Pages

Friday, May 6, 2011

AS Gunakan Heli "Siluman"?

DIREKTUR CIA Leon Panetta menyebutkan, dua helikopter Blackhawk digunakan untuk mengangkut tim penyerang rumah Osama bin Laden di Abbottabad, Pakistan, Senin lalu. Namun, reruntuhan helikopter yang jatuh sama sekali tak menunjukkan ciri-ciri helikopter Blackhawk.
Foto-foto reruntuhan helikopter AS yang jatuh dan kemudian diledakkan oleh anggota pasukan khusus Navy SEALs membuat heboh kalangan pengamat dunia penerbangan di internet. Sisa-sisa bagian ekor, yang menunjukkan baling-baling belakang, sirip tegak, dan sayap horizontal, sama sekali tak menunjukkan ciri-ciri bagian ekor helikopter MH-60 Blackhawk, yang biasa digunakan untuk mengangkut pasukan khusus AS.
Salah satu perbedaan paling mencolok adalah di bagian sayap horizontal. Pada Blackhawk biasa, bagian sayap ini berbentuk membulat di bagian depan seperti umumnya sayap pesawat terbang, dengan guratan garis-garis melintang di sepanjang sayap. Sementara di reruntuhan helikopter ini, ciri-ciri bentuk sayap Blackhawk itu tak ditemukan.
Alih-alih, bagian helikopter di Abbottabad ini justru mengingatkan pada bentuk khas pesawat-pesawat "stealth", seperti F-117, yakni permukaan yang mulus berlapis bahan berwarna gelap, dengan bentuk-bentuk menyudut di bagian sisi. Di bagian motor baling-baling terdapat lapisan penutup menyerupai perisai. Jumlah bilah baling-baling pun lebih banyak daripada jumlah bilah baling-baling Blackhawk standar.
Seketika muncul dugaan, pasukan khusus yang menyerbu rumah Osama itu datang menggunakan helikopter baru berteknologi siluman, yang belum pernah diketahui publik.
"Sekarang kita tahu mengapa sulit mengidentifikasi helikopter yang jatuh itu. Itu adalah helikopter siluman yang dikembangkan secara rahasia, yang kemungkinan adalah versi modifikasi lanjut dari seri H-60 Blackhawk," tutur Bill Sweetman, editor majalah penerbangan Aviation Week.
Tak terdeteksi
Bahan pelapis dan bentuk-bentuk menyudut khas pesawat siluman itu bertujuan untuk memperkecil bidang pantul radar sehingga pesawat ini sulit dideteksi radar. Sementara jumlah bilah baling-baling yang lebih banyak dan lapisan penutup baling-baling, menurut Sweetman, bertujuan mengurangi kebisingan suara khas helikopter. "Bilah baling-baling yang lebih banyak mengurangi suara ’whop-whop’ (akibat kibasan baling-baling) yang khas," tutur Sweetman.
Salah satu saksi di Abbottabad, yang diwawancara ABC News, mengaku, ia sama sekali tak mendengar suara helikopter-helikopter itu mendekat. Suara helikopter baru terdengar setelah berada tepat di atas kepala. Penggunaan helikopter berteknologi siluman menjelaskan bagaimana pasukan AS bisa masuk jauh hingga pedalaman wilayah Pakistan dan kemudian keluar ke Afganistan tanpa terdeteksi sistem radar pertahanan udara negara itu.
Pejabat Kementerian Luar Negeri Pakistan Salman Bashir mengaku, Angkatan Udara Pakistan menerbangkan dua pesawat F-16 sekitar 35 menit setelah mendeteksi aktivitas asing di wilayah udaranya. Namun, terbukti pesawat-pesawat tersebut tak berhasil menemukan helikopter-helikopter AS.
Pemakaian helikopter yang sangat rahasia itu menunjukkan bagaimana AS memandang misi ini sangat penting dan sensitif. Meski demikian, terungkapnya proyek helikopter siluman ini mengejutkan para pengamat penerbangan.
AS pernah mengembangkan helikopter berteknologi siluman RAH-66 Comanche pada pertengahan 1990-an. Namun, proyek ini dibatalkan pada 2004 karena biayanya yang terlalu tinggi.
Departemen Pertahanan AS waktu itu berjanji akan menerapkan teknologi Comanche untuk melengkapi armada helikopter yang sudah mereka miliki.
Hingga saat ini tak ada konfirmasi resmi dari pejabat AS tentang helikopter misterius di Abbottabad itu. (Reuters/AFP/ABCNEWS.GO.COM/AVIATIONWEEK.COM/DHF)
Yahoo

Thursday, May 5, 2011

ABK Sinar Kudus Bebas, SPI Terima Kasih

ABK Sinar Kudus Bebas, SPI Terima Kasih JAKARTA (Pos Kota) – Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal), Laksamana TNI Soeparno, menerima kunjungan Ketua Umum Solidaritas Pelaut Indonesia (SPI) Pius Lajapera di Mabesal, CIlangkap, Jakarta Timur (3/5).
Kunjungan tersebut dalam rangka silaturahmi dan penyampaian rasa terima kasih dari Solidaritas Pelaut Indonesia karena andil dan peran dari TNI AL yang turut membantu proses pembebasan sandera ABK kapal MV. Sinar Kudus di perairan Somalia, dan pengawalan pelayaran pasca pembebasan.
Menurut Kasal, adalah sudah merupakan tugas TNI/TNI AL untuk memberikan perlindungan dan pengamanan warga Negara Indonesia yang mendapat musibah di laut, termasuk juga masalah pembajakan/penyanderaan. “Hal ini merupakan tugas TNI/TNIAL seperti yang diamanahkan dalam UU RI No. 34 tahun 2004 yaitu membantu pemerintah dalam tugas-tugas pengamanan pelayaran, pembajakan, dan perompakan,” kata Kasal.
Pada kesempatan tersebut, pihak Solidaritas Pelaut Indonesia berharap kepada pihak TNI khususnya TNI AL agar bisa menempatkan pasukan-pasukannya dan melakukan pengawalan di jalur-jalur yang rawan akan perompakan/pembajakan sehingga kapal-kapal Indonesia bisa melewati jalur-jalur tersebut dengan perasaan tenang dan aman. Menanggapi keinginan tersebut TNI AL prinsipnya siap, kata Kasal Laksamana TNI Soeparno, namun untuk pelaksanaannya masih perlu dibahas lebih lanjut secara mendalam oleh instansi terkait.
Pada pertemuannya dengan Kasal, Ketua Umum Solidaritas Pelaut Indonesia Pius Lajapera didampingi Wakil Ketua Umum SPI HR. Lubis, dan Humas Media SPI Ismail Ludin. Sedangkan dari TNI AL turut hadir Asisten Pengamanan (Aspam) Laksamana
Muda TNI Ir. Putu Yuli Adnyana dan Asisten Operasi (Asops) Laksamana Muda TNI Slamet Yulistiyono.
Seperti diketahui, kapal MV Sinar Kudus dibajak oleh perompak Somalia sejak 16 Maret 2011 dan membawa 20 awak kapal. Kapal Sinar Kudus yang memiliki bobot 8911 ton membawa muatan feronikel dengan tujuan Belanda. Ketika dibajak, MV Sinar Kudus berada di perairan Somalia di posisi sekitar 350 mil laut tenggara Oman. Sejak itulah selama 46 hari MV. Sinar Kudus disandera para pembajak dengan tuntutan meminta tebusan uang kepada pemilik kapal, sampai akhirnya kemudian dapat dibebaskan.
Pasca pembebasan oleh TNI, saat ini MV Sinar Kudus telah bergerak meninggalkan perairan Somalia menuju ke pelabuhan Salalah, Oman, dengan pengamanan dan pengawalan kapal perang TNI AL KRI Abdul Halim Perdanakusuma—355 dan KRI Yos Sudarso-353.

(dispenal/sir)


POSKOTA.CO.ID

Kasal Terima Danjen Kopassus

Kamis, 5 Mei 2011 - 17:57 WIB
| More
Kasal Terima Danjen Kopassus JAKARTA (Pos Kota) Komandan Jenderal (Danjen) Komando Pasukan Khusus (Kopassus), Mayjen TNI Lodewijk F Paulus, melaksanakan kunjungan ke Markas Besar Angkatan Laut, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis, (5/5), yang diterima oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Soeparno. Kunjungan dimaksudkan untuk meningkatkan hubungan yang sudah terjalin selama ini antara TNI AL dan Kopassus.
Saat penerimaan tersebut, Kasal didampingi Aslog Laksamana Muda TNI Drs. Didik Suhari, Asrena Laksamana Muda TNI Among Margono, SE, Asops Laksamana Muda TNI Slamet Yulistiyono, dan Kepala StafKorps MarinirBrigjen TNI (Mar) Ikin Sodikin. Tampak
Kasal bersalaman dengan Danjen Kopassus saat menerima plakat.
(dispenal/sir)

poskota

5 Operasi Penyelamatan Sandera Terbaik di Dunia


Seruu.com - Penyanderaan dan pembajakan ternyata sudah ada sejak lama. Dalam menghadapi pembajakan pemerintah berbagai negara kerapkali menggunakan sebuah operasi militer sebagai upaya untuk membebaskan para sandera dari cengkeraman pembajak. Kadang sukses dan kadang harus menimbulkan korban, baik di pihak sandera maupun di pihak pasukan penyerbu.

Setiap negara biasanya memiliki unit khusus untuk menangani kasus ini. Operasi rahasia dan penuh dengan berbagai perhitungan membuat unit khusus ini merupakan pasukan spesial yang sengaja dibentuk dan banyak yang perekrutannya dilakukan secara rahasia untuk menjaga keefektifan pasukan.

Berikut 10 operasi pembebasan sandera terbaik di dunia yang tercatat dalam sejarah.
1. Operasi Nimrod / Penyanderaan Kedubes Iran di London (5 April 1980)
58Embassy_8Operasi ini dilakukan oleh Pasukan Khusus Inggris yang terkenal di dunia, SAS. Merupakan misi penyelamatan sandera di Kedutaan Besar Iran di London. Operasi dilakukan pada siang hari dan dibawah liputan televisi serta di siarkan langsung. SAS berhasil melumpuhkan penyanderaan selama 6 hari dalam waktu hanya 11 menit saja. Aksi SAS ini menjadi contoh bagi pasukan khusus dan pasukan elite antiteror lainya di seluruh dunia.

11:30 Rabu 30 April 1980: Enam orang bersenjata Iran memaksa masuk ke Kedutaan Besar Iran di Princes Gate, London. Mereka mengalahkan pasukan penjaga kedutaan dan menyandera 26 sandera.
Para teroris, yang menyebut diri mereka 'Front Demokratik Revolusioner Arabistan' memprotes penindasan etnis Khuzestan oleh pemimpin Iran - Ayatollah Khomeini. Mereka menuntut pembebasan 91 tahanan politik yang ditahan di Iran. Mereka juga menuntut pesawat terbang sendiri dan membawa sandera keluar dari Inggris.

Para teroris yang dipimpin oleh Ali Mohammed, 27, alias 'Salim' selama beberapa hari pertama pengepungan, melepaskan beberapa sandera perempuan dan seorang karyawan BBC yang pura-pura kram perut. Pada hari Senin, dan tanpa tanda tuntutannya terpenuhi, suasana hati Salim berubah menjadi ketegangan buruk. Salim mengancam akan menembak sandera. Lavasani Abbas, seorang Iran ditembak mati dan menjadi sandera pertama yang tewas. Tubuhnya didorong keluar oleh teroris dari Kedubes.

Penembakan membuat SAS memutuskan untuk memaksa masuk. Lima penyandera bersenjata asal Iran tewas ditembak dan seorang lagi berhasil ditangkap. Dalam operasi itu, pasukan SAS membebaskan 19 sandera, namun seorang lagi tewas dan dua lainnya cedera selama baku tembak berlangsung.

2. Operasi  Jonathan / Operasi Entebbe / Operasi Thunderbolt (3-4 Juli 1976)
operasi_entebbe-7Operasi ini dilakukan oleh Pasukan Khusus Israel Sayeret Matkal di Bandara Entebbe Uganda.  Bandara Entebbe di Uganda merupakan tempat operasi penyelamatan sandera oleh Pasukan Khusus Israel Sayeret Matkal saat pesawat Air France flight139 dengan rute Perancis ke Tel Aviv dibajak oleh teroris Palestina.
Misi menyelamatan yang dilakukan oleh Pasukan Khusus Sayeret Matkal ( salah satu unit terbaik yang dimiliki oleh Israel Defense Force atau IDF ) difokuskan untuk membebaskan para sandera.
Peristiwa ini berlangsung pada malam 3 Juli dan awal pagi 4 Juli 1976. Operasi telah dirancang secara rahasia dan dilakukan menentang negara Uganda, dimana pemimpinnya, Idi Amin mendukung pembajakan tersebut.
Operasi Entebbe berhasil membebaskan 100 orang tawanan yang ada didalam pesawat Air France.  Satu-satunya tentara Israel yang tewas dalam operasi itu adalah Jonathan Netanyahu (kakak dari PM Israel Benjamin Netanyahu) , yang saat itu justru menjadi Komandan Penyelamatan dalam misi yang sepenting itu. Saat kejadian itu terjadi, Yoni Netanyahu berpangkat Letnan Kolonel. Operasi ini juga menewaskan ke-enam orang pembajak, tiga sandera dan 45 orang tentara Uganda.

3. Operasi Pembebasan Pembajakan Boeing 737 Luthfansa
Operasi dilakukan oleh pasukan elite Jerman Gremzschutzgruppe 9, atau populer disebut GSG 9. Komando ini berhasil membebaskan pesawat Boeing 737 Lufthansa dengan kode penerbangan 181, pada Oktober 1977.
Lufthansa Penerbangan 181 (juga diketahui sebagai Landshut) dibajak oleh teroris Palestina dalam penerbangan dari Palma de Mallorca menuju Frankfurt.
Pembajak yang berjumlah empat orang itu termasuk beken dalam dunia terorisme internasional. Mereka adalah anggota Tentara Merah yang terkenal amat sadistis, pimpinan Hader Mahmoud, diduga seorang Palestina. Selain meminta tebusan sembilan juta Poundsterling, mereka juga menuntut sebelas anggota Baader-Meinhof dibebaskan dari penjara Jerman termasuk Andreas Baader sang pemimpin.
Setelah berkeliling dari Palma, akhirnya pesawat mendarat di Mogadishu, Somalia. Di sinilah akhirnya GSG 9 melakukan penyerbuan, 3 pembajak tewas dan 86 sandera dibebaskan. Sayangnya, pilot pesawat, Jurgen Schuman, tewas ditembak sebelum penyerbuan dilakukan.
4. Operasi Pembebasan Pembajakan Pesawat Garuda DC 9 / Operasi Woyla / Operasi Donmuang (31 Maret 1981)
woylaOperasi dilakukan oleh pasukan elite Indonesia yang tergabung dalam Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha) , sebelum akhirnya menjadi Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

Peristiwa Woyla adalah sebuah penerbangan maskapai Garuda Indonesia dari pelabuhan udara sipil Talangbetutu, Palembang ke Bandara Polonia, Medan yang mengalami insiden pembajakan pesawat pada 28 Maret 1981 oleh lima orang teroris yang dipimpin Imran bin Muhammad Zein, dan mengidentifikasi diri sebagai anggota kelompok Islam ekstremis "Komando Jihad".

Penerbangan dengan pesawat DC-9 Woyla tersebut berangkat dari Jakarta pada pukul 08.00 pagi, transit di Palembang, dan akan terbang ke Medan dengan perkiraan sampai pada pukul 10.55. Dalam penerbangan, pesawat tersebut tiba-tiba dibajak oleh lima orang teroris Komando Jihad yang menyamar sebagai penumpang.

Setelah mendarat sementara untuk mengisi bahan bakar di Bandara Penang, Malaysia, akhirnya pesawat tersebut terbang dan mengalami drama puncaknya di Bandara Don Mueang di Bangkok, Muang Thai tanggal 31 Maret.
Operasi pembebasan pesawat DC-9 dikenal dengan sebutan Operasi Woyla yang dimulai sehari setelah tersiarnya kabar pembajakan tersebut. Pada pukul 21.00, 29 Maret, 35 anggota Kopassandha meninggalkan Indonesia dalam sebuah DC-10, mengenakan pakaian sipil. Pemimpin CIA di Thailand menawarkan pinjaman jaket anti peluru, namun ditolak karena pasukan Kopassandha Indonesia telah membawa perlengkapan mereka sendiri dari Jakarta.
Pukul 02.30 tanggal 31 Maret, prajurit bersenjata mendekati pesawat secara diam-diam. Mereka merencanakan agar Tim Merah dan Tim Biru memanjat ke sayap pesawat dan menunggu di pintu samping. Semua jendela pesawat telah ditutup. Tim Hijau akan masuk lewat pintu belakang. Semua tim akan masuk ketika kode diberikan. Pada pukul 02.43, Tim Thailand ikut bergerak ke landasan, menunggu di landasan agar tidak ada teroris yang lolos. Kode untuk masuk diberikan, ketiga tim masuk, dengan Tim Hijau terlebih dahulu, mereka berpapasan dengan seorang teroris yang berjaga di pintu belakang.

Teroris tersebut menembak dan mengenai Achmad Kirang, salah seorang anggota Tim Hijau di bagian bawah perut yang tidak terlindungi. Teroris tersebut kemudian ditembak dan tewas di tempat. Tim Biru dan Tim Merah masuk, menembak dua teroris lain, sementara penumpang menunduk. Para penumpang kemudian disuruh keluar. Seorang teroris dengan granat tangan tiba-tiba keluar dan mencoba melemparkannya tetapi gagal meledak. Lalu anggota tim menembak dan melukainya sebelum dia sempat keluar. Teroris terakhir dinetralisir di luar pesawat.

Imran bin Muhammad Zein
pemimpin pembajak selamat dalam peristiwa baku tembak tersebut dan ditangkap oleh Satuan Para Komando Kopassandha.
Tim medis kemudian datang untuk menyelamatkan pilot pesawat DC-9 Woyla, Kapten Herman Rante, yang ditembak salah satu teroris dalam serangan tersebut. Namun Kapten Herman Rante meninggal di Rumah Sakit di Bangkok beberapa hari setelah kejadian tersebut. Kedua korban peristiwa terorisme ini kemudian dimakamkan di TMP Kalibata.
Operasi kontra terorisme ini dilakukan oleh Grup-1 Para-Komando dibawah pimpinan Letnan Kolonel Infanteri Sintong Panjaitan yang kemudian beserta tim-nya dianugerahi Bintang Sakti dan dinaikkan pangkatnya satu tingkat, kecuali Achmad Kirang yang gugur di dalam operasi terebut dinaikkan pangkatnya dua tingkat secara anumerta.
Peristiwa pembajakan pesawat Garuda DC-9 Woyla ini menjadi peristiwa terorisme bermotif "jihad" pertama yang menimpa Indonesia dan satu-satunya dalam sejarah maskapai penerbangan Indonesia.

5. Operasi Pembebasan Pembajakan Kereta Api De Punt di Belanda (11 Juni 1997)
Operasi pembebasan dilakukan oleh pasukan khusus Belanda dengan menggunakan pesawat dan memuntahkan ribuan peluru. Pembebasan berlangsung sangat dramatis dan dilakukan setelah 482 jam penyanderaan.
Tanggal 23 Mei 1997 teroris yang telah ada diatas kereta menarik rem emergency dan kemudian membajaknya kereta di areal desa terpencil deket De Punt. Total ada 54 sandera.Sementara masinis kereta dibunuh. Motif penyanderaan ini karena para teroris yang berasal dari gerakan RMS (Republik Maluku Sealatan) merasa tidak diperlakukan dengan baik oleh pemerintah sejak penyanderaan pertama 2 tahun sebelumnya.
Tanggal 11 Juni, pagi hari yang tenang dikagetkan dengan suara keras dari dua F104 yang terbang rendah dengan afterburner penuh! Tiga atau empatkali jet-jet tempur tersebut terbang redah. Tujuannya ada tiga, pertama, sonic boom yang akan ditembakan untuk menghancurkan jendela sehingga akses masuk lebih mudah. Kedua, sonic boom akan membuat para sandera menunduk dan berlindung. Dan terakhir, tentu akan membuat bingung para teroris.
Langsung setelah pesawat tempur melakukan manuver terakhir, berondongan tembakan di arahkan ke gerbong kelas pertama dan kompartemen. Gerbong kelas pertama diyakini adalah posisi para teroris. Mereka sengaja membagi kereta menjadi 3 bagian. Yaitu gerbong untuk sandera wanita, gerbong untuk sandera pria, dan gerbong untuk para teroris.
Ini tentu mempermudah kerja pasukan khusus anti teror dari marinir belanda. Sedikitnya 15000 peluru di muntahkan ke gerbong tempat teroris. Akibatnya sebagian besar teroris tewas. Namun ada 1 sandera tewas karena kebetulan sandera tersebut berada di gerbong tempat teroris.
Pasukan juga melakukan penyerbuan ke dalam kereta. Mereka membawa bingkai kayu yang ukurannya sesuai dengan ukuran pintu kereta. Bingkai kayu tersebut dipasangkan peledak sehingga pintu-pintu kereta tersebut dapat di ledakkan dan pasukan menyerbu masuk untuk membebaskan sandera. [musashi]


Panglima TNI terima Dubes Amerika Serikat

  
tni_dubesJakarta, Seruu.com - Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E. menerima kunjungan Duta Besar (Dubes) Amerika Serikat H.E. Mr. Scot Marciel dalam rangka memperkenalkan diri seiring dengan pengangkatannya sebagai Dubes Amerika untuk Indonesia di Mabes TNI Cilangkap, Kamis (5/5/2011).
Mr. Marciel berharap dapat meningkatkan kerjasama dalam bidang latihan maupun pendidikan militer yang selama ini sudah berjalan. Panglima TNI didampingi oleh Irjen TNI Letjen TNI Noer Muis, Asintel Panglima TNI Mayjen TNI Tisna Komara W. S.E., Asops Panglima TNI Mayjen TNI Hambali Hanafiah dan Kapuspen TNI Laksda TNI Iskandar Sitompul, S.E., sedangkan Dubes Amerika Serikat didampingi oleh Col Russel Bailey (Senior Defence official). [ir]

AS-Israel Bahas Pakta Palestina

 Presiden AS Barack Obama akan bertemu Perdana Menteri rezim Israel Benjamin Netanyahu untuk membahas perjanjian rekonsiliasi antara gerakan Palestina, Hamas dan Fatah.
Gedung Putih mengatakan, Obama dan Netanyahu dijadwalkan bertemu pada 20 Mei untuk membahas isu-isu kepentingan bersama serta kesepakatan rekonsiliasi Hamas dan Fatah, yang telah memicu keprihatinan utama di Tel Aviv dan Washington.
Fatah, yang telah berselisih sejak Hamas menang dalam pemilu parlemen demokratis dan mengambil alih kekuasaan tahun 2006, akhirnya menandatangani kesepakatan rekonsiliasi pada hari Rabu dalam sebuah langkah untuk membentuk pemerintahan persatuan.
Netanyahu mengecam kesepakatan itu dan menggambarkannya sebagai pukulan mematikan bagi perdamaian. Dia mengatakan bahwa ia tidak dapat bernegosiasi dengan Palestina di bawah kesepakatan rekonsiliasi dengan Hamas.
Pemerintah Otorita Ramallah juga telah berulang kali menyatakan bahwa mereka tidak akan melanjutkan perundingan, sementara Israel memperluas proyek permukiman ilegal di wilayah pendudukan. (IRIB/RM/PH)

IRIB

DANSATGAS INDO FPC Hadiri Medal Parade Batalyon Perancis



Komandan Satgas Indo FPC Mayor Inf Hendri Mahyudi menghadiri acara "Medal Parade" Batalyon Perancis di lapangan upacara Frans Batt UN POSN 2 -45 At - Tiri Lebanon, Rabu (4/5).
Acara penyerahan medali tersebut dipimpin langsung oleh pemimpin tertinggi di UNIFIL ( Force Commander) Major General Alberto Asarta Chuevas dan dihadiri oleh para pejabat UNIFIL, baik militer maupun sipil juga pejabat Lebanese Armed Forces (LAF) serta para tokoh masyarakat.
Medali PBB adalah sebuah bentuk penghargaan yang diberikan PBB kepada prajurit di seluruh dunia yang telah mendarmabaktikan dirinya pada misi perdamaian dunia di bawah bendera PBB.
Perancis adalah salah satu negara yang mengirimkan pasukannya dalam misi menjaga perdamaian dunia di Lebanon Selatan atau dikenal dengan istilah United Nations Interim Force In Lebanon (UNIFIL). Selain itu, Perancis merupakan salah satu pasukan pemukul yang dimiliki oleh UNIFIL, karena di dalamnya terdapat "Quick Reaction Forces" (QRF) atau pasukan pemukul reaksi cepat yang akan dikerahkan oleh UNIFIL dalam keadaan darurat.
Parade didahului dengan masuknya prajurit ke lapangan upacara, lalu dilanjutkan dengan pengibaran bendera PBB, bendera Lebanon, dan bendera Perancis serta pemeriksaan pasukan oleh force commander. Acara dilanjutkan dengan penyematan medali kepada komandan batalyon perancis oleh Force Commander, kemudian diikuti oleh penyematan kepada para perwira perancis yang disematkan oleh para pejabat UNIFILl dan petinggi LAF, tidak ketinggalan pula tiga ekor anjing pelacak Batalyon perancis tersebut juga mendapatkan medali penghargaan UNIFIL.
Di akhir acara pasukan melakukan deville dengan melintasi depan mimbar tamu kehormatan sambil memberikan penghormatan kepada Force Commander dan dilanjutkan dengan ramah tamah.
Turut hadir dalam acara tersebut Komandan Satgas FHQSU Kolonel Pnb Yulianta dan Perwira penerangan satgas Indo Batt Mayor Psk Banu Kusworo.(IRIB/RM/Goes/Info Ops)

IRIB

BERITA POLULER