Asisten Menlu AS untuk Urusan Politik-Militer, Andrew Shapiro mengatakan, Amerika Serikat dan rezim Zionis Israel merencanakan manuver militer terbesar dan paling signifikan, tanpa menyebutkan rincian tentang waktu dan lokasi latihan perang itu.
Lebih dari 5.000 pasukan AS dan Israel akan mengambil bagian dalam latihan perang itu, kata Shapiro dalam pidato pada hari Sabtu (5/11) di think tank yang disponsori Israel, Institut Washington untuk Kebijakan Timur Dekat (WINEP).
Dia dilaporkan tidak menyebutkan waktu dan lokasi tertentu. Sejumlah pengamat menggambarkan manuver itu sebagai bagian dari kampanye publisitas yang bertujuan meningkatkan ancaman terhadap Republik Islam Iran.
Manuver militer bersama akan mensimulasikan sistem rudal balistik Israel dan akan memungkinkan Washington untuk belajar dari pengalaman Tel Aviv dalam perang, ujar pejabat senior Amerika itu. Shapiro juga menegaskan bahwa pemerintahan Presiden Barack Obama akan memperpanjang dukungan tanpa syarat AS bagi rezim Israel.
"Hubungan kami dengan keamanan Israel akan lebih luas, lebih dalam dan lebih intens dibandingkan sebelumnya," tandas Shapiro, menambahkan bahwa aspek militer Israel adalah prioritas utama bagi Washington.
WINEP secara luas dikenal sebagai alat pengaturan kebijakan lobi Israel yang berpengaruh di AS. Lembaga ini sering menyiapkan dan menyerahkan rancangan kebijakan dan draf legislatif untuk pemerintah Washington dan Komite Urusan Luar Negeri di Senat dan DPR AS.
Para analis WINEP juga sering diundang untuk dengar pendapat di Kongres guna mempromosikan dukungan kepada Israel dan meningkatkan peringatan terhadap tantangan para penguasa Tel Aviv, khususnya dari Iran, Suriah, dan gerakan perlawanan di Lebanon.
AS telah memberikan dana miliaran dolar setiap tahunnya kepada Israel dalam paket bantuan militer dan ekonomi sejak tahun 1948. Saat ini, sekitar 3 miliar dolar dari dana pembayar pajak Amerika diberikan setiap tahun untuk Tel Aviv sebagai bagian dari paket bantuan luar negeri AS.
Shapiro menekankan bahwa pemerintahan Obama akan terus menghormati paket bantuan besar dan kuat untuk Israel selama sepuluh tahun berikutnya, bahkan di masa sulit.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Peperangan Ehud Barak telah melakukan upaya lebih kuat baru-baru ini untuk membujuk kabinet Israel terlibat dalam serangan militer ke Iran, menurut laporan.
Washingtondan Tel Aviv telah berulang kali mengancam Tehran dengan opsi militer, didasarkan pada tuduhan berulang mereka, tapi tak berdasar bahwa program nuklir sipil Iran mungkin termasuk aspek militer rahasia.
Iranbersikeras bahwa mereka memiliki hak untuk mengembangkan dan memperoleh teknologi nuklir untuk tujuan damai, sebagai penandatangan Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) dan anggota Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
Israelsecara luas diyakini memiliki lebih dari 200 hulu ledak nuklir dan tidak mengizinkan inspeksi program nuklir oleh inspektur internasional. Selain itu, Israel menolak untuk bergabung dengan NPT atau IAEA.
(IRIB Indonesia/RM/PH)
Lebih dari 5.000 pasukan AS dan Israel akan mengambil bagian dalam latihan perang itu, kata Shapiro dalam pidato pada hari Sabtu (5/11) di think tank yang disponsori Israel, Institut Washington untuk Kebijakan Timur Dekat (WINEP).
Dia dilaporkan tidak menyebutkan waktu dan lokasi tertentu. Sejumlah pengamat menggambarkan manuver itu sebagai bagian dari kampanye publisitas yang bertujuan meningkatkan ancaman terhadap Republik Islam Iran.
Manuver militer bersama akan mensimulasikan sistem rudal balistik Israel dan akan memungkinkan Washington untuk belajar dari pengalaman Tel Aviv dalam perang, ujar pejabat senior Amerika itu. Shapiro juga menegaskan bahwa pemerintahan Presiden Barack Obama akan memperpanjang dukungan tanpa syarat AS bagi rezim Israel.
"Hubungan kami dengan keamanan Israel akan lebih luas, lebih dalam dan lebih intens dibandingkan sebelumnya," tandas Shapiro, menambahkan bahwa aspek militer Israel adalah prioritas utama bagi Washington.
WINEP secara luas dikenal sebagai alat pengaturan kebijakan lobi Israel yang berpengaruh di AS. Lembaga ini sering menyiapkan dan menyerahkan rancangan kebijakan dan draf legislatif untuk pemerintah Washington dan Komite Urusan Luar Negeri di Senat dan DPR AS.
Para analis WINEP juga sering diundang untuk dengar pendapat di Kongres guna mempromosikan dukungan kepada Israel dan meningkatkan peringatan terhadap tantangan para penguasa Tel Aviv, khususnya dari Iran, Suriah, dan gerakan perlawanan di Lebanon.
AS telah memberikan dana miliaran dolar setiap tahunnya kepada Israel dalam paket bantuan militer dan ekonomi sejak tahun 1948. Saat ini, sekitar 3 miliar dolar dari dana pembayar pajak Amerika diberikan setiap tahun untuk Tel Aviv sebagai bagian dari paket bantuan luar negeri AS.
Shapiro menekankan bahwa pemerintahan Obama akan terus menghormati paket bantuan besar dan kuat untuk Israel selama sepuluh tahun berikutnya, bahkan di masa sulit.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Peperangan Ehud Barak telah melakukan upaya lebih kuat baru-baru ini untuk membujuk kabinet Israel terlibat dalam serangan militer ke Iran, menurut laporan.
Washingtondan Tel Aviv telah berulang kali mengancam Tehran dengan opsi militer, didasarkan pada tuduhan berulang mereka, tapi tak berdasar bahwa program nuklir sipil Iran mungkin termasuk aspek militer rahasia.
Iranbersikeras bahwa mereka memiliki hak untuk mengembangkan dan memperoleh teknologi nuklir untuk tujuan damai, sebagai penandatangan Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) dan anggota Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
Israelsecara luas diyakini memiliki lebih dari 200 hulu ledak nuklir dan tidak mengizinkan inspeksi program nuklir oleh inspektur internasional. Selain itu, Israel menolak untuk bergabung dengan NPT atau IAEA.
(IRIB Indonesia/RM/PH)
No comments:
Post a Comment
DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK