Semua
bermula pada Julli 2020, di mana Angkatan Udara Amerika menginginkan varian
terbaru dari F-15, yaitu F-15EX yang kita kenal sekarang.
Varian
pertama, F-15 nyatanya sudah terbang sejak 1972 dan menjadi salah satu jet
tempur andalan Angkatan Udara Amerika. Saat ini, hampir 500 unit F-15 yang
beroperasi bersama Angkatan Udara Amerika.
Tidak
mau meninggalkan jet tempur yang punya perjalanan perang yang memuaskan, maka
lahirkan varian teranyar darinya yaitu F-15EX. Pertanyaannya, mengapa Amerika
tetap menginginkan F-15EX padahal sudah memilih jet tempur generasi kelima yang
jauh lebih canggih? Paling tidak alasannya ada dua menurut National Interest
terbitan 14 Februari 2024.
Pertama,
kehadiran F-15EX adalah untuk memberikan bantuan kepada armada jet tempur lawas
(khususnya varian terdahulu F-15) Angkatan Udara Amerika. Jet-jet tempur tua
ini sudah berdinas selama lebih dari tiga dekade, dan harus diakui perlu
diganti.
Alasan
kedua adalah untuk melengkapi kekuatan dari jet tempur generasi kelima yang
sudah ada. F-15EX menutupi kekurangan dari jet tempur generasi kelima, yaitu
soal performa dan daya serang.
Di
lapangan, jet tempur generasi kelima akan lebih sering berperan sebagai
pemantau alih-alih eksekutor. Sementara F-15EX datang dengan segudang rudalnya
untuk melepaskan serangan. Tidak cukup sampai di sana, Angkatan Udara Amerika
menginginkan hal lebih dari armada F-15EX.
Menurut
kabar terbaru, F-15EX dipersiapkan untuk mengemban misi-misi masa depan
non-tradisional. “Angkatan Udara Amerika sedang mengincar kemungkinan misi
non-tradisional untuk Boeing F-15EX”, jelas The War Zone pada artikel “F-15EX
Testers Are Now Preparing The Eagle II For Rapidly Adapting To New Missions”,
25 Juni 2024.
Lebih
spesifik, kemampuan non-tradisional yang dimaksud memiliki karakteristik jet
tempur generasi keenam. Salah satu kemampuan jet tempur generasi keenam adalah
beroperasi bersama sistem tak berawak.
“Misi-misi
masa depan tersebut dapat mencakup pengoperasian F-15EX sebagai simpul komando
dan kontrol, platform untuk senjata berukuran besar dan berpotensi sebagai
pendorong utama dalam konsep angkatan udara untuk kerja sama berawak-tanpa
awak”, sambungnya.
Karena
memang benar, beroperasi bersama sistem tak berawak atau drone adalah kemampuan
dari jet tempur generasi keenam.
Saat
ini, Amerika sedang mengembangkan Next Generation Air Dominance (NGAD) atau jet
tempur generasi keenam. Tidak ada pihak manapun yang bisa menjelaskan lebih
detail dari program NGAD ini karena sangat dirahasiakan. Namun ada beberapa yang bisa terjelaskan dari
program NGAD ini, salah satunya dia dapat beroperasi bersama drone, atau mereka
menyebutnya loyak wingman.
“Jet
tempur generasi keenam akan dilengkapi dengan sistem nirawak tipe loyal
wingman, sistem komando, kontrol, dan komunikasi yang canggih”, jelas Airforce
Technology, dalam artikel berjudul “Next Generation Air Dominance Programme”, 8
Maret 2024.
Amerika
menyebut loyal wingman ini dengan CCA, diasumsikan akan ada dua drone untuk
setiap NGAD. “CCA akan terbang bersama NGAD atau secara otonom, sehingga
menyediakan massa yang terjangkau dalam skenario pertempuran. CCA akan terbang
dengan menerima perintah dari pilot NGAD. Oleh karena itu, drone loyal wingman
ini memiliki sensor canggih, sistem peperangan elektronik, sampai amunisi”,
pungkasnya. Indonesia sepertinya mengambil pilihan tepat dengan memutuskan
untuk membawa pulang F-15EX.
Agustus
2023 lalu, Menhan Prabowo Subianto mendatangi marka Boeing di St. Louis,
Missouri membahas soal pengadaan jet tempur ini. Pulang membawa hasil, Prabowo
melaporkan bahwa Indonesia telah menandatangani MoU pengadaan jet tempur itu. Di
dalam MoU, Indonesia diketahui berniat untuk pulangkan total 24 unit F-15EX.
“Penandatanganan
MoU atas komitmen pembelian 24 unit F-15 EX. Jet tempur ini akan melindungi dan
mengamankan negara kita dengan segala kemampuannya”, ucap Prabowo di Instagram
pribadinya, 22 Agustus 2023. Menurut kabar terakhir, pihak Boeing menjelaskan
soal kelanjutan pengadaan 24 unit F-15EX pesanan Indonesia. Pada 10 Juni lalu,
Country Managing Director Boeing Indonesia, Zaid Alami menjelaskan soal
kelanjutan pengadaan 24 unit F-15EX pesanan Prabowo.
Menurut
penjelasan Country Managing Director Boeing Indonesia, Zaid Alami, pesanan
Indonesia sudah dalam tahap terakhir. “Boeing hampir menyelesaikan 24 jet
tempur F-15EX pesanan Menhan Prabowo Subianto. Alami membenarkan bahwa
perusahaannya sedang dalam tahap akhir memenuhi pesanan Indonesia untuk jet
tempur canggih itu”, jelas Army Recognition pada 12 Juni 2024.
Kendati
demikian, orang penting Boeing ini belum mengungkap mekanisme pembayaran atas
pengadaan F-15EX Indonesia.
“Produksi
jet tempur ini akan dilakukan di fasilitas Boeing di St. Louis, Missouri.
Kendati demikian, Alami tidak mengungkap rincian keuangan pembelian tersebut”,
pungkasnya.
SUMBER
ZONAJAKARTA