Pages

Wednesday, May 29, 2024

Kementerian Pertahanan atau Kemenhan resmi menandatangani kontrak pengadaan dua unit kapal fregat sejenis Frigate European Multi-Mission

 

Dua kapal frigat FREMM rencananya akan dibangun di Indonesia dengan bantuan Fincantieri sebagai bagian transfer of technology, sedangkan empat kapal frigat FREMM akan dibangun di Fincantieri di Italia. Navalnews.com

Kementerian Pertahanan atau Kemenhan resmi menandatangani kontrak pengadaan dua unit kapal fregat sejenis Frigate European Multi-Mission atau FREMM dengan Italia. Kapal fregat adalah jenis kapal perang yang biasa digunakan untuk patroli samudra hingga pengawalan armada dagang dan tanker di daerah rawan.

Menurut laman kemhan.go.id yang dikutip Rabu, 17 April 2024, kapal pertama berencana dikirimkan ke Indonesia dari Italia pada Oktober tahun ini. Sementara kapal kedua dijadwalkan tiba pada April 2025. Rencana jadwal itu juga tercantum dalam kontrak yang ditandangani.

Fincantieri S.p.A, perusahaan pembuat kapal asal Italia, dipercaya menjadi penyedia dua kapal tersebut. Perusahaan itu melaksanakan konstruksi dua kapal yang akan diberikan kepada TNI AL tersebut di galangan kapalnya di Trieste, Italia.

Pengadaan kapal ini juga mencakup berbagai aspek layanan seperti konsultasi pengembangan galangan kapal, strategi bisnis jangka panjang dan peningkatan fisik galangan kapal. Selain itu, ada juga penyampaian materi didaktik serta kursus pelatihan kelas di Italia yang berdurasi enam bulan. Termasuk juga dalam paket pengadaan itu, dukungan pengelolaan aset modernisasi galangan kapal, pelatihan manajemen, pusat pelatihan simulator, pengembangan jalur pelatihan di Universitas Pertahanan, serta pembentukan tim ahli lokal untuk pengembangan peluang langsung dan tidak langsung.

Menurut keterangan Biro Humas Sekretariat Jenderal Kemenhan, kementerian telah memenuhi semua syarat yang diperlukan untuk efektifitas dan masa berlaku kontrak. Perusahaan Fincantieri S.p.A, juga telah mendapatkan persetujuan dari OCCAR (Organisation for Joint Armament Cooperation) Italia dan Angkatan Laut Italia untuk penjualan kapal tersebut kepada Indonesia.

Kapal yang dipesan kementerian di bawah Menhan Prabowo Subianto itu berjenis Pattugliatore Polivalente d’Altura (PPA) yang memiliki kemampuan multi-misi dan dilengkapi dengan teknologi termutakhir. Kapal itu memiliki panjang hingga 143 meter dengan lebar sekitar 16,5 meter.

Sementara itu, kedua kapal fregat juga memiliki spesifikasi berat benaman hingga 6.250 ton dan kecepatan maksimal kurang lebih 30 knots. Kapal-kapal tersebut juga akan dilengkapi sistem rudal permukaan ke udara Aster 15, peluncur vertikal DCNS Sylver A43, hingga sederet persenjataan meriam berbagai ukuran.

Fincantieri S.p.A, perusahaan pembuat kapal asal Italia, dipercaya menjadi penyedia dua kapal tersebut. Perusahaan itu melaksanakan konstruksi dua kapal yang akan diberikan kepada TNI AL tersebut di galangan kapalnya di Trieste, Italia.

Pengadaan kapal ini juga mencakup berbagai aspek layanan seperti konsultasi pengembangan galangan kapal, strategi bisnis jangka panjang dan peningkatan fisik galangan kapal. Selain itu, ada juga penyampaian materi didaktik serta kursus pelatihan kelas di Italia yang berdurasi enam bulan. Termasuk juga dalam paket pengadaan itu, dukungan pengelolaan aset modernisasi galangan kapal, pelatihan manajemen, pusat pelatihan simulator, pengembangan jalur pelatihan di Universitas Pertahanan, serta pembentukan tim ahli lokal untuk pengembangan peluang langsung dan tidak langsung.

Menurut keterangan Biro Humas Sekretariat Jenderal Kemenhan, kementerian telah memenuhi semua syarat yang diperlukan untuk efektifitas dan masa berlaku kontrak. Perusahaan Fincantieri S.p.A, juga telah mendapatkan persetujuan dari OCCAR (Organisation for Joint Armament Cooperation) Italia dan Angkatan Laut Italia untuk penjualan kapal tersebut kepada Indonesia.

Kapal yang dipesan kementerian di bawah Menhan Prabowo Subianto itu berjenis Pattugliatore Polivalente d’Altura (PPA) yang memiliki kemampuan multi-misi dan dilengkapi dengan teknologi termutakhir. Kapal itu memiliki panjang hingga 143 meter dengan lebar sekitar 16,5 meter.

Sementara itu, kedua kapal fregat juga memiliki spesifikasi berat benaman hingga 6.250 ton dan kecepatan maksimal kurang lebih 30 knots. Kapal-kapal tersebut juga akan dilengkapi sistem rudal permukaan ke udara Aster 15, peluncur vertikal DCNS Sylver A43, hingga sederet persenjataan meriam berbagai ukuran.

 sumber : Antara

Sangat Membanggakan, Situs Asing Akui Pengalaman Indonesia di Jet Tempur F-16 Jauh Lebih Tinggi dan Hebat

 


Indonesia  memiliki sejarah yang sangat panjang dalam mengoperasionalkan jet tempur F-16

Serta Indonesia dicap menjadi pelopor di Asia tengara dalam menggunakan jet tempur F-16 buatan Lockheed Martin.

Maka dari itu sosok F-16 jadi salah satu jet tempur legendaris yang sampai saat ini masih aktif bertugas.

Apalagi situs asing mengakui jika pengalaman Indonesia dalam mengoperasionalkan F-16 jauh lebih tinggi dan hebat.

Dikutip dari The Diplomat pada 25 Februari 2020, Indonesia pertama kali menggunakan F-16 pada tahun 1989 dan menjadi pengguna pertama di kawasan Asia Tenggara.

Jika dihitung sampai tahun 2024 maka sudah 35 tahun Indonesia menggunakan F-16.

Sedangkan negara tetanga Indonesia yaitu Singapura menggunakan baru menggunakan F-16 pada tahun 1998.

Serta Thailand menggunakan F-16 pertama kali pada tahun 1995.

Dengan ini maka pengalaman Indonesia dalam mengoperasionalkan F-16 lumayan tinggi dibandingkan Singapura dan Thailand.

Walaupun begitu, F-16 tercanggih di kawasan Asia Tenggara saat ini adalah milik Singapura.

serta F-16 dengan kuantitas terbanyak dimiliki oleh Singapura dengan jumlah 59 unit.

Sedangkan Thailand diketahui masih mengoperasionalkan 50 unit F-16 yang dimana 14 unit digunakan untuk latihan

Dijelaskan dari Instagram @militer.udara, F-16 pertama Indonesia pertama kali tiba pada 12 Desember 1989.

Dijelaskan jika tiga Pesawat F-16 Fighting Falcon yang dibeli Indonesia datang pertama kali di Indonesia setelah melakukan penerbangan ferry dari Fort Worth Dallas ke Honolulu.

Lalu penerbangan F-16 lanjut menuju Guam dan akhirnya mendarat di Lanud Iswahjudi, Madiun.

Pesawat F-16 tiba di Indonesia secara bergelombang.

Gelombang pertama pada tanggal 12 Desember 1989, gelombang kedua pada tanggal 7 Januari 1990, dan gelombang ketiga tiba pada tanggal 22 September 1990 melengkapi 12 pesawat F-16 yang dipesan.

Tanggal 13 Desember 1989, pesawat F-16 diresmikan Kasau Marsekal TNI Oetomo sebagai kekuatan Skadron Udara 3 yang berhome base di Lanud Iswahjudi Madiun.

Penentuan pembelian Pesawat F-16 Fighting Falcon tidak lepas dari perkembangan kebutuhan objektif saat itu, di samping berbagai pertimbangan lain seperti politik dan ekonomi.

Bagi TNI AU sendiri kebutuhan membeli pesawat tempur berkemampuan tinggi sangat diperlukan baik untuk kepentingan pertahanan maupun perkembangan teknologi.

Dan Pesawat F-16 Fighting Falcon dinilai pesawat yang paling tepat untuk melanjutkan kebutuhan akan penguasaan teknologi mutakhir.

Pembelian Pesawat F-16 Fighting Falcon dilakukan melalui “Proyek Bima Sena” yang diketuai oleh Marsma TNI Sudjatio Adi.

Tipe pesawat F-16 yang dibeli adalah tipe A (kursi tunggal) dan tipe B (kursi ganda) yang berfungsi multirole.

Kemudian secara khusus TNI AU menyiapkan 180 orang anggotanya baik penerbang maupun teknisi untuk mendapatkan latihan dan pendidikan tentang F-16.

Lalu dipilihlah empat penerbang F-5 Tiger II yang telah mengantongi lebih dari 1000 jam terbang untuk diberangkatkan ke Amerika.

Mereka adalah Letkol Pnb Wartoyo, Mayor Pnb Basri Sidehabi, Mayor Pnb Eris Heryanto dan Mayor Pnb Rodi Suprasodjo.

Sebelum diterbangkan ke Indonesia, pesawat F-16 terlebih dahulu diserahkan secara resmi oleh pabrik pembuatnya General Dynamic ke Indonesia yang diwakili oleh Sekjen Dephan Letjen TNI IB. Sudjana.

Dan penyerahan F-16 dilaksanakan di pabrik General Dynamics Fort Worth Texas Amerika Serikat dengan mengumandangkan lagu Indonesia Raya.

Selain itu, Indonesia selaku operator F-16 memiliki keterbatasan akan senjata canggih termasuk peralatan pendukungnya.

Hal tersebut dijelaskan bahwa F-16 Indonesia memiliki kelemahan soal senjata canggih dan peralatan navigasi/penargetan.

“F-16 Indonesia digunakan dalam peran pertahanan udara dan serangan darat, meskipun kurangnya senjata canggih dan peralatan navigasi/penargetan membatasi mereka untuk melakukan operasi siang hari,” tulis laman f-16 net.

Dari penjelasan diatas maka F-16 Indonesia minim akan adanya senjata canggih termasuk peralatan penargetan yang dimilikinya.

Perlu digaris bawahi jika F-16 Indonesia yang dimaksud adalah F-16 A/B Blok 15OCU yang dibeli Indonesia di era tahun 1980-an lalu.

Pada waktu itu Indonesia memesan 12 unit F-16.

Pemesanan 12 unit F-16 Indonesia ditujukan untuk menggantikan beberapa OV-10F Bronco yang sudah lebih dulu bertugas.

Pemilihan F-16 sebagai jet tempur terbarunya merupakan langkah yang tepat.

Pasalnya F-16 A/B Block 15OCU merupakan jet tempur generasi ke-4 yang mengusung banyak kecanggihan.

Sayangnya pada tahun 1999, AS memberlakukan embargo kepada Indonesia setelah mereka dituduh ikut serta dalam kekerasan di Timor Timur selama pemisahan wilayah tersebut dari Indonesia dan berimbas ke armada F-16.

Dan terbukti embargo AS berdampak serius terhadap kesiapan tempur armada F-16 Indonesia terutama karena kurangnya suku cadang.

Larangan embargo AS tersebut dicabut pada bulan November 2005 dan berbuah postif untuk armada F-16 Indonesia.


Sumber : Zona Jakarta



 

.

 

Sunday, May 26, 2024

Pesawat Tempur TNI AU dan TUDM Patroli Bersama Jaga Keamanan Ruang Udara dan Perairan Selat Malaka

                        

Patroli bersama pesawat F-16 C/D TNI AU bersama pesawat F/A-18D TUDM (all photos: TNI AU)

TNI Angkatan Udara (TNI AU) dan Tentara Udara Diraja Malaysia (TUDM) melakukan Patroli Terkoordinasi (Patkor Malindo Siri I/2024) untuk menjaga keamanan di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia, tepatnya di Selat Malaka.


Indonesia mengerahkan dua jet tempur F-16 C/D dari Skadron Udara 16 Wing Udara 6 Lanud Roesmin Nurjadin. Pesawat ini diawaki oleh Lettu Pnb Galih Rakasiwi dan Lettu Pnb Ghazi Umar Marzuq.

Setelah lepas landas dari Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, kedua F-16 TNI AU tersebut bertemu dengan dua F-18 Hornet milik TUDM untuk patroli bersama di Selat Malaka.


Komandan Pangkalan TNI AU (Danlanud) Roesmin Nurjadin (RSN) Marsma TNI Feri Yunaldi S.E., M.Han., mengatakan bahwa kerja sama antara Indonesia dan Malaysia ini bertujuan untuk menjaga ruang udara dan perairan Selat Malaka serta menciptakan keamanan dan stabilitas kedua negara.

Lebih lanjut, Danlanud RSN menyatakan bahwa peningkatan komitmen hubungan bilateral sangat penting, mengingat Selat Malaka merupakan salah satu jalur perairan terpadat di dunia yang harus dijaga dengan ekstra demi kelancaran perekonomian.


Patkor Malindo yang selama ini dilaksanakan selalu berhasil mencapai sasaran operasinya, yaitu menjamin keamanan di Selat Malaka. Hal ini menunjukkan tekad kedua negara untuk terus bekerja sama dalam menjaga keamanan kawasan, yang pada akhirnya akan mendukung pertumbuhan ekonomi dan stabilitas regional.

SUMBER TNI AU

Kemhan RI Semprot Media Korsel Terkait Pembayaran Jet Tempur KF-21, Tegaskan Bukan Pengurangan Tetapi Penyesuaian



Kementerian Pertahanan RI dikabarkan meminta koreksi terhadap terminologi yang mengemuka di media Korea Selatan terkait persoalan pembayaran iuran KF-21.Istilah pasti terkait pengadaan iuran pemerintah Indonesia terhadap proyek jet tempur KF-21 ada 'penyesuaian pembayaran'.Jadi bukan 'pemotonan pembayaran' seperti yang selama ini beredar luas di jaga maya.

Jadi bukan 'pemotonan pembayaran' seperti yang selama ini beredar luas di jaga maya.



Sebelumnya, media Korea Selatan Yonhap News menyebutkan bahwa Indonesia telah meminta pengurangan kontribusi kerja sama produksi jet tempur KF-21.

Sementara Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA) Korea Selatan mengatakan dalam konferensi pers bahwa pihak Indonesia mengusulkan penyesuaian kontribusi menjadi 600 miliar won pada tahun 2026, ketika pengembangan sistem KF-21 selesai.

DAPA pun mengungkap sedang melakukan penyesuaian terhadap 600 miliar won, yang bisa dibayar oleh Indonesia.

Oleh karena itu, pemerintah Korea Selatan memutuskan menerima usulan Indonesia untuk mengurangi kontribusi pengembangan pesawat tempur KF-21 dari 1,6 triliun won menjadi 600 miliar won.

Seorang pejabat dari DAPA mengatakan, "Sama sekali tidak mungkin (Indonesia) mengambil teknologi senilai 1,6 triliun won dengan hanya membayar 600 miliar won."

Pejabat tersebut mengatakan bahwa penyediaan prototipe KF-21, yang awalnya di pengembalian pembayaran kontribusi, juga akan dikaji ulang dari awal.

Awalnya diputuskan untuk memberikan satu dari enam prototipe KF-21 ke Indonesia.

Akan tetapi dijelaskan bahwa prototipe mungkin tidak diberikan karena penurunan kontribusi   


sumber zonajakarta


Monday, April 29, 2024

7 Fakta Sistem Pertahanan Udara Hisar O Turki yang Baru Saja Resmi Dibeli Indonesia

 


Indonesia baru saja secara resmi memperkuat pertahanan udaranya dengan membeli sistem canggih Hisar O dari Turki.

Kemampuannya yang luar biasa dalam melacak dan menghancurkan target udara menjadikannya aset berharga bagi negara.

Melansir akun Instagram Kementerian Pertahanan RI di @kemhanri, Minggu, 28 April 2024, artikel ini akan mengupas 7 keunggulan hisar O

Dengan memahami keunggulan Hisar O, kita dapat melihat bagaimana sistem pertahanan udara ini berkontribusi dalam meningkatkan kekuatan militer Indonesia di kancah internasional. 

1. Kemampuan Melacak Target Udara yang Luar Biasa

Seperti yang dilaporkan Zona Jakarta sebelumnya, Hisar O mampu melacak dan menghancurkan hingga 60 target udara secara simultan, menjadikannya salah satu sistem pertahanan udara paling canggih di dunia.

Hal ini dimungkinkan berkat kombinasi hulu ledak fragmentasi high explosive dan mesin roket propelan padat dua tahap. 

2. Jangkauan yang Luas

Hisar O memiliki jangkauan intersepsi mencapai 20-25 km dan dapat mencapai ketinggian 10 km.

Jangkauan ini jauh lebih luas dibandingkan Hisar A yang hanya mampu menjangkau target udara hingga kisaran 10 km. 

3. Fleksibilitas dan Kompatibilitas Tinggi

Hisar O memiliki struktur modular yang membuatnya kompatibel dengan berbagai platform pertempuran, seperti darat, laut, dan udara. Fitur ini memungkinkan Hisar O untuk digunakan di berbagai medan dan situasi. 

4. Kemampuan Meluncur 360 Derajat 

Hisar O mampu meluncur 360 derajat secara vertikal, memberikannya fleksibilitas dan kemampuan manuver yang luar biasa.

Hal ini memungkinkan Hisar O untuk menargetkan musuh dari berbagai arah. 

5. Integrasi Multiplatform Interface 

Hisar O dilengkapi dengan integrasi multiplatform interface yang memungkinkannya untuk berkoordinasi dengan sistem pertahanan udara lainnya.

Fitur ini meningkatkan efektivitas dan efisiensi pertahanan udara secara keseluruhan. 

6. Sistem Kontrol Vektor Dorong

Hisar O memiliki sistem kontrol vektor dorong yang memungkinkan pengendalian arah dan kecepatannya dengan presisi tinggi.

Hal ini meningkatkan akurasi dan efektivitas serangan terhadap target udara. 

7. Mendukung Pengendalian Kebakaran dan Infrastruktur Kendali Komando

Hisar O tidak hanya mampu menghancurkan target udara, tetapi juga dapat digunakan untuk mengendalikan kebakaran dan infrastruktur kendali komando.

Fitur ini membuatnya menjadi aset yang berharga dalam berbagai situasi.

Pembelian Hisar O merupakan bukti komitmen Indonesia dalam memodernisasi alutsista dan memperkuat pertahanan udaranya.

Kemampuan sistem ini yang luar biasa diharapkan dapat memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap berbagai ancaman udara, seperti pesawat tempur, rudal, dan drone.

Dengan memahami fakta-fakta menarik tentang Hisar O, kita dapat melihat bagaimana sistem pertahanan udara ini berkontribusi dalam meningkatkan keamanan dan stabilitas Indonesia.

Kehadiran Hisar O menandakan era baru dalam pertahanan udara Indonesia, dan menunjukkan tekad negara untuk menjadi kekuatan militer yang diperhitungkan di kawasan ini


sumber : Zonajakarta

 

Indonesia Resmi Borong Sistem Pertahanan Udara Hisar O Turki yang Mampu Lacak 60 Target Udara Sekaligus



Indonesia resmi menyepakati kerja sama dengan Turki untuk membeli sistem pertahanan udara Hisar O. 

Kontrak pembelian Hisar O tersebut ditandatangani oleh Indonesia dan Turki dalam sebuah pameran alutsista yang diselenggarakan di JIExpo Kemayoran, Jakarta beberapa waktu lalu. 

Keunggulan untuk melacak target udara dalam jumlah besar menjadi salah satu hal yang mendasari Hisar O agar diborong Indonesia. 

Dilansir ZONAJAKARTA.com dari akun Instagram @kemhanri melalui sebuah unggahan reels pada Minggu, 28 April 2024, pendandatanganan kontrak tersebut disaksikan langsung oleh Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto 

Pembelian Hisar O nantinya diharapkan dapat menjadikan kekuatan militer Indonesia semakin disegani di kancah internasional.

Menhan Prabowo sendiri menargetkan agar negeri ini bisa masuk dalam jajaran sepuluh besar militer terkuat di dunia. 

Sehingga modernisasi alutsista baik di darat, laut, maupun udara menjadi sebuah keharusan. 

Pada tahun ini, Indonesia telah sukses melunasi p embelian 42 jet tempur Rafale yang sudah dipesan sejak tahun 2022 lalu. 

Pembayaran dilakukan dalam tiga termin yang berakhir tepat 9 Januari 2024 untuk pelunasan delapan belas unit terakhir 

Lantas seperti apakah spesifikasi Hisar O yang baru saja disepakati pembeliannya oleh Indonesia? 

Melansir laman resmi Roketsan, Hisar O merupakan sistem pertahanan udara yang sangat berguna untuk melindungi berbagai aset militer strategis sebuah negara.  

Antara lain pangkalan militer, pelabuhan, fasilitas dan pasukan dari serangan pesawat sayap putar dan tetap, rudal jelajah, rudal udara-ke-darat, dan kendaraan udara tak berawak. 

Seperti halnya Hisar A yang berada dalam satu keluarga, Hisar O memiliki struktur modular agar kompatibel dengan berbagai platform pertempuran. 

Fitur ini juga bermanfaat untuk mengendalikan kebakaran dan infrastruktur kendali komando. 

Ada beberapa fitur unik yang dimiliki sistem pertahanan udara ini sehingga memicu daya tarik bagi Indonesia. 

Mulai dari kemampuan meluncur 360 derajat secara vertikal, motor roket dua tahap sebagai penggerak, integrasi multiplatform interface, sistem kontrol vektor dorong, fuze dampak dan kedekatan, sambungan tabung dan pusar umum, serta interface untuk unit perangkat. 

Secara teknis, Hisar O memiliki jangkauan intersepsi mencapai 20-25 km dan bisa mencapai ketinggian 10 km. 




Kemudian target udara yang bisa dibidik mampu mencapai angka 60 sasaran sekaligus secara simultan. 

Kemampuan ini tak lepas dari sokongan hulu ledak berjenis fragmentaasi high explosive disertai mesin roket propelan padat dua tahap yang menopang sistem pertahanan udara tersebut. 

Ini berbeda dengan Hisar A yang hanya mampu menjangkau target udara hingga kisaran 10 km.

Untuk pemandunya, Hisar O menggunakan sistem navigasi inersia (INS) dan pencari citra inframerah (IIR) serta dilengkapi dengan one-way datalink.***

 

 

 

Sumber :Zonana Jakarta, kompas.com


Wednesday, April 24, 2024

KASAU Cuma Sebut Bayraktar Tapi Indonesia Diumumkan Bakal Beli Drone Kizilelma Turki yang Segera Diproduksi Massal

 


KASAU Cuma Sebut Bayraktar Tapi Indonesia Diumumkan Bakal Beli Drone Kizilelma Turki yang Segera Diproduksi Massal

 Angkatan Udara Republik Indonesia alias TNI AU baru saja merayakan hari jadi yang ke-78 tahun.

Diusia yang ke-78 tahun TNI AU nampaknya akan semakin gagah karena tak hanya diperkuat dengan pesawat tempur maupun pesawat angkut namun juga dengan drone atau pesawat tak berawak alias UAV.

Hal ini seperti dikutip Zonajakarta.com dari Antara edisi 22 April 2024, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Mohammad Tonny Harjono menyebutkan TNI AU segera memiliki pesawat nirawak baru yang akan melengkapi alat utama sistem senjata (alutsista) nasional.

Tonny Harjono usai acara HUT ke-78 TNI AU di Lapangan Dirgantara AAU, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin, menjelaskan pesawat terbang tanpa awak  itu berteknologi satelit sehingga mampu mendukung pertempuran "beyond visual range" (BVR) atau pertempuran udara jarak jauh.

"Kita bisa menerbangkan dari luar area yang ingin kita pantau misalnya di Papua atau di daerah mana, kita bisa menerbangkan dari luar Papua," kata dia

Tonny menyebutkan sejumlah pesawat nirawak yang tengah didatangkan tersebut antara lain drone CH-4, Anka, serta Bayraktar dengan jenis "Medium Altitude Long Endurance" (MALE).

"Mohon doa restunya angkatan udara menjadi angkatan udara yang adaptif mengikuti perkembangan teknologi dan perkembangan situasi nasional, regional, maupun global," kata Tonny Harjono.

Menurut dia, drone atau pesawat tanpa awak modern tersebut merupakan bagian dari pesawat alutsista baru yang sedang didatangkan untuk memperkuat TNI AU.

Meski KASAU Tonny Harjono tak menyebutkan nama pasti varian UAV buatan Bayraktar yang akan dibeli TNI AU, namun Indonesia disebut berencana membeli Kizilelma buatan Turki.

Hal ini seperti dikutip Zonajakarta.com dari akun X @Defence_IDA lewat unggahan pada 23 April 2024

"Indonesia plans to purchase #Kizilelma when it becomes available (Indonesia berencana membeli #Kizilelma ketika sudah tersedia)," jelas akun pemerhati alutsista X @Defence_IDA.

Namun hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari TNI AU maupun Kemenhan soal pembelian drone Kizilelma buatan Bayraktar Turki ini.

Bayraktar Kizilelma adalah kendaraan udara tak berawak (UAV) tempur yang dirancang untuk melakukan operasi lepas landas dan mendarat di kapal induk dengan landasan pendek dan untuk menjalankan misi menggunakan amunisi yang dibawa secara internal.

Dikutip Zonajakarta.com dari Airforce Technology, Kizilelma dikembangkan oleh perusahaan pertahanan Turki Baykar Technologies.

UAV tempur ini akan dapat beroperasi dari kapal induk dengan landasan pendek seperti Anadolu, kapal serbu amfibi tipe landing helikopter dock (LHD) milik Turki.

UAV Bayraktar Kizilelma juga dapat menjalankan misi secara mandiri dan berkolaborasi dengan pesawat yang dikemudikan.

Jet tempur tak berawak buatan dalam negeri Turki ini dirancang untuk melaksanakan berbagai operasi militer termasuk serangan strategis, dukungan udara jarak dekat, serangan rudal, penindasan pertahanan udara musuh dan penghancuran pertahanan udara musuh.

Perusahaan berencana memulai produksi massal UAV Bayraktar Kizilelma pada tahun 2024.

UAV Bayraktar Kizilelma memiliki ketinggian operasional 30,000 kaki, radius tempur 500 mil laut, daya tahan lima jam, dan kapasitas muatan 1,500kg (1,5t).

UAV memiliki berat lepas landas maksimum 8,5t, kecepatan jelajah Mach 0,6 dan kecepatan maksimum Mach 0,9.

Pesawat ini mempunyai fitur penampang radar yang rendah, kemampuan manuver yang tinggi, kemampuan line-of-sight (LOS) dan beyond line-of-sight (BLOS), dan peningkatan kesadaran situasional yang difasilitasi oleh radar active electronically scanning array dari Aselsan, sebuah perusahaan pertahanan Turki.

UAV tempur Bayraktar Kizilelma mampu menembakkan rudal udara-ke-udara Bozdogan dan Gokdogan.

Pesawat ini juga dapat dilengkapi untuk meluncurkan rudal jelajah SOM-J, yang memiliki jangkauan melebihi 250 km, serta bom berpemandu keluarga Mini Akilli Mühimmat (MAM).

Bom MAM diproduksi oleh perusahaan pertahanan Turki Roketsan dan dirancang untuk misi serangan kecil.

UAV tempur ini didukung oleh mesin turbofan AI-322F yang diproduksi oleh Ivchenko-Progress, sebuah biro desain negara Ukraina yang mengkhususkan diri dalam rancangan dan rencana mesin pesawat.

Kontrak mesin ditandatangani pada November 2021.

Mesin turbofan AI-322F dikembangkan bersama oleh Ivchenko Progress dan Motor Sich, produsen mesin pesawat Ukraina.

Mesinnya memiliki kipas berdiameter 624mm, panjang 3.138mm dan berat kering tidak melebihi 560kg.

Mesinnya menawarkan daya dorong maksimum 4.200 kilogram-force bila dilengkapi dengan afterburner.

sumber zonajakarta


BERITA POLULER