Pages

Tuesday, March 8, 2011

Paris Siap Melumpuhkan Serangan Udara Rezim Gaddafi

 Koran Liberation terbitan Paris melaporkan bahwa Kementerian Luar Negeri Perancis menyatakan siap melumpuhkan serangan udara oleh pesawat-pesawat tempur Libya.
Menteri Luar Negeri Perancis, Alain Juppe, kemarin (8/3) di parlemen negara ini mengutarakan perkembangan terbaru di Libya seraya mengatakan, "Masalah ini akan dikemukakan pada KTT Uni Eropa yang akan digelar pekan ini."
Ditambahkannya bahwa aksi ini harus diikuti oleh semua negara Uni Eropa, Uni Afrika, dan tidak melibatkan Pasukan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Menyinggung NATO, Juppe menegaskan, "NATO bukan lembaga yang akan melakukan langkah seperti ini mengingat harus ada ijin dari PBB. Namun kita harus menyelamatkan warga Libya dari pembantaian massal." (IRIB/MZ)
irib

DPR Bahas Pengadaan Alutsista Dengan Menhan dan Panglima


alutsistaJakarta, Seruu.com - Komisi I DPR memanggil empat menteri dan Panglima TNI Agus Suhartono serta Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo guna membahas pengadaan alusista. Pertemuan tersebut digunakan sebagai bahan penyusunan RUU tentang Pengembangan dan Pemanfaatan Industri Strategis Untuk Pertahanan.
"Kami panggil Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Menteri BUMN Mustafa Abubakar, Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin, Menteri Perindustrian MS Hidayat, Menristek Suhana Surapranata, Panglima TNI Agus Suhartono dan Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo. Mereka tergabung dalam Komite Kebijakan Industri Pertahanan,"kata Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin kepada Metrotvnews.com, Senin (7/3).

Tubagus menuturkann, Dewan ingin meminta penjelasan mengenai kebijakan nasional yang besifat strategis di bidang pertahanan. Keterangan empat menteri, Panglima TNI dan Kapolri dibutuhkan dalam persiapan naskah akademik dan draft RUU tersebut.

"Jadi sini kita akan membahas pengadaan alusista ke depan berdasarkan produk dalam negeri, Kedua bagaimana mengembang industri dalam negeri alustita yang dibutuh baik TNI dan Polri,"jelas politikus PDI Perjuangan ini.

Melalui RUU pengembangan dan pemanfaatan industri strategis untuk pertahanan, DPR berharap segala kebutuhan alusista diproduksi sendiri. Kapal perang dibeli lewat PT PAL, Tank di PT Pindad dan pesawat tempur didapat dari PT Dirgantara Indonesia.

"Kami berharap tidak usah membeli dari luar negeri,"tandasnya. 

seruu.com

Pesawat C27J Ditawarkan ke TNI AU


08 maret 2011

C27J Spartan (photo : Alenia)

Ditawarkan ke TNI AU, Pesawat AU Italia Pamer di Halim

Jakarta - TNI Angkatan Udara (AU) ditawari pesawat buatan Spartan yang kini digunakan Angkatan Udara Italia. Pesawat C27J itu bakal mendarat di Bandara Halim Perdana Kusuma dan pamer di hadapan jajaran TNI Angkatan Udara, termasuk Kepala Staf Angkatan Udara.

"Besok informasinya bakal mendarat pukul 13.00 WIB di Bandara Halim Perdanakusuma," kata Kadispen TNI AU Marsma Bambang Samoedro saat berbincang dengan detikcom, Selasa (8/3/2011).

Setelah tiba di Halim, pihak Italia akan mempersilakan jajaran TNI AU untuk melihat-lihat pesawat tersebut. Mereka akan melakukan static show agar TNI AU dapat melihat dengan jelas bagaimana pesawat tersebut.

"Jadi setelah tiba, kita akan melihat-lihat bagaimana kokpitnya, bagaimana kabinnya, jadi kita akan lihat besok," kata Bambang.

Bambang mengatakan, pesawat yang kini dipakai oleh Angkatan Udara sejumlah negara itu baru saja mengikuti airshow di Melbourne, Australia. Sebelum pulang ke Italia, pesawat akan mampir dan menginap di Halim.

"Jadi tanggal 9 Maret tiba, tanggal 10 akan kembali ke Italia," kata Bambang.

Bambang mengakui, pesawat tersebut memang merupakan salah satu pesawat yang ditawarkan kepada TNI AU. Namun hingga saat ini, belum ada kemajuan apakah TNI AU akan membeli pesawat tersebut atau tidak. Pesawat tersebut merupakan pesawat angkut, bukan pesawat tempur.

"Makanya mereka ke sini dan membuka agar bisa dilihat-lihat. Setelah itu baru kita bahas soal tawaran itu," kata Bambang yang mengaku belum mengetahui soal harga pesawat tersebut.(ken/asy)

Monday, March 7, 2011

Indonesian Air Forces TNI-AU Part 2 [HD]

Indonesian Air Forces TNI-AU (part 1)

Sukhoi Su-27 'Flanker'

Rusia: Intervensi Militer, Bukan Solusi Krisis Libya



Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan, intervensi militer bukan solusi atas krisis saat ini di Libya. IRNA mengutip media-media Rusia melaporkan, Lavrov, Senin sore (7/3) dalam pertemuan dengan sejawatnya dari Norwegia, Jonas Gahr Stoere di Kaliningrad, menolak efektivitas segala bentuk intervensi militer untuk mengkahiri krisis di Libya. Dikatakannya, krisis di Libya harus diselesaikan oleh rakyat di negara itu. Menurut Lavrov, untuk mengakhiri kekerasan dan pertumpahan darah di Libya diperlukan langkah-langkah politik. Ia menyatakan bahwa sikap resmi Moskow dalam menghadapi krisis di negara Afrika Utara itu adalah menentang segala bentuk intervensi militer.
"Kondisi di Libya mengkhawatirkan. Setiap hari jumlah korban tewas terus bertambah dan dunia menyaksikan terjadinya sebuah perang sipil di negara itu," ujarnya.
Seraya menegaskan perlunya mengakhiri kekerasan terhadap warga sipil, Lavrov menuturkan, "Kami mendukung segala bentuk inisiatif internasional untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan bagi para pengungsi Libya."
Menlu Rusia ini mengingatkan bahwa kejahatan terhadap warga sipil di Libya akan punya konsekuensi. Ditambahkannya, Rusia mendukung langkah PBB dalam mengirim utusannya untuk mempelajari kondisi di Libya.
Lavrov berada di kota perbatasan, Kaliningrad untuk membicarakan berbagai isu dengan mitranya seperti mekanisme pelaksanaan kesepakatan mempermudah pengeluaran visa dan masalah-masalah lain. (IRIB/RM/PH)

IRIB

BERITA POLULER