Pages

Tuesday, January 31, 2012

Menhan, Menkeu dan Kepala Bappenas Raker Komisi I DPR RI Bahas Modernisasi Alutsista TNI


Jakarta, DMC – Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, Senin (30/1) menghadiri Raker Gabungan Komisi I DPR RI bersama Menteri Keuangan Agus Martowardojo, dan Kepala Bappenas, Prof. Dr. Armida S. membahas grand design modernisasi alutsista TNI. Pembahasan raker gabungan ini juga menekankan kepada kebijakan anggaran dan pembiayaan untuk kepentingan program modernisasi alutsista TNI yang dibagi menjadi tiga tahap Rencana Strategi (Renstra), hingga tahap akhir pada 2025.
Adapun kebijakan anggaran untuk modernisasi alutsista TNI hingga 2014 mendatang, atau tahap pertama sebesar Rp 150 trilun. Dimana peningkatan anggaran untuk dukungan modernisasi itu telah dimulai, dengan setiap tahunnya anggaran Kemhan ditingkatkan. Untuk Renstra tahap I Tahun 2010-2014 terdapat adanya dukungan dana yang berbasis dari pinjaman dalam dan luar negeri untuk realisasi modernisasi belanja alutsista ini.
Pada kesempatan Raker Gabungan itu, Menhan Purnomo Yusgiantoro mengatakan Alokasi Anggaran Pinjaman Pemerintah (APP) Kemhan/TNI TA. 2010-2014 untuk pengadaan Alutsista TNI guna pemenuhan kebutuhan Minimum Essential Force (MEF) sebesar USD. 6,5 Milyar.
Lebih lanjut Menhan mengatakan Alokasi Anggaran Pinjaman Pemerintah tersebut berupa Pinjaman Hutang Luar Negeri (PHLN) kredit ekspor untuk Kemhan dan TNI tahun 2010-2014 dibagi kedalam beberapa kategori. Diantaranya meliputi alutsista TNI yang bergerak, sebesar USD 4,8 Milyar, alutsista TNI yang tidak bergerak sebesar USD 1,7 Milyar.
Ditambahkan Menhan, alokasi ini telah ditetapkan oleh Menteri PPN atau Kepala Bappenas pada tanggal 31 Oktober 2011 dalam daftar rencana pinjaman luar negeri jangka menengah atau dikenal Blue Book tahun 2011-2014.
Ditambahkan Menhan, didalam Blue Book ini terdapat rincian alokasi, seperti untuk Mabes TNI sebesar 328.806 USD juta, TNI AD, sebesar 1.451.860 USD milyar, TNI AL, sebesar 2.173.794 USD milyar dan TNI AU sebesar 2.602.900 USD milyar.
Sehubungan dengan hal tersebut, Menhan menyampaikan bahwa Kementerian Keuangan melalui daftar rencana prioritas pinjaman luar negeri atau Green Book telah melakukan Penetapan Sumber Pembiayaan (PSP) tanggal 20 Desember 2011. Didalam PSP tersebut ditetapkan dari pengajuan alokasi anggaran pinjaman sebesar USD 6,5 milyar terdukung sekitar USD, 5.7 milyar, sedangkan yang tidak terdukung sekitar USD 793 juta.
Berkaitan dengan hal tersebut, Ketua Komisi I DPR RI, Mahfudz Siddiq saat menyampaikan kesimpulan rapat gabungan, menekankan agar Kemhan, Kemenkeu dan Kemeneg PPN/Bappenas untuk melakukan beberapa hal diantaranya agar memperbesar prosentase Pinjaman Dalam Negeri (PDN) sesuai dengan Arahan Umum Presiden RI dalam rangka Pembangunan Minimum Essential Forces (MEF).
Mencari solusi penyelesaian terhadap kebutuhan anggaran yang belum terdukung sebesar USD 793 yang masih akan diupayakan. Dalam hal Komisi I DPR RI juga mengharapkan penyusunan kontrak pembelian Alutsista TNI semaksimal mungkin dapat memberikan multiflier effect bagi perekonomian nasional.
Disamping membahas Alokasi Anggaran Pinjaman Pemerintah (APP) Kemhan/TNI TA. 2010-2014 sebesar USD. 6,5 milyar untuk pengadaan Alutsista TNI, Raker Gabungan Komisi I DPR RI juga membahas permohonan penghapusan dana bertanda bintang anggaran PHLN/KE dan kebijakan tentang sertifikasi asset tanah TNI (Anggaran sertifikasi).
Turut menghadiri dalam Raker Komisi I DPR Gabungan tersebut, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono beserta jajaran Kepala Staf Angkatan, Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin berserta pejabat dilingkungan Kemhan dan TNI. (MAW/SR).

TNI Tri Matra Latihan Penanggulangan Teror


Jurnas.com | SEBANYAK 91 personil TNI Tri Matra VI menggelar latihan penanggulangan teror di Halim Perdanakusuma Jakarta, Selasa (31/1) malam. Latihan dimulai pukul 21.00 WIB diikuti oleh seluruh pelaku dan pendukung.

Latihan difokuskan bagaimana langkah-langkah yang diambil serta prosedur pengambilan keputusan guna melumpuhkan teroris dengan meminimalisir jatuhnya korban jiwa masyarakat sipil.

"Guna menjaga kerahasiaan dalam melaksanakan operasi pembebasan sandera di tiga tempat di lokasi bandara yang telah dikuasai teroris yaitu dua ruang tunggu bandara dan satu pesawat yang telah dibajak, pasukan khusus melakukan penyusupan lewat infiltrasi melalui udara dengan terjun (free fall) serta sebagian lagi dilaksanakan melalui air landed (pendaratan menggunakan pesawat)," demikian ditulis dalam siaran pers Bagian Penerangan Korpaskhas TNI AU yang diterima Jurnal Nasional, Selasa (31/1) malam.

Dijelaskan, Air Landed yang menggunakan tiga pesawat Hercules C-130 dari Skadron Udara 31 Lanud Halim Perdanakusuma, membawa pasukan khusus tiga matra Satuan-81 Kopassus 32 personil, Denjaka 22 personil Denbravo 90’ Paskhas 59 personil yang dilengkapi dengan kendaraan khusus roda dua maupun roda empat serta peralatan pendukug operasi persenjataan lengkap, Sneper, Anjing Pelacak (satwa) dan kendaraan penjinak Bom (Jihandak) Milik Detasemen Bravo 90’ Paskhas.

Latihan Penanggulangan Teror TNI Tri Matra VI berlangsung senyap dan cepat seluruh teroris dapat dilumpuhkan dan dihancurkan dengan mudah, walaupun ada jatuhnya korban jiwa yang dialami beberapa sandera. Namun pertolongan tim medis yang telah disiapkan dapat dengan mudah memberikan pertolongan dan dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Latihan pendahuluan tersebut disaksikan langsung Asisten Operasi Panglima TNI Mayor Jenderal TNI Hambali Hanafiah, Dankorpaskhas Marsekal Muda TNI Amarullah selaku direktur latihan (Dirlat), Danjen Kopasus, pejabat TNI dan seluruh Staf Komando Latihan dan latihan dikendalikan langsung oleh Kawasdal Latihan Kolonel Psk Rollan DG. Waha.

Latihan Penanggulangan Teror TNI Tri Matra VI yang telah dibuka secara resmi tanggal 30 Januari 2012, diawali dengan berbagai kegiatan Penataran Pelaku, penataran Pendukung (Kolat), serta latihan pendahuluan akan melaksanakan latihan yang sebenarnya pada pukul 03.00 WIB di Pangkalan Udara Lanud Husein Sastranegara, Bandung dengan asumsi Lanud dan Bandara Tarakan.
 
sumber : JURNAS

Soal Pesawat Tanpa Awak Israel, Komisi I akan Minta Penjelasan Kemhan


UAV MALE (Medium Altitude Long Endurance) ANKA produksi Turkish Aerospace Industries, Inc.(TAI), dioperasikan pertama kali 16 Juli 2010. ANKA dapat terbang hingga ketinggian 30.000 kaki selama 24 jam pada kecepatan lebih 75 knot. (Foto: TAI)

31 Januari 2012, Senayan: Komisi I DPR pekan depan akan mendalami dan menelusuri rencana Kementerian Pertahanan untuk membeli pesawat tanpa awak dari Filipina yang disebut-sebut banyak pihak pesawat yang dimaksud produksi Israel. Padahal, selama ini DPR telah berulangkali dengan tegas menolak rencana pemerintah untuk membeli pesawat produksi dari Israel, baik dibeli secara langsung maupun lewat negara ketiga.

"Kita pekan depan akan bahas rencana TNI membeli pesawat tanpa awak dari Filipina yang dicurigai itu pesawat buatan Israel. Pendalaman pembahasan hal ini akan di lakukan dalam rapat Panja Alutsista DPR," kata Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq di Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa (31/1).

Mahfudz mengatakan, secara kebutuhan dalam negeri saat ini memang membutuhkan pesawat tanpa awak untuk mendukung kekuatan TNI, khususnya untuk keperluan patroli perbatasan dan sebagai pesawat mata-mata atau pengintai.

Menurut Mahfudz, pesawat tanpa awak semacam itu banyak jumlah dan jenisnya di pasaran Internasional. Sehingga sesungguhnya Indonesia memiliki banyak pilihan untuk membeli pesawat tanpa awak tersebut tanpa harus selalu melihat pesawat buatan Israel.

"DPR sudah meminta Kemhan, sebaiknya tidak membeli pesawat tanpa awak itu dari Israel. Karena pesawat tanpa awak itu bisa dibeli dari negara lain yang tidak memiliki resistensi dengan Indonesia. Seperti membeli pesawat tanpa awak buatan Eropa, Turki atau Rusia," tegas Wasekjen DPP PKS ini.

Terkait anggaran pembelian pesawat tanpa awak, Mahfudz membenarkan jika hal itu sudah diajukan dan masuk dalam program belanja alutsista periode 2012-2014.

"Kalau tidak salah jumlahnya 2 unit. Namun tidak secara jelas disebutkan bahwa pesawat tanpa awak yang akan dibeli itu merupakan produksi dari Israel," pungkasnya.

Sumber: Jurnal Parlemen

DPR akan Percepat Pembahasan RUU Industri Pertahanan



31 Januari 2012, Senayan: Guna mencapai penyerapan penggunaan alutsista produksi dalam negeri, DPR akan mempercepat pembahasan dan penyelesaian RUU Industri Pertahanan Nasional.

"Dengan kehadiran UU tersebut akan mengikat ketentuan yang berlaku terhadap penggunaan alutsista produksi dalam negeri. Sehingga diharapkan setelah UU itu diperlakukan akan mampu mempercepat produksi alutsista dari dalam negeri sendiri," kata Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (31/1).

Memang, hasrat pemerintah memodernisasi alutsista TNI untuk mencapai kekuatan pertahanan negara secara penuh dengan memenuhinya dari produksi dalam negeri, hingga kini masih jauh panggang dari api. Sebab, belanja alutsista yang berasal dari produksi dalam negeri pada 2011 baru mencapai 13 persen.

Sementara, pada 2012 hingga 2015 pemerintah menargetkan untuk belanja alutsista dari hasil produksi dalam negeri sebesar 15 persen. Sehingga, 85 persen belanja alutsista yang ada masih dipenuhi lewat impor atau masih sangat tergantung dari alutsista asing.

"Pemerintah menargetkan untuk belanja alutsista produksi dalam negeri hingga 2015 mendatang hanya 15 persen dari anggaran belanja alutisista hingga 2015 mencapai Rp 150 triliun. Bagaimana kita mau mewujudkan kemandirian dalam industri pertahanan kalau belanja alutsista dari produksi dalam negeri saja masih rendah," ujar Mahfudz.

Untuk itu, kata Mahfudz, DPR juga akan mendorong Kementerian Pertahanan (Kemhan) untuk meningkatkan belanja alutsista dari produksi dalam negeri mencapai 25 persennya hingga 2014. Menurut Mahfudz, belum maksimalnya penggunaan alutsista produksi dalam negeri selama ini karena belum selesainya proses revitalisasi dan sinkronisasi seluruh industri BUMN Industri Strategis (BUMNIS) yang ada.

"Karena itu DPR sejak tahun lalu sudah mendesak Kemhan dan instansi terkait untuk segera menyelesaikan sinkronisasi BUMNIS ini agar penyerapan alutsista produksi dalam negeri tercapai," tegas Wasekjen PKS ini.

Sumber: Jurnal Parlemen

TB Hasanudin Curiga Kemhan Akan Beli Pesawat Tanpa Awak Buatan Israel

UAV Searcher II. (Foto: Israeli-Weapons)

31 Januari 2012, Senayan: Wakil Ketua Komisi I DPR TB Hasanuddin curiga, pesawat tanpa awak yang akan di beli Kemhan dari Filipina merupakan pesawat buatan Israel. Sebab, selama ini tidak pernah terdengar akan kemampuan Filipina dalam pengembangan industri pesawat terbang, termasuk soal pengembangan pesawat tanpa awak untuk penunjang kegiatan Militer.

"Saya curiga, pesawat tanpa awak yang akan dibeli Kemhan dari Filipina itu sesungguhnya pesawat tanpa awak hasil produksi Israel. Ini kita tengah mengumpulkan dari informasi di lapangan akan kebenaran hal ini," ujar TB Hasanuddin di gedung DPR Selasa (31/1).

TB Hasanuddin mengaku kaget, atas rencana pembelian pesawat tanpa awak dari Philipina ini. Karena hal ini selain tidak pernah diusulkan dan dibahas di Komisi I DPR. Rencana pembelian pesawat tanpa awak dari Philipina ini penuh tanya, terutama soal kemampuan yang dimiliki pesawat tersebut.

"Karena itu kami akan telusuri soal kemampuan sesungguhnya pesaawat tanpa awak yang akan dibeli dari Philipina tersebut," tegasnya.

TB hasanudin mengakui, dalam daftar belanja alutsista TNI, rencana pembelian pesawat itu sudah diajukan, untuk belanja 2012-2014 ini. "Namun, di situ tidak ada disebutkan pesawat tanpa awak itu akan dibeli dari Filipina. Hanya glondongan anggaran besarnya sudah masuk dan diajukan," tegas politisi PDI-P ini.

Karena itu, kata Hasanuddin, Komisi I DPR dalam raker berikutnya dengan Menhan dan Panglima TNI, akan secara khusus mendalami rencana pembelian pesawat tanpa awak dari Filipina ini, yang ditengarai merupakan pesawat tanpa awak buatan Israel.

Sebelumnya, dalam raker dengan Menhan, Panglima TNI, dan Menkeu anggota Komisi I DPR Ahmad Muzani juga sempat mempertanyakan rencana Kemhan membeli pesawat tanpa awak dari Filipina. Muzani mempertanyakan dasar yang digunakan Kemenhan yang menjatuhkan pilihan Philipina sebagai negara tujuan membeli pesawat tanpa awak untuk kepentingan TNI ini.

Sumber: Jurnal Parlemen

DPR akan Percepat Pembahasan RUU Industri Pertahanan




Pelontar Granat Otomatis (AGL)
31 Januari 2012, Senayan: Guna mencapai penyerapan penggunaan alutsista produksi dalam negeri, DPR akan mempercepat pembahasan dan penyelesaian RUU Industri Pertahanan Nasional.

"Dengan kehadiran UU tersebut akan mengikat ketentuan yang berlaku terhadap penggunaan alutsista produksi dalam negeri. Sehingga diharapkan setelah UU itu diperlakukan akan mampu mempercepat produksi alutsista dari dalam negeri sendiri," kata Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (31/1).

Memang, hasrat pemerintah memodernisasi alutsista TNI untuk mencapai kekuatan pertahanan negara secara penuh dengan memenuhinya dari produksi dalam negeri, hingga kini masih jauh panggang dari api. Sebab, belanja alutsista yang berasal dari produksi dalam negeri pada 2011 baru mencapai 13 persen.

Sementara, pada 2012 hingga 2015 pemerintah menargetkan untuk belanja alutsista dari hasil produksi dalam negeri sebesar 15 persen. Sehingga, 85 persen belanja alutsista yang ada masih dipenuhi lewat impor atau masih sangat tergantung dari alutsista asing.

"Pemerintah menargetkan untuk belanja alutsista produksi dalam negeri hingga 2015 mendatang hanya 15 persen dari anggaran belanja alutisista hingga 2015 mencapai Rp 150 triliun. Bagaimana kita mau mewujudkan kemandirian dalam industri pertahanan kalau belanja alutsista dari produksi dalam negeri saja masih rendah," ujar Mahfudz.

Untuk itu, kata Mahfudz, DPR juga akan mendorong Kementerian Pertahanan (Kemhan) untuk meningkatkan belanja alutsista dari produksi dalam negeri mencapai 25 persennya hingga 2014. Menurut Mahfudz, belum maksimalnya penggunaan alutsista produksi dalam negeri selama ini karena belum selesainya proses revitalisasi dan sinkronisasi seluruh industri BUMN Industri Strategis (BUMNIS) yang ada.

"Karena itu DPR sejak tahun lalu sudah mendesak Kemhan dan instansi terkait untuk segera menyelesaikan sinkronisasi BUMNIS ini agar penyerapan alutsista produksi dalam negeri tercapai," tegas Wasekjen PKS ini.

Sumber: Jurnal Parlemen

Russia to Sell 60 Armored Vehicles to Indonesia


31 Januari 2012

BMP3F amphibian tank (photo : Kaskus Militer)
Russia is set to sell up to 60 infantry fighting vehicles to Indonesia in a deal worth more than $100 million, the Izvestia newspaper cited an unnamed military source as saying on Tuesday.

The deal will be finalized on February 10, the source said, adding that 20 BMP-3 vehicles will be delivered before the end of the year.

The Russian army stopped purchasing the vehicles in 2010.

The state-run weapons exporter Rosoboronexport declined to comment.

The Kurganmashzavod arms plant said it would produce modified vehicles for Indonesia.

TNI Juara Umum Menembak di Brunei

Tribun Timur - Rabu, 1 Februari 2012 07:36 WITA



MENEMBAK.jpg

TRIBUN-TIMUR.COM, JAKARTA - Kontingen TNI menjadi juara umum lomba menembak antarangkatan bersenjata BISAM (Brunei International Skill Arms Meet)-ke 10 Tahun 2012 pada 12-29 Januari di Brunei Darussalam. Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono yang menerima Kontingen TNI di Mabes TNI Cilangkap, Selasa (31/1/2012), memberikan pujian dan mengingatkan agar tidak lupa diri.
Lomba Tembak Internasional ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali oleh Angkatan Bersenjata Diraja Brunei yang pada tahun ini diikuti oleh kontingen dari 10 negara, yaitu: Inggris, Australia, Singapura, Kamboja, Oman, Pakistan, Malaysia, Vietnam, Brunei Darussalam dan Indonesia.
Komandan Kontingen Kolonel Inf Raharyono yang sehari-hari menjabat sebagai Paban III/Latga Sops TNI melaporkan, kontingen memperoleh 82 medali emas, 30 perak, dan 8 perunggu, serta 9 trofi dari nomor perorangan maupun beregu. Dari nomor perorangan, diperoleh 9 medali emas, 7 perak, 4 perunggu, dan 2 buah trofi. Sementara untuk nomor beregu, 73 medali emas, 23 perak, 4 perunggu, dan 7 buah trofi.
Gelar juara umum telah diperoleh Kontingen TNI untuk ketiga kalinya, berturut-turut pada tahun 2005, 2008 dan 2012 dengan materi lomba senapan, pistol, dan SO/GPMG secara perorangan maupun beregu.
Dari 9 kategori pertandingan (match) yang dilombakan, kontingen TNI meraih 6 (enam) match pada posisi Juara I dan 3 (tiga) match pada posisi Juara II. Untuk kejuaraan eksebisi pistol putri, petembak pistol putri TNI menduduki peringkat satu, baik untuk nomor perorangan maupun beregu.(*

sumber : TIBUNnews

Monday, January 30, 2012

Selamat Datang KRI Nanggala


Berangkat menuju Korsel untuk Overhaul Des 2009


Sampai di DSME Korsel utk Overhaul
Proses Overhaul untuk mempercanggih diri


Operasi Caesar hampir selesai, tinggal di cat
Selesai sudah proyek overhaul 2 tahun utk KRI Nanggala
Menjelang keberangkatan pulang ke Indonesia
*****
SUMBER : ANALISIS ALUTSISTA

BERITA POLULER