei 1644 ( Nanjing ), Unit 1855 ( Beijing ), Unit 8604 ( Guangzhou ), Unit 200 ( Manchuria ) dan Unit 9420 ( Singapura ).

Kompleks area bangunan - bangunan dari Unit 731 meliputi 6 kilometer persegi dengan terdiri lebih dari 150 bangunan. Rancangan banguna - bangunan mereka juga dikenal kuat dan tahan dari serang bom musuh. Berbagai macam pabrik juga berada diarea ini, ditambah dengan 4.500 kontainer yang disediakan untuk mengangkut jutaan spesies kutu (yang digunakan dalam percobaan tadi). 6 kuali untuk menciptakan berbagai macam bahan / senjata kimia dan sekitar 1.800 kontainer untuk memproduksi agen biologi. Diketahui sekitar 30 kg wabah penyakit Pes dapat dibuat hanya dalam beberapa hari oleh para ilmuwan.

Hingga beberapa tahun yang lalu, bangsa Jepang terus mencoba menghancurkan bukti kejahatan HAM yang mereka lakukan dengan cara menghilangkan barang bukti yang masih tersimpan. Beberapa juta ton senjata biologi yang tersimpan dibekas area tersebut coba untuk dimusnahkan oleh mereka. Pada bulan Agustus, 2003, 29 kru konstruksi di Heilongjiang dirawat dirumah sakit setelah menggali chemical shells yang terkubur ditanah - tanah daerah tersebut lebih dari 50 tahun silam.

1796044-unit731150.jpg
Salah satu sisa - sisa peninggalan Unit 731

Sebagian fasilitas yang berada disana menjadi saksi bisu tentang peristiwa besar yang begitu mencekam, dimana ratusan ribu manusia dibuat seperti hewan percobaan yang tidak bernilai lagi kehidupan mereka. Semua hal tersebut akhirnya bisa usai ketika[...]


Akhir Perang Dunia kedua dan Dibubarkannya Unit 731

Penelitian dan operasi terus dilakukan para ilmuwan dibawah komando Dr. Ishii. Pada Mei 1944 semenjak dimulainya konflik Pasifik, sebenarnya Shiro Ishii sangat ingin untuk mulai menggunakan senjata Biologis ciptaan Unit 731 untuk menghadapi para tentara sekutu. Namun niatnya tersebut selalu berhasil digagalkan oleh intervensi tentara sekutu dan perencanaan yang buruk dari pihak internal sendiri. Invasi Rusia terhadap Manchukuo dan Mengjiang pada Agustus, 1945, memaksa para pekerja menghentikan aktivitas mereka di Unit 731 dan memaksa para ilmuwan beserta keluarganya kembali ke Jepang. Sang Letnan Jendral memerintahkan seluruh anak buahnya untuk "Membawa rahasia hingga ke liang kubur." kemudian menyuruh mereka meminum Potassium Cyanide apabila mereka berhasil ditangkap oleh tentara sekutu.

Pada tahun 1945 juga akhirnya kekaisaran Jepang berhasil dilumpuhkan oleh tentara Aliansi. Douglas MacArthur yang menjadi panglima tertinggi pasukan sekutu membangun kembali negara Jepang selama pendudukan sekutu. Secara rahasia MacArthur diberikan imunitas terhadap Ilmuwan - ilmuwan Unit 731 dalam mendapatkan tekhnologi / penemuan mereka semasa penelitian senjata Biologi yang mereka lakukan di Unit 731 tersebut. Hingga sekarang rahasia mengenai penelitian mereka masih menjadi tanda tanya, apakah benar - benar dibawah hingga keliang kubur seperti harapan Shiro Ishii ataukah berhasil tersimpan rapat kedalam berkas - berkas rahasia Negara sekutu yang pada saat itu menampilkan Amerika Serikat sebagai leadernya.


Satu Yang Jelas...

Kembali sejarah suram dunia kedokteran terjadi dengan tameng sebagai "sebuah penelitian". Apakah benar hal tersebut bisa diterima? Yang jelas hingga sekarang masih banyak kasus dan tersangka dari tragedi tersebut yang belum bisa disentuh oleh hukum. Para korban dan keluarganya terus - menerus pasrah dan mencoba untuk mengubur semua kenangan pahit tersebut didalam hati mereka. Dan kembali lagi inilah satu lagi saya persembahkan sejarah kelam pada masa perang zaman dahulu yang menyimpan kengerian - kengerian yang bisa membuat bulu kuduk kita berdiri ketika mengetahuinya. Mungkin kita pada era modern sekarang ini sudah tidak akan menemui hal seperti ini lagi. Hmmm... Benarkah? Wacana perang dunia ketiga, entah itu prediksi / ramalan maupun tanda - tanda awal yang mulai tampak ke permukaan apakah kembali akan menciptakan tragedi kemanusiaan yang sangat brutal seperti ini?
Satu hal dari artikel yang saya ambil dari sumber : Wikipedia Unit 731 dan Wikipedia Shiro Ishii ini, membuat satu kesimpulan menarik dibenak saya (atau juga membangun opini pribadi saya), dimana apakah senjata - senjata yang diciptakan oleh mereka (entah itu Unit 731 maupun SS NAZI) memiliki kekuatan yang sangat besar? atau mungkin seberapa besar senjata - senjata mereka tersebut. Namun satu hal juga, sebesar apa kekuatan dari senjata mereka tersebut, tetap saja mereka kalah dari kekuatan Negara - negara sekutu. Fakta apa yang bisa kita ambil ya?? hmmmm...

interogation.jpg

20080218-burial-nanjing-m.jpg
Metal Blogspot
 

Pelatihan Militer Untuk Wartawan

Pangdam : pelatihan militer wartawan sebagai bekal
peliputan konflik
Minggu, 29 Januari 2012 21:34 WIB | Dibaca 318 kali
Makassar (ANTARA News) - Panglima Kodam VII/Wirabuana
Mayor Jenderal TNI Muhammad Nizam menyatakan
pelatihan militer yang diberikan kepada sejumlah wartawan
se-Sulawesi itu dimaksudkan sebagai bekal peliputan ketika
berada dalam wilayah konflik.
"Pelatihan militer yang diberikan kepada sejumlah wartawan
itu berfungsi sebagai keterampilan dalam peliputan jika
suatu hari nanti sejumlah wartawan berada pada situasi
yang tidak menguntungkannya," ujarnya di Makassar,
Minggu.
Ia mengatakan, pelatihan dan pendidikan militer yang
dikemas dalam "Outbound Military For Journalis" dan diikuti
oleh sejumlah wartawan dari media nasional maupun media
lokal se-Sulawesi itu berlangsung selama empat hari.
Selain pendidikan fisik dan mental, para peserta juga dibekali
dengan pengetahuan tentang bela negara serta
nasionalisme dimana narasumber materi itu dibawakan oleh
orang-orang yang berkompeten dibidangnya.
Beberapa narasumber itu seperti Kepala Dinas Penerangan
Angkatan Darat Brigjen TNI Wiryantoro, Kapolda Sulawesi
Selatan dan Sulawesi Barat Irjen Pol Johny Wainal Usman,
akademisi Arqam Azikin dan sejumlah perwira menengan
Kodam VII/Wirabuana .
"Saya tidak ragu dengan kemampuan wartawan yang
mengikuti kegiatan ini karena mereka sangat terampil dalam
segi pengetahuan dan olah gerak tubuh. Kami hanya ingin
memberikan pengetahuan dan keterampilan tambahan,"
katanya.
Menurut dia, peranan pers dalam membangun tatanan
demokrasi bangsa ini sangat vital karena dalam
perjalanannya, pers mampu mengubah bangsa ini menjadi
bangsa yang demokratis.
Selain peranan pers yang telah melewati begitu banyak
dinamika sosial, politik, hukum dan budaya juga peranan TNI
dalam membangun tatanan demokrasi bangsa Indonesia
menjadi salah satu negara demokrasi di dunia.
Ia menyatakan, TNI bersama rakyat dalam memerangi
penjajahan demi menyatukan berbagai macam kerajaan,
suku, agama dan ras yang dibingkai dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) telah mengorbankan jiwa dan
raga hanya untuk menyatukan bangsa ini serta mengawal
tatanan bangsa menjadi negara demokrasi.
"TNI dan pers mempunyai banyak peranan dalam
membangun tatanan negara demokrasi ini. Keduanya tidak
dibenarkan berperan aktif dalam perpolitikan bangsa karena
fungsi keduanya adalah pengawal demokrasi bangsa,"
tuturnya.(ANT )

Angaran TNI di Tahun 2012 Meningkat

JAKARTA– Penambahan anggaran yang diterima TNI Angkatan
Udara pada 2012 akan difokuskan untuk pengadaan dan
peningkatan kemampuan alat utama sistem senjata (alutsista)
sesuai program kekuatan pokok minimum (MEF).
Angkatan Udara
Tahun ini TNI AU yang mendapat dana total sekitar Rp8,010
triliun akan mendapat tambahan beberapa pesawat tempur,
angkut, maupun pesawat tanpa awak. Kepala Staf Angkatan Udara
(KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat mengatakan, dalam rapat
pimpinan TNIAngkatan Udara telah ditetapkan beberapa sasaran
untuk 2012, di antaranya percepatan pengadaan alutsista dan
peningkatan kesiapan pesawat.
“Untuk peningkatan kemampuan, kebutuhan jam terbang pesawat
2012 adalah 60.061 jam dan 18 jam per hari untuk radar,”katanya
kemarin. Sejauh ini ada beberapa program pengadaan pesawat
yang sudah mulai berjalan dan tinggal menunggu kedatangan.
Diantaranya 16pesawattempur ringan Super Tucano dari Brasil, 6
pesawat tempur Sukhoi asal Rusia, 24 unit F16 Fighting Falcon
hibah dari Amerika Serikat, dan 4 pesawat angkut Hercules hibah
dari Australia.
TNI Angkatan Udara juga membeli pesawat tempur latih dari
Korea Selatan yakni T-50 Golden Eagle serta program bersama
pembuatan pesawat tempur antiradar KFX/ IFX. Pesawat- pesawat
itu akan tiba di Indonesia secara bertahap dimulai pada tahun ini
hingga 2024. Terkait pesawat Hercules hibah dari Australia,KSAU
menuturkan, pihaknya sudah melakukan pengecekan ke Australia
dan diketahui kondisinya masih baik.
“Ini hibah murni yang sudah disetujui Australia dan Amerika
Serikat selaku produsen,”sebut dia. Tahun ini juga akan
diluncurkan skuadron UAV atau pesawat tanpa awak di Lanud
Supadio, Kalimantan Barat. Penempatan skuadron UAV itu
melengkapi skuadron pesawat tempur Hawk 100/200 di sana.
Untuk memperluas jangkauan radar di Indonesia timur, akan
dibentuk Satuan Radar 246 di Timika. Radar ini akan saling
overlapping dengan jangkauan dua radar yang diresmikan
November tahun lalu,yakni Satrad 245 Saumlaki di Kabupaten
Maluku Tenggara Barat dan Satrad 241 Buraen di Kupang.
KSAU menegaskan, setiap instansi yang terkait dengan program
pembangunan kekuatan dan kemampuan TNI AU harus betulbetul
merencanakan dan melaksanakan program sesuai prosedur dan
tataran kewenangannya. Dengan demikian,program yang
dilaksanakan akan berjalan lancar dan tidak menjadi
permasalahan.“
Anggaran yang diberikan oleh negara kepada TNI AU berasal dari
rakyat dan diawasi oleh rakyat sehingga harus
mempertanggungjawabkan apa yang dilakukan dengan anggaran
tersebut,”pesannya. Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus
Hasanuddin menuturkan, jangkauan radar sekarang ini belum
mampu mencakup seluruh wilayah Indonesia sehingga hal ini
masih harus terus ditingkatkan. Sejauh ini baru sekitar 2/3
wilayah yang mampu di-cover radar.
Angkatan Darat
TNI Angkatan Darat yang total mendapat anggaran sekitar
Rp30,297 triliun pada 2012 berencana untuk menambah sejumlah
alutsista sesuai kebutuhan.“ Kami mem-breakdown apa saja yang
dibutuhkan dan hasilnya kita ingin membeli main battle tank
(MBT),MLRS , rudal antipesawat,maupun meriam,” kata Kepala
Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo.
Angkatan Laut
TNI Angkatan Laut yang mendapat alokasi sekitar Rp9,024 triliun
juga menambah sederet kapal perang, kapal angkut, maupun
helikopter. “Kita sudah memesan Kapal Cepat Rudal 60 meter,
kapal tanker, juga helikopter Nbell. Kita sudah mulai persiapan
untuk produksi kapal selam,” ungkap Kepala Staf Angkatan Laut
(KSAL) LaksamanaTNI Soeparno.
(Seputar Indonesia)

Jerman Sebagai Negara Produsen Leopard Menawarkan kepada RI

Jakarta - Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin
menyatakan tidak khawatir dengan penolakan parlemen
Belanda atas penjualan tank Leopard ke Indonesia.
Menurutnya, jika memang Belanda tidak mau menjual,
sudah ada negara lain yang juga menawarkan pada
Indonesia. “Jerman sebagai negara produsen juga
menawarkan pada Indonesia,” kata Sjafrie usai meninjau
kesiapan produksi perdana PT Kaltim Nitrate Indonesia
(KNI) di Bontang, Kalimantan Timur, Rabu (25/1 ).
Dikatakan Sjafrie, tawaran Belanda adalah tank bekas yang
jika jadi dibeli oleh Indonesia akan diupgrade
kemampuannya. Sedangkan Leopard yang ditawarkan
Jerman adalah refurnishment, “Jadi bukan bekas, karena
sudah ditingkatkan lebih dulu kemampuannya,” jelasnya.
Namun begitu, Sjafrie menegaskan Indonesia akan lebih
diuntungkan dengan membeli pada Belanda. Dengan
dana US$280 juta, Indonesia akan mendapat 100 unit tank
Leopard. “Kalau di tempat lain tidak bisa. Dana itu kami
alokasikan untuk 44 tank, tapi bisa mendapat 100 unit,”
imbuhnya.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro
menyatakan penolakan yang muncul dari kalangan
parlemen Belanda bukanlah sikap resmi parlemen
maunpun Pemerintah Belanda. Pemerintah Belanda
sendiri telah mendesak kepastian Indonesia dalam
membeli tank mereka.
Purnomo juga mengatakan, kebutuhan Indonesia
sebenarnya pada main battle tank (MBT), bukan pada
Leopard. Bisa saja MBT yang dibeli Indonesia bukan jenis
Leopard. Sementara itu Kepala Staf Angkatan Darat
(KSAD) Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo menyatakan,
Jerman yang juga menawarkan Leopard-nya akan segera
melakukan pertemuan dengan Indonesia.
Sumber : JURNAS

2012 Anggaran TNI AU bertambah

28 Januari 2012, Jakarta: Kepala
Staf TNI Angkatan Udara
Marsekal TNI Imam Sufaat
mengatakan TNI AU mendapat
tambahan anggaran pada tahun
anggaran 2012. Penambahan
anggaran tersebut akan
difokuskan pada pengadaan dan
peningkatan kemampuan Alat
Utama Sistem Persenjataan
(Alutsista) TNI AU sesuai
rancangan Minimum Essential
Force (MEF) yang telah
ditetapkan. Demikian
disampaikan KSAU pada
penutupan Rapim TNI AU dan
Apel Komandan Satuan Tahun
2012 di Kampus AAU, Yogyakarta,
Jumat (27/1 ).
KSAU berharap setiap instansi
terkait dengan program
pembangunan kekuatan dan
kemampuan TNI AU agar betul-
betul merencanakan dan
melaksanakan sesuai prosedur
dan tataran kewenangan yang
dimilki. Hal ini penting agar
program yang dilaksanakan akan
berjalan dengan lancar dan tidak
menjadi permasalahan.
Menurutnya, anggaran yang
diberikan oleh negara kepada TNI
AU berasal dari rakyat dan
diawasi oleh rakyat sehingga
harus mempertanggung
jawabkan apa yang dilakukan
dengan anggaran tersebut. Untuk
mewujudkan kekuatan pokok
minimum, menurut Imam,
komandan harus menjadi figur
sangat dominan dalam meraih
keberhasilan dan mampu
menciptakan satuan yang
kondusif untuk melaksanakan
program peningkatan kesiapan
alutsista.
Selain itu, komandan juga harus
mampu membawa anggotanya
untuk bekerja sama dalam
pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab satuan. Imam berharap
tunjangan kinerja/renumerasi
yang telah diberikan agar semakin
memupuk motivasi, dedikasi dan
etos kerja yang tinggi.
Juga menumbuhkembangkan sifat
kepedulian dan inisiatif terhadap
situasi kegiatan disekelilingnya
khususnya kepedulian terhadap
alutsista yang dioperasikan.
"Komandan juga berperan
memelihara disiplin anggota dan
kerja sama kelompok untuk
menjaga soliditas dan
harmonisasi di antara sesama
serta meningkatkan nilai-nilai
kejujuran dan loyalitas terhadap
organisasi TNI Angkatan Udara,"
kata Imam melalui siaran pers
Kepala Dinas Penerangan TNI AU,
Marsekal Pertama TNI Azman
Yunus.
Sumber: Jurnas

BERITA POLULER