Pages

Wednesday, March 27, 2013

Siapa Bilang Indonesia Tidak Bisa Buat Pesawat Sekelas Airbus dan Boeing


 
 
 Foto: Feby/detikFinance
Langkawi - Tidak sedikit yang masih meragukan PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dalam membuat pesawat sekelas Airbus dan Boeing. Padahal sebenarnya PT DI yang memiliki banyak ahli-ahli pesawat terbang sangat bisa membuat pesawat seperti Airbus dan Boeing. Pertanyaannya boleh apa tidak?

"Siapa bilang kita tidak bisa buat pesawat seperti Airbus atau Boeing? Jawabannya sangat bisa. Tapi mau atau boleh kita buat? Siapa yang mau beli?," kata Vice President Corporate Communication PT DI, Sonni Ibrahim kepada detikFinance, di The 12th Langkawi International Maritime & Exhibition, Malaysia, Kamis (28/3/2013).

Pertama, dulu Indonesia punya N250 banyak yang menentang keberadaanya. "Itu pesawat sangat bagus, irit, cepat, muat banyak orang. Tapi apa yang terjadi, tanpa alasan yang logis IMF meminta pemerintah Indonesia untuk menghentikan proyek tersebut sebagai salah satu syarat untuk membantu Indonesia keluar dari krisis ekonomi," ucapnya.

Selain itu, pasar laris manis produk PT DI bukan disana. "Pasar kita sudah jelas, di kelas Medium-Heavy multi roles transport, medium multii roles transport, light, Far/CASR light. Belum sampai ke sipil," ujarnya.

Pasar pesawat PT DI di Asia Pasifik sangat luas. "Dan jika PT DI masuk ke pasar Airbus dan Boeing, apakah mereka diam saja? Tentu tidak," katanya.

Namun walau PT DI tidak membuat pesawat besar sekelas Airbus A380, A320 atau Boeing B747-200/400.

"Tetapi PT kami membuat komponen di pesawat-pesawat Airbus A380/A320/A321/A350. Ada pula kita buat komponen tooling dan airframe Boeing B 747/B-777/B-787, Euurocopter MK-II, Airbus Military di CN235/C295 dan C212-400," ungkap Sonni.

"Tidak hanya itu, kita juga melakukan providing maintenance, overhaul, repair, alteration di helikopter BELL 412, Boeing 737-200/300/400/500/A320.F100, F27 dan banyak lagi, so, bukan kita tidak bisa," tandasnya.
 
Sumber : Detik

Thursday, March 14, 2013

Sukhoi Terus Di uji Coba

Sukhoi Sukses Uji Terbang Pesawat Tempur Sukhoi SU-30 MK 2 milik TNI AU saat diturunkan dari pesawat angkut Antonov di Pangkalan Udara (Lanud) Hasanuddin, Makassar, Sulsel, Sabtu (23/2) dini hari. Dari enam pesawat tempur Sukhoi SU-30 MK 2 pesanan pemerintah Indonesia , dua diantaranya tiba di Lanud Hasanuddin. (Foto: ANTARA/Sahrul Manda Tikupadang/ss/mes/13)6 Maret 2013, Makassar: Test Flight dua Pesawat Tempur Sukhoi SU-30 MK2 TX-3002 dan TX-3001 yang dilaksanakan Senin (4/3) dan Selasa (5/3) oleh Pilot Test Alexander Demchenko dan Pavel dari Rusia berjalan lancar dan sukses, pesawat tempur canggih yang tiba beberapa hari yang lalu di Lanud Sultan Hasanuddin tersebut sebelumnya menjalani perakitan selama satu Minggu di Skadron Teknik 044 oleh Tim Teknisi dari Rusia yang dibantu Teknisi dari Skadron Teknik 044 Lanud Sultan Hasanuddin.Sebelum pelaksanaan test flight dua pesawat tempur Sukhoi SU-MK2 yang diparkir di Shelter Skadron Udara 11 Wing 5 yang dilaksanakan selama dua hari tersebut diawali dengan briefing penerbangan dipimpin oleh Kepala Dinas Operasi Lanud Sultan Hasanuddin Letkol Pnb Widyargo Ikoputra, S.E, Pilot Test Flight dari Rusia Mr. Alexander Demchenko, Komandan Skadron Udara 11, Petugas PLLU dan Meteo Lanud Sultan Hasanuddin serta Petugas dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin.Test Flight dua pesawat tempur Sukhoi SU-30 MK2 yang memperkuat Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin dilaksanakan di area udara Makassar dan sekitarnya, yang disaksikan Komandan Lanud Sultan Hasanuddin Marsma TNI Barhim dan beberapa Pejabat dari Mabes TNI Angkatan Udara, Koopsau II serta Lanud Sultan Hasanuddin.Sumber: Pentak Lanud Sultan Hassanudin

Wednesday, March 13, 2013

Bukit Barisan Terima Panser Anoa

Pangdam I/Bukit Barisan Mayjen TNI Lodewijk F Paulus menepung tawari kendaraan Panser APS Anoa-2 yang tiba di Makodam I Bukit Barisan Jalan Gatot Subroto Medan, Jumat (8/3). (Foto: Analisa/ Khairil Umri) 9 Maret 2013, Medan: TNI AD bertugas melindungi segenap tumpah darah Indonesia, menegakkan kedaulatan, dan mempertahankan NKRI. Dalam pelaksanaannya tugas ini dibagi menjadi dua, yakni Operasi Militer Perang (OMP) dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP). Untuk OMP artinya akan menghadapi kemungkinan invasi dari negara asing. Ini sangat mungkin karena wilayah Sumut posisinya sangat dekat dengan Selat Malaka. Untuk OMSP, TNI AD harus melindungi bangsa dan rakyatnya. Jadi, semua Alat Utama Sistim Persenjataan (Alutsista) yang baru tiba ini akan digunakan untuk pembangunan kekuatan dengan melihat tugas pokok TNI tadi. Demikian dikatakan Pangdam I/BB Mayjen TNI Lodewijk F Paulus usai acara penerimaan dan penepung tawaran 4 panser APS Anoa-2 dan 6 kendaraan Rik Mer Km 250 buatan PT Pindad yang baru tiba dari Pelabuhan Belawan, Jumat (8/3) sore. Dalam waktu dekat, tambah Mayjen TNI Lodewijk F Paulus, Kodam I/BB juga akan menerima satu armada helikopter untuk membantu tugas Kodam I/BB dalam memelihara ketertiban dan keamanan masyarakat di Sumut. Selain itu, Alutsista ini juga akan digunakan untuk mengamankan jalannya Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) Minister Meeting yang akan diselenggarakan di Sumut. Dalam Rencana Strategis (Renstra) tahun ini juga telah dianggarkan pembelian sejumlah Peluru Kendali (Rudal) untuk melengkapi persenjataan Batalyon Arhanudse 11 dan 13, termasuk Rudal di Dumai. Untuk SDM prajurit yang akan mengoperasikan Alutsista ini, menurut Lodewijk itu, tidak ada masalah. Karena kendaraan ini masuk Batalyon Infantri Mekanis. Kodam I/BB memiliki Batalyon Kavaleri yang akan mentransfer ilmu mereka kepada prajurit Batalyon Infantri. Untuk sementara Batalyon Kavaleri yang akan merawat seluruh Alutsista yang baru tiba tersebut. Peruntukkannya juga masih untuk satu peleton. Ke depan, direncanakan untuk satu batalyon, yakni 51 Panser Anoa-2. Sementara itu, Kapolda Sumut Irjen Polisi Wisjnu Amat Sastro sangat berharap peralatan yang baru tiba ini nantinya juga akan dapat membantu tugas-tugas pihak kepolisian bila suatu saat diperlukan. Karena pembeliannya menggunakan uang rakyat, maka Alutsista ini harus dipelihara dengan baik. Adapun spesifikasi teknik Panser APS Anoa-2 adalah tipe pengangkut personil. Kendaraan tempur ini digerakkan oleh sistim enam roda simetris dan dirancang khusus untuk kebutuhan Alutsista TNI AD, khususnya kavaleri. Sumber: Analisa

Monday, March 4, 2013

Lebih Dekat Dengan Prototipe AV8 Malaysia


04 Maret 2013


Kendaraan tempur AV8 Angkatan Darat Malaysia (all photos : Malaysian Defence, Dzirhan)

Sabtu lalu pada perayaan Hari Tentera Darat ke-80 yang berlangsung di Port Dickson, Negeri Sembilan, untuk pertama-kalinya telah dipertontonkan kepada publik kendaraan tempur baru untuk Tentara Darat Malaysia.


Bagian depan dilengkapai flap dari bahan glaze plate untuk operasi amfibi

Penampilan pertama prototipe kendaraan tempur lapis baja 8x8 telah menjawab keraguan publik akan hasil kerjasama antara dua perusahaan (Turki dan Malaysia) dalam pengembangan kendaraan lapis baja untuk Angkatan Darat Malayisa.


Prototipe dilengkapi dengan turret Bushmaster 25mm

FNSS dan Deftech akhirnya mampu menampilkan kendaraan tempur lapis baja (armoured fighting vehicle)  beroda 8 yang dilengkapi dengan kanon Bushmaster kaliber 25mm. Kanon 25mm ini juga digunakan pada kendaraan tempur beroda rantai ACV-300 yang juga dikembangkan oleh FNSS dan telah diakuisisi untuk Angkatan Darat Malaysia.


Laser warning receiver

Prototipe ini dikirimkan ke Malaysia untuk menjalani uji coba, terutama kinerjanya menghadapi kontur bumi dan kondisi tanah di Malaysia serta pengaruh cuaca di negara ini selama beberapa minggu. Kendaraan yang merupakan pengembangan dari FNSS “Pars” 8x8 ini mempunyai berat sekitar 24 ton (gross weight)


Peluncur granat asap

Malaysian akan mengembangkan kendaraan AV8 dalam 12 varian yang akan diserahkan secara bertahap dari 2013 hingga 2018. Jumlah kendaraan yang akan dibangun berjumlah 257 unit senilai US$ 2.4 billion.


Dua buah propeler untuk berenang

Dari jumlah 257 unit, sebanyak 168 unit akan dilengkapi dengan kanon 30mm dan 25mm, termasuk 54 unit yang dilengkapi dengan ATGM Ingwe  buatan Afrika Selatan, selanjutnya 10 unit akan dilengkapi dengan RWS cal 50, dan 8 unit dilengkapi mortar 120mm. Sisanya adalah versi komando, reconnaissance, dan support dalam berbagai versi.
AV8 tampak dari belakang

Rencananya kendaraan ini akan menggantikan Condor (4x4) buatan Jerman Barat dan Sibmas (6x6) buatan Belgia yang sekarang ini masih digunakan oleh Angkatan Darat Malaysia.

(Defense Studies)

Sunday, March 3, 2013

PT. Daya Radar Utama Bangun Kapal Angkut Tank




1 Maret 2013, Jakarta: Wakil Asisten Logistik (Waaslog) Kasal Laksamana Pertama (Laksma) TNI Ir. Sayid Anwar membuka First Steel Cutting pembangunan Kapal Angkut Tank-3 TNI Angkatan Laut bertempat di galangan kapal PT. Daya Radar Utama (DRU) Unit III yang berlokasi di Jl. Alamsyah Ratu Prawira Negara KM. 12 Srengsem Panjang Lampung, Kamis (28/2)

Kegiatan tersebut, dihadiri Kadismatal Laksma TNI Ir. Bambang Nariyono, M.M., Kadisadal Laksma TNI Mulyadi, S.I.P, M.A.P, Kadislaikmatal Laksma TNI Hary Pratomo, Pusada Baranahan Kemhan yang diwakili oleh Kabid Matra Laut Kolonel Laut (T) Sriyanto, Danlanal Lampung Kolonel Laut (E) Ir. Fery Sidjaja dan Danbrigif 3 Marinir Kolonel (Mar) Hardimo.

Pelaksanaan Steel Cutting Kapal Angkut Tank-3 TNI Angkatan Laut ditandai dengan penekanan tombol sirine oleh Waaslog Kasal.

Dalam sambutannya Waaslog Kasal Laksma TNI Ir. Sayid Anwar mengatakan, dengan adanya pembangunan Kapal Angkut Tank TNI Angkatan Laut diharapkan dapat memajukan industri pertahanan dalam negeri sehingga dapat mengurangi ketergantungan dari luar negeri. Pelaksanaan pembangunan ini sebagai wujud pembinaan dari pemerintah dalam hal ini Kemhan/TNI, dengan harapan mitra kerja tetap memberikan dukungan teknis di luar masa jaminan sehingga kapal ini dapat berfungsi sesuai usia.

Melalui pelaksanaan Steel Cutting Kapal Angkut Tank-3 TNI Angkatan Laut tersebut, membuktikan bahwa mitra kerja berkomitmen dan siap menjadi lead integrator pembangunan produk Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) bidang kemaritiman.

Sumber: Dispenarmabar

Indonesia Jajaki Kerjasama Alutsista dengan Hongaria

Hongaria mengembangkan UAV dimana seluruh perangkat keras dan lunak diproduksi di dalam negeri. (Foto: Veronika Dévényi)

1 Maret 2013, Jakarta: Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan pemerintah akan menjajaki kerja sama pengadaan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) dengan negara Eropa Timur, khususnya Hongaria. Ini lantaran Alutsista dari Eropa Timur terkenal murah tapi memiliki teknologi yang seimbang dengan alutsista produksi negara diluar kawasan itu.

"Perwira kita itu dari dulu terbiasa dengan Alutsista dari negara Eropa Timur, jadi kita coba jajaki peluang kerja samanya," kata Purnomo saat ditemui di Istana Negara, Jakarta, Jumat (29/2).

Penjajakan kerjasama Alutsista tersebut akan dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat kunjungan kenegaraan ke Berlin (Jerman) dan Budapest (Hungaria) pekan depan.

Menurut Purnomo, teknologi alutsista Eropa timur tidak kalah dengan Alutsista milik Amerika Serikat. Semisal, Sukhoi buatan Rusia seimbang dengan pesawat tempur F-16 milik negeri Paman Sam. "Karena saya tidak ikut, maka, itu saya sampaikan ke Presiden," katanya.

Kemhan Perkirakan Hanya Habiskan Setengah Total Anggaran Alutsista

Pemerintah diperkirakan hanya akan menghabiskan setengah dari total anggaran penyediaan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) yang disediakan untuk periode 2010-2014 yang sebesar Rp156 triliun. Soalnya, anggaran tersebut hanya akan diprioritaskan untuk membeli Alutsista yang bergerak, semisal kendaraan tempur, kendaraan taktis, pesawat tempur, pesawat angkut, dan sejenisnya.

"Anggaran segitu, kalau sudah lewati 2014 kan enggak bisa, kira-kira terpakai 50 persen. Jadi, kita fokus ke Alutsista bergerak dulu. Kalau yang tidak bergerak itu seperti radar," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, saat ditemui di Istana Negara, Jakarta, Jumat (29/2).

Dia menjelaskan, awalnya anggaran alutsista hanya sebesar Rp99 triliun berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014. Namun, dalam rapat kabinet terbatas 4 Oktober 2010, anggaran tersebut ditambah sebesar Rp 57 triliun.

Terkait itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah membentuk membentuk High Level Committee (HLC). Komite itu bertugas untuk mengendalikan dan mengawasi perencanaan, pembiayaan dan kegiatan pengadaan Alutsista.

Sumber: Jurnas

TB Hasanuddin: Pembatalan Proyek KFX Rugikan Indonesia Rp1,6 Triliun



2 Maret 2013, Jakarta: Proyek bersama pembuatan pesawat canggih Korean Fighter eXperiment (KFX) yang dihentikan sepihak oleh Korea Selatan telah merugikan Indonesia sebagai mitranya.

Wakil Ketua Komisi I DPR TB Hasanuddin yang mengaku sudah mendengar pembatalan itu mengatakan, Indonesia telah dirugikan sekitar Rp1,6 triliun akibat pembatalan itu.

"Kami (Komisi I DPR) sudah mendapatkan informasi dalam beberapa hari belakangan ini bahwa pemerintah Korea Selatan sudah membatalkan secara sepihak perjanjian pembuatan pesawat tempur KFX," kata TB Hasanuddin ketika ditemui di Kantor DPP PDI Perjuangan di Jakarta, Jumat.

Kerugian Rp1,6 triliun itu merupakan nilai yang telah diinvestasikan Indonesia selama proyek bersama dengan Korsel itu berlangsung.

"Kini proyek Indonesia-Korea Selatan, Korean Fighter eXperiment, yang dibangga-banggakan itu ternyata sudah dihentikan secara sepihak oleh pemerintah Korsel," ujarnya.

Selanjutnya, Hasanuddin menjelaskan, pemerintah sebenarnya tidak pernah melaporkan proyek KFX secara jelas kepada DPR.

Dia menambahkan, pemerintah juga tidak pernah secara resmi mengajukan anggaran untuk proyek KFX secara terbuka kepada DPR.

Menurut dia, DPR hanya mendapatkan keterangan mengenai proyek kerja sama KFX itu melalui pernyataan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) yang dikutip oleh media massa.

"Sedangkan, laporan anggaran yang diterima oleh DPR berbeda. Dalam laporan, anggaran itu dibuat untuk kebutuhan penelitian dan pengembangan, di mana Kemenhan mengeluarkan uang dengan total Rp1,6 triliun," jelasnya.

"Selain itu, sudah ada sekitar 30 orang dari PTDI (PT. Dirgantara Indonesia) yang ikut mendesain pesawat itu di Korea Selatan," ujar Politisi PDI Perjuangan itu.

Oleh karena itu, kata dia, dalam waktu dekat, Komisi I DPR akan segera memanggil Panglima TNI dan Menteri Pertahanan untuk menjelaskan secara detail persoalan proyek KFX.

"Kerugian ini tanggung jawab Menteri Pertahanan. DPR tidak bertanggung jawab atas hal ini karena kami tidak pernah menerima laporan yang jelas tentang proyek ini," katanya.

Dia juga menyebutkan pembatalan proyek KFX oleh pihak Korea Selatan itu diduga karena masa pemerintahan Presiden SBY yang akan berakhir pada 2014.

Kerja sama antara Indonesia dan Korea Selatan untuk membangun pesawat super canggih KFX sudah berlangsung sejak 2001. Proyek itu dibiayai bersama oleh Indonesia dan Korea Selatan.

Dalam proyek itu, pemerintah Indonesia diwajibkan menyetor sekitar 20 persen dari total dana Rp80 triliun yang dibutuhkan.

Sumber: ANTARA News

Tuesday, February 19, 2013

Sistem Pertahanan Udara Komposit TD-2000B Jalani Uji Coba



Suasana pengujian sistem pertahanan udara TD-2000B (all photos : PussenArhanud, Kaskus Militer)

Uji terima ulang Sista Hanud Terintegrasi TD-2000B Rudal Meriam

Uji terima ulang Sista Hanud Terintegrasi TD-2000B Rudal Meriam dilaksanakan pada hari Selasa 29 Januari 2013 dan Senin 4 Februari 2013 di Balai Produksi dan Pengujian Roket (BPPR) LAPAN dan Pangkalan TNI AU, Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut, Jawa Barat.


Hasil tembakan amunisi 57 mm proximity pertama (gambar kiri) dan kedua (gambar kanan)

Pelaksanaan uji terima ulang Sista Hanud Terintegrasi TD-2000B Rudal Meriam dibagi menjadi dua bagian yaitu uji penembakan meriam 57 mm AA (Anti Aircraft) tanggal 29 Januari 2013 dan uji penembakan misil tanggal 4 Februari 2013.

Misil pertama miss (gambar kiri), sesaat sebelum terjadi impact pada misil kedua (gambar kanan)

Pada penembakan meriam 57 mm AA dilaksanakan penembakan amunisi 57 mm HE (High Explosive) dengan sasaran balon udara dan penembakan amunisi 57 mm proximity dengan sasaran benda hexagonal yang diikat ke balon udara, sedangkan untuk penembakan misil menggunakan sasaran target drone S-70 buatan China.

Ukuran keberhasilan pada uji penembakan meriam 57 mm AA menggunakan amunisi HE adalah ketepatan tembakan dengan menghitung banyaknya proyektil yang masuk ke dalam lingkaran 15 mil pada layar monitor FCDV-1, apabila lebih dari 30 % proyektil masuk pada lingkaran ini maka pengujian dinyatakan memenuhi syarat.


Untuk pengujian amunisi 57 mm proximity sistem proximity fuse pada proyektil harus dapat bekerja dan meledak di dekat sasaran. Sedangkan untuk penembakan misil harus mengenai target drone secara langsung (direct hit).
  
Hasil uji penembakan amunisi 57 mm HE, seluruh proyektil yang berjumlah 27 butir masuk dalam lingkaran 15 mil yang terlihat di monitor FCDV-1. Untuk penembakan amunisi proximity, pada penembakan pertama proyektil meledak pada jarak 20 s.d. 30 m sebelum sasaran, pada penembakan kedua proyektil meledak pada jarak 2 s.d. 5 m dari sasaran. Sedangkan untuk penembakan misil mendapatkan hasil direct hit pada penembakan yang kedua.

 Dalam uji tembak ini didapatkan dua hal baru, yang pertama kinerja teknologi proximity pada amunisi 57 mm yang dapat meningkatkan kill probability meriam 57 mm dan yang kedua adalah kesulitan pembidikan misil dengan menggunakan elektro optik apabila sasaran terbang di bawah langit yang tertutup awan karena pantulan panas matahari pada tepi awan dapat mengalihkan penguncian elektro optik. 

Dengan selesainya Uji terima ulang Sista Hanud Terintegrasi TD-2000B Rudal Meriam maka kegiatan selanjutnya yang akan dilaksanakan adalah penggantian gearbox seluruh kendaraan materiil kontrak dengan yang menggunakan sistem syncromesh, pengujian kendaraan, pengiriman Alut Sista ke asrama Denarhanud Rudal 001 Dam IM, Lhokseumawe dan diakhiri dengan pelatihan operator dan teknisi di asrama Denarhanud Rudal 001.

(PussenArhanud)

Sunday, December 30, 2012

Pesawat Tanpa Awak Produksi Lokal Dioperasikan 2013


PUNA Alap-Alap. (Foto: Berita HanKam)

29 Desember 2012, Sampit, Kalteng: Pesawat tanpa awak yang dikendalikan remote kontrol buatan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) akan dioperasikan pada 2013 mendatang, kata Menteri Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta.

Di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, Sabtu Gusti Muhammad Hatta mengatakan, kemampuannya tidak diragukan lagi karena telah diuji coba di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta pada Kamis, 11 Oktober 2012.

"Pesawat tanpa awak yang diberi nama Wulung tersebut dirancang khusus dan sangat canggih sehingga memiliki kemampuan yang luar biasa dibandingkan dengan pesawat-pesawat yang ada," kata Menristek, Gusti Muhammad Hatta.

Selain bisa menjadi pesawat mata-mata, pesawat tersebut nantinya juga dapat dipergunakan untuk pemotretan wilayah dari udara dan pemadaman kebakaran hutan dan lahan. Pesawat ini memiliki kemampuan terbang selama 4 jam tanpa henti dan bisa digunakan untuk membuat hujan buatan.

Jarak tempuh maksimalnya 70 kilometer, dengan kecepatan jelajah 52--69 knot. Puna Wulung bisa dikendalikan dengan jarak 73 kilometer dari remote control. Wulung mampu terbang hingga ketinggian 12 ribu kaki, dan yang sudah diujikan sejauh 8.000 kaki.

BPPT membuat lima pesawat serupa, dan biaya yang dikeluarkan untuk lima pesawat serupa berkisar antara Rp6 miliar-Rp8 miliar.

Wulung memakai mesin 2 tak dan untuk mendapatkan tenaga yang optimal, bahan bakar yang dipergunakan adalah pertamax.

Bahan material pesawat tanpa awak tersebut menggunakan komposit (komposisi serat kaca, fiber, karbon) sehingga mendapatkan struktur pesawat yang ringan.

"Dengan adanya pesawat tersebut nantinya pemadaman kebakaran hutan dan pembuatan hujan buatan tidak perlu lagi menaburkan garam pada awan dan kami telah menemukan bahan penggantinya, yani bernama pleer," katanya.

Setiap satu kilogram pleer sama dengan satu ton kilogram garam dan pesawat Wulung mampu membawa delapan kilogram pleer.

Sumber: ANTARA News

Refleksi Kinerja Kemhan 2012

Truk Perkasa sebagai platform peluncur roket RHAN 122. (Foto: Berita HanKam)

30 Desember 2012, Jakarta: Mengakhiri Tahun 2012, Kementerian Pertahanan melaksanakan Refleksi terhadap seluruh program kegiatan di beberapa bidang yang telah dilaksanakan selama Tahun 2012 yang menjadi tahun ke tiga dari Renstra pertama dan proyeksi program kegiatan Kementerian Pertahanan untuk tahun 2013. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Kamis (27/12) di Kantor Kemhan.

Menhan menyatakan bahwa peningkatan kesejahteraan Prajurit TNI dan PNS dilaksanakan secara bersinambungan sesuai kemampuan anggaran. Untuk meningkatkan Kesejahteraan Prajurit TNI dan PNS, Kemhan telah memberikan tunjangan cacat, pelayanan kesehatan, perumahan, dukungan Perlengkapan Perorangan Lapangan (Kaporlap), bantuan beasiswa dan tugas belajar serta tunjangan kinerja.

Seiring dengan hal itu, di bidang kesehatan, Kemhan juga ikut berpartisipasi aktif dalam penanggulangan penyakit yang berdampak nasional melalui pemenuhan Alkes Rumkit dan peningkatan kemampuan tenaga kesehatan dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan bagi anggota TNI/PNS dan keluarganya serta masyarakat.

Demikian juga di bidang perumahan, dimana untuk tahun 2012 telah dibangun rumah bagi prajurit dan PNS baik berupa Rusunawa, Rusunami maupun kepemilikan rumah umum dan khusus. Untuk rencana tahun 2013 mendatang akan dilakukan penataan rumah negara dan penyelesaian permasalahan tanah dan bangunan, serta penambahan pembangunan Rusunawa, Rusunami dan kepemilikan rumah umum dan khusus.

Sementara itu, di dalam pengelolaan sumber daya manusia (SDM) Kemhan / TNI tetap mengacu kepada pembangunan kekuatan pokok minimum (MEF) dengan melakukan Restrukturisasi berdasarkan kebijakan Zero Growth yaitu tidak ada penambahan personel secara signifikan, dimana antara rekrutmen personel dan yang pensiun seimbang (Pertumbuhan Nol) dan melakukan kebijakan Right Sizing yaitu dapat menentukan kebutuhan personel secara tepat guna dengan melaksanakan penataan organisasi, penghitungan beban kerja dan standar kompetensi.

Adapun program kegiatan yang telah dilaksanakan dari sisi sarana pertahanan selama tahun 2012 adalah program modernisasi alutsista (Alat Utama Sistem Senjata) TNI sesuai dengan Minimum Essential Forces (MEF) untuk kurun waktu 15 tahun. Tahun 2012 ini telah memasuki tahun ke tiga dari Renstra I dan diharapkan sampai dengan tahun 2014 pencapaian lebih dari 30 %. Untuk proyeksi Tahun 2013 program kerja sarana pertahanan akan tetap melanjutkan proses pengadaan dengan didukung pengembangan teknologi industri pertahanan, pemenuhan kelengkapan dokumen regulasi keuangan serta penyempurnaan Permenhan tentang pengadaan Alutsista. Disamping itu pengadaan alutsista juga mengutamakan produksi dalam rangka meningkatkan kemandirian industri pertahanan.

Pada tahun 2012 pelaksanaan kegiatan yang mengemuka berkaitan dengan analisis Strategi Pertahanan, konflik laut Cina Selatan, tata ruang wilayah pertahanan, pengawasan perbatasan dengan menggunakan Iptek, Implementasi Doktrin dan Implementasi Sishanta di Perbatasan.

Pengkajian terhadap Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Pertahanan yang dilakukan antara lain kajian model Warhead kaliber 200 mm, penyempurnaan PTTA (Pesawat Terbang Tanpa Awak), Model Kapal Selam Tanpa Awak, Pengembangan MEF (Minimum Essential Force) dan pengembangan pesawat tempur KF-X/IF-X. Disamping itu juga dilaksanakan analisis terhadap alat peralatan pertahanan, berupa pembuatan prototype Rantis 5 Ton 6x6 peluncur roket kaliber 122 mm, Prototipe Munisi kaliber 105 mm Exercise, Prototipe Combat Boat, Prototipe roket jarak 100 km ground to ground dan Prototipe Smart Bomb.

Prototipe smart bomb spesifikasi awal berbobot 250 kg dengan jangkauan lebih dari 100 km. (Foto: Berita HanKam)

Untuk proyeksi 2013 Balitbang Kemhan akan melaksanakan program pengkajian Strategi pertahanan, salah satunya strategi pencegahan dan penanggulangan Dampak Konflik Laut Cina Selatan terhadap Kedaulatan NKRI (ditinjau dari aspek ekonomi dan sosial budaya) serta melaksanakan sosialisasi pengintegrasian komponen negara dan pemberdayaan wilayah pertahanan.

Di bidang legislasi, Kemhan menyusun dan membahas RUU yang menjadi prioritas prolegnas tahun 2012 antara lain RUU Komcad, RUU Kamnas, dan RUU Rahasia Negara. RUU yang sudah disahkan menjadi Undang-Undang di Tahun 2012 adalah UU Nomor. 15 Tahun 2012 tentang Veteran RI dan UU. Nomor 16 tahun 2012 tentang Industri Pertahanan. Tahun 2013 target yang akan diselesaikan adalah RUU Rahasia Negara, RUU Kamnas, dan 38 Peraturan Menteri Pertahanan (Permenhan) termasuk Naskah Akademik dan draft RUU Bela Negara.

Jakarta Internasional Defence Dialoque (JIDD) ke-2, 2012 dan Indo Defence ke-5, 2012 telah terlaksana dengan sukses. Kedua forum tersebut merupakan forum dialog dan pameran Alutsista pertahanan keamanan di kawasan Asia Pasifik yang saat ini telah diakui dan menjadi agenda dunia serta diselenggarakan setiap tahun. Untuk tahun 2013 forum tersebut akan lebih ditingkatkan secara kualitas. Selain itu juga di selenggarakan ASEAN Regional Forum Head of Defence Universities Colleges and institutions Meeting (ARF – HDUCIM) yang merupakan media pertukaran informasi dan pengalaman dalam pengembangan ilmu pertahanan.

Di bidang Potensi Pertahanan, Kemhan melanjutkan dan mengintensifkan kegiatan pembinaan kesadaran bela negara dengan melibatkan Kementerian lainnya, LPNK dan elemen masyarakat dalam memantapkan upaya Nation Character Building sumber daya manusia untuk kepentingan pertahanan negara. Tahun 2012 ini juga telah dicanangkan bahwa tanggal 19 Desember sebagai hari Bela Negara yang akan diperingati secara nasional setiap tahun.

Pembangunan dan pemberdayaan wilayah perbatasan juga merupakan perhatian yang sangat besar bagi Kemhan di tahun 2012. Hal tersebut tidak hanya berupa pembangunan secara fisik, tetapi juga non fisik seperti peningkatan pendidikan, kesehatan, kesejahteraan dan wawasan kebangsaan, termasuk juga peningkatan kesejahteraan bagi personel Kemhan/TNI yang bertugas di wilayah perbatasan seperti tunjangan khusus. Disamping itu dialog dan penyelesaian masalah wilayah perbatasan dengan negara-negara yang terkait juga terus dilaksanakan secara intensif. Di tahun 2013 kegiatan–kegiatan tersebut akan terus ditingkatkan.

Sumber: Kemhan

Indonesia Resmi Beli Tiga Kapal Selam dari Korsel

Maket kapal selam yang akan dibangun di PT PAL. (Foto: Berita HanKam)

28 Desember 2012, Surabaya: Pemerintah Indonesia sepakat untuk membeli tiga kapal selam dari Korea Selatan dengan sistem alih teknologi.

Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin berharap, Indonesia dapat membuat sendiri kapal selam setelah teknisi dari PT PAL belajar ke Korsel. Wakil Menhan mengatakan hal itu ketika berkunjung ke PT PAL, di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (28/12/2012).

Tujuan Wakil Menhan ke PT PAL, dalam rangka meninjau kesiapan PT PAL untuk memproduksi alat utama sistem persenjataan (alutsista), di antaranya kapal selam, kapal tunda, dan kapal kawal rudal cepat.

"Saya melihat disini area persiapan untuk alih teknologi kapal selam. Dua kapal selam diproduksi bersama Korea Selatan. Satu unit kapal selam akan diproduksi di PT PAL di area khusus pembuatan kapal selam," ujar Sjafrie Sjamsoeddin, di sela-sela kunjungannya.

Pemerintah Indonesia sepakat membeli tiga kapal selam dari Korea Selatan dengan sistem alih teknologi. Sjafrie berharap, Indonesia dapat membuat sendiri kapal selam setelah teknisi dari PT PAL belajar ke Korsel.

Dalam kesempatan itu, Sjafrie juga meminta PT PAL betul-betul serius dalam mengelola anggaran untuk kebutuhan modernisasi peralatan militer, khususnya untuk membangun infrastruktur kapal perang.

Selain melihat area yang disiapkan untuk fasilitas produksi kapal selam, Sjafrie juga meninjau produksi kapal tunda dan KCR yang dipesan Kementerian Pertahanan untuk kebutuhan TNI.

Indonesia Berencana Beli 10 Kapal Selam

Modernisasi alutsista TNI dilakukan secara serius untuk menunjung kekuatan sistem pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Karena itu, pemerintah berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan TNI, khususnya matra Angkatan Laut dalam menjaga perairan Indonesia.

"Rencana strategis jangka panjang, Indonesia akan membeli 10 kapal selam," kata Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin saat berkunjung ke PT PAL, Surabaya, Jumat (28/12).

Untuk tahap awal, Indonesia akan memiliki tiga kapal selam hasil kerjasama pembelian dari Korea Selatan. Dua dibuat di sana, kata dia, satu kapal selam dibuat murni anak negeri di PT PAL mulai 2016.

Untuk mempersiapkan sumber daya manusia, puluhan teknisi dikirim ke Negeri Ginseng untuk mendapatkan menimba ilmu transfer teknologi.

Targetnya nanti, kata Sjafrie, sepulangnya ke Indonesia mereka memiliki kemampuan untuk merawat dan membuat kapal selam yang menjadi alutsista ampuh dalam menjaga perairan Indonesia. "Karena memelihara dan membangun kapal selam tidak beda jauh."

Pihaknya paham untuk mewujudkan kekuatan pokok minimum (MEF) membutuhkan dana besar dan dilakukan dengan perencanaan matang. Meski begitu, kalau melihat cetak biru yang pemenuhan alutsista hingga 2024, maka hal itu hampir dipastikan terwujud.

Sjafrie menjelaskan, pada awal pemerintahan SBY, anggaran belanja alutsista per tahun masih Rp 500 miliar. Sekarang, dana yang digelontorkan pemerintah mencapai Rp 8 triliun. Selain untuk memasuk kebutuhan senjata operasional prajurit, langkah membeli produk senjata lokal juga untuk membantu memulihkan kejayaan industri pertahanan dalam negeri.

"PT PAL sudah bangkit dan secara khusus mendapat penyertaan modal. Tapi mereka harus menguatkan divisi kapal perang yang terkenal dengan teknologi tinggi."

Sumber: KOMPAS/Republika

BERITA POLULER