Tuesday, November 8, 2011
TIM AEROBATIC TNI ANGKATAN UDARA - Thunder Aerobatic Team
Thunder Aerobatic Team merupakan team aerobatic terbaru yang dimiliki oleh TNI AU atas prakarsa KASAU Marsekal TNI Imam Sufaat. Tim dibentuk pada tanggal 28 Februari 2011 di pangkalan udara Sultan Hasanuddin – Makasar yang terdiri dari 3 pesawat Sukhoi (Su-27/30). Tim yang dikendalikan langsung oleh Flight Director Komandan Pangkalan TNI AU Sultan Hasanuddin Marsekal Pertama TNI Agus Supriatna diawaki oleh the “Thunders”, sebutan bagi penerbang Skadron Udara 11 yang sampai saat ini telah mencapai urutan ke-146.
Atraksi Thunder Aerobatic Team
Pada penampilan perdana kali ini, sebagai Thunder 1 adalah Komandan Skadron Udara 11 Letkol Pnb M. Tonny Haryono, dengan call sign Racoon. Thunder 2 adalah Letkol Pnb M. Untung Suropati dengan call sign Giant. Thunder 3 adalah Mayor Pnd Dedy Ilham Suryanto Salam dengan call sign Cruiser.
Atraksi dibuka dengan manuver Bomb Burst, pesawat melintas dari arah belakang podium dengan ketinggian 150 m di atas permukaan tanah dan dengan kecepatan 750 km/jam, pesawat akan pecah dari formasi dan membentuk sudut 45˚ seperti pecahan sebuah bom meledak.
Berikutnya dari belakang podium, Thunder 1 akan tampil dengan manuver Tail Slide. Pesawat akan terbang menanjak dengan sudut 70˚ sampai mencapai kecepatan nol. Pesawat akan kelihatan berhenti di udara dan dapat dengan segera berakselerasi tanpa banyak kehilangan ketinggian. Sebuah manuver yang sangat indah.Atraksi dibuka dengan manuver Bomb Burst, pesawat melintas dari arah belakang podium dengan ketinggian 150 m di atas permukaan tanah dan dengan kecepatan 750 km/jam, pesawat akan pecah dari formasi dan membentuk sudut 45˚ seperti pecahan sebuah bom meledak.
Kemudian dari sebelah kanan podium, Thunder 2 melakukan terbang inverted (terbalik) melintas depan podium. Thunder 3 melanjutkan atraksi dari kiri podium dan melakukan manuver 4 point roll. Pesawat akan berputar pada sumbu longitudinal sebanyak empat kali, masing-masing dengan sudut 90˚.
Manuver berikutnya, pesawat datang dari arah kanan podium, setelah melakukan manuver loop, Thunder 1 melintas di depan podium dengan manuver maksimum performance Aileron Roll. Pesawat berputar pada satu poros sebanyak empat kali hanya dalam waktu 6 detik.
Dilanjutkan dengan manuver High G Turn. Dari arah kiri, Thunder 2 menampilkan manuver berbelok dengan kemiringan 90˚ dan membentuk lingkaran pada bidang horizontal dengan radius turn minimum. Manuver ini merupakan kelebihan yang dimiliki oleh pesawat Sukhoi yang berperan penting dalam pertempuran jarak dekat.
Knife Edge, Thunder 3 terbang horizontal dari arah kanan dengan posisi miring 90˚ namun tetap mempertahankan arah dan ketinggian. Manuver ini mempunyai tingkat kesulitan yang cukup tinggi, karena pesawat mengandalkan vertikal stabilizer yang memiliki penampang kecil untuk menghasilkan gaya angkat.
Selanjutnya, Thunder 1 menampilkan kemampuan Sukhoi terbang dengan kecepatan rendah. Pesawat yang memiliki daya dorong sebesar 55.000 lbf dan mampu melesat hingga 2 kali kecepatan suara (2386 km/jam). Namun pesawat ini juga dirancang untuk tetap stabil dalam kecepatan rendah. Thunder 1 melintas horizontal dengan kecepatan 150 kts dan membentuk sudut serang (angle of attack) sebesar 24˚.
Dari belakang pesawat low speed, Thunder 2 melakukan High Speed Pass dengan kecepatan 0,9 MN atau 1600 km/jam. Selanjutnya, untuk membuktikan kemampuan daya dorong yang dimiliki pesawat Sukhoi, setelah terbang dengan low speed, pesawat dapat langsung melakukan manuver Oblique Loop yang membutuhkan kecepatan tinggi. Pesawat membuat lingkaran vertikal dengan sudut 45˚ sehingga membentuk lingkaran pada bidang miring 45˚.
Selanjutnya dengan akselerasi yang di peroleh, Thunder 1 melakukan manuver Half Cuban yaitu menanjak dengan sudut 60˚ dan kemudian pesawat berputar satu setengah kali, dilanjutkan dengan membuat setengah lingkaran menuju ketinggian semula.
Callypso, ditampilkan oleh Thunder 2 dan Thunder 3. Thunder 2 sebagai leader Callypso akan terbang inverted (terbalik). Sehingga pesawat terlihat seperti pinang dibelah dua.
Kemudian dari arah kiri podium, Thunder 1 melakukan manuver Inverted to Inverted yaitu terbang dalam posisi terbalik lalu membuat satu lagi putaran dan kembali ke posisi terbalik tanpa merubah kecepatan atau ketinggian.
Kolaborasi antara Thunder 2 dan Thunder 3 kembali menampilkan manuver Cross Over Break yaitu dua pesawat terbang saling menyilang pada kecepatan 800 km/jam dengan ketinggian yang sama.
Manuver terakhir dari Thunder Aerobatic Team adalah Bomb Burst. 3 pesawat melintas dari arah belakang podium dengan kecepatan tinggi di ketinggian rendah, lalu menanjak dengan sudut 60˚ dan diakhiri dengan roll. Manuver yang terlihat indah sekali, ditambah dengan smoke trail yang mengiringi masing-masing sukhoi. Acungan 2 jempol untuk Thunder team.
Menjadi kebanggaan Bangsa
Dengan berakhirnya atraksi dua tim aerobatic TNI AU yang tampil memukau tentunya menjadi kebanggaan tersendiri bagi TNI AU dan bangsa Indonesia. Manuver-manuver yang di tampilkan menunjukkan kepiawian, kedisiplinan dan kegigihan para pilot TNI AU. Atraksinya menunjukkan bahwa pilot-pilot TNI AU terlatih dengan baik. Bukan hanya para pilot, namun pesawat yang digunakan atau dimiliki TNI AU juga mendukung kemampuan para pilot.Semoga tim ini tetap terus bertahan dan dapat meningkatkan penampilannya. Bukan hanya atraksi di udara saja yang bisa ditampilkan, namun atraksi crew di darat sebagaimana di tampilkan oleh tim-tim aerobatic kelas dunia seperti Thunderbird, Blue Angels dari negeri paman Sam, kita pun bisa menampilkan tim aerobatic berkelas dunia. Penggunaan asap yang berwarna-warni dan lebih tebal untuk tim JAT, pasti akan memperindah penampilannya. Dengan menjadi tim aerobatic berkelas dunia, bukan hanya rasa bangga, namun bisa menjadi duta-duta bangsa untuk meningkatkan citra bangsa Indonesia dimata internasional.
Dirgahayu TNI AU ke-65, semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan petunjuk dan bimbingan kepada insan Swa Bhuwana Paksa untuk menyongsong masa depan yang lebih baik sebagai The First Class Air Force. Jayalah Swa Bhuana Paksa
sumber : Angkasa Community Riders
Sunday, November 6, 2011
Tim Polri untuk Misi PBB di Sudan Raih Gelar Terbaik
Jakarta
| 11:09 Mon, 7 Nov 2011
Wahyu Wening / Jurnal Nasional
Menurut Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo, Senin (7/11), hal inilah yang membuat Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) terus mempercayai Polri untuk mengirimkan kontingennya ke Sudan. "Sudah yang keempat, tiga sudah kembali dan yang keempat baru berangkat," kata Kapolri saat menerima kontingen ketiga yang baru kembali dari Sudan di Lapangan Baharkam Polri.
Setelah melalui persiapan dan evaluasi matang, untuk keempat kalinya tim kembali dikirim ke Sudan atas permintaan PBB. Empat kali mengirim tim, kontingen Polri selalu mendapat predikat terbaik. Gelar terbaik akan dipertahankan sehingga PBB terus memberikan kepercayaanya.
Tugas utama tim ini di sana adalah membantu masyarakat serta menjaga keamanan di negara konflik tersebut. "Kami punya program kemitraan," katanya. Karena itu tim yang dikirim bisa diterima masyarakat setempat. Hal tersebut juga bisa membuktikan bahwa tim yang dikirim tidak memihak siapapun.
"Tim bisa bergaul baik dengan masyarakat," ujar Kapolri.
JURNAS
AS Lucuti Bom Terakhir dari Era Perang Dingin
imroee.blogspot.com / imroee.blogspot.com
B53 yang berbobot 4.500 kilogram dan kira-kira seukuran minibus itu dirancang untuk menghancurkan fasilitas-fasilitas bawah tanah dengan menimbulkan gelombang kejut hingga jauh ke dalam permukaan bumi.
Federasi Ilmuwan Amerika Selasa waktu setempat memperkirakan B53 memiliki kekuatan 600 kali lebih hebat daripada bom nuklir yang dijatuhkan di Hiroshima, Jepang, semasa Perang Dunia II.
Amerika pertama kali menggunakan B53 itu pada tahun 1962. Para pejabat mulai melucuti bom-bom itu pada tahun 1980-an sebelum secara resmi mengakhiri penggunaan B53 pada tahun 1997.
Upacara perlucutan pada hari Selasa di Amarillo, Texas, ini merupakan bagian dari sasaran Presiden Barack Obama untuk mengurangi jumlah dan peran senjata nuklir dalam arsenal Amerika.VoA
JURNAS
Gagap Merevitalisasi Industri Pertahanan
Penulis : Kristantyo Wisnubroto
Senin, 07 November 2011 07:00 WIB
Antara/Saptono/vg
Tonggak awal cita-cita membangun industri strategis itu dituangkan dalam Keputusan Presiden Nomor 59 Tahun 1983. Saat itu, pemerintah Indonesia berkehendak membangun industri pertahanan yang bernaung di dalam badan usaha milik negara industri strategis (BUMNIS).
Ada 10 industri strategis yang ditetapkan keppres tersebut, antara lain industri pertahanan bidang kedirgantaraan yang ditangani PT IPTN (sekarang PT Dirgantara Indonesia/PT DI), bidang kemaritiman ditangani PT PAL, dan bidang persenjataan dan amunisi ditangani PT Pindad.
Sebagai sebuah kemauan politik, keppres tersebut harus jujur diakui membawa keberhasilan tersendiri bagi pembangunan industri pertahanan, kala itu. Tercatat, PT Dirgantara Indonesia mampu memproduksi pesawat transpor sayap tetap, helikopter, pesawat patroli maritim, pesawat pengintai, dan simulator pesawat terbang maritim.
PT PAL memproduksi Korvet, kapal patroli, landing platform dockship, tanker, kapal pencegah bencana laut, dan dok pemeliharaan kapal perang. Adapun PT Pindad memproduksi senjata ringan, senjata khusus, dan kendaraan tempur.
Namun, krisis ekonomi 1997 telah mengikis habis eksistensi industri strategis, sehingga mati suri. Dia seolah baru siuman ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mencanangkan revitalisasi industri pertahanan dalam salah satu program di 100 hari pemerintahannya pada 2009.
"Ini era kebangkitan industri pertahanan," tandas Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, saat itu.
Revitalisasi industri pertahanan bahkan menjadi satu dari 12 program prioritas pemerintah. Kebangkitan industri pertahanan diperkukuh dengan kehadiran Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), melalui Perpres No 42 Tahun 2010, tepatnya pada 17 Juni 2010.
Mendekati penghujung Oktober 2011, Presiden Yudhoyono dalam sambutannya saat meninjau pameran pesawat terbang di PT DI kembali memacu semangat insan industri pertahanan dalam negeri. Kali ini, Presiden Yudhoyono menantang PT Pindad membuat kendaraan tempur kelas dunia. "Saya sudah mempersiapkan nama yang khas Indonesia," katanya.
Belum seiring
Kendati semangat merevitalisasi industri pertahanan dalam negeri relatif terasa, nyatanya kondisi di lapangan belum bergerak seiring. Sebagaimana diungkapkan Direktur Teknologi dan Pengembangan PT DI Ardonni Jafri kepada Media Indonesia, akhir pekan lalu di Bandung, Jawa Barat, sejumlah program pengembangan pesawat di perusahaannya hingga kini belum dapat dijalankan. Hal itu terjadi, sambung dia, karena tidak ada order.
"Bahkan untuk produksi helikopter, PT DI sudah habis lisensinya sehingga tidak dapat lagi memproduksi helikopter," keluhnya.
Padahal, menurut Ardonni, rata-rata usia helikopter yang dimiliki TNI sudah di atas 40 tahun. Dengan demikian memang tak terelakkan kewajiban untuk mengembangkan pesawat baru. "Proyeknya harus jangka panjang agar skill pun bisa dikembangkan," katanya.
Donni juga mempersoalkan industri pendukung untuk menunjang produksi PT DI. Sampai sekarang, kata dia, PT DI masih harus mengimpor sejumlah bahan baku, di antaranya propelan.
Sementara itu, Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum PT PAL Sewoko Kartanegara menilai, seharusnya pemerintah segera membentuk UU industri strategis. Hal itu ditujukan, kata dia, agar laju industri pertahanan dapat diarahkan.
Lantaran itulah, kendati menilai keberadaan Komite Kebijakan Industri Pertahanan sangat baik, Sewoko mengingatkan, dukungan UU akan lebih dapat menguatkan. "Negara yang maju adalah negara yang industri perkapalannya maju. Indonesia negara maritim tapi gak maju-maju kemampuan maritimnya," jelasnya.
Terkait itu, anggota Komisi I Bidang Pertahanan DPR Hayono Isman menyatakan, pihaknya melihat adanya urgensi untuk melahirkan aturan perundangan baru tentang pengembangan dan pemanfaatan industri strategis untuk pertahanan. Kelak industri pertahanan nasional, kata dia, harus mampu menjadi pemain di tingkat global.
"Dengan adanya undang-undang ini, negara dapat mendukung sepenuhnya keberadaan industri pertahanan dengan memanfaatkan anggaran militer yang jumlahnya mulai signifikan," katanya, akhir pekan lalu.
Memang, membangun industri pertahanan berarti juga membangun kekuatan pertahanan nasional yang kian kukuh, mandiri, dan berdaya gentar tinggi. Sangat diharapkan, pembangunan industri pertahanan memberikan efek bola salju pada industri-industri pendukung yang pada gilirannya membangun perekonomian nasional.
Namun harus disadari, kendala besar yang menghadang pembangunan industri pertahanan adalah persoalan laten. Yakni, persoalan sumber pembiayaan. Sebagai ilustrasi, Kementerian Pertahanan hingga kini masih terus berjuang untuk mendapatkan tambahan dana penutup kekurangan anggaran perawatan dan pengadaan alat utama sistem persenjataan atau alutsista. Kekurangannya mencapai Rp57 triliun dari total kebutuhan Rp157 triliun, di luar alokasi anggaran belanja rutin pegawai.
MEDIA INDONESIA
Serangan ke Iran, Percepat Kematian AS
AS ketakutan untuk terlibat dalam suatu tindakan agresi terhadap Iran, sebagai pusat terkemuka revolusi anti-Barat dan sumber kunci dari Kebangkitan Islam, yang akan menciptakan malapetaka bagi Amerika, ujar Alexander Prokhanov dalam sebuah wawancara pada Sabtu (5/11).
Mengomentari ancaman terbaru AS dan rezim Zionis Israel terhadap Iran, analis Rusia itu menjelaskan, Washington takut momentum Tehran tumbuh di kancah internasional dan perjuangan untuk mengekang pengaruh Iran dengan tindakan provokasi.
"Revolusi Islam Iran dapat memaksa, dalam jangka pendek atau panjang, menyeret runtuhnya kekaisaran AS. Itu sebabnya, AS mamasang tameng karena takut Iran bisa berfungsi sebagai model bagi negara-negara lain," tambah Prokhanov.
Prokhanov lebih lanjut menyentuh masalah nuklir Iran dan mengatakan bahwa dalam diskusi dengan para ahli nuklir Rusia yang beroperasi di Iran, mereka telah berulang kali menekankan tujuan damai program nuklir Iran.
Dalam beberapa hari terakhir, Amerika Serikat, Inggris, dan Israel sangat ambisius mengobarkan api Iranphobia dalam apa yang dinilai oleh banyak pengamat sebagai aksi untuk terlibat dalam perang di Timur Tengah.
(IRIB Indonesia/RM/PH)
AS-Israel Siapkan Manuver Militer Terbesar
Lebih dari 5.000 pasukan AS dan Israel akan mengambil bagian dalam latihan perang itu, kata Shapiro dalam pidato pada hari Sabtu (5/11) di think tank yang disponsori Israel, Institut Washington untuk Kebijakan Timur Dekat (WINEP).
Dia dilaporkan tidak menyebutkan waktu dan lokasi tertentu. Sejumlah pengamat menggambarkan manuver itu sebagai bagian dari kampanye publisitas yang bertujuan meningkatkan ancaman terhadap Republik Islam Iran.
Manuver militer bersama akan mensimulasikan sistem rudal balistik Israel dan akan memungkinkan Washington untuk belajar dari pengalaman Tel Aviv dalam perang, ujar pejabat senior Amerika itu. Shapiro juga menegaskan bahwa pemerintahan Presiden Barack Obama akan memperpanjang dukungan tanpa syarat AS bagi rezim Israel.
"Hubungan kami dengan keamanan Israel akan lebih luas, lebih dalam dan lebih intens dibandingkan sebelumnya," tandas Shapiro, menambahkan bahwa aspek militer Israel adalah prioritas utama bagi Washington.
WINEP secara luas dikenal sebagai alat pengaturan kebijakan lobi Israel yang berpengaruh di AS. Lembaga ini sering menyiapkan dan menyerahkan rancangan kebijakan dan draf legislatif untuk pemerintah Washington dan Komite Urusan Luar Negeri di Senat dan DPR AS.
Para analis WINEP juga sering diundang untuk dengar pendapat di Kongres guna mempromosikan dukungan kepada Israel dan meningkatkan peringatan terhadap tantangan para penguasa Tel Aviv, khususnya dari Iran, Suriah, dan gerakan perlawanan di Lebanon.
AS telah memberikan dana miliaran dolar setiap tahunnya kepada Israel dalam paket bantuan militer dan ekonomi sejak tahun 1948. Saat ini, sekitar 3 miliar dolar dari dana pembayar pajak Amerika diberikan setiap tahun untuk Tel Aviv sebagai bagian dari paket bantuan luar negeri AS.
Shapiro menekankan bahwa pemerintahan Obama akan terus menghormati paket bantuan besar dan kuat untuk Israel selama sepuluh tahun berikutnya, bahkan di masa sulit.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Peperangan Ehud Barak telah melakukan upaya lebih kuat baru-baru ini untuk membujuk kabinet Israel terlibat dalam serangan militer ke Iran, menurut laporan.
Washingtondan Tel Aviv telah berulang kali mengancam Tehran dengan opsi militer, didasarkan pada tuduhan berulang mereka, tapi tak berdasar bahwa program nuklir sipil Iran mungkin termasuk aspek militer rahasia.
Iranbersikeras bahwa mereka memiliki hak untuk mengembangkan dan memperoleh teknologi nuklir untuk tujuan damai, sebagai penandatangan Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) dan anggota Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
Israelsecara luas diyakini memiliki lebih dari 200 hulu ledak nuklir dan tidak mengizinkan inspeksi program nuklir oleh inspektur internasional. Selain itu, Israel menolak untuk bergabung dengan NPT atau IAEA.
(IRIB Indonesia/RM/PH)
Subscribe to:
Comments (Atom)
BERITA POLULER
-
Rusia Jamin Indonesia Bebas Embargo Militer TEMPO.CO , Jakarta - Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Alexander A. Ivanov, menyatakan pem...
-
Rencana kedatangan alutsista TNI 2010-2014 dengan anggaran pembelian US$ 15 Milyar : Renstra TNI 2010-2014 memberikan nuansa pelangi terhad...
-
T-90S Rusia (Main Battle Tank Russia) Kavaleri Peroleh 178 Unit Kendaraan Tempur Kaveleri TNI Angkatan Darat (AD) akan mendapatkan tambah...